kepentingan politis, namun murni karena terdapat banyak adegan kekerasan yang tidak selayaknya dilihat oleh para penonton di sebuah ajang festival film.
Kontroversi itulah
yang membuat
film ini
semakin banyak
diperbincangkan oleh para pemerhati film, pemerhati politik dan juga masyarakat luas yang concern terhadap isu tragedi Balibo. Namun akhirnya film ini masih
bisa diputar di Indonesia walaupun hanya dalam ruang lingkup yang kecil. Aliansi Jurnalis Independen AJI berinisiatif untuk mengadakan pemutaran film Balibo
Five di beberapa komunitas jurnalis yang ada di Jakarta, seperti di Komunitas
Utan Kayu dan juga di Galeri Foto Jurnalistik Antara. Pemutaran film ini pun mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari kalangan jurnalis dan juga
masyarakat umum yang menyaksikan pemutaran film tersebut. Di balik kontroversi yang terdapat dalam film Balibo Five ini, terdapat sisi
positif di mana sang sutradara berusaha untuk memberikan gambaran yang sedekat mungkin dengan realitas yang terjadi pada saat terjadinya tragedi Balibo.
Robert Connolly selaku sutradara berusaha untuk menyampaikan informasi yang selama ini dirasa belum sampai ke publik mengenai tragedi Balibo. Tentu saja itu
semua berdasarkan dari data-data yang dianggap valid yang diambil dari para saksi mata kejadian tersebut. Namun karena film ini adalah film fiksi yang
diadaptasi dari kejadian nyata, sudah tentu masih terdapat persepsi-persepsi yang berasal dari diri sang sutradara yang dikembangkan dari data-data yang ia miliki.
B. Sinopsis Film Balibo Five
Lima jurnalis muda jaringan televisi Australia hilang saat meliput kedatangan militer Indonesia ke Timor-Timur pada Oktober tahun 1975.
Hilangnya lima jurnalis tersebut membuat hati salah seorang jurnalis senior Australia tersentuh, Roger East nama jurnalis tersebut memiliki keyakinan bahwa
ada sesuatu yang tidak wajar atas hilangnya lima jurnalis muda tersebut. Cerita bermula ketika Juliana nama tokoh rekaan yang merupakan saksi
hidup tragedi Balibo menceritakan pengalaman pahit yang ia alami ketika masih berusia sekitar lima tahun. Ingatannya sangat kuat mengenai detail kekerasan yang
dialami oleh masyarakat Timor-Timur termasuk yang dialami oleh para anggota keluarganya. Dengan tutur yang sangat mengharukan sekaligus mengesankan, ia
menceritakan kronologis kejadian yang ia lihat pada masa itu yang selanjutnya menjadi alur cerita dalam film ini.
Jose Ramos Horta mendapatkan tugas dari Partai Frente Revolucionario da Timor Leste Independente
Fretilin untuk pergi ke Australia menemui Roger East untuk menulis memoar tentang Timor-Timur yang telah lebih dari 400 tahun
dijajah oleh Portugis. Partai Fretilin adalah partai yang menginginkan Timor- Timur merdeka. Kedatangan Jose Ramos Horta di Australia kurang mendapatkan
tanggapan yang sangat dingin dari Roger East, ia kurang tertarik menulis memoar tentang sebuah wilayah kecil yang tidak banyak diketahui orang. Ia lebih tertarik
menulis tentang daerah konflik seperti kawasan Afrika dan juga Eropa. Namun Jose Ramos Horta memiliki senjata andalan untuk membawa
Roger east datang ke Timor-Timur, senjata andalan tersebut berupa informasi tentang hilangnya lima jurnalis muda jaringan televisi Australia.
Informasi teantang hilangnya lima jurnalis muda tersebutlah yang akhirnya membuat Roger East bersedia datang ke Timor-Timur untuk menulis memoar
tentang wilayah tersebut sekaligus mencoba menginvestigasi hilangnya lima
juniornya tersebut. Akhirnya roger East pergi ke Timor-Timur bersama Jose Ramos Horta dan memulai petualangannya dalam film ini.
Sesampainya Roger East di Timor-Timur, berita tentang hilangnya lima jurnalis muda tersebut sudah cukup meluas. Namun Jose Ramos Horta yang tidak
ingin Roger East terluka karena tujuan utamanya adalah menulis memoar tentang wilayah tersebut saat mencari informasi tentang kasus tersebut berusaha
mengarahkan East hanya ke tempat yang cenderung aman dari konflik baku tembak dengan milisi Fretilin melawan milisi Apodeti dan militer Indonesia.
Namun keteguhan hati East yang menginginkan kasus ini benar-benar terkuak memaksa Ramos Horta untuk membawanya ke Desa Balibo tempat baku tembak
tersebut terjadi. Dalam perjalanan menuju Desa Balibo konflik kerap muncul, dari mulai konflik batin mereka yang menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri
para warga Timor-Timur yang menjadi korban baku tembak, sampai pergulatan pemikiran mereka tentang politik dunia yang menyebabkan terjadinya invasi dan
tragedi di Timor-Timur. Dalam alur cerita yang maju-mundur ini diselingi dengan flashback
perjalanan lima jurnalis muda tersebut yang sebelumnya sudah mendatangi Desa Balibo dan tewas ketika meliput insiden baku tembak antara milisi Fretilin dan
milisi Associacao Popular Democratica de Timorese Apodeti yang dibantu oleh milter Indonesia. Adegan klimaks dalam film ini terdapat saat lima jurnalis muda
tersebut dikepung di sebuah rumah Cina yang sebelumnya telah meraka jadikan base camp
selama melakukun proses peliputan. Hal tersebut terlihat dengan adanya gambar bendera Australia di salah satu bagian dinding rumah tersebut.