Unsur Pembentuk Film LANDASAN TEORITIS

menghasilkan efek dramatik tertentu, yang ada hanya menghasilkan gambaran pandangan mata seseorang. e. Frog Level Adalah sudut pengambilan gambar dengan posisi kamera berada sejajar dengan permukaan tempat si objek berdiri. Efek yang ditimbulkan oleh teknik pengambilan gambar frog level ini adalah si objek menjadi seolah sangat besar. Adapun penjelasan tentang ukuran gambar yang biasa terdapat dalam sebuah proses pembuatan film adalah sebagai berikut 17 : a. Extreme Cloce-Up ECU Gambar diambil secara detail, misalnya pangkal tangan, jari, mata dan telinga. Fokus utama pada bagian detail tersebut karena ada sesuatu yang ingin ditonjolkan, misalnya kebiasaan orang Dayak menghunakan anting berat sehingga telinganya menjadi panjang dan kebiasaan orang Jayawijawa, Papua, memotong jari tangan bila ada keluarga yang meninggal sebagai tanda duka. Kalau gambar seperti ini diambil dari jarak jauh kurang dramatis. b. Very Close-Up VCU Gambar diambil mulai dari dagu sampai dahi. Fokus utama pada wajah oran tersebut sehingga terlihat detailnya. Gambar ini diambil katena ingin menunjukkan guratan wajah orang, misalnya karena sedih atau gembira. Latar belakang tidak penting dalam pengambilan gambar ini. 17 Arifin S. Harahap. Jurnalistik Televisi: Teknik Memburu dan Menulis Berita Jakarta: PT. Indeks, 2006 h.37. c. Big Close-Up BCU Gambar kepala diambil secara penuh. Ini hampir sama dengan VCU. Fokus utama untuk menunjukkan detail wajah orang dan latar belakangnya tidak menjadi titik perhatian. d. Close-UP CU Gambar diambil mulai dari bahu sampai atas kepala. Objek menjadi titik perhatian utama dalam pengambilan gambar dan latar belakangnya hanya terlihat sedikit. e. Medium Close-Up MCU Gambar diambil dari mulai dada sampai atas kepala. f. Medium Shoot MS Objek memenuhi layar kamera dari pinggul sampai atas kepala. Latar belakang relatif sebanding dengan objek utama. g. Knee Shot KNEE Objek diambil mulai dari lutut sampai atas kepala. h. Medium Long Shot MLS Objek memenuhi layar kamera mulai dari bawah kaki sampai atas kepala. i. Long Shot LS Objek memenuhi sekitar ¾ layar kamera. j. Extra Long Shot Objek memenuhi sekitar ½ layar kamera. 3 Editing, yaitu proses mempersiapkan dan memilih bahasa, gambar, suara, video atau film melalui proses seleksi, koreksi, organisasi dan juga modifikasi sehingga terbentuk suatu rangkaian audivisual yang koheren dan memiliki makna. 4 Suara, adalah segala sesuatu yang terdapat dalam film yang mampu tertangkap oleh indera pendengaran manusia. Dalam perkembangannya efek suara memiliki peran penting dalam mengarahkan emosi penonton ketika menonton sebuah film.

E. Konsep Umum Semiotika

Semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda- tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya. Menurut Preminger 2001, ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotika mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. 18 Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan humanity memaknai hal-hal things. Memaknai to sinify dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan 18 Rachmat Kriyantono M.S,i. Teknik Praktis Riset Komunikasi Jakarta: Kencana 2008 h.263 to communicate. Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda Barthes, 1988:179;Kurniawan, 2001:53. 19 Semiotik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani semeion yang berarti tanda. Dalam hal ini tanda memiliki definisi sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dianggap mampu mewakili sesuatu yang lain. Nampaknya istilah semeion telah diturunkan dari kedokteran hiprokatik atau akslepiadik dengan perhatian utama mengarah pada simtomatologi dan juga diagnosik inferensial. Pada masa itu tanda masih merupakan suatu hal yang bermakna sesuatu yang menunjuk pada adanya hal lain, seperti misalnya asap yang menandai adanya api. Sedangkan secara terminologis, semiotik memiliki definisi sebagai ilmu yang di dalamnya mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa dan seluruh kebudayaan sebagai tanda. Sedangkan Van Zoest mendefinisikan semiotik sebagai “ilmu yang mempelajari tanda sign dan juga segala sesuatu yang berhubungan dengannya, antara lain cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya”. Batasan yang lebih jelas dikemukakan Preminger 2001:89. Dikatakan, “Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosialmasyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik 19 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Penerbit Remaja Rosdakarya 2006 h.15 itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda- tanda tersebut mempunyai arti.” 20 Sampai saat ini sekurangnya terdapat sembilan macam jenis semiotik yang mendapatkan perhatian luas dan banyak dikembangkan oleh banyak praktisi dan juga ahli komunikasi. Kesembilan jenis semiotika tersebut adalah : 1. Semiotik Analitik, yakni semiotik yang menganalisis sistem tanda. Pierce menyatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya menjadi ide, objek dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu kepada objek tertentu. 2. Semiotik Deskriptif, yakni semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang dihasilkan sekarang. Misalnya langit yang mendung menandakan hujan tidak lama lagi akan segera turun, dari dahulu hingga sekarang tetap saja seperti itu. Demikian juga jika ombak memutih di tengah laut, itu menandakan bahwa laut berombak besar. Namun dengan majunya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, telah banyak tanda yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. 3. Semiotik Faunal zoosemiotic, yakni semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. Hewan biasanya menghasilkan tanda untuk berkomunikasi antara sesamanya, tetapi juga sering manghasilkan tanda yang dapat ditafsir oleh manusia. Misalnya, seekor ayam betina yang berkotek- kotek menandakan ayam itu telah bertelur atau ada sesuatu yang ia takuti. 20 Alex Sobur. Analisis Teks Media. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2001 h.96