Konsep Film Sebagai Media Komunikasi Massa

Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, film yang bermuatan informasi kini dibuat sesuai dengan kebutuhan pasar. Dalam artian, film yang bermuatan informasi dapat dibuat dalam bentuk film dokumenter documentary, film cerita pendek short film ataupun film cerita panjang future length-film yang berdasakan kisah nyata based on true story. Pada tahapan ini, aspek teknis pembuatan film sangat diperhatikan agar penonton merasa nyaman ketika menonton, dan yang paling penting adalah informasi yang ingin disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh para penonton.

B. Sejarah dan Perkembangan Film

Awal mula kemunculan film tidak bisa terlepas dari awal mula kemunculan fotografi. Teknik-teknik perekaman untuk memproduksi sebuah film dikembangkan dari teknik-teknik dasar merekam gambar yang terdapat dalam fotografi. Awal pembuatan sebuah film pun menggunakan komponon-komponen fotografi statis seperti kamera obscura sebagai alat rekamnya dan rol film sebagai media penyimpanan gambarnya. Percobaan pembuatan film bergerak yang pertama dilakukan oleh Eadweard Muybridge pada tahun 1877 di Palo Alto yang merupakan sebuah peternakan di California, Amerika Serikat. Dalam percobaannya tersebut ia merekam gerakan cepat seekor kuda yang berlari dengan menggunakan 24 kamera stereoskopik. Pembuatan film eksperimental kedua yang berjudul Roundhay Garden Scene dilakukan oleh Louis Le Prince pada tanggal 14 Oktober 1888 di Roundhay, Leeds, West Yorkshire, Inggris. Film ini merupakan rekaman gambar bergerak pertama yang masih bertahan hingga saat ini. Pada tanggal 21 Juni 1889, William Friese Greene mematenkan chronophothograpic kameranya yang mampu merekam sepuluh foto perdetik menggunakan film seluloid berlubang. Dari hasil temuannya itu lalu Greene mencoba mengirimkan kliping cerita ke laboratorium Thomas Edison yang mengembangkan eksperimen tersebut menjadi sistem gerak gambar yang disebut kinetoscope . Dari proses rekam gerak gambar kinetoscope ini berkembang alat rekam yang diberi nama kinetograph yang dipatenkan pada tahun 1891 oleh WKL Dickson. Penemuan alat rekam ini diikuti dengan penemuan transparan strip seluloid 35mm lebar yang akhirnya digunakan untuk media rekam film-film yang saat itu dibuat. Tidak lama berselang setelah penemuan tersebut, Louis dan Auguste menyempurnakan alat rekam tersebut menjadi alat tayang yang disebut cinematographe . Dan bertempat di Paris pada bulan Desember 1895, terjadilah pertunjukkan pertama gambar yang diproyeksikan untuk masyarakat luas. Dari peristiwa tersebutlah awal mula menonton film dengan menggunakan proyektor atau yang lebih kita kenal dengan istilah bioskop ini berkembang. Dan sampai saat ini bioskop masih menjadi tempat yang paling nyaman untuk menyaksikan film. Karena suasana ruang dan juga cahaya diatur dengan sedemikian rupa sehingga membuat penonton menjadi nyaman. Pengalaman menonton film di ruang gelap telah dinikmati orang sejak masa awal munculnya medium ini. Ini adalah pengalaman hebat, yang membuat film memiliki kekuatan spesial dalam membentuk nilai-nilai kultural. 12 Bioskop menjadi sebuah ruang publik yang dapat memberikan kekuatan tersendiri ketika kita sedang menyaksikan sebuah film. Suasana yang terdapat dalam ruangan bioskop membantu kita untuk lebih mudah memahami isi atau makna yang terdapat dalam sebuah film serta menuntun emosi kita agar bisa ikut merasa berada dalam realitas yang sedang diproyeksikan dalam sebuah film yang sedang kita tonton. Perkembangan terakhir yang saat ini mulai banyak digemari oleh para sineas ataupun filmmaker adalah metode pembuatan dan penayangan film melalui format video digital. Walaupun format film tidak dapat ditinggalkan karena memiliki kualitas gambar yang lebih tajam ketimbang format video digital, namun format video digital mempunyai kelebihan dari segi efisiensi dan biaya produksi. Untuk proyeksi layar lebar bioskop sampai saat ini masih menjadi pilihan utama, adapaun format video digital biasanya digunakan untuk film yang diproyeksikan melalui layar televisi.

C. Jenis-Jenis Film

Secara umum, film dapat dibagi menjadi tiga jenis. Ketiga jenis film itu adalah film dokumenter documentary films, film cerita pendek short films dan film cerita panjang feature-length films. Berikut ini adalah penjelasan mengenai ketiga jenis film tersebut. 12 John Vivian. Teori Komunikasi Massa Jakarta:Kencana Prenada Media Group 2008 h.159