Pendidikan Agama Islam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pembelajaran

12 tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam. 20 Hasil Konferensi pendidikan Islam se-Dunia kedua tahun 1980 di Islamabad, Pakistan, merumuskan bahwa pendidikan Islam adalah suatu usaha untuk mengembangkan manusia dalam semua aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, dan ilmiah baik secara individual maupun kolektif menuju kearah pencapaian kesempurnaan hidup sesuai dengan ajaran Islam. 21 Berdasarkan pengertian di atas tentang pendidikan agama Islam, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan Agama Islam adalah suatu kegiatan untuk merubah individu kedalam suatu sistem kepercayaan dan prilaku yang bersumber dari ajaran Allah. Pendidikan Agama Islam sangat erat hubungannya dengan kecerdasan spiritual, karena kecerdasan spritual merupakan kemampuan memenuhi kebutuhan ruh manusia, berupa ibadah agar ia dapat kembali kepada penciptanya dalam keadaan suci. Kecerdasan spritual merupakan kecerdasan qalbu yang berhubungan dengan kualitas batin seseorang. b. Dasar- dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Pelaksanaaan pendidikan agama Islam disekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dkk. Dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu: 1 Dasar yuridishukum Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang- undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama disekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam yaitu: 20 Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim Pendidikan Islam Jakarta: Logos Wacana ilmu, 1999, h. 6 21 A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam Malang : UIN Malang Press, 2008, h. 24 13 a Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara pancasila, sila pertama: ketuhanan Yang Maha Esa b Dasar strukturalkonstitusional, yaitu UUD 45 dalam bab XI pasal 2, yang berbunyi: 1 Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa; 2 Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu. c Dasar operasional, yaitu yang terkandung dalam undang- undang sistem pendidikan nasional. 2 Segi religius Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepadaNya. Dalam al- Qur’an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut antara lain: a Q.S. An-Nahl: 125:        “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik……” 22 b Q.S. Al-Imran: 104:             “Dan hendaklah diantara kamu ada golongan umat yang menyeru kepada kebijakan, meyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar. ” 23 22 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Surat An-Nahl Ayat 125 23 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Surat Al-Imran Ayat 104 14 c Al-Hadits: “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf, dari ibnu Tsauban, yaitu Abdurrahman bin Tsabit bin Tsauban, dari Hasan bin Athiyah, dari Abu Kabsyah as Saluli, dari Abdullah bin Amru, dia berkata : Rasulullah SAW bersabda: “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan ceritakanlah dari bani Israil, dan tidak ada dosa, barangsiapa berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah ia menempati tempat duduknya dari neraka.” Hadits Hasan Shohih 3 Aspek Psikologis Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa hidup manusia baik segi individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan pegangan hidup. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini dkk bahwa: semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Zat yang maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolonganNya. Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan tenteram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada zat yang Maha Kuasa. 15 Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa untuk membuat hati tenang dan tenteram ialah dengan jalan mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al- Ra’ad ayat 28 yaitu :              yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah- lah hati menjadi tenteram. 24 c. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam 1 Tujuan Pendidikan agama Islam Menurut Ahmad D. Marimba tujuan akhir pendidikan Islam adalah identiksejalan dengan tujuan hidup seorang muslim, sebagaimana yang digariskan alam Al- Qur’an surat Az-Zariyat ayat 56:        “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada- Ku.” 25 Surat Al-Bayyinah ayat 5:                   “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan 24 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Surat Ar-Ra’ad Ayat 28 25 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Surat Az-Zariyat Ayat 56 16 agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” 26 Surat Ali Imron ayat 102:              “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” 27 Inti dari tiga ayat diatas adalah menjadi seorang hamba Allah yang beriman, bertaqwa dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT atau berarti terbentuknya kepribadian muslim. 28 Menurut Muhammad Fadhil Al-Jamaly, tujuan pendidikan Islam menurut al- Qur’an meliputi: 1 menjelaskan posisi peserta didik sebagai manusia diantara makhluk Allah lainnya dan tanggung jawabnya dalam kehidupan ini. 2 menjelaskan hubungannya sebagai makhluk sosial dan tanggung jawabnya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. 3 menjelaskan hubungan manusia dengan alam dan tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara memakmurkan alam semesta. 4 menjelaskan hubungannya dengan Khaliq sebagai pencipta alam semesta. 29 Menurut Omar al-Toumy al-Syaibany bahwa tujuan pendidikan 26 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Surat Al-Bayyinah Ayat 5 27 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Surat Al-Imran Ayat 102 28 Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat …, h. 19 29 Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, PT.Ciputat Press: Ciputat, 2005, cet II, h.37 17 Islam adalah untuk mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai tingkat akhlak al-karimah. 30 Sedangkan menurut Zakiyah Darajat dkk, tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya Insan Kamil dengan pola Taqwa yang terbentuk dapat mengalami perubahan naik turun, bertambah atau berkurang karena itu, orang yang sudah bertaqwa dalam bentuk Insan kamil masih perlu pendidikan sepanjang hayatnya guna pengembangan dan penyempurnaan, sekurang- kurangya pemeliharaan supaya tidak luntur dan berkurang 31 . Sedangkan Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5 sasaran, yaitu: 1 membentuk akhlak mulia 2 mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat 3 persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya 4 menumbuhkan semangat ilmiah dikalangan peserta didik 5 mempersiapkan tenaga professional yang terampil. 32 2 Fungsi Pendidikan Agama Islam Abdul Majid dan Dian Andayani memaparkan fungsi pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut: a Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. b Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencapai hidup didunia dan diakhirat. 30 Jalaludin, Teologi…, h. 76 31 Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta : Bumi Aksara, 1996 cet, III, h. 31 32 Muhammad Athiyah Al-Abrayi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1970 cet, I, h. 15-18 18 c Penyesuaian mental, yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik secara fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. d Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. e Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangnnya menuju manusia Indonesia seutuhnya. f Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum alam nyata dan nir nyata, sistem dan fungsionalnya. g Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain. 33 Berdasarkan tujuan dan fungsi pendidikan agama Islam di atas sangat erat kaitannya dengan kecerdasan spritual, karena kecerdasan spritual dalam pandangan Islam merupakan kemampuan seseorang untuk yakin dan berpegang teguh terhadap nilai spritual islam, selalu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai islam dalam hidupnya, dan mampu untuk menempatkan dirinya dalam kebermaknaan diri yaitu ibadah dengan merasakan dirinya selalu dilihat Tuhan, sehingga ia dapat hidup dengan mempunyai jalan dan kebermaknaan yang akan membawanya terhadap kebahagiaan dan keharmonisan yang hakiki. Allah berfirman:                      Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman. yaitu orang- orang yang khusyu’ dalam shalatnya. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada 33 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam…, h. 133 19 berguna. Dan orang-orang yang menunaikan zakat QS: Al- Mu’minun: 1-4. 34 d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup keseluruhan ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ajaran yang berisi pedoman pokok yang mengatur berbagai aspek kehidupan untuk kesejahteraan hidup manusia di dunia dan diakhirat nanti, dalam hal ini, ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan yang meliputi: 1 Hubungan manusia dengan Allah SWT Hubungan manusia dengan Allah merupakan hubungan yang vertikal antara manusia dengan Khalik, menempati prioritas utama dalam pendidikan agama Islam, isi ajarannya meliputi segi Iman, Islam dan Ihsan. 2 Hubungan Manusia dengan Dirinya Hubungan manusia dengan dirinya merupakan sesuatu hal yang sangat penting, yaitu dengan memiliki rasa tangggung jawab, menjaga dan memelihara yang terdapat dalam diri agar manusia nantinya dapat menjaga diri dari hal-hal yang sifatnya dapat menjerumuskan kedalam kehancuran. 3 Hubungan Manusia dengan Sesama Manusia Merupakan hubungan yang bersifat horizontal, yaitu antara manusia dengan manusia dalam kehidupan. Ruang lingkup pengajarannya berkisar pada pengaturan hak dan kewajiban antara manusia dengan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. 4 Hubungan Manusia dengan Makhluk Lain dan Lingkungan Hubungan manusia dengan alam juga merupakan hal yang penting, yaitu manusia dituntut untuk mengenal, memanfaatkan dan menjaga serta mengembangkan kelestarian alam. 35 34 Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahnya., Surat Al-Mu’minun Ayat 1-4 20 Ruang lingkup pendidikan agama Islam diatas sesuai dengan Surat Al- Imran ayat 112 yang berbunyi:                                       “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali agama Allah dan tali perjanjian dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu, karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” 36 Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah meliputi tujuh unsur pokok, yaitu: 1 Keimanan Pengajaran dan pendidikan keimanan berarti proses belajar dan pembelajaran tentang berbagai aspek kepercayaan. Dalam pelajaran keimanan, pusat atau inti pembicaraan pembahasan ialah tentang keesaan Allah. Karena itu ilmu tentang keimanan ini disebut juga tauhid. Ruang lingkup pengajaran keimanan itu meliputi rukun iman yang enam, yaitu percaya kepada Allah, kepada para Rasul Allah, kepada para malaikat, kepada kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para Rasul Allah, kepada hari kiamat, dan kepada qada dan qadar. 2 Ibadah 35 Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran agama Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000, h. 23-24 36 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Surat Al-Imran Ayat 112 21 Dalam pengertian yang luas, ibadah itu ialah bentuk pengabdian yang ditunjukkan kepada Allah semata yang diawali oleh niat. Materi pelajaran ibadah ini seluruhnya dimuat dalam ilmu Fiqih, selain membicarakan ibadah, juga membicarakan kehidupan sosial, seperti perdagangan jual-beli, perkawinan, kekeluargaan, warisan, pelanggaran, hukuman, perjuangan jihad, politikpemerintahan, makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain. 3 Al-Qur’an Membaca Al- qur’an tidak sama dengan membaca buku atau membaca kitab suci lain. Membaca al- qur’an adalah ibadah, membaca Al-qur’an juga merupakan seni suatu ilmu yang mengandung seni yakni seni membaca Al- Qur’an. Isi pengajaran Al-Qur’an diantaranya penghenalan huruf-huruf hijaiyah, cara menyebutkannya, bentuk dan fungsi tanda baca, tanda berhenti, dan tanda lainnya. Ruang lingkup pengajaran Al- qur’an ini lebih banyak berisi pengajaran yang memerlukan latihan dan pembiasaan. 4 Akhlak Akhlak merupakan bentuk batin dari seseorang. Pengajaran akhlak pengajaran tentang batin seseorang yang kelihatan pada tingkah lakunya. Pembentukkan akhlak dapat dilakukan dengan memberikan pengertian tentang baik buruk dan kepentingannya dalam kehidupan, memberikan ukuran baik dan buruk, melatih dan membiasakan berbuat, mendorong dan memberi sugesti agar mau dan senang berbuat kebaikan. Dasar pelaksanaan pengajaran ini berarti proses kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajar berakhlak baik. 5 Mu’amalah Muamalah merupakan sebagian perincian dari ilmu fiqih, ilmu ini lebih membahas tentang hubungan sosial manusia, yakni muamalat madaniyat dan muamalat maliyat. Mualamat madaniyat membahas masalah-masalah yang dikelompokkan kedalam kelompok persoalan 22 harta kekayaan, harta milik, harta kebutuhan, dan cara menggunakan dan mendapatkanya. Sedangkan muamalat maliyat membahas masalah-masalah yang dikelompokkan kedalam kelompok persoalan harta kekayaan milik bersama baik masyarakat kecil atau besar seperti negara perbendaharaan negara. 6 Syari’ah Syari’ah merupakan ilmu yang mempelajari tentang syariathukum Islam. Ayat pertama yang berbunyi “Iqra” merupakan pensyariatan pertama hukum Islam. Perintah membaca, merupakan syariat yang pertama dalam ajaran Islam. Ilmu ini membicarakan hukum-hukum dalam kehidupan umat manusia. 7 Tarikh Tarikh Islam disebut juga sejarah Islam. 37 Pengakaran tarikh Islam sebenarnya pengajaran sejarah, yaitu sejarah yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan umat Islam, seperti kerajaan yang berkuasa di luar tanah arab sebelum datangnya agama Islam maupun yang berkuasa diluar tanah arab sebelum datangnya agama Islam maupun sesudah datangnya agama Islam, peperangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw dan para sahabat melawan orang kafir. Pemerintahan pada zaman Nabi Muhammad SAW, riwayat hidup Nabi Muhammad Saw, dan lain-lain.

B. Kecerdasan Spiritual 1. Definisi Kecerdasan Spiritual

Sebelum membahas kecerdasan spiritual secara integral, terlebih dahulu penulis mendefinisikan kecerdasan dan spiritual secara terpisah. Donald Sterner yang dikutip oleh Andreas Harefa mendefinisikan kecerdasan adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah ada untuk memecahkan masalah-masalah baru, tingkat kecerdasan 37 Zakiyah Darajat dkk, Metodik Khusus Pengajaran agama Islam Jakarta: Bumi Aksara, 1995, cet, I, h. 109 23 diukur berdasarkan kecepatan memecahkan masalah. 38 Kecerdasan adalah kemampuan untuk memberikan respons secara cepat dan berhasil pada suatu situasi yang baru, kemampuan untuk menggunakan nalar dalam memecahkan masalah. 39 Secara umum kecerdasan adalah kemampuan untuk melihat dan memahami hubungan-hubungan. Definisi lain tentang intelligence ialah kemampuan orang untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, terutama masalah yang pemecahannya menuntut kemampuan pikiran. 40 Sedangkan menurut Thornburg inteligensi mengandung 4 unsur pengertian yakni: a kemampuan untuk berpikir abstrak dan cermat, b kemampuan untuk mengambil keputusan, c kemampuan untuk melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan hidupnya, d seluruh kemampuan individu untuk melakukan suatu aktivitas guna mengembangkan potensi dirinya. 41 Menurut tokoh Psikologi David C. Edward yang dikutip Alisuf Sabri berpendapat bahwa kecerdasan adalah Intelligence is a general capacity of behave in an adaptable and acceptable manner. Dari pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa kecerdasaan adalah kemampuan umum mental individu yang tampak dalam cara bertindak atau berbuat atau dalam memecahkan masalah problem solving. 42 Sedangkan makna spiritual berasal dari kata spirit yang berarti roh. Roh dapat diartikan sebagai energi kehidupan yang membuat kita dapat hidup, bernafas dan bergerak. Berdasarkan hal tersebut yang dimaksud kecerdasan spiritual adalah kemampuan kita untuk dapat mengenal dan memahami diri kita seutuhnya sebagai makhluk spiritual maupun sebagai bagian dari alam semesta. 38 Andreas Harefa, Mengasah Paradigma Pembelajar, Yogyakarta: Gradien, 2003, Cet II, h. 74 39 Adi W Gunawan, Genius learning Strategy Petunjuk praktis untuk menerapkan Accelerated Learning, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004 cet, II, h. 217 40 Munandir, Ensiklopedia Pendidikan, Malang, Penerbit UM Press, 2001, h. 123 41 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004 h. 45 42 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu jaya,2000, h. 116 24 Dengan demikian kecerdasan spiritual berarti memahami sepenuhnya makna dan hakikat kehidupan yang dijalani. 43 Danah Zohar dan Ian Marshall mengemukakan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persolaan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. 44 Kecerdasan spiritual merupakan landasan yang diperlukaan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif, bahkan kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi manusia. Karena kecerdasan spiritual memungkinkan manusia menjadi kreatif, mengubah aturan dan situasi. Kecerdasan spiritual memberi manusia kemampuan membedakan. Kecerdasan spiritual memberi manusia rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan pemahaman dan cinta. Manusia menggunakan kecerdasan untuk bergulat dengan ihwal baik dan jahat, untuk bermimpi, bercita-cita dan mengangkat diri kita dari kerendahan. 45 Menurut Muhammad Zuhri yang dikutip oleh Agus Nggermanto berpendapat bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia yang digunakan untuk berhubungan dengan Tuhan. Potensi kecerdasan spiritual orang sangat besar dan tidak dibatasi faktor keturunan, lingkungan atau materinya.” Sedangkan Khalil Khafari mendefinisikan Kecerdasan spiritual itu “Sebagai fakultas dari dimensi non material, atau dimensi ruh manusia, kecerdasan ini dapat ditingkatkan dan diturunkan. Tapi tingkatanya tampak tak terbatas. “inilah Intan manusia yang belum terarah, 43 Aribowo P dan Irianti E, ”Spiritualitas dan Kualitas Hidup” diakses pada tanggal 25 April 2011 dari www.sinarharapan.com 44 Danah Zohar dan Ian Marshall. SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan Bandung: Mizan, 2001 Cet III, h. 4 45 Danah Zohar dan Ian Marshall. SQ: Memanfaatkan …, h. 5