Analisis Manajemen Pendistribusian pada Program Program Beasiswa
Sebagaimana telah di jelaskan pada Bab 2 secara garis besarnya, menurut Sondang P. Siagian pada buku Fungsi-Fungsi Manajerial bahwa fungsi
manajemen umumya disingkat POAC Planning, Organizing,Actuating, dan Controllig. Berikut adalah hasil penelitian penulis di BAZDA Kota Tangerang
Selatan khususnya di program beasiswa tentang penerapan fungsi-fungsi manajemen diantaranya:
1. Perencanaan Planning
Setiap kegiatan apapun tujuannya hanya dapat berjalan secara efektif dan efisien bilamana sebelumnya sudah dipersiapkan dan direncanakan terlebih
dahulu denga matang. Perencanaan Planning adalah suatu usaha yang dilakukan oleh sebuah yayasan, lembaga ataupun perusahaan untuk
merencanakan kegiatannya selama satu tahun kedepan. Demikian pula usaha BAZDA Kota Tangerang Selatan dalam menigkatkan perencanaan utuk
program beasiswa agar lebih baik dan terencana seluruh kegiatan yang akan diadakan.
Perencanaan yang dilakukan untuk program beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan adalah meningkatkan prestasi dan mencerdaskan anak
bangsa. Setiap program acara dan kegiatan yang akan diadakan oleh program beasiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan telah direncanakan terlebih
dahulu, setiap kegiatan yang aka diadakan telah disesuaikan dengan perencaaan yang telah ditetapkan.
a. Perkiraan Forecasting
Perkiraan adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan dasar persangkaan, dugaan, perasaan hati, taksiran atau perhitungan yang
dilakukan secara belum tepat. Langkah pertama yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang
dalam menjalankan program beasiswa adalah melakukan perkiraan forecastig terhadap program beasiswa tersebut. Perkiraan yang dilakuka
adalah memperkiraan seluruh kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu satu tahun mendatang. Perkiraan-perkiraan tersebut meliputi segala
hal yang berhubungan dengan perencanaan diantaranya menentukan perkiraan anggaran yang akan dikeluarkan selama satu tahun untuk
program beasiswa ini yang telah dirinci dengan baik dan telah dibuat laporan keuangan agar terlihat jelas pengeluaran dan pemasukan yang
terjadi setiap tahunnya. Di dalam laporan keuangan berisi tentang pengeluaran yang dibutuhkan setiap tahun dengen memperkirakan uang
yang keluar untuk pemberian beasiswa kepada peserta tingkat SDMI, SLTP dan SLTA.
Berikut ini adalah pengeluaran utuk program beasiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan dapat dilihat pada table sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rekapitulasi PengeluaranProgram beasiswa 2013
NO URAIAN SLTA
2orgkelRp. 1.350.000
SLTP 2 orgkel Rp.
1.350.000 SDMI 4
orgkel Rp. 300.000
1 PAMULANG
21.600.000 21.600.000
9.600.000 2
CIPUTAT 18.900.000
18.900.000 8.400.000
3 CIPUTAT
TIMUR 16.200.000
16.200.000 7.200.000
4 PONDOK
AREN 29.700.000
29.700.000 13.200.000
5 SERPONG
24.300.000 24.300.000
10.800.000 6
SERPONG UTARA
18.900.000 18.900.000
8.400.000
7 SETU
16.200.000 16.200.000
7.200.000 JUMLAH
145.800.000 145.800.000
64.800.000 Sumber: data sekunder di BAZDA Kota Tangerang Selatan
Dari tabel diatas tentang pengeluaran program beasiswa dapat di simpulkan bahwa BAZDA Kota Tangerang Selatan telah melakukan
perkiraan yang baik, disesuaikan dengan laporan-laporan keuangan tentang pengeluaran yang telah di uraikan diatas.
b. Tujuan Objective
Tujuan adalah segala sesuatu yang menjadi arah akhir yang akan dituju oleh organisasi dengan memanfaatkan rencana satu kali pakai dan
rencana yang terus menerus dipakai. Setelah melakukan tindakan perkiraan, langkah selanjutya dalam
kegiatan perencanaan adalah menentukan tujuan. Program beasiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan telah memiliki tujuan yang akan
dicapai. Tujuan dari program beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan ini adalah untuk membantu mencerdaskan anak bangsa
37
. Untuk mewujudkan hal tersebut para pengurus BAZDA Kota Tangerang Selatan
telah membantu setiap siswa-siswa yang membutuhkan bantuan beasiswa tanpa
terkecuali selama
siswa tersebut
memang bener-bener
membutuhkan karena seseorang pinter bukan karena otaknya yang jenius tetapi sejauh mana kebutuhan-kebuthannya itu terpenuhi atau tidak. Jadi
BAZDA Kota Tangerang Selatan ini memberikan kesempatan- kesempatan kepada siswa-siswa yang putus sekolah ingin melanjutkan
sekolahnya. Dengan adanya program beasiswa ini diharapkan dapat membantu
para pelajar yang kurang mampu dan berprestasi untuk melanjutkan
37
Endang saefudin, Drs.K.H, Ketua BAZ Kota Tangerang Selatan, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 26 september
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dan dapat mengurangi pelajar yang putus sekolah di Kota Tangerang Selatan.
c. Program programming
Program adalah rencana sekali pakai yang meliputi serangkaian kegiatan dan berisi langkah untuk mencapai tujuan.
Program beasiswa merupakan program pendidikan yang diadakan oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan yang telah berjalan sejak
beridirnya BAZDA pada tahun 2009. Program beasiswa ini memiliki 2 jenis bantuan beasiswa, pertama,
bantuan beasiswa temporer ini merupakan bantuan beasiswa yang di berikan oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan untuk melengkapi
kekurangan atau kebutuhan pelajar atau siswa pada pendidikan dengan melalui proposal dan ini tidak dibataskan waktunya seperti membantu
kekurangan biaya sekolah 1 bulan, seragam sekolah dan lain-lain. Kedua, bantuan beasiswa berkelanjutan ini merupakan bantuan yang di berikan
oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan kepada para pelajar atau siswa dengan bantuan yang di salurkan setiap tahun sampai menyelesaikan
sekolah tingkat SLTA, dan bantuan tersebut langsung di berikan kepada pihak sekolah
38
.
38
Endang saefudin, Drs.K.H, Ketua BAZ Kota Tangerang Selatan, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 26 september
Dari uraian tentang program diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa program beasiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan telah
melakukan programnya dengan baik dan dapat di pertanggung jawabkan. d.
Prosedur Procedure Prosedur adalah serangkaian perintah yang terperinci untuk
menjalankan kegiatan yang berurutan yang sering atau tidak terjadi dalam suatu lembaga atau yayasan yang harus dikelola dengan baik.
Prosedur yang dilakukan oleh BAZDA Kota tangerang Selatan pada program beasiswa adalah memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan jika ingin menjadi anggota program beasiswa, dengan syarat memnuhi kriteria sebagai anggota program beasiswa yaitu pelajar tingkat
SDMI, SLTP dan SLTA dengan klasifikasi yatim dan dhuafa dengan melampirkan:
39
1. Surat permohonan dari pihak kepala sekolah.
2. Slip pembayaran setiap bulannya.
3. SKTM Surat Keterangan Tidak Mampu.
4. KK Kartu Keluarga.
39
Endang saefudin, Drs.K.H, Ketua BAZ Kota Tangerang Selatan, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 26 september
Dari uraian tentang prosedur diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa program beasiswa yang diadakan di BAZDA Kota Tangerang
Selatan telah melakukan prosedur yang baik. e.
Anggaran Budget Anggaran merupakan kumpulan angka-angka yang akan dicapai
oleh perusahaan. BAZDA Kota Tangerang Selatan telah melakukan penganggaran budget yang telah dirinci dalam laporan keuangan. Setiap
tahun BAZDA Kota Tangerang Selatan mengadakan rapat atau RAKER untuk menentukan anggaran biaya yang akan dikeluarkan selama satu
tahun mendatang dan dirinci untuk apa saja dana yang dikeluarkan setiap bulan sesuai dengan kegiatan atau program yang telah disepakati pada
rapat yang membahas tentang rencana kegiatan didalam laporan keuangan berisi tentang pengeluaran yang dibutuhkan setiap bulan dengan
memperkirakan uang yang keluar untuk pemberian beasiswa kepada peserta tingkat SDMI, SLTP dan SLTA.
Dengan uraian tentang laporan keuangan realisasi keuangan untuk program beasiswa tahun 2013 dan didistribusikan kepada 7 kecamatan
yaitu kecamatan pamulang, ciputat, ciputat timur, pondok aren, serpong, serpong utara dan setu yang ada di Kota Tangerang Selatan adalah:
1. Beasiswa SLTA 2 orgkel Rp. 1.350.000
2. Beasiswa SLTP 2 orgkel Rp. 1.350.000
3. Beasiswa SDMI 4 orgkel Rp. 300.000
Setiap tahun jumlah yang harus di keluarkan adalah SLTA Rp. 145.800.000, SLTP Rp. 145.800.000, SDMI Rp. 64.800.000 dan jumlah
keselurahn untuk program beasiswa ini adalah Rp. 356.400.000. Anggaran biaya untuk program beasiswa berasal dari dana zakat
yang berasal dari UPZ DKM, Kantor Kelurahan dan Kantor Kecamatan setiap bulannya dikumpulkan oleh pengurus BAZDA dan digunakan
untuk keperluan mengembangkan program yang terdapat di BAZDA termasuk program beasiswa.
2. Pengorganisasian Organizing
Langkah selanjutnya setelah perencanaan adalah pengorganisasian sebab dengan adanya pengorganisasian maka rencana pemberian beasiswa menjadi
lebih mudah pelaksanaannya karena adanya spesialisasi kegiatan. Pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai proses penetapan pekerjaan-
pekerjaan yang efektif untuk dikerjakan, pengelompokkan pekerjaan sesuai dengan bagian kerjanya agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh setiap pengurus BAZDA Kota Tangerang Selatan.
Dalam melakukan pengorganisasian dilakukan adalah membagi dan menggolongkan tindakan yang akan dikerjakan dalam kesatuan tertentu. Hal
tersebut penting untuk dilaksanakan karena dengan cara membagi dan menggolongkan tindakan yang akan dikerjakan dapat memudahkan para
pengurus untuk melaksanakan tugasnya.
Dalam membentuk tugas-tugas untuk program beasiswa, BAZDA Kota Tangerang Selatan telah menetapkan BAZCAM Koordinator yang
menentukan siapa saja yang berhak menerima program beasiswa tersebut karena pihak kecamatanlah yang sangat mengetahui keadaan masyarakatnya
seperti apa. Selanjutnya pihak sekolah Pembimbing yang mengontrol atau mengawasi peserta beasiswa karena sekolahlah yang mengetahui bagaimana
sikap dan prestasi peserta beasiswa tersebut. BAZCAM dan sekolah melaporkan semua kegaitannya itu kepada pihak BAZDA.
Langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian adalah menetapkan jalinan hubungan. Hal ini penting karena dengan adanya
cara ini dapat memudahkan jaringan komunikasi diantara BAZDA dengan pihak sekolah agar dapat melakukan kegiatan atau tugasnya dengan baik.
Jalinan hubungan yang pertama dihubungi apabila terjadi suatu masalah adalah pihak sekolah kemudian pihak sekolah mengubungi BAZDA.
Dari uraian tentang membagi-bagi dan menggolong-golongkan tindakan yang akan dikerjakan dalam kesatuan tertentu dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam melakukan hal tersebut BAZDA Kota Tangerang Selatan telah melakukannya dengan baik, agar setiap pihak dapat bekerja sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. 3.
Pengarahan Actuating Setelah melakukan pengorganisasian dengan baik langkah selanjutnya
yang akan dilakukan adalah pengarahan actuating. Pengarahan actuating
adlah memberikan tugas kepada para pengurus suatu organisasi untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan.
Dari analisis tentang pengarahan diatas dapat disumpulkan bahwa pengarahan yang dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan untuk
program beasiswa telah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya pengarahan yang jelas dan terarah untuk
memajukan program beasiswa. a.
Memotivasi Motivasi adalah proses kejiwaan yang merupakan tujuan dan arah
dari setiap perilaku. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam actuating adalah
motivasi. Motivasi sangat penting untuk dilaksanakan dalam pengarahan karena dengan adanya motivasi dapat meningkatkan semangat kerja
koordinator dan pendamping program dalam melaksanakan tugasnya. Dengan adanya motivasi juga dapat menentukan tujuan yang akan dicapai
dalam satu tahun kedepan terhadap program beasiswa ini. Motivasi harus dimiliki oleh setiap koordinator dan pendamping program dari dalam diri
masing-masing orang, karena motivasi merupakan tujuan dan arah yang dilakukan dari setiap perilaku. Koordinator program beasiswa di BAZDA
Kota Tangerang Selatan telah memiliki motivasi serta dorongan yang kuat untuk dapat mengembangkan program beasiswa yang lebih baik dan lebih
terarah.
Motivasi yang diberikan oleh pendamping program terhadap para peserta beasiswa adalah meningkatkan semangat belajar para peserta
dengan mengajak para peserta untuk belajar lebih giat lagi guna mendapatkan hasil atau prestasi yang baik.
b. Perjalinan Hubungan
Perjalinan hubungan adalah suatu hal yang dilakukan oleh suatu lembaga atau organisasi untuk dapat menjalin hubungan yang baik antara
ketua dan sesama pengurus. Perjalinan hubungan atara koordinator dan pmbimbing program
beasiswa telah dilakukan dengan baik. Hubungan antara koordinator dengan pendamping program sudah terjalin dengan naik dan sangat erat,
komunikasi juga telah dilakukan dengan baik. Antara sesama pengurus telah mengetahui tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dan selalu
berkomunikasi dengan baik sesuai dengan jalinan hubungan yang telah dibuat untuk membicarakan hal-hal penting yang terjadi untuk
meningkatkan mutu dan kualitas para pengurus agar dapat bekerja secara optimal, sehingga apabila ada masalah dapat diselesaikan dengan baik
melalui musyawarah dan mufakat. Perjalinan hubungan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dalam pengarahan. Karena dengan adanya penjalinan hubungan dapat memudahkan para pengurus untuk berkomunikasi dengan pengurus yang
lain. Untuk program beasiswa perjalinan hubungan telah dilakukan dengan baik oleh seluruh pendamping program.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan penjalinan hubungan program beasiswa telah melakukannya
dengan baik. Jalinan hubungan yang dilakukan oleh koordinator terhadap para pendamping program telah dilakukan dengan baik dan memiliki
jalinan hubungan yang erat. 4.
Pengawasan Controling Untuk mengefektifkan seluruh fungsi manajemen yang telah dijelaskan
diatas, hal yang tak kalah penting dan harus dilaksanakan adalah pengawasan controlling. Pengawasan controlling adalah proses untuk menjamin bahwa
tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai dan berjalan dengan efektif dan efisien.
Pengawasan controlling sangat penting untuk dilaksanakan. Didalam program beasiswa kegiatan pengawasan controlling telah dilaksanakan
dengan baik dan sesuai dengan ilmu manajemen. Langkah-langkah pengawasan yang dilakukan BAZDA Kota Tangerang Selatan untuk program
beasiswa. a.
Menetapkan Standard Stadard merupakan suatu kriteria untuk mengukur hasil pekerjaan
yang sudah dilakukan. Standard yang dibuat biasanya didasarkan pada suatu kondisi atau kemampuan kerja yang normal. Bentuk standard dapat
dibedakan kedalam dua macam bentuk, yaitu standard kuantitatif dan standard kualitatif.
Standard kuantitatif merupakan suatu standard yang dinyatakan didalam satuan tertentu. Didalam manajemen program beasiswa standard
kuantitatif yang dimaksud adalah melakukan suatu tindakan koreksi terhadap perilaku peserta dengan cara menghitung jumlah koreksi yang
dilakukan untuk program beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan ini berdasarkan satuan tertentu agar dapat menilai dan memeriksa kesalahan
dan masalah yang terdapat untuk program beasiswa ini agar dapat melakukan perbaikan. Tindakan koreksi yang dilakukan adalah memeriksa
jumlah kesalahan dan masalah yang ada sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati oleh para pendamping program agar dapat segera
melakukan perbaikan. Standard kualitatif dapat berupa pendapat umum, langganan, dan
lain sebagainya. Yang dimaksud dengan standard kualitatif adalah menjelaskan serta menjabarkan pendapat yang dimiliki dan didapat dari
pendapat para orang tua anggota beasiswa tentang program beasiswa ini dan kontribusinya bagi yang menerima dana beasiswa tersebut. Dalam
suatu pengawasan melakukan standard merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar dapat mengukur standard kualitatif yang telah dilakukan.
Dari uraian tentang menetapkan standard diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam menetapkan tsndard besiswa BAZDA Kota
Tangerang Selatan telah melakukannya dengan baik. b.
Membandingkan prestasi peserta dengan standard Langkah kedua ini dilakukan untuk memenuhi sampai seberapa
jauh adanya penyimpangan yang telah terjadi didalam pengawasan untuk program beasiswa ini. Selain itu, langkah kedua ini dapat dipakai untuk
mengetahui adanya gejala tentang semakin besarnya penyimpangan yang mungkin terjadi dan dilakukan oleh peserta dalam mempertanggung
jawabkan yang tidak sesuai dengan standard pengawasan yang baik. Membandingkan prestasi peserta dengan standard merupakan hal
yang penting untuk dilaksanakan karena dengan adanya hal ini dapat memudahkan
koordinator dan
pendamping program
dalam membandingkan prestasi yang telah dicapai, misalnya prestasi peserta
pada hasil nilai raport dengan tindakan atau perilaku peserta disekolah. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
membandingkan prestasi peserta beasiswa yang dicapai dengan standard beasiswa BAZDA Kota Tangerang Selatan telah mencapai prestasinya
dengan baik. c.
Melakukan tindakan koreksi Langkah ketiga ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki
dan menyempurnakan segala kegiatan. Tindakan koreksi telah dilakukan
oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan untuk program beasiswa. kebijakan serta hasil yang tidak sesuai dengan rencana standarnya segera
dilakukan koreksi dan pembentulan terhadap hal yang sesuai tersebut agar dapat dilakukan analisis ulang dalam melakukan pengawasan. Dengan
cara memeriksa secara terperinci setiap prestasi dan perilaku peserta beasiswa di sekolah, setelah itu melakukan perbaikan setelah dikoreksi.
Agar dapat segera melakukan penilaian dan perbaikan terhadap prestasi dan perilaku peserta beasiswa tersebut lebih baik lagi.
Koreksi yang dilakukan dengan cara memriksa prestasi dan perilaku peserta beasiswa mulai dari nilai-nilai pelajaran, perilaku di
ekolahs dan perilaku di luar sekolah. Dari uraian tentang melakukan tindakan koreksi diatas dapat
disimpulkan bahwa dalam melakukan tindakan koreksi terhadap peserta beasiswa telah malakukannya dengan baik.