Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

b. Bagi Badan Amil Zakat Menambah sumbangan wacana pemikiran serta motivasi kepada badan amil zakat dalam melakukan program pemerdayaan masyarakat dan juga dapat menjadi rujukan dan perbandingan untuk penerapan pola-pola dan startegi- strategi penyaluran zakat yang efektif. c. Bagi Praktisi Agar masyarakat lebih memahami tentang pola pendistribusian zakat yang dijalankan oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan pada program beasiswa.

E. Kerangka Teori

Zakat pada dasarnya merupakan konsep islam dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial yang merata melalui pendistribusian harta dari kayapemberi kepada orang miskinpenerima zakat mustahiq . pendistribusian bisa dilakukan secara langsung maupun melalui perantara. Dimana perantara dalam konteks ini ialah pengelolaan lembaga zakat yang menghimpun dana zakat dan mendayagunakannya sesuai dengan syariat agama. Fungsi dan tugas organisasi zakat adalah mengelola zakat. Mengingat itu kebanyakan organisasi zakat langsung terjun ke masyarakat berkampanye tentang zakat. Cara seperti ini mengabaikan satu hal penting, yaitu tersisihnya perencanaan di tubuh internal organisasi zakat yaitu rancang bangun organisasi. Mereka tak sadar bahwa rancang bangun sosok organisasi zakat merupakan induk kegiatan pengelolaan zakat. 9 Sesungguhnya jatuh bangun lembaga zakat terletak pada kreativitas divisi pendayagunaan. Boleh-boleh saja lembaga zakat memiliki struktur organisasi lengkap. Juga boleh lembaga zakat didukung oleh nama-nama besar. Bahkan bisa saja lembaga zakat tiba-tiba memiliki dana yang besar karena mendapat kepercayaan dari beberapa perusahaan besar. Tetapi pada akhirnya, kembali juga pada kreatifitas program pendayagunaan apa yang bisa dikembangkan untuk mustahik. Sesungguhnya program pemerdayaan mustahik, merupakan inti dari fundraising. Dari program ini masyarakat dapat mengetahui sampai sejauh mana performance lembaga zakat. Program pengelolaan zakat terpaku pada yang sifatnya charity murni. Program yang bersifat sosial ini, dicirikan dengan kegiatan yang dikelola secara kepanitiaan, dalam waktu singkat dan habis setelah program itu dilaksanakan. Program charity murni, tak butuh pendamping dan pembinaan dan tanpa pemantauan perkembangan bantuan. Prinsipnya usai kegiatan, selesai pula programnya. Maka dari itu dalam pendayagunaan, ada beberapa kegiatan yang bersifat produktif dan dapat dikembangkan yaitu dalam pengembangan ekonomi seperti penyaluran modal, pembentukan lembaga keuangan, peningkatan usaha dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang bisa 9 Eri Sudewo, Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar, Ciputat: IMZ,2004, Cet 1, Hal. 100