Pengertian Dakwah Pengertian dan Aspek Dakwah

a. Ibnu Taimiyah : “Dakwah ke jalan Allah adalah dakwah untuk beriman kepada Allah dan kepada apa yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yang mencakup keyakinan kepada rukun iman dan rukun Islam.” b. Sayyid Qutub : “Dakwah harus meliputi empat bentuk, yaitu mengajak manusia kepada Aqidah yang dapat menghidupkan hati dan akal; mengajak kepada syariat yang dapat menghidupkan pribadi dan masyarakat; mengajak kepada kekuatan, kehormatan, dan kepastian dalam beragama dan bernegara; mengajak kepada jihad untuk menegakkan kalimat Allah.” c. Toha Yahya Umar : “Dakwah sebagai upaya mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar-benar sesuai dengan perintah Allah, untuk kemasl ahatan dan kebaikan mereka di dunia dan di akhirat.” 6 d. M. Quraish Shihab : “Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.” 7 e. Wardi Bachtiar : “Dakwah adalah suatu proses upaya mengubah sesuatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam, atau suatu proses mengajak manusia ke jalan Allah yaitu Al- Islam.” 8 f. M. Idris A. Shomad : “Dakwah Islam ialah menyampaikan Islam kepada umat manusia seluruhnya dan mengajak mereka untuk komitmen dengan 6 Zakaria, “Konsepsi Dakwah Dalam Dialog Antar Umat Beragama”, Jurnal Kajian Dakwah dan Komunikasi, ISSN 1411-2779 Vol IX No. 1, Juni 2007, h. 18 7 Quraish Shihab, “Membumikan Al-Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat”, Bandung: Mizan, 1996, h. 194 8 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta; Logos, 1997, h. 31 Islam pada setiap kondisi dimana serta kapan saja, dengan metodologi dan sarana tertentu, untuk tujuan tertentu.” 9 g. Tim Penyusun Ensiklopedi Islam : “ Dakwah adalah setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis akidah, syariat dah akhlak Islamiyah.” 10 Dari keanekaragaman definisi dakwah tersebut di atas meskipun terdapat kesamaan ataupun perbedaan namun bila dikaji dan disimpulkan akan mencerminkan hal-hal sebagai berikut : 1 Dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan dengan sadar dan terencana. 2 Usaha yang dilakukan untuk mengajak umat manusia kejalan Allah, memperbaiki situasi menjadi lebih baik dakwah bersifat pembinaan dan pengembangan. 3 Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yaitu hidup sejahtera di dunia maupun di akhirat. Dan bila dikerucutkan dalam satu kalimat bahwa dakwah adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk mengajak manusia kejalan menuju ridho Allah SAW, yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik dan usaha tersebut untuk mengajak manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. 9 M. Idris A. Shomad, “Diktat Ilmu Dakwah; Fakultas Dakwah dan Komunikasi”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004, h. 3 10 Tim Penyusun, “Ensiklopedi Islam”, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoere, h. 280

2. Aspek Dakwah

Aspek dakwah adalah segi atau pandangan dakwah, yaitu meliputi : a. Sasaran Dakwah Menurut M. Bahri Ghazali ssaran dakwah itu terdiri dari : 1 Sasaran dakwah yang menyangkut golongan, dilihat dari segi struktur kelembagaan yaitu berupa masyarakat dari segi golongan pemerintah dan keluarga. 2 Sasaran dakwah yang berupa kelompok masyarakat, dilihat dari segi social cultural yaitu berupa golongan priyayi, abangan, dan santri, ini terjadi pada masyarakat jawa. 3 Sasaran dakwah yang dilihat dari segi usia, yaitu golongan anak-anak, remaja dan dewasa. 4 Sasaran dakwah yang dilihat dari segi profesi, yaitu golongan petani, pedagang, guru, seniman, pegawai negeri dan lain-lain. 5 Sasaran dakwah yang dilihat dari segi tingkat kehidupan sosial, yaitu golongan menengah atas dan golongan menengah bawah. 6 Sasaran dakwah yang dilihat dari segi jenis kelamin, yaitu yang berjenis kelamin laki-laki dan wanita. 7 Sasaran dakwah yang dilihat dari segi kekhususan, yaitu golongan tuna susila, tuna wisma dan narapidana. 11 11 Ghazali M bahri, “Dakwah Komunikatif; Membangun Kerangka Dasar Ilmu Dakwah”, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997, h. 3 a. Metode Dakwah Metode berasal dari bahasa Yunani Methodos, yang berarti cara atau jalan. Dalam bahasa Arab disebut Uslub Asalib atau Thariqoh Thuruq yang berarti jalan atau cara. Metode bisa dikaitkan dengan tujuan tertentu yang akan dicapai, karena metode berarti jalan yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Metode juga dapat diartikan sebagai prosedur utama yang disusun secara sistematis atau suatu cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan, rencana, sistem dan tata fikir manusia. Dengan demikian, metode adalah suatu disiplin yang diciptakan manusia untuk mencapai sasaran dakwah. Ada macam-macam metode dakwah, antara lain: 1 Metode dari segi cara : a Metode dakwah tradisional, seperti sistem ceramah umum. b Metode dakwah modern, seperti diskusi, seminar dan sejenisnya yang didalamnya terjadi komunikasi dua arah two ways communication dan yang penting dalam metode ini terjadi proses tanya jawab antar peserta dan komunikator. 2 Metode dari segi jumlah audiens : a Dakwah Perorangan, yaitu dakwah yang dilakukan oleh orang seorang secara langsung. Metode ini kelihatannya tidak efektif, tapi nyatanya dakwah ini lebih efektif jika dilakukan terhadap orang yang mempunayi pengaruh terhadap suatu lingkungan. b Dakwah Kelompok, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap kelompok tertentu yang sudah ditentukan sebelumya, misalnya kelompok ibu-ibu, remaja, anak-anak, dan lain sebagainya. Adapun Al- Qur’an sebagai sumber utama rujukan dakwah, banyak menggunakan metode dakwah yang menjadi pedoman para pendakwah, seperti dalam QS. An-Nahl 16 : 125 Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhan mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan mu Dia-lah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk.” c. Materi Dakwah Menurut Quraisy Shihab materi dakwah adalah Al-Islam yang bersumber dari Al- Qur’an dan Hadits. Sebagai sumber utama yang meliputi aqidah, syariah dan akhlak. Dasar dari pembagian tersebut merujuk pada pokok tujuan diturunkannya Al- Qur’an yaitu sebagai petunjuk aqidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia. Serta petunjuk mengenai akhlak murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila.