Cita-Cita, Dasar, Tujuan dan Sistem Pendidikan Rahmah El Yunusiyah
Sudah maukah para orang tua melepaskan kungkungan anak-anak gadisnya dari pingitan untuk segera dikawinkan dalam usia yang muda ?.
Apapun yang terjadi, hambatan apapun yang akan dihadapinya tampaknya tidak dapat menggeser dan tidak bisa menghambat munculnya cita-cita itu
kepermukaan. Maka pada suatu hari beliau sampaikanlah niat dan cita-cita ini kepada abangnya Zainuddin Labay El Yunusy, yang ternyata mendapat
tanggapan positif dan dorongan dari beliau, dan mendapat sambutan dan sokongan moril pula dari teman-teman puteri sesama pengurus dan anggota
PMDS Persatuan Murid-Murid Dinyiyyah School, suatu organisasi pelajar yang didirikan pada tanggal 22 Februari 1922, dan beliau sendiri adalah ketua
bagian puterinya. Dengan langkah pasti dan motivasi yang kuat seraya membaca Bismillahir
Rahmanir Rahhim pada tanggal 1 November 1923 diremikanlah berdirinya sekolah puteri yang diidam-idamkan Rahmah dengan diberi nama : “Al
madrasatut diniyyah”. Rahmah tidak menginginkan puteri-puteri Indonesia itu hanya
mendapatkan pendidikan sekolah rendah saja, akan tetapi dia mengharapkan agar kaum wanita juga diberi kesempatan melanjutkan studinya ke tingkat
yang lebih tinggi, semua dengan jenjang pendidikan yang ada. Oleh karena itulah dari tahun ke tahun Rahmah selalu memikirkan peningkatan dan
penyempurnaan mutu Perguruannya. Bermula dari mendirikan pendidikan Al-qur’an, sekolah Diniyyah untuk
anak-anak puteri, sekolah menyesal untuk ibu-ibu rumah tangga yang belum sempat mengenyam pendidikan sekolah, Freubel School taman kanak-
kanak, Junior Institut setingkat HIS, Diniyyah Puteri yang masa belajarnya selama 7 tahun Ibtidaiyyah 4 tahun, Tsanawiyyah 3 tahun kemudian
berkembang dengan didirikannya tingkat pendidikan guru yang diberi nama Kuliyyatul Mu’alimat Al-Islamiyyah dengan masa belajar 3 tahun 1937.
Pada tahun 1964 Rahmah mulai merintis terwujudnya cita-cita mendirikan Univesitas Islam Wanita, maka pada tahun 1967 diresmikanlah berdirinya
Fakultas Tarbiyyah dan Dakwah dari Perguruan Tinggi Diniyyah Puteri oleh Bapak Harun Zein, Gubernur Sumtera Barat pada waktu itu. Dengan penuh
keyakinan akan janji Allah yang berbunyi : “in tanshurullah yanshurkum wa yutsabbit aqdaamakum.”
Rahmah melangkah terus tanpa akan pernah mengeluhkan : “maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai”.
Senjata perjuangannya menuju cita-cita adalah kekerasan hati, kekuatan iman, bahwa Allah akan menolong siapa yang menolong-Nya menegakkan
agama Islam. Semuanya sudah dibuktikannya sampai ke akhir hanyatnya.
29
2. Landasan Ideal dari Cita-Cita Rahmah Landasan ideal dari pelaksanaa cita-cita Rahmah itu adalah Al-Qur`an dan
As-sunnah. Untuk menjadikan seorang berimankan Islam, berakidahkan akidah Islam
dan berbudi pekerti akhlak Islam, haruslah mendidik dan mengajarkan semua
29
Aminuddin Rasyad.dkk, H.RAHMAH EL YUNUSIYYAH DAN ZAINUDDIN LABAY EL YUNUSY Dua Tokoh Bersaudara Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan di Indonesia Riwayat
Hidup, Cita-Cita, dan Perjuangannya,Jakarta: Pengurus Perguruan Diniyyah Puteri Perwakilan Jakarta,1991h.99-100
itu kepadanya melalui pendidikan kitab suci Al-Qu`anul Karim dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Untuk mencapai cita-citanya itu Rahmah berjuang melalui pendidikan dan dakwah. Pendidikan diberikan melalui lembaga Pendidikan Diniyyah Puteri
yang beliau dirikan dan pimpin sejak 1 November 1923. Disamping itu, dakwah pelajar-pelajar yang telah mengikuti latihan-latihan pidato dan
dakwah di Perguruan tersebut.
30
3. Tujuan Pendidikan Diniyyah Puteri Memperhatikan landasan ideal dari cita-cita almarhumah dapatlah kita
simpulkan, bahwa tujuan pendidikan Diniyyah Puteri adalah sebagai berikut : “membentuk puteri yang berjiwa Islam dan ibu pendidik yang cakap dan aktif
serta betanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air atas dasar pengabdian Allah subhanahu wata’ala”.
Membentuk puteri menjadi pribadi yang berjiwa Islam, ini dilaksanakan dalam masa pendidikan 3 tahun pertama.
Setelah jiwa mereka ditempa untuk menjadikan seorang muslimah yang berkahlak mulia, berkepribadian Islam, pada 3 tahun berikutnya kepada
mereka lalu diberikan pendidikan untuk membentuk mereka menjadi ibu pendidik yang mencakup tiga pengertian, yaitu :
a. Pengertian primer, adalah ibu pendidik dalam rumah tangga sesuai dengan fitrah wanita itu menjadi ibu rumah tangga.
b. Pengertian sekunder, ialah ibu pendidik bagi murid-muridnya di sekolah bagi mereka yang berbakat menjadi guru
30
Ibid.h101
c. Pengertian tersier, ialah ibu pendidik dalam masyarakat, yaitu menjadi pemimpin wanita dalam organisasi atau lembaga-lembaga sosial dan
menjadi mubalighat atau da’iyyat. Sebagai melengkapi ketiga macam pengetian tujuan pendidikan
Diniyyah Puteri ini, kepada murid-murid juga diberikan pendidikan keterampilan dan ilmu keasyarakatan serta ilmu-ilmu pengetahuan yang
dapat menunjang keikutsertaan mereka bertanggung jawab terhadap tanah airnya selaku warga negara yang baik.
Semua harus dengan motivasi yang didasarkan kepada pengabdiannya kepada Allah SWT, bukan karena mengharapkan apa-apa dari sesama
manusia, melainkan karena Allah semata. Puteri-puteri yang berkepribadian demikianlah yang dicita-citakan oleh
almarhumah Rahmah El Yunusiyah.
31
4. Sistem Pendidikan Diniyyah Puteri Adapun sistem pendidikan ini adalah sistem tri tunggal, yaitu kerjasama
yang erat antara lingkungan sekolah, asrama dan rumah tangga atau masyarakat.
32
Terjadinya kerjasama yang erat antara ketiga unsur dari sistem pendidikan pada perguruan ini akan sangat membantu membentuk anak didik yang sesuai
dengan tujuan pendidikan yang ada di Perguruan ini. Ini berarti bahwa pendidikan formal yang diberikan di Perguruan pada
pagi hari, secara informal dipraktekkan di asrama di bawah asuhan dan
31
Ibid.h.102
32
Ibid.h.102
bimbingan ibu asrama dan guru-guru pengasuh yang seluruhnya adalah wanita.
Apabila pelajar-pelajar pulang kerumah orang tua atau kampung halamannya, maka semua materi pendidikan yang diterima oleh pelajar selama
mereka berada di Perguruan ini, akan dipraktekkan di lingkungan keluarga masing-masing, sehingga dapat dilihat apakah cita-cita pendidikan di
Perguruan ini dapat direalisasi dan dipraktekkan oleh para pelajar dalam kehidupan sehari-hari.
Sebelum meninggalkan anak-anak mereka di Asrama Diniyyah Puteri kepada para wali murid tersebut telah diberikan pengarahan mengenai
pentingnya kerja sama Perguruan dengan orang tua murid dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak, supaya sistem yang ditargetkan untuk
memenuhi keinginan tidak hanya sekedar tertulis di atas kertas saja.
59