Kategorisasi Perilaku Merokok Kategorisasi Dimensi Kepribadian Big Five

Berdasarkan tabel 4.4 skor terendah dimensi neuroticism adalah 32 dan skor tertingginya 74 dengan nilai rata-rata 50 dan standar deviasi 9,72. Setelah itu skor dimensi extraversion terendah 23 dan tertinggi 72 dengan nilai rata-rata 50 dan standar deviasi 8,84. Kemudian skor terendah dimensi agreeableness yaitu 25 dan skor tertinggi 73 dengan nilai rata-rata 50 dan standar deviasi 8,47. selanjutnya dimensi openness skor terendahnya yaitu 26 dan skor tertinggi sebesar 69 dengan nilai rata-rata 50 dan standar deviasi 9,11. sedangkan skor terendah yang diperoleh dimensi conscientiousness sebesar 26 dan skor tertingginya 72 dengan nilai rata-rata 50 dan standar deviasi 9,46. Serta perilaku merokok nilai terendahnya adalah 28 dan nilai tertinggi 80 dengan nilai rata-rata 50 dan standar deviasi 9,68. Nilai rentangan terbesar nilai maksimal-minimal terdapat pada perilaku merokok sebesar 53. Hal ini berarti variabel yang paling heterogen hasilnya adalah perilaku merokok.

4.2.1 Kategorisasi Perilaku Merokok

Pada skala ini skor dari setiap item telah dihitung faktor skornya untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Setelah didapatkan faktor skor, peneliti mentransformasikan faktor skor menjadi T skor. Nilai baku inilah yang kemudian dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Hal tersebut juga berlaku pada variabel Dimensi Kepribadian Big Five. Peneliti membagi klasifikasi skor perilaku merokok menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Rumus untuk mengkategorisasikannya adalah: Dengan begitu, kategorisasi yang diperoleh untuk skala perilaku merokok adalah: Tabel 4.5 Penyebaran Skor Perilaku Merokok Kategori Rumus Nilai Jumlah Subjek Persen Tinggi 3X + nilai minimum 63 – 80 7 7 Sedang 2X + nilai minimum 46 – 62 59 59 Rendah X+ nilai minimum 28- 45 34 34 ∑ 100 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku merokok yang tinggi hanya sebanyak 7 orang dari jumlah responden 100 orang dan lebih dari setengah responden memiliki perilaku merokok yang sedang dengan jumlah 59 orang, dan ada 34 responden yang memiliki perilaku merokok yang rendah.

4.2.2 Kategorisasi Dimensi Kepribadian Big Five

Masing-masing dimensi kepribadian big five memiliki jumlah item yang berbeda- beda. Neuroticism terdiri dari 18 item, extraversion 11 item, kemudian agreeableness dengan 12 item, openess memiliki 11 item dan conscientiousness 13 item. Dari tabel 4.4 telah diketahui mean dan standar deviasi masing-masing dimensi tersebut. Karena tiap dimensi memiliki jumlah item yang berbeda Nilai maximum - nilai minimum = 80 – 28 = 17,33 = 17 Kategori 3 sehingga untuk mengkategorikannya perlu dilakukan perhitungan standar baku z- score. Setelah semua item telah distandar baku-kan kemudian item-item tiap dimensi itu dibandingkan skornya satu sama lain, skor z-skor yang paling tinggi dari kelima item tersebut lah yang termasuk dalam pengkategorian. Berikut ini adalah hasil kategorisasi masing-masing dimensi kepribadian big five. Tabel 4.6 Kategorisasi Skor Dimensi Kepribadian Big Five Trait Kepribadian Big Five Jumlah Subjek Persentase Perilaku Merokok Tinggi Sedang Rendah Neuroticism 29 29 17 12 Extraversion 13 13 1 9 3 Agreeableness 19 19 2 13 4 Openess 18 18 1 8 9 Conscientiousness 21 21 3 12 6 Total 100 100 7 59 34 Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat ada 29 responden yang masuk kategori dimensi neuroticsm dengan 17 orang yang memiliki perilaku merokok pada taraf sedang, dan 12 orang pada taraf rendah. Kemudian ada 13 responden atau 13 yang termasuk dalam dimensi extraversion dengan 1 orang memiliki perilaku merokok tinggi, 9 orang dengan perilaku merokok sedang, dan 3 orang dengan perilaku merokok rendah. Selanjutnya, ada 19 orang yang memiliki dimensi agreeableness dominan dalam dirinya atau sebesar 19 responden dengan 2 orang yang perilaku merokok tinggi, 13 orang pada taraf sedang, dan 4 orang pada taraf rendah. Selain itu, ada 18 orang atau 18 yang masuk dalam dimensi openess dengan 1 orang yang memiliki perilaku merokok tinggi, 8 orang dengan perilaku merokok sedang dan 9 orang dengan perilaku merokok yang rendah. Terakhir dimensi conscientiousness, ada 21 responden yang tergolong dalam dimensi conscientiousness ini atau 21, ada orang yang memiliki perilaku merokok tinggi, 12 orang yang memiliki perilaku merokok dalam taraf sedang serta 6 orang dengan taraf perilaku merook yang rendah. Maka dapat dikatakan bahwa responden dalam penelitian ini dominan termasuk dalam dimensi neuroticism sebanyak 29 orang, sedangkan responden yang paling banyak memiliki perilaku merokok tinggi juga terdapat pada dimensi Constiousness, yaitu sebanyak 3 orang. 4.3 Hasil Uji Statistik 4.3.1. Analisis Uji Beda Berdasarkan Jenis Kelamin Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan pada dua kelompok antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dalam uji t ini peneliti menggunakan uji Independent Sample Test dan perhitungannya menggunakan sistem komputerisasi SPSS versi 16.00. Hasil uji t ini, didapatkan hasil : Tabel 4.7 Group Statistics Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Perilaku Merokok 1 79 50.5874 9.45344 1.06360 21 47.7904 10.43275 2.27661 Tabel 4.8 Independent Samples Test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t Df Sig. 2-tailed Mean Differ- ence Std. Error Differ- ence 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Perilaku Merokok Equal variances assumed .635 .427 1.179 98 .241 2.79700 2.37200 -1.91016 7.50417 Equal variances not assumed 1.113 29.325 .275 2.79700 2.51281 -2.33979 7.93380 Dari hasil perhitungan diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada mean skor variabel perilaku merokok antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan taraf signifikansi 0,275 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan perilaku merokok yang signifikan antara responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden yang berjenis kelamin perempuan. Artinya baik responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden yang berjenis kelamin perempuan memiliki perilaku merokok yang sama.

4.3.2 Analisis Uji Beda Berdasarkan Usia