32
C. Kerangka Berfikir
Kecerdasan intelektual IQ besar peranannya dalam menentukan berhasil dan tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program
pendidikan. Orang yang lebih cerdas, pada umumnya akan lebih mampu belajar dari pada orang yang kurang cerdas.
Kecerdasan intelektual tidak menjamin seseorang berhasil mempelajari sesuatu, tanpa adanya kecerdasan emosional EQ. Karena, kecerdasan
emosional ini merupakan suatu ketrampilan yang mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat, dan motivasi diri, empati dan
kecakapan social. Landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif
adalah kecerdasan spiritual SQ, sebab SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia. SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan pesoalan
makna dan nilai. Apabila Spiritual Quotient SQ dimiliki oleh siswa-siswi, mereka akan
lebih mampu memahami berbagai masalah yang timbul selama proses belajar mengajar berlangsung di sekolah. Tidak hanya itu, dengan Spiritual Quotient
ini siswa-siswi akan lebih mampu memotivasi diri untuk lebih giat belajar sehingga dapat menemukan makna atau arti dari pelajaran yang diberikan oleh
guru. SQ juga mendorong siswa-siswi untuk lebih kreatif yaitu memiliki daya cipta kreasi yang tinggi sehingga prestasi belajar di sekolah meningkat.
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Kecerdasan Spiritual Siswa
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Kecerdasan Spiritual Siswa
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian skripsi ini dilakukan pada bulan Agustus 2011, Lokasi penelitian di SMP PGRI 2 Ciputat pada kelas VIII tahun ajaran 2011-2012.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian. Adapun populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP PGRI 2 Ciputat, yang
berjumlah 214 siswa. Sedangkan sampel adalah sebagian kecil atau wakil dari populasi yang
diteliti,
1
atau sampel adalah bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Dalam penelitian ini teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian, dan
sampel yang akan diambil yaitu kelas VIII A yang berjumlah 35 siswa.
C. Metode Penelitian
Suatu penelitian merupakan sebuah proses berisikan metode dan tahapan- tahapan yang berkaitan satu sama lain secara sistematis. Jenis penelitian ini
adalah penelitian korelasi, yaitu menjelaskan tentang ada tidaknya hubungan antara variabel X sebagai variabel independent atau bebas pembelajaran
pendidikan agama Islam dengan variabel Y sebagai variabel dependent atau terikat kecerdasan spiritual. Melalui pemaparan data yang diperoleh dan
kemudian diolah serta dianalisis dengan menggunakan teknik olah data dan analisa yang sesuai.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 131