dengan kelereng. Sampel dipanaskan dalam air panas ±100
o
C selama ±20 menit, lalu didinginkan. Setelah itu ditambahkan 1 ml pereaksi arsenomolibdat
dan diencerkan dengan 7 ml aquadest kemudian divortek sampai endapan larut. Larutan sampel diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang 520 nm. Kemudian dibuat hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi xilosa.
Penetapan kadar gula pereduksi pada sampel dilakukan dengan cara 1 ml supernatan sampel yang telah diencerkan dimasukan ke dalam tabung reaksi dan
dilakukan hal yang sama seperti pada pembuatan kurva standar dan penentuan konsentrasi gula pereduksi pada sampel diplotkan dengan regresi linear kurva
standar Sudarmadji, et al., 1997. Konsentrasi gula pereduksi didapat dari rumus di bawah ini, yaitu :
Persamaan regresi linear kurva standar gula pereduksi, Y = ax + b Konsentrasi gula pereduksi mgml = Y-b x Fp
a Keterangan : Y = Persamaan Regresi linear Absorbansi
m = Konstanta regresi linear Y a = Konstanta regresi linerar Y
Sumber : Firmansyah, 2009
3.4.4.3. Pengukuran Konsentrasi Etanol
Alat kromatografi gas dinyalakan terlebih dahulu dan diatur kondisi alat selama ± 30 menit. Kondisi alat kromatografi gas tipe GC-9A Shimadzu Jepang
dengan kolom PEG polyethylene glicol, SE 30 Chromosorb W80-100 mesh diatur seperti pada tabel 5.
Tabel 5. Kondisi alat kromatografi gas Parameter pemisahan
Keterangan
Laju alir gas N
2
6 kgcm
2
Laju alir gas H
2
0,5 mlmenit Suhu kolom
130
o
C Suhu injektor
150
o
C Kecepatan alir gas pembawa H
2
dan N
2
30-60 mlmenit
Sumber : Firmansyah, 2009
Kurva standar dibuat dengan cara mengencerkan 1 ml etanol pro analis dengan kemurnian 99,9 dimasukan kedalam labu ukur dan diencerkan dengan
aquadest sampai volum labu ukur tepat ±10 ml sehingga konsentrasinya menjadi
10 larutan A. Larutan A diencerkan dengan aquadest sampai volum labu ukur tepat ±10 ml sehingga konsentrasi masing masing menjadi 0; 0,05; 0,1;
0,2; 0,3; 1; dan 2 vv. Kondisi kromatografi gas diset seperti tabel 5, kemudian 0,1 µl standar etanol yang dibuat diinjeksikan ke dalam injektor dan
dicatat luas area masing-masing standar dari hasil rekorder. Luas area standar etanol dicatat dan dibuat kurva regresi hubungan antara area dengan konsentrasi
etanol. Sampel media fermentasi sebelumnya disaring dengan menggunakan
penyaring Gelman Acrodisc LC PVDF 0,45 µm dan disimpan pada botol-botol 10 ml dan diberi label pada masing-masing sampel. Setelah itu 0,1 µl sampel
diinjeksikan pada injektor dengan kondisi yang sama seperti pada pembuatan standar. Luas area pada sampel dicatat dan diplotkan dengan regresi linear yang
dihasilkan pada standar sehingga akan diketahui kadar etanol pada masing-masing sampel. Konsentrasi etanol diperoleh berdasarkan rumus di bawah ini, yaitu :
Persamaan regresi linear kurva standar etanol, Y = ax + b Konsentrasi etanol = Y-b
a Konsentrasi etanol gl = Konsentrasi etanol x x 10
Sumber : Firmansyah, 2009 Yield
etanol = Konsentrasi etanol gl x 100
Konsentrasi gula pereduksi mgml Sumber : Susanto dan Achmad, 2003
Keterangan : Y = Persamaan Regresi linear Area m = Konstanta regresi linear Y
a = Konstanta regresi linerar Y = Massa jenis etanol : 0,789 gcm
3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN