hidrolisat TKKS dikarenakan pada penelitian ini tidak diketahui kadar furfural yang terkandung dalam hidrolisat yang telah didetoksifikasi. Batasan kandungan
furfural pada hidrolisat sebesar 2 gl Sitorus, et al., 2009 dan kemungkinan hidrolisat TKKS dalam penelitian ini mengandung furfural dengan kadar yang
lebih tinggi dari 2 gl, walaupun upaya detoksifikasi dan kondisi fermentasi telah dikondisikan sama seperti pada media pertumbuhan Pichia stipitis dalam media
cair YPMX.
4.4. Kadar Gas CO
2
yang Dihasilkan
Pengukuran produksi gas karbon dioksida dilakukan dengan mengukur pengurangan berat labu fermentasi gravimetri Susanto dan Achmad, 2003.
Pengurangan berat labu karena terbentuknya gas CO
2
pada proses fermentasi etanol. Hasil pengurangan kadar CO
2
dapat dilihat pada tabel 10, yaitu :
Tabel 10. Hasil pengukuran kadar gas karbondioksida pada media fermentasi A, B, C, dan D selama proses fermentasi
Kadar gas karbon dioksida mgml Waktu
fermentasi jam
Media A Media B
Media C Media D
24 1,90
0,45 1,33
0,50 48
4,11 1,02
4,14 1,04
72 6,28
8,60 9,50
2,60 96
17,71 4,88
17,42 4,20
120 36,51
3,92 39,50
12,43
148 50,67
2,61 54,13
6,01
Keterangan : - Media fermentasi A 3 xilosa - Media fermentasi B 2,4 xilosa dan 0,6 hidrolisat TKKS
- Media fermentasi C 3 xilosa dan 2 glukosa - Media fermentasi D 2,4 xilosa, 16 glukosa dan 1 hidrolisat TKKS
Pada tabel di atas kadar gas CO
2
pada media fermentasi tanpa hidrolisat TKKS yaitu media fermentasi A dan C sebesar 50,67 mgml dan 54,13 mgml
yang terjadi pada jam ke-148 jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar gas CO
2
yang terbentuk pada media fermentasi yang mengandung hidrolisat yaitu media fermentasi B dan D yang optimum pada jam ke-72 dan jam ke-120
sebesar 8,60 mgml dan 12,43 mgml. Kenaikan kadar gas CO
2
terjadi karena pada proses fermentasi etanol selain terbentuk etanol juga terbentuk gas CO
2,
yang secara teori jumlah mol CO
2
sebanding dengan jumlah mol etanol. C
6
H
12
O
6
→ 2 C
2
H
5
OH + 2 CO
2
3C
5
H
10
O
5
→ 5C
2
H
5
OH + 5CO
2
Berdasarkan persamaan reaksi di atas, semakin besar kadar gas CO
2
yang terbentuk maka kadar etanolnya pun akan semakin tinggi, namun jika dilihat dari
tabel 10 kadar gas CO
2
yang terbentuk tidak sebanding dengan kadar etanol yang dihasilkan. Perbedaan konsentrasi hasil pengukuran ini kemungkinan karena
pengukuran kadar gas CO
2
hanya dilakukan dengan metode penimbangan gravimetri.
Kenaikan gas CO
2
tabel 10 pada media fermentasi tanpa hidrolisat A dan C menunjukkan sumber karbon dari media tersebut lebih banyak
terfermentasi oleh Pichia stipitis menjadi etanol yang lebih besar jika dibandingkan dengan media fermentasi yang mengandung hidrolisat B dan D.
Rendahnya kadar etanol yang dihasilkan pada media B dan D terlihat dengan sedikitnya buih atau gelembung-gelembung gas yang terbentuk selama proses
fermentasi.
4.5. Perubahan pH yang Terjadi Selama Proses Fermentasi