Merdeka.Com: Jum’at, 19 September 2014

warga Suriah menuju Sanli Ulfa, Turki terhadang oleh anggota militer Turki yang sedang berjaga-jaga di wilayah perbatasan, namunwarga Suriah tetap menunggu hingga pintu perbatasan tersebut dibuka pa da hari Jum’at.

C. Analisis Perbandingan Framing antara Republika Online dan

Merdeka.Com Dari hasil temuan penulis menggunakan perangkat framing Robert N. Entman, penulis melihat adanya sudut pandang yang berbeda antara Republika Online dan Merdeka.Com pada pemberitaan ISIS Islamic State of Iraq and Syria. Dalam pemberitaan ini Republika Online mempunyai definisi yang berbeda dengan Merdeka.Com dalam menilai kasus ini. Menurut penulis, Republika Online mendefinisikan berita ini sebagai masalah hukum. Republika Online melihat isu pemberitaan ISIS dengan adanya aksi-aksi keji yang dilakukan oleh ISIS. Keberadaan ISIS ini telah membuat khawatir masyarakat Internasional, termasuk mayoritas umat Islam itu sendiri. Sebab, kelompok ISIS ini dikenal suka menghalalkan segala cara termasuk dengan kekerasan dan teror dalam perjuangannya. Ketika mereka berhasil menaklukan sebuah kota, mayat- mayat entah tentara atau warga dibiarkan beberapa hari tergeletak di jalanan dengan kondisi tubuh yang sudah berlumuran dimana-mana. Perbuatan semacam kekerasan hingga pembunuhan merupakan masalah hukum. Perbuatan semacam itu tidak pantas dilakukan oleh kelompok manapun, apalagi dengan mengatasnamakan ‘Jihad’ didalamnya. Penulis menemukan berita di Republika Online yang menonjolkan bahwa isu pemberitaan ISIS ini merupakan masalah hukum. Kasus ini dilihat Republika Online sarat dengan muatan dan nuansa hukum, baik itu dianggap sebagai pembunuhan atau tindakan kekerasan.Republika Online menegaskannya dengan mengutip pernyataan paragraf dalam berita tanggal 03 September 2014 dengan judul “Satu Lagi Wartawan AS Dieksekusi ISIS ”, sebagai berikut : Di video itu, militan ISIS menyampaikan pesan kepada AS sambil mengangkat kepala Sotlof. Seperti sebelumnya, suara militan yang ada di video itu memiliki aksen London, Inggris. Diduga, ia merupakan orang yang sama yang telah mengeksekusi Foley. Di akhir video, orang itu pun mengancam akan membunuh sandera lainnya yang diidentifikasi sebagai Briton. Video itu menimbulkan ketakutan kalau sandera Inggris akan menjadi korban selanjutnya. 25 Sebaliknya, Merdeka.Com mengidentifikasi isu pemberitaan ini sebagai masalah moral. Hal tersebut terlihat dari pemberitaan Merdeka.Com yang hanya menonjolkan aspek dari moral saja. Sikap dari Merdeka.Com terhadap pemberitaan ISIS yaitu mengecam dan mewaspadai akan bahaya keberadaan ISIS tersebut. Disini Merdeka.Com juga meminta pendapat dengan juru bicara keluarga korban dan Presiden Indonesia. Karena berita ini telah memancing kemarahan warga dunia khususnya umat Islam. Penulis menemukan berita pada Merdeka.Com yang menonjolkan bahwa kasus isu pemberitaan ISIS ini merupakan masalah moral.Merdeka.Com menegaskannya dengan mengutip pernyataan dari juru bicara keluarga korban eksekusi : 25 http:internasional.republika.co.idberitainternasionalglobal140903nbb33v -satu-lagi-wartawan-as-dieksekusi-isis diakses pada 05 Mei 2015 pukul 13:00 Keluarga mengetahui ada video ini dan mereka tengah berkabung secara pribadi. Tidak akan ada komentar langsung dari pihak keluarga di masa-masa menyedihkan ini, ujar juru bicara keluarga Barak Barfi. 26 Danpernyataan SBY Pesiden Indonesia : Saya kira semua mengikuti perkembangan situasi di Syria, Irak dan sejumlah negara. Dan kemudian gaduh, masyarakat dunia dan lebih bagus kita berpikir menjemput, berpikir proaktif apa yang perlu kita lakukan di Indonesia ini atau kontribusi apa yang bisa Indonesia lalukan bersama-sama masyarakat dunia dapat menghentikan berbagai tindak kekerasan atau tragedi kemanusiaan dari manapun itu datangnya, ujar SBY dalam pembukaan ratas, di Kantornya, Minggu 149. 27 Hal ini juga dipertegas dengan hasil wawancara penulis dengan Reporter Merdeka.Com, Pandasurya Wijaya : Video itu memperlihatkan kekejaman ISIS, dan Merdeka.Com merasa perlu memberitakan kasus ini kepada masyarakat luas. 28 Dari keseluruhan berita di Republika Online terkait isu pemberitaan ISIS, Republika Online menilai ISIS merupakan sebagai penyebab masalah. Ketika masalah ISIS ini dilihat Republika Online sebagai masalah hukum, maka adanya keberadaan paham ISIS ini telah membuat seluruh warga dunia khawatir bila dilihat faktanya ISIS selalu membuat kekacauan dimanapun, bersikap otoriter, melakukan tindakan kekerasan 26 http:www.merdeka.comduniaisis-rilis-video-wartawan-amerika-steven- sotloff-digorok.html diakses pada 05 Mei 2015 pukul 14:05 27 http:www.merdeka.comperistiwagelar-rapat-minggu-sore-sby-bahas- isis.html diakses pada 05 Mei 2015 pukul 14:15 28 Wawancara Pribadi dengan Reporter Merdeka.Com, Pandasurya Wijaya, Jakarta, 09 Maret 2015 hingga pembunuhan, bahkan merebut dan menguasai wilayah orang lain secara paksa. Penulis menemukan berita pada Republika Online yang menunjukkan bahwa ISIS merupakan menjadi penyebab masalah: Sekitar 45.000 orang Kurdi asal Suriah membanjiri Turki, demi menyelamatkan diri dari kelompok ISIS yang menguasai daerah tempat tinggal mereka. Mereka datang ke Turki, setelah perbatasan negara itu dibuka pada Jumat lalu, 199. 29 Sebaliknya, dalam keseluruhan berita Merdeka.Com terkait kasus pemberitaan ISIS, Merdeka.Com memposisikan aksi kekejaman ISIS sebagai penyebab masalah. Misalnya di teks salah satu pemberitaan yang penulis teliti menceritakan bagaimana ISIS mengancam Amerika Serikat AS. Dalam pemberitaan Merdeka.Com terkait isu pemberitaan ISIS ini diungkapkan bagaimana ancaman itu ditujukan saat video itu dirilis. Seperti kutipan pernyataan dalam teks berita berikut : Saya kembali, Obama, saya kembali karena kebijakan luar negeri Anda yang sombong terhadap ISIS, karena Anda tetap mengebom kami di Amerli, Zumar, dan Mosul, meski kami sudah memperingatkan, ujar pria bertopeng hitam itu kepada Presiden Amerika Barack Obama. 29 http:internasional.republika.co.idberitainternasionaltimur- tengah140921nc91ut-takut-isis-45-ribu-warga-suriah-mengungsi-ke-turki diakses pada 05 Mei 2015 pukul 13:45