Hipotesis Teknik Analisis Data

2.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ha1 : Ada hubungan yang signifikan antara dimensi neuroticism dengan perilaku merokok pada remaja akhir. H 1 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara dimensi neuroticism dengan perilaku merokok pada remaja akhir. Ha2 : Ada hubungan yang signifikan antara dimensi extraversion dengan perilaku merokok pada remaja akhir. H 2 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara dimensi extraversion dengan perilaku merokok pada remaja akhir. Ha3 : Ada hubungan yang signifikan antara dimensi agreeableness dengan perilaku merokok pada remaja akhir H 3 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara dimensi agreeableness dengan perilaku merokok pada remaja akhir. Ha4 : Ada hubungan yang signifikan antara dimensi openness dengan perilaku merokok pada remaja akhir. H 4 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara dimensi openness dengan perilaku merokok pada remaja akhir. Ha5 : Ada hubungan yang signifikan antara dimensi conscientiousness dengan perilaku merokok pada remaja akhir. H 5 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara dimensi conscientiousness dengan perilaku merokok pada remaja akhir. Ha6 : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku merokok pada remaja akhir. H 6 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku merokok pada remaja akhir. Ha7 : Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan perilaku merokok pada remaja akhir. H 7 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan perilaku merokok pada remaja akhir. Ha8 : Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku merokok pada remaja akhir. H 8 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku merokok pada remaja akhir. BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dimana data yang dihasilkan dari penelitian berwujud data kuantitatif yakni data yang berbentuk angka. Pendekatan ini digunakan karena penelitian ini bekerja dengan angka dan dianalisis dengan menggunakan statistik setelah semua data dikumpulkan serta digunakan untuk menjawab pertanyaan hipotesis Arikunto, 2002.

3.1.2 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi prediktif, karena tujuan penelitian ini adalah melihat hubungan antara dimensi dari kepribadian big five, usia, tingkat pendidikan dan jenis kelamin dengan skor perilaku merokok remaja akhir. Sedangkan jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional dalam Sevilla, 2006 adalah metode yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Melalui penelitian ini kita dapat memastikan berapa besar yang disebabkan oleh satu variabel dalam hubungannya dengan variasi yang disebabkan oleh variabel lain. 51

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Identifikasi Variabel

Menurut Kerlinger 2006, variabel adalah simbol atau lambang yang padanya kita melekatkan bilangan atau nilai. Penelitian ini melibatkan dua jenis varibel penelitian yaitu variabel bebas independent variable dan variabel terikat dependent variable. 1. Variabel bebas independent variable, yaitu dimensi kepribadian big five. 2. Variabel terikat dependent variable, yaitu perilaku merokok. 3. Variabel kategorik yang juga diteliti adalah usia, tingkat pendidikan dan jenis kelamin.

3.2.2 Definisi Konseptual Variabel

Definisi konseptual adalah mendefinisikan suatu konstruk atau variabel dengan menggunakan konstruk-konstruk lain Kerlinger, 2006. Definisi konseptual variabel penelitian ini, yaitu : 1. Variabel terikat dependent variable : Perilaku merokok adalah aktivitas merokok karena dipengaruhi oleh perasaan yang menyenangkan maupun perasaan yang tidak menyenangkan, yang dilakukan secara sadar kemudian menjadi ketergantungan terhadap rokok, sehingga lambat laun sudah menjadi kebiasaan yang meningkat. 2. Variabel bebas independent variable : Kepribadian big five adalah lima dimensi dalam kepribadian yang bisa digunakan untuk mencari perbedaan individu pada level yang tinggi. Lima dimensi kepribadian ini adalah neuoriticism, extraversion, agreeableness, openness dan conscientiousness. Usia, tingkat pendidikan dan jenis kelamin sebagai background individu.

3.2.3 Definisi Operasional Variabel

Menurut Kerlinger 2006, definisi operasional adalah melekatkan arti pada suatu konstruk atau variabel dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan- tindakan yang perlu untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut. Definisi operasional variabel penelitian ini adalah : 1. Variabel terikat dependent variabel : Perilaku merokok adalah hasil skor penilaian tentang perilaku merokok yang mengacu pada Tomkins dalam Mu‟tadin, 2002. Adapun indikatornya, yaitu : a. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif positive affect smoking, yang meliputi: perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat pleasure relaxation, perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan stimulation to pick them up, dan kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok pleasure of handling cigarette. b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif negative affect smoking. c. Perilaku merokok yang adiktif addictive smoking. d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan pure habits smoker. 2. Variabel bebas independent variable : Kepribadian big five adalah skor yang diperoleh dari hasil skala big five yang terdiri dari lima subskala yang masing-masing mengukur dimensi: a. Neuoriticism : skor yang melihat level ketidakstabilan dan penyesuaian emosional. b. Extraversion : skor yang melihat kuantitas dan intensitas dari interaksi interpersonal yang lebih disukai, tingkat aktivitas, kebutuhan akan dorongan atau rangsangan, dan kapasitas untuk kegembiraan. c. Agreeableness : skor yang melihat beragam interaksi yang individu pilih, baik dari perasaan kasih sampai ke hal yang antagonis. d. Openness : skor yang melihat apresiasi umum untuk seni, petualangan, ide-ide, imajinasi, emosi, rasa ingin tahu, dan berbagai pengalaman. e. Conscientiousness : skor yang melihat organisasi, ketekunan, kontrol, dan motivasi pada perilaku yang memiliki tujuan atau hubungan langsung dengan dirinya. Usia, tingkat pendidikan dan jenis kelamin adalah skor yang diperoleh dari data background sampel.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Gay dalam Sevilla, 1993 mendefinisikan populasi sebagai kelompok dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja akhir di RW 03 Kelurahan Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan yang berjumlah 135 orang.

3.3.2 Sampel

Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan sejumlah sampel dari populasi yang ada. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti Arikunto, 2002. Untuk jumlah sampel peneliti menggunakan ukuran minimum yang ditawarkan oleh Gay, bahwa untuk penelitian korelasi diambil 30 subjek atau lebih Sevilla, 2006. Peneliti mengambil sampel sebanyak 100 subjek karena untuk menganalisa data, penetapan sampel yang besar lebih mengurangi bias yang timbul dibandingkan dengan menggunakan sampel dalam jumlah yang sedikit.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Suatu proses yang meliputi pengambilan sebagian dari populasi, melakukan pengamatan pada populasi secara keseluruhan disebut sampling atau pengambilan sampel Ary dkk, dalam Sevilla 2006. Sampel diambil dengan menggunakan teknik non-probability sampling yaitu pengambilan sampel dimana setiap objek penelitian yang diambil tidak memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel penelitian. Dengan jenis purposive sampling yaitu sampel yang diambil adalah sampel yang memenuhi kriteria atau tujuan yang telah ditentukan peneliti. Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah: a. Remaja laki-laki atau perempuan b. Merupakan seorang perokok aktif c. Usia 17 hingga 21 tahun

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Alat Ukur Penelitian

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari dua skala, yaitu skala untuk mengukur kepribadian big five dan skala untuk mengukur perilaku merokok. Kedua skala tersebut disusun menggunakan model Likert dengan 4 kategori jawaban, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pemusatan central tendency atau menghindari jumlah respon yang bersifat netral. Model ini terdiri dari pernyataan positif favorable dan pernyataan negatif unfavorable. Subjek diminta untuk memilih salah satu dari 4 kategori jawaban yang masing-masing jawaban menunjukan kesesuaian pernyataan yang diberikan dengan keadaan yang dirasakan responden sendiri yaitu, “Sangat Setuju” SS, “Setuju” S, “Tidak Setuju” TS, “Sangat Tidak Setuju” STS. Pemberian skor tertinggi diberikan pada pilihan sangat setuju dan terendah pada pernyataan sangat tidak setuju untuk pernyataan favourable. Selanjutnya pernyataan tertinggi untuk pernyataan unfavorable diberikan pada pilihan jawaban sangat tidak setuju dan skor terendah diberikan untuk pilihan sangat setuju. Setiap katagori memiliki nilai sebagai berikut : Tabel 3.1 Skor untuk Pernyataan Positif dan Negatif Pada penelitian ini akan digunakan dua alat ukur untuk mengukur variabel yang diteliti. Kedua skala ini mengukur kepribadian big five individu dan perilaku merokok dari individu. Kategori Favorable Unfavorable SS Sangat Setuju 4 1 S Setuju 3 2 TS Tidak Setuju 2 3 STS Sangat Tidak Setuju 1 4

1. Skala untuk Mengukur Kepribadian

Big Five Untuk mengukur kepribadian big five individu alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah International Personality Item Pool NEO IPIP-NEO yang dibuat oleh Lewis Goldberg pada tahun 1992. Skala IPIP-NEO berjumlah 100 item, setiap dimensi berjumlah 20 item. Skala ini diterjemahkan oleh Adriaan H.Boon Van Ostade bernama 100 Big Five factor markies. Peneliti menggunakan skala likert yang mengacu pada IPIP-NEO tersebut, karena aitem-aitem dalam IPIP telah dibandingkan dengan berbagai inventori kepribadian yang sudah baku, diantaranya dengan Big Five Factor Marker, NEO-PI-R, 16 PF, CPI, dan lain-lain. Salah satu yang dibandingkan dengan NEO-PI-R, aitem-aitem dalam IPIP mempunyai koefisien alpha 0,64 sampai 0,88. Sementara itu dari aitem NEO-PI-R yang asli mempunyai koefisien alpha mulai 0,61 sampai 0,84. Hal ini menunjukkan bahwa aitem-aitem dalam IPIP mempunyai reliabilitas yang cukup baik Mastuti, 2005. Adapun skala kepribadian big five untuk uji coba adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Skala Kepribadian Big Five No Dimensi Indikator Butir Soal Jml Favorable Unfavo- rable 1 Extraver- sion a. Friendliness Individu mudah bergaul, penuh kasih sayang dan ramah b. Gregariousness Merasa senang ketika bersama dengan orang lain 21, 51, 71 1, 11, 31, 61, 81, 96 56 6, 46, 86 20 c. Assertiveness Dominan, dan tidak membiarkan orang lain berbicara 41 16, 26, 36, 66, 76, 91 2 Agreea- bleness a. Trust Individu mudah percaya kepada orang lain b. Straightforwardness Inidvidu jujur, tulus, berterus terang c. Altruism Keinginan untuk membantu orang lain d. Compliance Suka menunda, tidak agresif, lembut, penurut e. Modesty Orang yang sederhana dan rendah hati f. Sympathy Individu peduli, simpati pada orang lain 7, 77 72, 87 37, 57, 67, 92, 97 27 82 17, 47, 62 32, 42 - 12 - 2 22, 52 20 3 Conscien- tiousness a. Competence Mengetahui kemampuan dirinya, bijaksana dan efektif b. Order Rapi, teratur dan menyimpan sesuatu pada tempatnya c. Dutifulness Individu taat pada peraturan, dapat diandalkan dan dipercaya d. Self-disciplin Kemampuan menyelesaikan tugas dengan segera e. Deliberation Tidak spontan, berhati-hati dalam bertindak 3 33, 93, 98 13, 43, 63, 83 23, 73 53 58 8, 28, 88 18, 38, 48 68, 78 - 20 4 Neuroti- cism a. Anxiety Individu merasa takut, mudah khawatir, gugup dan tertekan b. Angry Individu merasa marah, frustrasi dan benci c. Depression Individu merasa bersalah, sedih, putus asa dan kesepian d. Self-Conciousness Merasa inferior, sensitif, mudah terganggu masalah sosial e. Impulsiveness Ketidakmampuan individu mengontrol dorongan f. Vulnerability Tidak mampu mengatasi situasi sulit dan mudah panik 4, 14, 79, 99 34, 59, 69 44, 54, 64 24, 89 84 74, 94 9 49 19 29 39 - 20 5 Openess a. Fantasy Memiliki imajinasi yang tinggi, tidak membosankan b. Aesthetics Sensitif pada seni, suka puisi, musik c. Feelings Kemampuan menyelami emosi d. Action Suka berpergian ke tempat baru atau makan sesuatu yang tidak biasa e. Ideas Memiliki rasa ingin tahu mencari ide, argumentatif, intelektual 15 5, 45 55 90, 95, 100 25, 35, 65, 75, 80, 85 20, 30, 50 60 - 40 10, 70 20 Jumlah 63 37 100 Beberapa contoh item dalam skala ini seperti saya mudah memulai percakapan, saya mudah tertarik pada orang, saya mampu melakukan banyak hal, saya suka menolong orang lain dan seterusnya.

2. Skala Perilaku Merokok

Pembuatan item-item pernyataan skala tipe perilaku merokok disusun berdasarkan tipe-tipe perilaku merokok yang dikemukakan oleh Tomkins dalam Mu‟tadin, 2002. Adapun skala perilaku merokok untuk uji coba adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Skala Perilaku Merokok No Dimensi Indikator Butir soal Jml Favo-rable Unfavo- rable 1 Positive affect smokers Perasaan positif yang dialami oleh perokok a. Pleasure relaxation Individu merasa rokok bisa menambah kenikmatan yang ada 2, 3, 4 1, 5, 6 18 setelah merokok b. Simulation to pick them up Individu merasa merokok dapat menyenangkan perasaannya c. Pleasure of handling the cigarette Kenikmatan yang dirasakan perokok hanya dengan memegang rokok identik dengan perokok pipa 9, 10, 11 13, 14, 15 7, 8, 12 16, 17, 18 2 Negative affect smokers Individu merokok untuk mengurangi perasaan negatif yang ada pada dirinya a. Individu merokok saat ia merasa marah b. Individu merokok karena sedang merasa cemas, gelisah, khawatir dan takut c. Individu merokok ketika sendirian, merasa kesepian atau bosan 20, 22, 23, 30 25, 27, 31 33, 34, 35, 39 19, 21, 24 26, 28, 29, 32 36, 37, 38, 40 22 3 Addictive smokers Perilaku merokok yang adiktif Individu tidak dapat menahan keinginannya untuk merokok dan menambah dosis rokok setiap hari 41, 42, 45, 46, 47, 48, 50, 53, 54, 55 43, 44, 49, 51, 52, 56 16 4 Pure habits smokers Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan Individu merasa merokok adalah kebiasaan rutin dan merasa bahwa merokok merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis dilakukan 57, 59, 60, 61, 62, 66, 68, 69 58, 63, 64, 65, 67, 70 14 Jumlah 38 32 70 Beberapa contoh item dalam skala ini diantaranya adalah saya merokok saat perasaan saya tidak enak, saya segera menyalakan rokok berikutnya ketika rokok terdahulu telah habis dan seterusnya. Sedangkan untuk mengetahui usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan subjek dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner tertutup, yaitu bentuk kuesioner yang jawaban telah ditentukan atau disediakan. Hal ini dilakukan agar jawaban responden tidak terlalu bervariasi, sehingga memudahkan peneliti dalam menganalisis data.

3.4.2 Teknik Uji Instrument Penelitian

Ada dua konsep untuk mengukur instrument penelitian, yaitu :

1. Uji Validitas Skala

Validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur Sevilla, 2006. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Hasil penelitian dinyatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, item yang valid memiliki nilai validitas diatas 0,3 Azwar, 2008. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS versi 16.00. Validitas masing-masing item pernyataan dapat dilihat dari nilai corrected item-total correlation masing-masing item pernyataan.

2. Uji Reliabilitas Skala

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur kestabilan dan konsistensi keajegan dari jawaban responden terhadap suatu alat ukur psikologis yang disusun dalam bentuk kuesioner. Penelitian ini menggunakan teknik alpha cronbach untuk menguji reliabilitas. Tinggi atau rendahnya reliabilitas yang dihasilkan dilihat dari pendapat Azwar 2008 yang menyatakan bahwa semakin tinggi koefisien reliabilitas yang mendekati 1,00 berarti semakin baik, begitu juga sebaliknya.

3.4.3. Hasil Uji Instrument Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan jumlah total keseluruhan item sebanyak 170 item dari dua skala yaitu skala kepribadian big five yang berjumlah 100 item dan skala perilaku merokok yang berjumlah 70 item. Peneliti melakukan uji instrumen try out kepada sampel yang tidak sesungguhnya dengan karakteristik yang sama yang berjumlah 36 orang untuk skala kepribadian big five dan 36 orang pada skala perilaku merokok.

3.4.3.1 Hasil Uji Validitas Skala

1. Hasil Try Out Skala Kepribadian Big Five

Tabel 3.4 Blue Print Hasil Try Out Skala Kepribadian Big Five No Dimensi Indikator Butir Soal Jml Favorable Unfavo- rable 1 Extraver- sion a. Friendliness Individu mudah bergaul, penuh kasih sayang dan ramah b. Gregariousness Merasa 21,51, 71 1,11,31, 56 6, 46, senang ketika bersama dengan orang lain c. Assertiveness Dominan, dan tidak membiarkan orang lain berbicara 61,81, 96 41 86 16, 26, 36, 66, 76, 91 11 2 Agreea- bleness a. Trust Individu mudah percaya kepada orang lain b. Straightforwardness Inidvidu jujur, tulus, berterus terang c. Altruism Keinginan untuk membantu orang lain d. Compliance Suka menunda, tidak agresif, lembut, penurut e. Modesty Orang yang sederhana dan rendah hati f. Sympathy Individu peduli, simpati pada orang lain 7, 77 72, 87 37,57,67, 92,97 27 82 17, 47, 62 32, 42 - 12 - 2 22, 52 12 3 Consci- entious- ness a. Competence Mengetahui kemampuan dirinya, bijaksana dan efektif b. Order Rapi, teratur dan menyimpan sesuatu pada tempatnya c. Dutifulness Individu taat pada peraturan, dapat diandalkan dan dipercaya d. Self-disciplin Kemampuan menyelesaikan tugas dengan segera e. Deliberation Tidak spontan, berhati-hati dalam bertindak 3 33, 93, 98 13, 43, 63, 83 23, 73 53 58 8, 28, 88 18, 38, 48 68, 78 - 13 4 Neuroti- cism a. Anxiety Individu merasa takut, mudah khawatir, gugup dan tertekan b. Angry Individu merasa marah, frustrasi, kecewa dan benci c. Depression Merasa bersalah, sedih, putus asa dan kesepian d. Self-Conciousness Merasa inferior, sensitif, mudah terganggu masalah sosial e. Impulsiveness Ketidakmampuan individu mengontrol dorongan 4, 14, 79, 99 34, 59, 69 44, 54, 64 24, 89 84 9 49 19 29 39 18 f. Vulnerability Tidak mampu mengatasi situasi sulit dan mudah panik 74, 94 - 5 Openess a. Fantasy Memiliki imajinasi yang tinggi, tidak membosankan b. Aesthetics Sensitif pada seni, suka puisi, musik c. Feelings Kemampuan menyelami emosi d. Action Suka berpergian ke tempat baru atau makan sesuatu yang tidak biasa e. Ideas Memiliki rasa ingin tahu mencari ide, argumentatif, intelektual 15 5, 45 55 90, 95, 100 25, 35, 65, 75, 80, 85 20, 30, 50 60 - 40 10, 70 11 Jumlah 42 23 65 Keterangan: nomor item bertanda item valid Berdasarkan hasil uji coba try out penelitian, diketahui bahwa item tidak valid pada skala IPIP-NEO berjumlah 35 item dan semua item yang tidak valid dibuang. Sehingga hanya indikator yang memiliki item valid yang digunakan untuk mengukur aspek-aspek kepribadian dan diujikan pada final tes, yaitu sejumlah 65 item.

2. Hasil

Try Out Skala Perilaku Merokok Tabel 3.5 Blue Print Hasil Try Out Skala Perilaku Merokok No Dimensi Indikator Butir soal Jml Favorable Unfavo- rable 1 Positive affect smokers Perasaan positif yang a. Pleasure relaxation Individu merasa rokok bisa menambah kenikmatan yang ada 2, 3, 4 1, 5, 6 9 dialami oleh perokok setelah merokok b. Simulation to pick them up Individu merasa merokok dapat menyenangkan perasaannya c. Pleasure of handling the cigarette Kenikmatan yang dirasakan perokok hanya dengan memegang rokok identik dengan perokok pipa 9,10, 11 13, 14, 15 7, 8, 12 16, 17, 18 2 Negative affect smokers Individu merokok untuk mengurangi perasaan negatif yang ada pada dirinya a. Individu merokok saat ia merasa marah b. Individu merokok karena sedang merasa cemas, gelisah, khawatir dan takut c. Individu merokok ketika sendirian, merasa kesepian atau bosan 20,22, 23, 30 25, 27, 31 33, 34, 35, 39 19, 21, 24 26, 28, 29, 32 36, 37, 38, 40 4 3 Addictive smokers Perilaku merokok yang adiktif Individu tidak dapat menahan keinginannya untuk merokok dan menambah dosis rokok setiap hari 41, 42, 45, 46, 47, 48, 50, 53, 54, 55 43, 44, 49, 51, 52, 56 12 4 Pure habits smokers Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan Individu merasa merokok adalah kebiasaan rutin dan merasa bahwa merokok merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis dilakukan 57, 59, 60, 61, 62, 66, 68, 69 58, 63, 64, 65, 67, 70 10 Jumlah 23 12 35 Keterangan: nomor item bertanda item valid Berdasarkan hasil uji coba try out penelitian, diketahui bahwa item tidak valid pada skala perilaku merokok berjumlah 35 item dan semua item yang tidak valid dibuang. Sehingga hanya indikator yang memiliki item valid yang digunakan untuk mengukur perilaku merokok dan diujikan pada final tes, yaitu sejumlah 35 item.

3.4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas Skala 1.

Skala Kepribadian Big Five Pengukuran reliabilitas dilakukan pada setiap dimensi yang terdapat pada skala ini karena skala ini merupakan skala multidimensional sehingga tidak didapatkan skor total. Uji reliabilitas untuk skala big five melalui SPSS 16.00 didapatkan nilai koefisien cronbach alpha sebesar 0,951 untuk dimensi neuroticism; 0,842 untuk dimensi extraversion; kemudian 0,798 untuk dimensi agreebleness selanjutnya 0,865 untuk dimensi openess dan 0,899 untuk dimensi conscientiousness. Dengan begitu alat ukur ini reliabel untuk mengukur semua variabel dimensi yang terdapat dalam kepribadian big five.

2. Skala Perilaku Merokok

Uji reliabilitas untuk skala perilaku melalui SPSS 16.00 didapatkan nilai koefisien cronbach alpha sebesar 0,918 setelah dilakukan uji coba kedua. Sehingga alat ukur ini reliabel untuk mengukur variabel perilaku merokok.

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian deskriptif korelasional, besar atau tingginya hubungan antar variabel dinyatakan dengan koefisien korelasi. Untuk mengukur keeratan hubungan antara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua variabel, maka penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment Pearson PE, dengan perhitungannya menggunakan program SPSS versi 16.00 untuk menghitung korelasi antara masing-masing dimensi kepribadian big five dan variabel usia, sedangkan untuk menghitung korelasi antara variabel tingkat pendidikan dan jenis kelamin, peneliti menggunakan korelasi Polyserial PS dan perhitungannya akan menggunakan program Lisrel versi 8.7.

3.6 Prosedur Penelitian