d. Pelajaran Jahit – Menjahit 1 Menimbulkan jiwa kreasi dan kemauan menciptakan keindahan dalam
menata warna, bentuk dan susunan. 2 Menimbulkan gairah menggunting dan menjahit pakaian sendiri, serta
menisik, manambal, dan mereparasi pakaian yang robek dan usang, jangan membiasakan membuang atau tidak mau memakai pakaian yang sudah
robek atau lusuh. e. Pelajaran PPPK Ilmu Perawatan Kebidanan
Untuk menanamkan jiwa sosial, tabah, berani dan sopan santun. Suka menolong sesama manusia di masa kesusahankesulitan, tanpa membedakan
bangsa dan agama, terutama dalam menghadapi suatu peristiwa mendadak atau kecelakaan.
f. Pelajaran Kesenian Diberikan untuk membentuk jiwa dan pribadi supaya berbudi, lembut dan
menyenangkan. Seni adalah indah. Mempelajari seni berarti mempelajari dan mengenali keindahan. Dan dengan menghayati hal-hal yang indah, orang
dapat terhindar dari sifat-sifat dan kerja kasar, keras dan buruk. g. Pelajaran – pelajaran kereampilan yang diberikan sebagai mata pelajaran
ektra kurikuler, kelak dikemudian hari akan sangat berguna sebagai alat penunjang yang tidak kecil artinya bagi para alumni Perguruan Diniyyah
Puteri dalam menghadapi tantangan hidup dunia ini.
13
13
Ibid.h.160
Itu semua pelajaran tambahan keterampilan yang diperlukan bagi seorang wanita yang berguna dalam kehidupan sehari-harinya. Seperti yang dikatakan oleh
Pak Fauzan, “Memberikan kepada mereka keterampilan, bukan saja di bidang agama,
misalnya jahit menjahit, bordir dan segalanya juga menjadi program di Diniyah, itu juga sudah termasuk dakwah. Melatih anak-anak untuk mampu
melakukan bantuan pertolongan P3K kepada masyarakat melalui palang merah asal itu semua di lakukan atas dasar karena Allah itu juga dakwah.
Jadi kegiatan dakwah juga termasuk membela negara, sebenarnya dia itu juga pejuang itu dakwah, jadi dakwah itu bagi Rahmah bukan hanya duduk
di kursi dengan menceramahi orang, lakukanlah kegiatan apa saja dan sampaikan ke orang itu bisa berbentuk suri teladan yang sukses, bisa dengan
melakukan perbuatan yang baik itu sudah dakwah juga. Membikin lembaga- lembaga pendidikan, membikin usaha, membikin keterampilan semua itu
dakwah, jadi kalau dikatakan dakwah yang dilakukan Diniyah dan Rahmah, itu mencakup seluruh aspek kehidupan yang bisa dilakukannya yang semua
didasarkan karena Allah itu sudah termasuk dakwah bagi Rahmah. Menjaga diri dari perbuatan tercela, berbuat baik sesuai agama itu dakwah. Gambaran
Rahmah terhadap dakwah itu sangat besar. Dakwah yang dilakukan Rahmah itu tujuannya bagaimana Islam itu benar-benar rahmatan lil’alamin itu
benar-benar dinikmati orang itu adalah dakwah Islam yang sebenarnya. Menjadikan Islam rahmatan lil’alamin itu bisa dengan perbuatan bisa
dengan sikap. Bisa juga dengan kita berbicara, bisa juga dengan kita tidak berbicara tetapi berbuat sesuatu yang bisa menenangkan hati orang”.
14
Nampaklah dengan jelas bahwa materi dakwah Rahmah El Yunusiyah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dimana semua itu dilakukan
berdasarkan karena Allah semata.
7. Media Dakwah Menurut Rahmah El Yunusiyah
Menurut Pak Fauzan, “Dakwahnya tidak terbatas, dia menjadikan seluruh anak didiknya menjadi da’iyah yang bukan hanya di atas mimbar, dai’yah itu
bisa di pasar, bisa di rumah tangga, bisa juga di tempat kerja untuk bisa menjadi
14
Hasil wawancara dengan Prof.Dr. Fauzan M.A selaku menantu
Rahmah El Yunusiyah. Rabu, 11 Mei 2011.
yang demikian dapat terwujud melalui jalur pendidikan, tanpa dididik tidak akan bisa”.
15
Jadi media dakwah yang digunakan Rahmah El Yunusiyah nampak jelas dan nyata dengan berdirinya sebuah lembaga pendidikan khusus puteri yaitu Pondok
Pesantren Modern Khusus Puteri Perguruan Diniyyah Puteri di Padang Panjang. Guna mencetak kader-kader yaitu wanita-wanita berjiwa Islam yang tangguh
yang mempunyai modal pendidikan yang layak seperti yang dicita-citakan Rahmah El Yunusiyah.
Landasan ideal dari pelaksanaa cita-cita Rahmah El Yunusiyah itu adalah Al-Qur`an dan As-sunnah.
Untuk menjadikan seorang berimankan Islam, berakidahkan akidah Islam dan berbudi pekerti akhlak Islam, haruslah mendidik
dan mengajarkan semua itu kepadanya melalui pendidikan kitab suci Al-Qu`anul Karim dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Untuk mencapai cita-citanya itu Rahmah El Yunusiah berjuang melalui pendidikan dan dakwah. Pendidikan diberikan melalui lembaga Pendidikan
Diniyyah Piteri yang beliau dirikan dan pimpin sejak 1 November 1923. Disamping itu, dakwah pelajar-pelajar yang telah mengikuti latihan-latihan
pidato dan dakwah di Perguruan tersebut.
16
C. Aktivitas Dakwah Rahmah El Yunusiyah
Segala sesuatu yang berhubungan dengan segala kegiatan manusia disebut aktivitas, aktivitas juga tidak terlepas dari organ-organ tubuh secara keseluruhan.
15
ibid
16
Aminuddin Rasyad.dkk, H.RAHMAH EL YUNUSIYYAH DAN ZAINUDDIN LABAY EL YUNUSY Dua Tokoh Bersaudara Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan di Indonesia Riwayat
Hidup, Cita-Cita, dan Perjuangannya,Jakarta: Pengurus Perguruan Diniyyah Puteri Perwakilan Jakarta,1991h.101.
Aktivitas dakwah merupakan suatu kegiatan juru dakwah dalam mengemban misi dakwahnya untuk mengubah mad’unya ke jalan Allah swt secara bertahap
menuju kehidupan yang Islami. Bentuk–bentuk aktivitas dakwah yang dilakukan Rahmah El Yunusiyah
seperti apa yang dikatakan oleh Pak Fauzan, “Tidak hanya dengan bentuk tertentu, dakwah itu harus meresap dengan dalam seluruh bentuk kegiatan tetap
dalam motovasi yang sama ibtidaa il mardhatillah semua itu karena Allah”.
17
Setelah berdirinya Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang pada tanggal 1 Nobember 1923, ada beberapa ibu-ibu yang sudah berumahtanga datang
kepada Rahmah El Yunusiyah supaya mereka bisa belajar juga seperti yang di ajarkan pada murud-muruinya di Diniyah Puteri, karena mereka belum
mendapatkan kesempatan bersekolah waktu mudanya, lalu Rahmah El Yunusiyah mendirikan Sekolah Manyasa untuk mereka dengan kurikulum yang
sama dan dengan guru yang sama dengan sekolah Diniyyah Puteri cuman waktunya saja yang berbeda, Diniyyah Puteri sekolah di pagi hari sedangkan
Sekolah Manyasa di sore hari. Sebagaimana wawancara dengan Pak Fauzan, “Maka untuk yang sudah menikah dan yang sudah janda mereka datang
kepada bu Rahmah, “kak kalau mereka yang muda-muda sudah mendapatkan sekolah lalu bagaimana dengan kami yang ingin bersekolah juga belajar?”,
lalu bu Rahmah mendirikan sore hari sekolah yang bernama sekolah Manyasa sama dengan sekolah paket A,B,C sekarang tetapi kurikulumnya sama
dengan pagi, gurunya juga sama tetapi hanya waktunya saja yang sore. Jadi kalau sekarang kita mengenal paket A,B,C Rahmah telah mendahuluinya pada
tahun 1923. Pagi formal, sore sekolah Manyasa. Dinamakan sekolah Manyasa karena orang itu belum sempat sekolah sebelumnya makanya dikejarkan”.
18
17
Ibid.
18
Hasil wawancara dengan Fauzian Fauzan Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang sekaligus cucu Rahmah El Yunusiyah. Rabu, 23 Maret 2011