Konsep Program LANDASAN TEORETIS

e. Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar. Program kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar dilaksanakan oleh banyak orang. f. Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting. Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya. 3. Tujuan program Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsini Arikunto sebagai berikut: “Tujuan program merupakan sesuatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan. Tujuan menentukan apa yang akan diraihnya.” Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu program umum dan program khusus objektif. Tujuan umum biasanya menunjukan otput dari program jangka panjang sedangkan jangka khusus outputnya jangka pendek. 31 Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak dapat terlepas dari kurikulum. Kurikulum adalah acuan yang berisi tentang sejumlah 31 Suharsimi arikanto, Penilaian Program Pendidikan, Yogyakarta: Bina Aksara, 1998, Hal, 35. pelajaran yang dilaksanakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh S. Nasution bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau sejumlah pelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah. 32

D. Konsep Pendistribusian

Istilah pendistribusian, berasal dari kata distribusi yang berarti penyaluran atau pembagian kepada beberapa orang atau beberapa tempat. Oleh karena itu, kata ini mengandung makna pemberian harta zakat kepada para mustahiq zakat secara konsumtif. Sedangkan, istilah pendayagunaan berasal dari kata dayaguna yang berarti kemampuan mendatangkan hasil atau manfaat. Istilah pendayagunaan dalam konteks ini mengandung makna pemberi zakat kepada mustahiq secara produktif dengan tujuan agar zakat mendatangkan hasil dan manfaat bagi yang memperodutifkan. Pendistribusian zakat adalah inti dari seluruh kegiatan pengumpulan dana zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat sebagai amal ibadah sosial mengharukan pendistribusian zakat diarahkan pada model produktif dari pada model komsumtif seperti ketentuan yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat. Dalam pelaksanaannya, model pendayagunaan zakat pada penyaluran dana diarahkan pada sektor-sektor pengembangan ekonomi 32 S. Hasibuan, Asas Dan Kurikulum, Bandung: CV. Jenimar. 1975, Hal, 5 dengan harapan hasilnya dapat mengangkat taraf kesejahteraan mustahiq. Secara garis besar model pendistribusian zakat digolongkan ada empat yaitu: 1. Model distribusi bersifat konsumtif tradisional Model distribusi bersifat konsumtif tradisional yaitu, zakat dibagikan pada mustahiq untuk dimanfaatkan secara langsung seperti zakat fitrah yang dibagikan pada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau zakat mal yang diberikan pada korban bencana alam. 2. Model distribusi bersifat konsumtif kreatif Zakat diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula, seperti dalam bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa. 3. Model distribusi zakat bersifat produktif treadisional Zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang yang produktif seperti kambing, sapi, alat cukur, dan lain-lain sebagainya. Pemberian dalam bentuk ini akan menciptakan suatu usaha yang membuka lapangan kerja fakir miskin. 4. Model distribusi dalam bentuk prduktif kreatif Zakat diwujudkan dalam bentuk permodalan baik untuk pembangunan proyek sosial atau menambah modal usaha pengusaha kecil. 46

BAB III GAMBARAN UMUM BAZDA KOTA TANGERANG SELATAN

A. Sejarah Berdirinya BAZDA Kota Tangerang Selatan

BAZDA Kota Tangerang Selatan di bentuk berdasarkan Keputusan Walikota No. 415.12Kep 73-Huk. 2009, tanggal 02 Juli 2009, tentang Pengurus Badan Amil Zakat Daerah BAZDA Kota Tangerang Selatan periode 2009-2012 yang kemudian diperbaharui dengan Keputusan Walikota No. 415.12. Kep 252- Huk. 2010, tanggal 23 juli 2010, tentang Pembentukan Pengurus Badan Amil Zakat Daerah BAZDA Kota Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2009-2012 sebagai realisasi dari UU No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat di Kota Tangerang Selatan 33 . Landasan Syari’ah Islam yang tercakup dalam Al-Quran dan Al Hadist a Al-Quran Surat At-Taubah ayat 103 yang artinya : ”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat kamu membersihkan dan mensucikan mereka. Sesungguhnya doa kamu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui.” b Hadist Nabi SAW yang di Riwayatkan oleh Jama’ah Ahli Hadist dan HR. Ahmad dan Muslim, yang artinya : 33 Kasmarang H. Muchtar, BAZDA Kota Tangerang Selatan, Tangerang Selatan: 2011, Cet. 1 hal 13