Instrumentasi Kromatografi Gas Kromatografi Gas 1. Prinsip Dasar Kromatografi Gas

menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang tertentu Nur, et al., 1989. 2.6. Kromatografi Gas 2.6.1. Prinsip Dasar Kromatografi Gas Kromatografi adalah pemisahan senyawa kimia berdasarkan proses partisi antara dua media. Media atau fasa yang pertama yaitu fasa stasioner dan fasa yang kedua yaitu fasa gerak. Fasa yang pertama stationary phase biasanya berupa padatan atau cairan, dan fasa yang kedua biasanya berupa cairan atau gas. Substansi yang akan dipisahkan terdistribusi diantara fasa gerak dan fasa diam Khopkar, 2003; Widada, 2000. Kromatografi gas adalah suatu alat yang dapat digunakan dalam suatu analisa pemisahan dan pemurnian senyawa-senyawa yang mudah menguap atau yang mudah diuapkan. Prinsip kerja kromatografi gas didasarkan pada perbedaan interaksi analit dalam fase gerak dan fase diam. Mekanisme kromatografi gas adalah sampel diinjeksikan ke dalam injektor yang dipanaskan kemudian sampel tersebut dibawa oleh aliran gas yang konstan yang selanjutnya dipisah- pisahkan di dalam kolom. Di dalam kolom terjadi interaksi di antara komponen dari sampel yang telah berubah menjadi uap. Setiap komponen yang keluar dari dalam kolom dideteksi oleh detektor dan dicatat oleh sistem pengolah data sebagai kromatogram Sudarmadji, et al., 1997.

2.6.2. Instrumentasi Kromatografi Gas

Bagian-bagian instrumentasi seperti pada gambar 13 adalah sebagai berikut : 1. Pengatur aliran gas gas flow controller Berfungsi untuk mengatur aliran gas dalam kromatografi gas. Gas pembawa yang umum digunakan adalah He, N 2 , H 2 , Ar, akan tetapi untuk detektor konduktivitas termal, He lebih disukai karena konduktivitas termalnya tinggi. 2. Tempat injeksi sampel injektor Digunakan sebagai tempat injeksi sampel, adapun fungsi secara mendetail adalah untuk menguapkan sampel pelarut dan analit, mencampurkan sampel dengan gas pembawa, dan menyalurkan campuran gas tersebut ke dalam kolom. 3. Kolom Kolom adalah bagian terpenting dalam kromatografi, yang berfungsi untuk tempat pemisahan komponen dari sampel yang diinjeksikan. 4. Detektor Detektor merupakan alat untuk mendeteksi dan mengukur zat terlarut yang terpisahkan di dalam kolom. Detektor ini peka terhadap komponen-komponen yang terpisahkan di dalam kolom, yang mengubah kepekaannya menjadi sinyal listrik. 5. Rekorder atau Sistem Data Rekorder adalah penampil data setelah sinyal analitik yang dihasilkan oleh detektor, yang diperkuat oleh suatu rangkaian elektronik. Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram yang akan digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif Khopkar, 2003. Instrumentasi kromatografi gas dapat dilihat pada gambar 13, yaitu : Gambar 13. Skema peralatan kromatografi gas Sumber: http:www.oilanalysis.combackup200207GasChroma-Fig2.jpg

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Bidang Teknologi Lingkungan Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia P2K LIPI Serpong Tangerang dan Laboratorium Afiliasi Kimia UI Depok dari Bulan Juli sampai Desember 2009.

3.2. Bahan dan Alat

3.2.1. Bahan-Bahan

Bahan yang digunakan adalah hidrolisat TKKS hasil hidrolisis dengan asam sulfat. Hidrolisis dilakukan di Laboratorium Bioproses Teknik Kimia Iinstitut Teknologi Bandung ITB. Bahan kimia yang digunakan untuk detoksifikasi hidrolisat adalah NaOH 10, H 2 SO 4 98, dan kertas saring Wathman No.14. Bahan untuk pereaksi gula pereduksi pereaksi Nelson dan peraksi molibdat adalah H 2 SO 4 pekat, NaCO 3 .5H 2 O, Kalium Na-Tartrat, NaHCO 3 , Na 2 SO 4 , CuSO 4 .5H 2 O, NH 4 6 Mo 7 O 24 .4H 2 O, Na 2 HAsO 4 , dan etanol pro analis buatan Merck dengan kemurnian 99,9 untuk standar etanol. Bahan yang digunakan untuk fermentasi antara lain : yeast extract, malt extract , bacto pepton, xilosa pro analis buatan Sigma, bacto agar, glukosa pro analis buatan merck, NaOH 0,1 N, HCl 0,1 N, spirtus, dan aquadest. Mikroba