BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Analisis Isi
Content analysis menurut Bacus adalah analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komonikasi.
1
Sedangkan menurut R. Holsti, analisis isi adalah suatu metode analisis pesan dalam suatu cara sistematis yang menjadi petunjuk
untuk mengamati dan menganalisis pesan-pesan tertentu yang disampaikan oleh komunikator.
2
Dari definisi ini, maka ada dua hal yang penting untuk ditekankan, pertama yaitu unsur yang dapat ditiru, yang artinya adalah sebuah penelitian
haruslah dapat dilakukan oleh peneliti lain dalam lingkungan yang sama yang memakai teknik dengan data yang sama pula. Kedua, unsur konteks sebuah
penelitian dengan menggunakan metode analisis isi haruslah memperhatikan unsur konteks dari data yang di analisis. Maksudnya adalah data yang di
dapat tidak bisa dipisahkan begitu saja dari konteksnya. Dijelaskan bahwa batasan-batasan tentang analsis isi dengan
mengemukakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif yang di dalamnya adalah mengemukakan ketepatan dalam mengidentifikasian isi dari
1
Noeng Muhadjir, “Metodologi Penelitian Kualitatif EDISI IV”, Yogyakarta, Rake
Sarasin, 2000, h. 68
2
R. Holsti.et.al, “Content Analysis, Dalam Hand Book Of Social Psykologi”, edited by
Garner Lindzey Elliot Aronson, Cambrige, Massachussets.
15
pesan dakwah yang muncul, seperti perhitungan dan penyebutan yang berulang-ulang dari kata tertentu.
Sedangkan pendekatan kualitatif adalah dengan menggunakan seperangkat tema dengan suatu bentuk pedoman dalam membahas seluruh isi
pesan dengan mencoba menerangkan bagaimana tema tersebut kemudian dikembangkan oleh suatu sumber media dengan meneliti masalah yang ada
didalamnya yang tidak mencakup jumlah. George dan juga Kraucer menyatakan, bahwa Content Analysis Kualitatif lebih mampu menyajikan
nuansa dan lebih mampu melukiskan prediksi lebih baik.
3
Holsti mengetengahkan lima ciri content analysis, yaitu: 1.
Teks perlu diproses dengan aturan dan prosedur yang telah dirancang.
2. Teks diproses secara sistematis; mana yang termasuk dalam suatu
kategori, mana yang tidak termasuk ditetapkan berdasarkan aturan yang sudah ditetapkan.
3. Proses menganalisis data haruslah mengarah ke pemberian
sumbangan pada teori; ada relevasi teoritiknya. 4.
Proses analisis tersebut mendasarkan pada deskripsi yang dimanifestasikan.
3
Noeng Muhadjir, “Metodologi Penelitian Kualitatif EDISI IV”, Yogyakarta, Rake
Sarasin, 2000, h. 69