Strategi Pendistribusian Dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.(Persero) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama dalam upaya mensejahterakan masyarakat sekitar Bandara Soekarno Hatta

(1)

STRATEGI PENDISTRIBUSIAN DANA

CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)

PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG

UTAMA DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN

MASYARAKAT SEKITAR BANDARA SOEKARNO HATTA

Skripsi

Di ajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I)

Oleh : Ika Fitrianti NIM: 104053002016

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M


(2)

STRATEGI PENDISTRIBUSIAN DANA

CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)

PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG

UTAMA DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN

MASYARAKAT SEKITAR BANDARA SOEKARNO HATTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I)

Oleh Ika Fitrianti NIM : 104053002016

Pembimbing,

Noor Bekti Negoro, SE., M. Si. NIP: 150293230

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M


(3)

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya mengatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, November 2008


(4)

ABSTRAK Ika Fitrianti

Strategi Pendistribusian Dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA Dalam Upaya Mensejahterakan Masyarakat Sekitar Bandara Soekarno Hatta.

Salah satu sumber dana sosial di Indonesia adalah berbagai derma yang dikeluarkan oleh perusahaan. Potensi dana ini diperkirakan cukup besar seiring dengan meningkatnya kesadaran para pelaku usaha untuk menjalankan tanggung jawab sosial perusahaannya. Geliat dan gairah perusahaan dalam menyumbang dan melakukan kegiatan sosial dalam beberapa tahun terakhir menarik untuk dicermati. CSR (Corporate Social Responsibility) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah bentuk kepedulian perusahaan terdahap karyawan dan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan tersebut berdiri.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama dalam mendistribusikan dana CSR dalam upaya mensejahterakan masyarakat sekitar Bandara Soekarno-Hatta.

Metode penelitian yang digunakan adalah teknik observasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan instrument wawancara dengan pihak yang berwenang mengenai hal-hal yang akan diteliti.

Tanggung jawab sosial perusahaan sesungguhnya adalah kedermawanan sosial dalam kerangka kesadaran dan komitmen perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial. PT.(PERSERO) PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama menyalurkan dana CSR nya melalui dua cara, yaitu Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang dikelola oleh unit PKBL.

Dalam mendistribusikan dana tersebut PT.(PERSERO) PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama tidak bekerja sama dengan perusahaan lain namun bekerja sama dengan pihak lain seperti LSM, Karangtaruna, community center.

Hasil penelitian dan pembahasan menyatakan bahwa strategi pendistribusian dana CSR yang dikelola oleh PT.(PERSERO) PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama turut serta mensejahterakan masyarakat sekitar bandara Soekarno-Hatta melalui Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.


(5)

KATA PENGANTAR

Innalhamdalillah, segala puji dan lautan syukur hanya untuk Rabb semesta alam, atas limpahan nikmat dan rizki yang begitu besar kepada kita semua. Berkat rahmat dan hidayah Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan masih dapat menerima setitik ilmu dari Allah yang Maha Kaya.

Shalawat dan salam semoga tergenggam kepada pemimpin Islam Rasulallah SAW. Beliaulah yang membimbing serta mendidik umatnya dari zaman kebodohan hingga kita dapat merasakan begitu luas dan kayanya ilmu Allah SWT.

Dalam penulisan skripsi ini, tentu saja tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak baik berupa dorongan, semangat, materi, informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bunda tercinta yang dengan ketangguhan, perjuangan serta do’a yang tiada putus telah mengiringi dan mengantarkan penulis dalam hidup hingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan ini dengan baik. Tidak ada yang lebih indah kecuali senyum beliau. UMI NOMOR SATU SELURUH DUNIA. Ayahanda tercinta yang telah lama pergi, semoga Allah mempersatukan kita kembali di surga sebagaimana Ia telah mempersatukan kita di dunia. Amin.

2. Dr. Murodi, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

3. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah dan Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah.


(6)

4. Noor Bekti Negoro, SE., M. Si. Selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen dan staf Tata Usaha Fakultas Dakwah dan Komunikasi atas

ilmu yang telah diberikan. Dan seluruh staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yang telah melayani peminjaman buku-buku literature sebagai referensi dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh staf PT.(PERSERO) Angkasa Pura II kantor cabang utama, khususnya bagian PKBL, yakni Bpk. Rafdi dan kawan-kawan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan telah ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan semua data-data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh KBHM, adik ku Rizqa, encang, encing, keponakan semua. Terima kasih buat motivasinya. Untuk M. Priyatna, terima kasih untuk kesetiaannya. Teman-teman ASPI 2004, Teh Ida, Teh Iis, Indah, Ijah.

8. Teman-teman MD A/B 2004, Almarhumah Nurlaila (you always in our mind), Tonx² group, Lutfi, Dini, Intan, Aal, Nia, Nina, Wirda, Badriyah, Teh Henny, Santi. Thank’s for our friendship.

9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, penulis ucapkan banyak terima kasih.


(7)

Akhirnya penulis berharap semoga bantuan dan do’a yang telah diberikan mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan bagi segenap keluarga besar Jurusan Manajemen Dakwah pada khususnya.

Jakarta, November 2008


(8)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II. TINJAUAN TEORI... 12

A. Teori Strategi... 12

1. Pengertian Strategi... 12

2. Proses Strategi ... 16

a. Perumusan Strategi ... 17

b. Implementasi Strategi... 18

c. Evaluasi Strategi ... 18

B. Teori Distribusi ... 20

1. PengertianDistribusi………... 20

2. Fungsi Distribusi... 21

3. Macam-macam Distribusi ... 23

C. Teori CSR (Corporate Social Responsibility) ... 24

1. Pengertian CSR ... 24

2. Pola CSR ... 26

D. Teori Kesejahteraan Masyarakat ... 29

1. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat ... 29

2. Karakteristik Kesejahteraan Sosial ... 30


(9)

4. Relasi antara Kesejahteraan Masyarakat dan Pengembangan

Masyarakat ... 35

BAB III. PROFIL PERUSAHAAN... 36

A. Gambaran Umum PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ... 36

1. Sejarah Berdirinya PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ... 36

2. Visi, Misi dan Strategi PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ... 39

3. Struktur Organisasi PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ... 41

4. Program PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ... 43

B. Profil Masyarakat Sekitar Bandara... 45

BAB IV. ANALISIS PENELITIAN... 47

A. Strategi Pendistribusian Dana CSR PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama... 47

B. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pendistribusian Dana CSR PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama……... 61

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA... 66


(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1

Hasil Wawancara... 70

Struktur Organisasi... 74

Daftar Kuesioner... 75

Lampiran 2 Proposal Pinjaman Dana ... 79

Surat Perjanjian... 87

Surat Penelitian... 94

Surat Bimbingan... 95


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persaingan bisnis dewasa ini dapat dikategorikan sebagai pertarungan pembentukan dan penjagaan image di mata konsumen/klien. Disinilah perusahaan dapat unggul dengan membentuk corporate image yang ramah lingkungan dan memiliki kepekaan sosial. Dengan situasi dan kondisi usaha yang aman dan harmonis dengan warga sekitar, membuat masyarakat dapat menjalankan bisnisnya secara nyaman pula.1

Pelaksanaan community development dapat dimaknai sebagai bentuk pengejawantahan dari CSR (corporate social responsibility / tanggung jawab sosial perusahaan) terhadap masyarakat sekitar. Diharapkan pelaksanaan community development ini menjadi sarana pembangunan masyarakat yang sesuai dengan konsep suistanable development dan pengaturan hukum yang responsif.

Semua konsep nilai Corporate Social Responsibility pada dasarnya sudah tersefleksikan dalam nilai-nilai ekonomi Islam. Bahkan jauh sebelum CSR, yang mulai marak belakangan ini, Islam sudah sejak 1400 tahun yang lalu sudah sangat tegas mengatur sistem nilai CSR, misalnya ketika zaman awal pemerintahan Islam, hasil usaha umat Muslim banyak digunakan untuk menanggung kebutuhan sosial masyarakat, termasuk di dalamnya investasi pada pembangunan kota dengan membangun saluran pengairan dan terusan, pembangunan pasar serta fasilitas publik.2

1

Artikel diakses pada 18 Desember 2007 dari http://www.pikiranrakyat.com 2


(12)

Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi/perusahaan di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi perusahaan dan komunitas tersebut.3

Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat Al-Qashas ayat 77 yang berbunyi:

!

"#$

% %& ' (

)

( *

+ ,-. /

0

+1,-. /

2 $

34

!

%$

&

1,562

738

9:

;

<=34

>

!

?@

A

8B

* ,26C 2

9DDE

Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”4

Ayat di atas menjadi isyarat bahwa lembaga bisnis harus memiliki landasan filosofi yaitu Economic/Profesionalism Philosophy yang merupakan pijakan umum sebuah bisnis untuk merealisasikan tujuan yang bersifat profit oriented. Ini berarti bahwa semua lembaga bisnis harus dikelola secara professional agar menghasilkan keuntungan dan perkembangan yang baik.

3

Arikel diakses pada 18 Desember 2007 dari

http:/id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan. 4

H.Mahmud Junus, Terjemahan Al-Qur’an Al-Karim (Bandung:Alma’arif,1989), cet 8, h.357.


(13)

Perusahaan selama ini dianggap sebagai biang rusaknya lingkungan, pengekploitasi sumberdaya alam, hanya mementingkan keuntungan semata. Kebanyakan perusahaan selama ini melibatkan dan memberdayakan masyarakat hanya untuk mendapatkan simpati. Program yang mereka lakukan hanya sebatas pemberian sumbangan, santunan dan pemberian sembako. Dengan konsep seperti ini, kondisi masyarakat tidak akan berubah dari kondisi semula, tetap miskin dan termarginalkan.5

Berbagai peristiwa negatif yang menimpa sejumlah perusahaan, terutama setelah reformasi, seharusnya menjadi pelajaran yang berharga bagi para pemilik dan manajemen perusahaan untuk memberikan perhatian dan tanggung jawab yang lebih baik kepada masyarakat, khususnya di sekitar lokasi perusahaan. Hal ini sekarang popular dengan sebutan Corporate Social Responsibility (CSR, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan). Menurut ketua Corporate Forum for Community Development (CFCD) Thendri Supriatno, CSR sangat penting tidak hanya bagi masyarakat, melainkan juga perusahaan itu sendiri. CSR dapat mencegah dampak sosial lebih buruk, baik langsung atau tidak langsung, atas kelangsungan usaha.6

Kelangsungan suatu usaha tak hanya ditentukan oleh tingkat keuntungan, tapi juga tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Apa yang terjadi jika banyak perusahaan yang didemo, dihujat, bahkan dirusak oleh masyarakat sekitar lokasi pabrik? Bila ditelusuri, sangat boleh jadi salah satu penyebabnya

5

Harry Wahyudhy Utama, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Investasi bukan biaya,

Artikel diakses pada 12 Januari 2008 dari G:/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Investasi Bukan Biaya << klikharry.htm.

6

Mendorong Implementasi CSR, Artikel diakses pada 12 Januari 2008 dari http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=199531&kat_id=152.


(14)

adalah kurangnya perhatian dan tanggung jawab manajemen dan pemilik perusahaan terhadap masyarakat maupun lingkungan di sekitar lokasi perusahaan tersebut. Investor hanya mengeduk dan mengeksploitasi sumberdaya alam yang ada di daerah tersebut, tanpa memperhatikan factor lingkungan. selain itu, tidak ada atau nyaris sangat sedikit keuntungan perusahaan yang dikembalikan kepada masyarakat. Justru mereka malah dipinggirkan.7

Seiring dengan perkembangan dunia industri, aktifitas berderma di kalangan dunia usaha saat ini terbilang cukup besar. Ini dibuktikan oleh hampir semua perusahaan yang berpartisipasi dalam survey yang dilakukan oleh PIRAC (Public Interest Research And Advocacy Center) selama tahun 2001 ini (93%) mengaku pernah memberikan sumbangan dalam tiga tahun terakhir.8

Studi PIRAC tersebut menggambarkan pola-pola kedermawanan perusahaan. Dilihat dari sifat dan bentuknya, sebagian besar sumbangan yang diberikan perusahaan bersifat insidensial dan dalam bentuk natura. Sumbangan natura diberikan antara lain dalam bentuk : produk perusahaan, jasa professional, pemakaian sarana perusahaan, peralatan bekas pakai, keterlibatan perusahaan dalam kepengurusan lembaga sosial, dorongan agar staf perusahaan menjadi volunteer. Sementara sumbangan secara tunai diberikan dalam bentuk : hibah, joint promotion, iuran anggota, special event, payroll giving, dan zakat perusahaan.9

7

Mendorong Implementasi CSR, Artikel diakses pada 12 Januari 2008 dari http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=199531&kat_id=152.

8

Hamid Abidin, dkk., Sumbangan Sosial Perusahaan “Profil dan Pola Distribusi di Indonesia : Survey 226 Perusahaan di 10 Kota” (Jakarta : PIRAMEDIA,2003), h. 4.

9

Hamid Abidin, dkk., Sumbangan Sosial Perusahaan “Profil dan Pola Distribusi di Indonesia : Survey 226 Perusahaan di 10 Kota” (Jakarta : PIRAMEDIA,2003), h. 14.


(15)

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) berupa kegiatan filantropi dan pengembangan komunitas, umumnya dikemas untuk mengupayakan citra positif alias promosi.10 Lebih jauh dari sekedar promosi, semakin berkembang pula pandangan bahwa keunggulan bersaing bisa dihasilkan dengan memadukan berbagai pertimbangan sosial dan lingkungan dalam strategi bisnis.

PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA merupakan salah satu perusahaan yang berusaha ikut serta dalam mensejahterakan masyarakat sekitar melalui pendistribusian dana CSR (Corporate Social Responsibility). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyaluran dana CSR tersebut, maka penulis akan menuangkan dalam sebuah karya tulis “skripsi” dalam judul : STRATEGI PENDISTRIBUSIAN DANA CSR (CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR

CABANG UTAMA DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN

MASYARAKAT SEKITAR BANDARA SOEKARNO-HATTA.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai tanggung jawab social terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan itu berdiri. Adapun yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai Strategi Pendistribusian Dana CSR

(Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II

10

Amin Wijaya Tunggal, Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep dan Kasus


(16)

KANTOR CABANG UTAMA dalam Upaya Mensejahterakan Masyarakat Sekitar Bandara Soekarno Hatta.

2. Perumusan Masalah

Adapun masalah pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai :

a. Bagaimana strategi pendistribusian dan CSR (Corporate Social

Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR

CABANG UTAMA dalam mensejahterakan masyarakat sekitar Bandara Soekarno Hatta?

b. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyaluran dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui strategi yang digunakan PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA dalam mendistribusikan dana CSR.

b. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada perusahaan PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA melalui pendistribusian dana CSR.


(17)

2. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat akademis: Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman mengenai strategi pendistribusian dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA.

b. Manfaat praktis: Penelitian ini diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk lebih peduli terhadap keadaan masyarakat sekitar Bandara Soekarno-Hatta melalui dana CSR (Corporate Social

Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR

CABANG UTAMA.

c. Memberikan gambaran kepada perusahaan lain dalam mendistribusikan dana CSR.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Untuk memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu kiranya dikemukakan teori menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan, ‘Metodologi Kualitatif’ adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa


(18)

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.11 Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang dapat memberikan informasi representative, mereka terdiri dari dewan pengelola, karyawan, serta masyarakat yang telah diberdayakan oleh PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA melalui dana CSR. Sedangkan yang dijadikan objek penelitian ini adalah strategi yang digunakan dalam mensejahterakan masyarakat sekitar Bandara Soekarno-Hatta.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, maka penulis menggunakan jenis penelitian diantaranya yaitu Field Research (Penelitian Lapangan), penulis mengadakan jenis penelitian dengan datang langsung ke lapangan (objek) penelitian di PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA. Sedangkan data yang diperoleh dari metode ini merupakan data primer (utama) penelitian.

Dalam penelitian lapangan ini, penulis juga menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Obsevasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.12 Penulis melakukan penelitian dengan cara mengemati

11

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2000), cet. Ke-11, h. 3.


(19)

langsung terhadap segala sesuatu yang terkait dengan masalah penyaluran dana CSR yang dikelola oleh PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA; baik secara langsung maupun tidak.

b. Wawancara

Wawancara (interview) ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.13 Penulis menggunakan teknik interview bebas terpimpin; yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada para responden yang telah penulis persiapkan, lalu dijawab oleh pemberi data (responden) dengan bebas dan terbuka.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.14 Penulis menggunakan data-data dan sumber-sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Sedangkan data-data ini, penulis peroleh dari buku-buku, profile company, arsip-arsip maupun diktat-diktat pendistribusian dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA dan lain sebagainya yang dapat mendukung serta berkaitan dengan masalah penelitian.

Selanjutnya dalam menggunakan data-data tersebut, penulis berusaha untuk memaparkan kerangka awal mengenai objek studi yang ditulis dengan memahami seksama, kemudian memberikan interpretasi sesuai kecenderungan dan frame of thinking. Dalam teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman

12

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial

(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2003), Cet. Ke-4, h. 53. 13

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial

(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2003), Cet. Ke-4, h. 57. 14

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial


(20)

pada buku “Pedoman Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press Tahun 2007.

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Penulis akan melakukan penelitian pada bulan Mei 2008 sampai dengan Juni 2008. Adapun tempat penelitian PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA di Jalan Gedung 600 Bandar Udara Soekarno-Hatta Tangerang.

5. Teknis Analisis data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data; di mana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari pengamatan, kemudian menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, telah dilakukan tinjauan pustaka oleh penulis dan ternyata penulis tidak menemukan mahasiswa/i sebelumnya yang menulis dalam masalah yang hamper sama bahkan menyerupai dengan judul yang akan penulis buat.

Dalam buku Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggung jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) karangan Edi Suharto, Ph.D menjelaskan definisi Corporate Social Responsibility adalah suatu kepedulian sosial organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal.


(21)

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORI

Terdiri dari : pengertian strategi, pengertian, fungsi dan macam-macam distribusi, pengertian dan pola CSR, dan pengertian kesejahteraan masyarakat.

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Terdiri dari sejarah berdirinya perusahaan, visi, misi, strategi, struktur organisasi, program-program perusahaan, dan profil masyarakat sekitar Bandara Soekarno Hatta.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Terdiri dari : strategi PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA dalam mendistribusikan dana CSR dan strategi membangun kepercayaan masyarakat sekitar Bandara Soekarno Hatta melalui mendistribusian dana CSR. BAB V : PENUTUP

Terdiri dari : Kesimpulan dan Saran. DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA


(22)

BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Strategi

1. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos yang diambil dari kata stratos yang berarti Militer dan Ag yang berarti memimpin. Pada awal perkembangannya istilah strategi digunakan dan popular di lingkungan militer dan peristiwa perang.. Sehingga pada konteks awalnya strategi diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan perang.15 Namun pada akhirnya, strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, social, budaya dan agama.16

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi banyak diadopsi oleh berbagai bidang ilmu atau kegiatn yang menempatkannya. Dan saat ini, pengertian strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang jendral dimasa perang, tetapi sudah berkembang pada tanggung jawab seorang pemimpin. Dalam Kamus Basar Bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah seni atau ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kegiatan tertentu.17 Sedangkan dalan Kamus Istilah Manajemen strategi adalah rencana

15

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), h. 8.

16

Rafi’udin dan Manan Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi dakwah ,( Bandung:Pustaka Setia, 1997), h. 76.

17

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997). H. 199.


(23)

yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam hal waktu dan ukuran.18

Penggunaan kata strategi dalam manajemen atau suatu organisasi diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan funsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi.19

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi, penulis akan memaparkan pengertian strategi yang dikemukakan oleh pakar, diantaranya :

a. Menurut Karl Von Clausewitz seperti yang dikutip oleh Agustinus Sri Wahyudi mengatakan bahwa strategi adalah seni menggunakan suatu pertempuran untuk memenangkan suatu perang.20

b. Menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.21

c. Menurut William F. Glueck, yang dikutip dalam buku Amirullah, et. Al, strategi merupakan sesuatu yang dipersatukan, bersifat kompeherensif terintegritasi yang menghubungkan atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan dirancang untuk meyakinkan bahwa sejarah dasar

18

Panitia Istilah Manajemen LPPM, Kamus Istilah Manajemen (Panitia Istilah Manajemen LPPM), (Jakarta:Pustaka Binaman Pressindo, 1994), h. 217.

19

Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta:Gadjah Mada Universitas Press, 2000), Cet. Ke-1, h. 147

20

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik ; Pengantar Proses berpikir Strategik,

(Jakarta:Bina Rupa Aksara, 1996), cet. Ke-1, h. 16. 21


(24)

perusahaan atau organisasi akan dicapai dengan pelaksanaan yang tepat oleh organisasi yang menerapkan.22

d. Menurut Pof. Dr. A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan tujuan utama yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi serta pemilikan cara-cara bertindak dan mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan tersebut.23

e. Menurut Din Syamsudin, strategi mengandung arti antara lain : 1. Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan.

2. Seni dalam mensiasati pelaksanaan rencana atau program untuk mencapai tujuan.

3. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan.24

f. Menurut Dr. Fuad Ansyari mengatakan bahwa : “Dalam pengertian dasarnya strategi dan titik adalah metode titik untuk memenangkan suatu persaingan. Persaingan itu berbentuk pertempuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia. Sedangkan dalam bidang non militer, strategi dan taktik adalah suatu cara untuk memenangkan suatu persaingan antara kelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.”25

Menurut Hisyam Ali yang dikutip oleh rafi’udin, strategi yang disusun, dikonsentrasikan dan dikonsepsikan dengan baik dapat membuahkan pelaksanaan

22

Amirullah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2000), Cet Ke-1, h. 4.

23

A.M Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: Pronhallindo, t.t.), h. 58. 24

Din Syamsudin, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos, 2000), Cet ke-1, h. 127.

25


(25)

yang disebut strategi. Menurutnya, untuk mencapai strategi yang strategis harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Kekuatan, yaitu memperhitungkan kekuatan yang dimiliki dan biasanya menyangkut manusia, dana dan beberapa piranti yang dimiliki.

b. Kelemahan, yaitu memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki dan menyangkut aspek-aspek sebagaimana ketentuan.

c. Peluang, melihat seberapa besar peluang yang tersedia di luar, hingga peluang yang sangat kecilpun dapat diterobos.

d. Ancaman, yaitu memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman dari luar.26

Menurut Sondang Siagian untuk memenuhi persyaratan-persyaratan strategi yang baik, ada beberapa criteria yang harus dipenuhi antara lain :

1) Strategi sebagai keputusan jangka pangjang harus mengandung penjelasan singkat tentang masing-masing komponen dari strategi organisasi yang bersangkutan, dalam arti terlihat kejelasan dari ruang lingkup, pemanfaatan sumber dana dan daya, serta keunggulannya, bagaimana menghasilkan keunggulan tersebut dan sinergi antara komponen-komponen tersebut di atas.

2) Strategi sebagai keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya harus memberikan petunjuk tentang bagaimana strategi akan membawa organisasi lebih cepat dan efektif menuju tercapainya tujuan dan berbagai sasaran organisasi.

26

Rafi’udin dan Manan Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi dakwah ,( Bandung:Pustaka Setia, 1997), h. 76.


(26)

3) Strategi organisasi dinyatakan dalam pengertian fungsional, dalam arti jelasnya satuan kerja sebagai pelaksana utama kegiatan melalui pembagian kerja yang jelas sehingga kemungkinan terjadinya tumpang tindih, saling lempar tanggung jawab dan pemborosan dapat dicegah.

4) Pernyataan strategi itu harus bersifat spesifik dan tepat, bukan merupakan pernyataan-pernyataan yang masih dapat diimplementasikan dengan berbagai jenis interpretasi yang pada selere dan persepsi individual dari pembuat interpretasi.27

Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan tentang strategi, yaitu :

a. Strategi merupakan tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.

b. Dalam menyusun strategi dibutuhkan perencanaan dan sasaran yang jelas dalam membangun kekuatan strategi organisasi.

c. Untuk mencapai tujuan dari organisasi perlu perumusan kebijakan dan strategi khusus yang dipilih.

d. Strategi yang dipilih diimplementasikan oleh organisasi secara tepat dan mengevaluasi terhadap strategi tersebut.

2. Proses Strategi

Joel Ross dan Michael mengungkapkan, bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi seperti kapal tanpa ada kemudinya, bergerak berputus pada

27

Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,


(27)

lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti pengembara tanpa adanya tujuan tertentu.28 Adapun proses strategi terdiri dari tiga tahapan :

a. Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif memilih strategi untuk dilaksanakan.29 Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam satu proses kegiatan.

Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi kerangka kerja diantarannya:

1. Tahap Input (masukan)

Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi.

2. Tahap Pencocokan

Proses yang dilakukan adalah memfokuskan pada menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal.30

3. Tahap Keputusan

Menggunakan semacam teknik, diperoleh dari input sasaran dalam mengevaluasi strategi alternatif yang telah diidentifikasikan dalam tahap kedua.31

28

Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 3. 29

Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002),h. 15. 30

Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002),h. 183. 31


(28)

Perumusan strategi haruslah selalu melihat kearah depan dengan tujuan, artinya peran perencanaan amatlah penting dan memiliki andil yang besar.

b. Implementasi Strategi

Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang masuk.32

Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam strategi karena implementasi berarti juga memobilisasi untuk mengubah strategi yang telah dirumuskan menjadi tindakan.

Menetapkan tujuan, melengkapi kebijakan, mengalokasikan sumber daya dan mengembangkan budaya yang mendukung strategi merupakan usaha yang dilakukan dalam mengimplementasikan strategi. Implementasi yang sukses membutuhkan dukungan disiplin, motivasi dan kerja keras.

c. Evaluasi Startegi

Tahapan terakhir dalam sebuah strategi adalah evaluasi strategi. Tiga macam aktivitas mendasar untuk melakukan evaluasi strategi yaitu:

1. Meninjau faktor-faktor eksternal (berupa peluang dan ancaman) dan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang menjadi dasar asumsi pembuatan strategi.

Adapun perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang harus dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam mencapai tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya

32


(29)

strategi yang tidak efektif atau aktifitas implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula pada hasil yang akan dicapai.

2. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan yang didapat).

Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individu dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah penyampaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil yang lebih penting daripada kriteria yang mengungkapkan dengan apa yang telah terjadi.

3. Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana.

Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa strategi yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi baru dirumuskan. ”....Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula untuk pencapaian yang direncanakan maka disitulah tindakan korektif diperlukan.”33

Tindakan korektif harus menempatkan posisi yang lebih baik untuk lebih mampu memanfaatkan kekuatan internal, menghindari, mengurangi, dan meringankan ancaman eksternal serta mampu memperbaiki kelemahan internal. Segala kegiatan korektif harus konsisten secara internal dan bertanggungjawab secara sosial.

33


(30)

Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan dimasa depan. Evaluasi strategi mungkin berupa tindakan yang kompleks dan peka, karena terlalu banyak penekanan pada evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang dicapai. Evaluasi strategi sangat penting untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Evaluasi strategi sangat diperlukan untuk organisasi dari semua kegiatan dengan mempertanyakan dan asumsi manajerial, harus memicu tinjauan dan nilai-nilai yang merangsang kreatifitas.

B. Teori Distribusi

1. Pengertian Distribusi

Kata distibusi berasal dari bahasa Inggris yaitu distribute yang berarti pembagian atau penyaluran. Dalam kamus Bahasa Indonesia distribusi adalah pembagian pengiriman barang-barang kepada orang banyak atau ke beberapa tempat.34

Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi. Distribusi adalah kegiatan menyampaikan atau menyalurkan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen atau dari rumah tangga produksi ke rumah tangga konsumsi.35 Agar hasil produksi dapat dikonsumsi oleh konsumen, maka perlu adanya perantara dalam menyampaikan barang/jasa tersebut kepada konsumen. Kegiatan perantara inilah yang disebut distribusi.

34

Desi Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya:Amelia, 2003), h. 125. 35

Wiji Slamet Subagya, dkk., Pengantar Ekonomi Untuk Kelas 1 SMU, (Jakarta:Yudhistira,2001), h.68.


(31)

Produsen adalah orang yang menghasilkan suatu barang atau jasa. Konsumen adalah orang yang mengkonsumsi barang/jasa yang telah dihasilkan. Sedangkan distribusi berarti sebagai suatu proses yang menunjukkan penyaluran barang/jasa dari produsen ke konsumen.

Dalam Kamus Istilah Manajemen distribusi adalah proses penyebaran barang dari tempat produsen ke pemakai terakhir; mencakup semua segi pemasaran dan penjualan.36 Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi.37

2. Fungsi Distribusi

Yang dimaksud dengan fungsi pokok adalah tugas-tugas yang mau tidak mau harus dilaksanakan. Dalam hal ini fungsi pokok distribusi meliputi :

a) Pengangkutan (Transportation)

Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat tinggal konsumen, perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkutan. Pengangkutan sangat penting dalam rangka memindahkan barang dari tangan produsen ke tangan konsumen. b) Penjualan (Selling)

Di dalam pemasaran barang, selalu ada kegiatan menjual yang dilakukan oleh produsen. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada konsumen dapat dilakukan dengan penjualan. Dengan adanya kegiatan ini maka konsumen dapat menggunakan baramg tersebut.

36

Panitia Istilah Manajemen LPPM, Kamus Istilah Manajemen (Panitia Istilah Manajemen LPPM), (Jakarta:Pustaka Binaman Pressindo, 1994),h. 48.

37

Artikel diakses pada 9 Juni 2008 dari


(32)

c) Pembelian (Buying)

Setiap ada penjualan berarti ada pula kegiatan pembelian. Jika penjualan barang dilakukan oleh produsen, maka pembelian dilakukan oleh orang yang membutuhkan barang tersebut. Kegiatan membelian memiliki dua tujuan, yaitu membelian barag/jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan pembelian barang/jasa dengan tujuan untuk dijual kembali.

d) Penyimpanan (Stooring)

Fungsi ini berguna untuk menjaga kualitas, kesinambungan, keselamatan dan keutuhan barang dagangan agar barang yang belum terjual tidak mudah rusak.

e) Pembakuan Mutu (Standarisasi)

Fungsi ini untuk mempermudah produsen dan konsumen dalam memproduksi dan memilih barang untuk dikonsumsi sesuai dengan mutu yang dikehendaki. Oleh karena itu, perlu adanya pembakuan standar baik jenis, ukuran, maupun kualitas barang yang akan diperjualbelikan tersebut.

f) Penanggung Risiko

Suatu barang yang didistribusikan selalu memiliki risiko, baik kerusakan maupun membusukan. Untuk mengurangi risiko ini, risiko perlu dilimpahkan kepada penanggung risiko yaitu perusahaan asuransi.38

38

Artikel diakses pada 9 Juni 2008 dari


(33)

3. Macam-Macam Distribusi

Menurut John Maynard Keynes, macam-macam distribusi diantaranya: a. Distribusi barang konsumsi

Barang konsumsi adalah barang yang langsung digunakan oleh individu atau anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, jadi barang konsumsi tertaik langsung dengan kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen.

b. Distribusi jasa

Jasa adalah suatu perbuatan (permormance) atau usaha. Jasa hanya dapat dikonsumsi tidak dapat dimiliki.39

c. Distribusi kekayaan

Kekayaan merupakan bentuk jama’ dari kata maal, yang artinya adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk menimpan dan memilikinya.40

d. Distribusi pendapatan

Pendapatan adalah total nilai penerimaan (uang dan bukan uang) atau suatu penghasilan rumah tangga selama periode tertentu.41 Adapun bentuk-bentuk distribusi pendapatan diantaranya.

1) Baitul Maal

Baitul maal merupakan kas Negara yang dikhususkan untuk pemasukan atau pengeluaran harta yang menjadi hak kaum muslim, mekanisme pemasukan maupun pengeluarannya ditentukan oleh syariat Islam.

39

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta:Andi, 2001), cet. Ke-5, h. 185. 40

Karom Al-Bustaniet, Kamus Al-Mujahid, (Beirut:Dar al-Musyrik,1969), h. 780. 41

Pratama Raharja dan Mandah Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar, (Jakarta: FEU), h.328.


(34)

2) Pajak

Pajak hakikatnya adalah kewajiban yang dibebankan kepada seluruh masyarakat disuatu negara untuk memenuhi kebutuhan kontemporer sebagian masyarakat yang lain.

3) Zakat

Zakat merupakan suatu pengeluaran wajib yang harus dibayarkan oleh setiap orang Islam yang sudah terkena kewajiban zakat dan diserahkan kepada yang berhak (mustahik). Mekanisme ini jelas sangat membantu pendistribusian masyarakat yang memiliki kelebihan kepada yang membutuhkan.

4) Shadaqah

Shadaqah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang yang membutuhkan. Shadaqah tidak terbatas pada pemberian materi saja, tetapi juga dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain.

5) Hibah

Hibah adalah pengeluaran harta semasa hidup atas dasar kasih saying untuk kepentingan seseorang atau untuk kepentingan suatu badan sosial keagamaan atau kepada seseorang yang menjadi ahli warisnya. Hibah merupakan mekanisme yang berstatus hukum sunnah.

C. Teori CSR (Corporate Social Responsibility)

1. Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility)

Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan saat ini menjadi konsep yang kerap kita dengar, walau definisinya


(35)

sendiri masih menjadi perdebatan di antara para praktisi maupun akademisi. CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu konsep bahwa organisasi atau perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.42

Schermerhorn (1993) memberi definisi CSR sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Secara konseptual, TSP adalah sebuah pendekatan di mana perusahaan mengintegrasikan kepedulian social dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip-prinsip kesukarelaan dan kemitraan.43

Dalam pengertian lain tanggung jawab sosial perusahaan adalah kewajiban perusahaan untuk perumuskan kebijakan, mengambil keputusan, dan melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat kepada masyarakat.44

Sampai saat ini memang belum ada pengertian tunggal mengenai Corporate Social Responsibility (CSR). Tapi jika ditarik benang merahnya, CSR merupakan bagian strategi bisnis korporasi yang berkaitan dengan kelangsungan usaha dalam jangka panjang.45

CSR sesungguhnya adalah kedermawanan sosial dalam kerangka kesadaran dan komitmen perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab

42

Arikel diakses pada 17 Juni 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_Jawab

sosial_perusahaan. 43

Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri ‘Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR),(Bandung:Refika Aditama, 2007), h. 102.

44

Amin Wijaya Tunggal, Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep dan Kasus (Jakarta: Harvarindo, 2007), h. 1.

45


(36)

sosialnya. Tanggung jawab ini merupakan salah satu dari tempat bentuk tanggung jawab yang dimilikinya, tiga lainnya adalah tanggung jawab perusahaan secara ekonomi untuk menghasilkan laba, tanggung jawab dalam mentaati hukum, dan tanggung jawab etis.46

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) berupa kegiatan filantropi dan pengembangan komunitas, umumnya dikemas untuk mengupayakan citra positif alias promosi. Lebih jauh dari sekedar promosi, semakin berkembang pula pandangan bahwa keunggulan bersaing bisa dihasilkan dengan memadukan berbagai pertimbangan social dan lingkungan dalam strategi bisnis.

Philip Kotler dan Nancy Kotler dalam Corporate Social Responsibility, Doing the Most Good for Your Company and Your Cause (2005), secara praktis menunjukkan, bagaimana perusahaan memaksimalkan tingkat pengembalian investasi melalui sejumlah kegiatan dan inisiatif sosial yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungannya.47

2. Pola CSR

Menurut Saidi dan Abidin (2004:64-65) sedikitnya ada empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan di Indonesia.48

46

Zaim Said dan Hamid Abidin, Sumbangan Sosial Perusahaan ‘Profil dan Pola Distribusinya di Indonesia: Survei 226 Perusahaan di 10 Kota, (Jakarta:PIRAMEDIA, 2003), cet.ke-1, h. 13.

47

Amin Wijaya Tunggal, Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep dan Kasus (Jakarta: Harvarindo, 2007), h. 65.

48

Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri ‘Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR),(Bandung:Refika Aditama, 2007), h. 106.


(37)

a. Keterlibatan langsung

Perusahaan menjalankan CSR secara langsung dengan

menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.

b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan

Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. c. Bermitra dengan pihak lain

Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerja sama dengan lembaga sosial /organisasi non pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium

Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan modal lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara proaktif mencari mitra kerja sama dari kalangan


(38)

lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama.

Bidang kegiatan yang dibantu perusahaan juga mencakup berbagai bidang. Dari jumlah dana yang disalurkan, bidang yang paling banyak hingga yang paling sedikit menerima sumbangan dari perusahaan berturut-turut adalah pendidikan dan penelitian, pelayanan sosial, kesehatan, musibah mendadak, pembangunan dan prasarana perumahan, seni dan pariwisata serta ekomoni produktif dan lingkungan. namun dari frekwensi bidang yang disumbang secara berturut mulai dari yang paling sering dilakukan adalah pelayanan sosial, pendidikan dan pelatihan, kesehatan, musibah mendadak, lingkungan hidup, ekonomi produktif, seni olah raga dan pariwisata, dan pembangun prasarana perumahan.

Kedermawanan sosial juga berhubungan dengan beberapa hal, antara lain adalah motivasi yang mendorong perusahaan untuk melakukan kedermawanan sosial, cara pengambilan keputusan dan nilai-nilai yang akan dicapai dalam memberikan sumbangan. Hal-hal tersebut merupakan hal yang penting untuk diketahui dalam rangka menggali potensi dana lokal, karena selama ini ada kecenderungan dana lokal lewat dana sosial perusahaan tersalurkan dalam area yang sangat variatif sesuai dengan keinginan perusahaan penyumbang.

Di Indonesia, kebiasaan perusahaan dalam menyumbang pada dasarnya tidak sepopuler dengan kebiasan individu yang menjadi pemilik atau eksekutif puncak perusahaan tertentu. Bahkan kadangkala sulit membedakan apakah sumbangan yang diberikan oleh perusahaan adalah sumbangan yang secara


(39)

sengaja dan terencana menjadi program perusahaan, atau justru karena dorongan dan motivasi dari individu pemilik perusahaan.49

D. Teori Kesejahteraan Masyarakat 1. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat

Dalam mendefinisikan kesejahteraan sosial atau kesejahteraan masyarakat, para cendikiawan ilmu kesejahteraan social atau praktisi pekerjaan sosial merumuskan batasannya sendiri-sendiri sehingga terdapat beraneka ragam definisi. Diantaranya ada yang lebih menekankan pengertian kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan, seperti yang dikemukakan oleh Suparlan, Ia mengatakan bahwa kesejahteraan sosial, keadaan sejahtera pada umumnya, yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah, dan sosial dan bukan hanya perbaikan dan pemberantasanan keburukan sosial saja, jadi merupakan suatu keadaan dan kegiatan.50

Menurut Segal dan Brzruzy, “Kesejahteraan sosial adalah kondisi sejahtera dari suatu masyarakat. Kesejahteraan sosial meliputi kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan dan kualitas hidup masyarakat”.51

Kesejahteraan sosial dalam arti luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Taraf kehidupan

49

Zaim Said dan Hamid Abidin, Sumbangan Sosial Perusahaan ‘Profil dan Pola Distribusinya di Indonesia: Survei 226 Perusahaan di 10 Kota, (Jakarta:PIRAMEDIA, 2003), cet.ke-1, h. 15.

50

Mohammad Suud, 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2006), h. 5. 51


(40)

yang lebih baik ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut memperhatikan aspek sosial, mental dalam segi kehidupan spiritual.52

Berbicara mengenai kesejahteraan, tidak bisa dilepaskan dari pemenuhan kebutuhan hidup pada masyarakat yang rata-rata pendidikannya rendah, komposisi penduduk yang beragam, tidak mempunyai faktor produksi sendiri, pendapatan rendah dan sebagainya. Senantiasa digolongkan pada masyarakat miskin yang dapat dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok atau yang mendasar. Menurut rumusan PBB FAO, kebutuhan mendasar meliputi :

a. makanan dan gizi b. kesehatan

c. perumahan d. pendidikan e. sandang

f. kesempatan dan kondisi kerja g. rekreasi53

2. Karakteristik Kesejahteraan Sosial

a. Kesejahteraan dari suatu keadaan, yakni suatu tatanan (tata kehidupan) yang meliputi kehidupan material maupun spiritual dengan tidak menempatkan suatu aspek lebih penting dari yang lainnya, tetapi mencoba melihat pada upaya mendapatkan titik keseimbangan. Titik keseimbangan

52

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat & Intervensi Komunikasi, (Jakarta:FEUI, 2001), h. 24.

53


(41)

yang dimaksud adalah keseimbangan antara aspek jasmaniah dan rohaniah, ataupun keseimbangan antara aspek material dan spiritual. b. Kesejahteraan sosial sebagai suatu ilmu. Ilmu kesejahteraan sosial

mengembangkan intervensi mikro yang sasaran intervensinya adalah individu, kelompok dan keluarga, serta intervensi makro yang dimana sasaran yang akan diubah adalah organisasi dan masyarakat (baik di tingkat lokal maupun di tingkat yang lebih luas).

c. Kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan. Menurut Friedlander “Kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisir dari berbagai institusi dan usaha-usaha kesejahteraan yang dirancang guna membantu individu maupun kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan yang lebih memuaskan”. Ini menggambarkan kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem pelayanan atau kegiatan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup masyarakat.

d. Kesejahteraan sebagai suatu gerakan keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Didalamnya mencakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi bidaya dan sebagainya.54

54


(42)

3. Tingkatan Keluarga Sejahtera

Pada hekikatnya indicator Pendataan Keluarga Sejahtera menngunakan perumusan konsep “Keluarga Sejahtera” yang lebih luas daripada sekedar definisi kemakmuran atau kebahagian. Undang-Undang No.10 tahun 1992 menyebutkan bahwa Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota, serta antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya.55

Pandataan kemiskinan dilakukan lewat pentahapan keluarga sejahtera yang dibagi menjadi lima tahap, yaitu :

a. Keluarga Pra Sejahtera (Sangat Miskin)

Belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi : 1) Indikator Ekonomi

• Makan dua kali atau lebih sehari

• Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktifitas (misalnya di rumah, bekerja / sekolah dan bepergian)

• Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah 2) Indikator Non-Ekonomi

• Melaksanakan ibadah

• Bila anak sakit dibawa ke sarana kesehatan

55


(43)

b. Keluarga Sejahtera I (Miskin)

Adalah keluarga yang karena alas an ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :

1) Indikator Ekonomi

• Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telur. • Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu

stel pakaian baru

• Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk tiap penghuni 2) Indikator Non-Ekonomi

• Ibadah teratur

• Sehat tiga bulan terakhir • Punya penghasilan tetap

• Usia 10-60 tahun dapat baca tulis huruf latin • Usia 6-15 tahun bersekolah

• Anak lebih dari 2 orang, ber-KB

c. Keluarga Sejahtera II

Adalah kelurga yang karena alasa ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :

• Memiliki tabungan keluarga

• Makan bersama sambil berkomunikasi • Mengikuti kegiatan masyarakat • Rekreasi bersama (6 bula sekali) • Meningkatkan pengetahuan agama


(44)

• Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah • Menggunakan sarana transportasi

d. Keluarga Sejahtera III

Sudah dapat memenuhi beberapa indikator yang meliputi : • Memiliki tabungan keluarga

• Makan bersama sambil berkomunikasi • Mengikuti kegiatan masyarakat • Rekreasi bersama (6 bula sekali) • Meningkatkan pengetahuan agama

• Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah • Menggunakan sarana transportasi

Belum dapat memenuhi beberapa indikator yang meliputi : • Aktif memberikan sumbangan material secara teratur • Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan e. Keluarga Sejahtera III Plus

Sudah dapat memenuhi beberapa indikator yang meliputi : • Aktif memberikan sumbangan material secara teratur • Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan56

56


(45)

4. Relasi antara Kesejahteraan Masyarakat dan Pengembangan Masyarakat

Metode intervensi sosial atau metode pengembangan masyarakat dalam ilmu kesejahteraan sosial dapat dikelompokkan antara lain berdasarkan intervensinya ataupun berdasarkan fokus kelompok sasaran intervensi. Secara sederhana level intervensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :

a. Level Mikro. Yaitu perubahan sosial ditingkat individu, keluarga dan kelompok kecil.

b. Level Makro. Pada perubahan sosial di level makro ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ;

• Tingkat low level macro intervention adalah tingkat makro yang lebih rendah atau yang lebih dikenal dengan level mezzo. Pada level ini praktisi kesejahteraan sosial melakukan perubahan sosial terencana pada tingkat organisasi dan komunitas lokal. Biasanya dilakukan dengan berbagai model intervensi komunitas, atau dikenal dengan nama community work ataupun community practice.

• Perubahan sosial terencana ditingkat makro yang lebih luas (high level macro intervention). Disini perubahan diarahkan pada upaya merubah masyarakat secara lebih luas.57

57

Isbandi Rukminto Adi, Psikologi Pekerjaan Sosial & Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Dasar-dasar Pemikiran, (Jakarta:FISIP UI Press, 2005), cet.ke-2, h. 128.


(46)

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Strategi Pendistribusian Dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pengertian stategi pendistribusian dana CSR (Corporate Social Responsibility) adalah cara atau rencana untuk mengatur sesuai dengan fungsi manajemen dalam upaya menyalurkan dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama untuk masyarakat sekitar Bandara Soekarno-Hatta sesingga tercipta hubungan yang harmonis antara perusahaan serta terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Dalam pendistribusikan dana CSR, PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama tidak bekerja sama dengan perusahaan lain. Kerja sama dilakukan dengan LSM, Karangtaruna, dan Community Center yang berfungsi sebagai jembatan penghubung antara masyarakat dengan PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama. Pendistribusiannya dikelola oleh unit PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama hanya bekerja sama dengan pemerintah setempat seperti RT, RW, kelurahann, dan kecamatan.

Strategi pendistribusian dana CSR yang dilakukan oleh PT(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama yang pertama dilakukan adalah mengumumkan atau mensosialisasikan kepada masyarakat khususnya wilayah sekitar bandara yang membutuhkan bantuan agar menyampaikan permohonan mereka kepada bidang PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)


(47)

PT(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama. Sosialisasi ini dilakukan melalui seminar-seminar, rapat kepala desa yang diselenggarakan langsung oleh PT(PERSERO) Angkasa Pura II.

Penyaluran dana CSR disalurkan dalam dua program, yaitu program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang dikelola oleh unit PKBL. Penyalurannya dana CSR PT(PERSERO) Angkasa Pura II ini tidak terbatas hanya untuk masyarakat sekitar atau karyawan, tetapi juga wilayah-wilayah lain yang ada di Indonesia. Namun dalam skripsi ini penulis hanya akan membahas penyaluran dana CSR untuk masyarakat sekitar bandara saja.

Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil melalui meminjaman modal usaha agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

Beberapa persyaratan untuk memperoleh dana pinjaman modal usaha Program Kemitraan yaitu :

a. Sesuai KEP-236/MBU/2003

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.20.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan.

2. Omset tidak lebih dari Rp.1.000.000.000,-/ tahun. 3. WNI (Warga Negara Indonesia)

4. Berdiri sendiri (bukan anak perusahaan)

5. Usaha perorangan, badan usaha yang berbadan dan tidak hukum, serta koperasi.

6. Minimal usaha 1 (satu) tahun.


(48)

b. Sesuai SE-433/MBU/2003

1. Belum memiliki kemampuan akses perbankan.

2. Usaha kecil yang dibina untuk mewujudkan keterkaitan usaha.

Agar bantuan modal bantuan dana ini tepat sasaran, maka suatu lokasipun sangat menentukan, PT(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama lokasinya sangat strategis yaitu dekat dengan masyarakat sehingga masyarakat yang meminjam dana tersebut dapat dengan mudah langsung datang ke PT (PERSERO) Angkasa Pura II dan juga agar PT (PERSERO) Angkasa Pura II dapat mengontrol masyarakat dalam penggunaan dana tersebut.

Sebelum dana Program Kemitraan itu diberikan kepada masyarakat yang meminjam dana tersebut maka PT (PERSERO) Angkasa Pura II akan melakukan beberapa proses seperti :

1. Survey lapangan dan uji kelayakan dengan tujuan PT (PERSERO) Angkasa Pura II dapat melihat jenis usaha yang dijalankan seperti lokasi usahanya apakah strategis, bagaimana mengelola usahanya, berapa pendapatan tiap bulannya dan bagaimana kemampuan tuk membayar dana CSR tersebut.

2. Pembinaan dan pelatihan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kemampuan dalam mengelola usaha, kepada calon mitra binaan yang pelaksanaannya bekerja sama dengan lembaga perguruan tinggi atau Kantor Dinas terkait di wilayah setempat.

Jumlah dana yang diberikan kepada mitra binaan antara Rp.1.000.000 – Rp.10.000.000,-, atau sesuai dengan kebutuhan yang diajukan dalam


(49)

proposal. Jangka waktu pengembalian dana kemitraan adalah antara 1-2 tahun. Adapun tingkatan bunga adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Tingkat Bunga

Jumlah Pinjaman Tingkat Buka

S/d Rp. 10.000.000,- 6%

Rp.10.000.000,- s.d. Rp.30.000.000,- 6%

Rp.30.000.000,- s.d. Rp.50.000.000,- 6%

Di atas Rp.50.000.000,- 6%

Prosedur peminjaman dana CSR untuk program Kemitraan yang harus dilakukan oleh calon mitra adalah membuat surat permohonan bantuan atau mengisi proposal yang telah disediakan oleh unit PKBL bagi peminjaman modal usaha kepada Bidang Umum. Setelah itu menyampaian permohonan beserta persyaratan kepada unit PKBL PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama.

Tahap kedua unit PKBL meneliti dan menyeleksi surat permohonan bantuan atau proposal permohonan bantuan modal usaha dan kelayakan pemohon serta mengembalikan berkas persyaratan yang belum lengkap. Selanjutnya unit PKBL mewawancarai pemohon dan ,mengadakan peninjauan ke tempat usaha pemohon dan dibuatkan berita acara peninjauan untuk layak mendapatkan bantuan atau tidak baik untuk modal usaha maupun untuk kegiatan social.

Tahap selanjutnya adalah unit PKBL membuat konsep surat perjanjian bagi pemohon yang disetujui dan mengirim surat pemberitahuan kepada pemohon yang tidak disetujui lalu meminta tanda tangan pemohon yang kepala unit /satuan


(50)

kerja. Unit PKBL dan pemohon menandatangani surat perjanjian beserta berkas permohonan yang telah disetujui.

Unit PKBL memproses penerbitan surat perintah membayar uang pencairan pinjaman modal usaha serta berkas perjanjian yang juga sebagai kartu angsuran yang di dalamnya tertera waktu pembayaran angsuran pinjaman. Pemohon menandatangani tanda terima dan menerima dana pinjaman berupa uang tunai beserta surat perjanjian dan kartu angsuran kemudian membayar angsuran melalui bank atau langsung ke unit PKBL PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta.

Tabel 2. Jenis Kelamin dan Status Nikah

Uraian Jumlah Presentase

1. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan

20 12

62,5 % 37,5 %

Jumlah 32 100 %

2. Status Nikah a. Belum menikah b. Sudah menikah c. Janda/duda

1 29

2

3,1 % 90,6 %

6,3 %

Jumlah 32 100 %

Dari tabel 2 dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok mitra binaan dana CSR lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Berdasarkan hasil kuisioner umur kelompok mitra bantuan dana CSR bervariasi antara 28-60 tahun, dan mayoritas penerima dana CSR itu adalah dari kalangan Bapak-Bapak.


(51)

Dan ditinjau dari status perkawinan yang Sudah menikah lebih banyak, kemudian diikuti Janda/Duda, kemudian diikuti yang Belum Menikah.

Tabel 3. Pendidikan terakhir, Jenis usaha dan Penghasilan

Uraian Jumlah Presentase

1.Pendidikan a.SD/MI b.SMP/Tsanawiyah c.SMA/Aliyah d.S1/Sarjana e.S2/Pascasarjana 16 7 8 1 0 50 % 22 % 25 % 3,0%

Jumlah 32 100 %

2.Jenis Usaha

a.Pedagang klontong b.Pedagang buah c.Pedagang sayur d.Warung nasi e.Lain-lain 5 5 9 2 11 15,6 % 15,6 % 28,2 % 6,3 % 34,3 %

Jumlah 32 100 %

3.Penghasilan / bulan a.< Rp.500.000,- b.Rp.500.000,- 1 jt c.Rp. 1 jt – Rp. 2 jt d.> 2 jt

0 16 14 2 0 50 % 43,7 % 6,3 %

Jumlah 32 100 %

Berdasarkan tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk pendidikan yang paling banyak adalah lulusan SD, kemudian SMA, kemudian


(52)

diikuti SMP, dan yang terakhir S1, sedangkan untuk pendidikan S2 sama sekali tidak ada.

Ditinjau dari jenis usaha mayoritas penerima dana CSR adalah pedagang sayur, pedagang buah, pedagang klontong, warung nasi dan lain-lain seperti konfeksi dan home industry lainnya.

Berdasarkan penghasilan dari berdagang itu ternyata penerima dana CSR Program Kemitraan berpenghasilan Rp.500.000,-Rp. 1 juta yang paling banyak, kemudian 1-2 juta dan yang terakhir adalah > dari 2 juta, sedangkan yang < Rp.500.000,- tidak ada.

Tabel 4. Prosedur Peminjaman Dana CSR PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama

Uraian Jumlah Presentase

a. sangat mudah b. mudah c. abstain d. tidak mudah e. sangat tidak mudah

3 9 3 16

2

9,4 % 28,1 %

9,4 % 50 % 3,1 %

Jumlah 32 100 %

Berdasarkan tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa prosedur peminjaman dana CSR di PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama itu tidak mudah, karena prosedur peminjaman dana CSR ini melalui proses yang cukup lama.


(53)

Tabel 5. Kondisi Ekonomi / Keuangan Masyarakat Sebelum Mendapatkan Pinjaman Dana CSR

Uraian Jumlah Presentase

a. sangat cukup b. cukup c. abstain d. tidak cukup e. sangat tidak cukup

1 18 1 10 2 3,1 % 56,3 %

3,1 % 31,2 %

6,3 %

Jumlah 32 100 %

Dari tabel tersebut bahwa kondis ekonomi / keuangan masyarakat sebelum mendapatkan bantuan dana CSR cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari.

Tabel 6. Kelancaran angsuran pembayaran dana CSR Program Kemitraan

Uraian Jumlah Presentase

a. sangat lancar b.lancar c. abstain d.tidak lancar e. sangat tidak lancar

5 8 3 9 7 15,6 % 25 % 9,4 % 28,2 % 21,8 %

Jumlah 32 100 %

Dapat ditarik kesimpulan dari tabel tersebut bahwa pinjaman dana CSR kebanyakan lancar karena usaha yang mereka geluti berkembang. Dan kebanyakan masyarakat tidak bisa mengangsur tiap bulan dikarenakan dana


(54)

tersebut mereka gunakan untuk konsumsi ataupun usaha yang dijalankan tidak berkembang sehingga tidak bisa mengembalikan dana pinjaman tersebut.

Tabel 7. Perkembangan usaha setelah mendapat bantuan modal usaha

Uraian Jumlah Presentase

a. sangat berkembang b.berkembang c. abstain

d.tidak berkembang e. sangat tidak berkembang

2 25 3 2 0 6,3 % 78,13 % 9,4 % 6,3 % 0 %

Jumlah 32 100 %

Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan bahwa dengan adanya modal usaha yang diberikan PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama melalui dana CSR program Kemitraan usaha mereka lebih berkembang karena ada suntikan dana segar.

Tabel 8. Efek minjaman modal usaha terhadap peningkatan pendapatan

Uraian Jumlah Presentase

a. sangat meningkat b.meningkat c. abstain

d.tidak meningkat e. sangat tidak meningkat

0 21 3 8 0 0 % 65,6 % 9,4 % 25 % 0 %

Jumlah 32 100 %

Dapat disimpulkan bahwa dengan usaha lebih berkembang secara otomatis keuntungan akan meningkat. Tetapi ada juga yang tidak meningkat karena mereka gunakan sebagian untuk konsumsi atau lain sebagainya.


(55)

Tabel 9. Efek minjaman modal usaha terhadap pemenuhan kebutuhan

Uraian Jumlah Presentase

a. sangat cukup b.cukup c. abstain d.tidak cukup e. sangat tidak cukup

3 18 0 11 0 9,4 % 56,3 % 0 % 34,4 % 0 %

Jumlah 32 100 %

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan pendapatan yang meningkat masyarakat sudah bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Mereka yang belum bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari walau pendapatan meningkat dikarenakan terus melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok sehingga pendapatan yang diperoleh sebanding dengan pengeluarannya.

Tabel 10. Tepat guna menyaluran dana CSR

Uraian Jumlah Presentase

a. sangat tepat b. tepat c. abstain d. tidak tepat e. sangat tidak tepat

3 19 9 1 0 9,4 % 59,4 % 28,1 % 3,1 % 0 %

Jumlah 32 100 %

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pengeluaran dana CSR program kemitraan sudah tepat berdasarkan KEP-236/MBU/2003 dan sesuai SE-433/MBU/2003 yaitu pedagang kecil atau UKM (Usaha Kecil Menengah) yang memerlukan modal untuk berwirausaha. Penyaluran dana CSR ini diatur spenuhnya oleh KEP-236/MBU/2003 dan SE-433/MBU/2003, sehingga untuk


(56)

kegiatan-kegiatan tidak memenuhi dan tidak tercantum dan peraturan tersebut tidak mendapatkan bantuan dana.

Tabel 11. Efektifitas dana CSR dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Uraian Jumlah Presentase

a. sangat efektif b.efektif c. abstain d.tidak efektif e. sangat tidak efektif

1 14 13 4 0

3,1 % 43,8 % 40,6 % 12,5 % 0 %

Jumlah 32 100 %

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa penyaluran dana CSR melalui program kemitraan sudah efektif untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, berdasarkan rsponden hamper 43,8 %. Dan yang abstain / tidak mengetahui yakni 40,6 % dikarenakan minimnya pengetahuan dan yang menyatakan tidak efektif yakni 12,5 %.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 32 responden yang meminjam dana CSR menyatakan bahwa penyaluran dana CSR melalui program kemitraan sudah efektif untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat hamper 43,8 %, karena dengan adanya pinjaman dana CSR yaitu bantuan modal usaha sangat membantu pedagang kecil dan UKM (Usaha Kecil Menengah) untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

Namun yang menjadi permasalahannya adalah dalam pengembalian dana CSR tersebut tidak lancar sehingga dana bergulir ini tidak dapat dikelola lebih luas lagi dengan kelompok mitra yang lebih banyak lagi.


(57)

Berdasarkan data yang ada kondisi ekonomi / keuangan masyarakat sebelum mendapatkan bantuan dana CSR adalah tidak mencukupi kebutuhan ekonomi masyarakat hamper 31,2 %.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Rafdi salah seorang kordinator PKBL, pada tahun 2007 ada sekitar 300 surat permohonan bantuan pinjaman atau proposal modal usaha yang masuk ke unit PKBL PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama. Sekitar 60 % telah disalurkan dan 40 % tidak disalurkan karena persyaratan yang belum lengkap.

Bagi masyarakat yang sudah mengajukan surat permohonan atau proposal pinjaman modal usaha tetapi syarat-syaratnya belum terpenuhi bisa kembali mengajukan permohonan tentu dengan melengkapi semua persyaratan.

Dana CSR yang dikeluarkan PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama untuk program Kemitraan selama 6 tahun (2001-2007) sejumlah Rp. 8 M.

Tanggung jawab Sosial Perusahaan PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama juga dilaksanakan melalui Program Bina Lingkungan yang ditujukan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi bandara di wilayah kerja PT.(PERSERO) Angkasa Pura II. Bantuan Program Bina Lingkungan yang telah direalisasikan pada tahun 2006 sejumlah Rp. 5,3 M lebih untuk membantu aktifitas pendidikan dan kesehatan masyarakat dalam berbagai bentuk seperti beasiswa, pengobatan gratis, peningkatan gizi anak dan perbaikan sanitasi.

Bantuan ini juga diperuntukkan bagi pembangunan atau perbaikan berbagai fasilitas umum seperti gedung sekolah, tempat ibadah, sarana olahraga


(58)

dan lain sebagainya. Selain itu juga, dana program Bina Lingkungan di PT.(PERSERO) PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama telah dialokasikan untuk membantu meringankan beban para korban bencara alam yang terjadi dibeberapa daerah di Indonesia pada tahun 2006.

Untuk program Bina Lingkungan, PT. (PERSERO) Angkasa Pura II memberikan bantuan sesuai dengan permohonan yang diajukan atau sesuai dengan kebutuhan.

PT. (PERSERO) Angkasa Pura II pada 17 Agustus 2008 memberikan bantuan berupa beasiswa untu 10 orang anak di MTS (Madrasah Tsanawiyah) Nurul Khoirat Tangerang. Beasiswa ini diberikan untuk anak-anak berprestasi dan kurang mampu. Adapun mengelolaannya diserahkan sepenuhnya ke pada pihak sekolah yang bersangkutan.

Bantuan sosial juga diberikan PT. (PERSERO) Angkasa Pura II berupa santunan dan sembako sebanyak 250 paket untuk Kelurahan Benda dan 300 paket untuk Desa Rawa Burung pada Juli 2008.

Untuk sarana dan prasarana umum, PT. (PERSERO) Angkasa Pura II telah membangun sebanyak 9 unit MCK (Mandi Cuci Kakus) yang tersebar di dua kelurahan Benda dan Rawa Burung. Pengelolaan dan pemeliharaannya diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat.

Program Bina Lingkungan ini dirasakan masih sangat kurang efektif dalam mensejahterakan masyarakat sekitar bandara, karena bantuan yang diberikan relative kecil dan tidak berkelanjutan. Selain itu, proses yang lama dan berbelit-belit juga menjadi salah satu faktor penghambat penyaluran dana CSR untuk program Bina Lingkungan.


(1)

j. Pelayanan Jasa Konter

F Pelayanan di bidang Non Aeronautika, yaitu :

a. Penyewaan ruangan, gudang, lahan dan fasilitas lainnya b. Kegiatan konsesioner

c. Parkir kendaraan d. Pas Bandara

e. Penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan dan industri serta bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara. f. Periklanan dan usaha lain yang terkait

17. Bagaimana PT.(PERSERO) Angkasa Pura II menyalurkan dana CSR untuk masyarakat sekitar bandara Soekarno-Hatta?

Jawab : PT.(PERSERO) Angkasa Pura II mendistribusikan dana CSR melalui dua program, yaitu program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang dikelola oleh unit PKBL.

18. Bagaimana strategi mendistribusikan dana CSR tersebut ?

Jawab : Strategi yang dilakukan oleh PT.(PERSERO) Angkasa Pura II dalam mendistribusikan dana CSR adalah :

a. Menerima proposal atau surat permohonan bantuan, lalu diseleksi dan uji kelayakan serta tinjauan langsung ke lokasi. Setelah semua syarat terpenuhi maka dana pinjaman modal usaha atau bantuan social lainnya dapat disalurkan.

b. Selain melalui proposal, PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama menyalurkan dana CSR melalui program-program kerja yang telah direncanakan. Seperti kegiatan-kegiatan sosial, contohnya membagian sembako, sunatan massal, pengobatan gratis, dan beasiswa. 19. Bagaimana cara mensosialisasikan dana CSR kepada masyarakat umum ?

Jawab : Melalui seminar, pertemuan dengan staf kelurahan, dan yang paling cepat adalah dari mulut ke mulut.


(2)

20. Apakah PT.(PERSERO) Angkasa Pura II menjalin kerja sama dengan perusahaan atau lembaga lain dalam mendistribusikan dana CSR ?

Jawab :

a. PT.(PERSERO) Angkasa Pura II tidak bekerja sama dengan perusahaan lain. Secara umum kami mengelola sendiri pendistribusian dana CSR tersebut.

b. PT.(PERSERO) Angkasa Pura II bekerja sama dengan pihak lain seperti LSM, Karangtaruna, Community Center.

21. Berapa persen dari keuntungan PT.(PERSERO) Angkasa Pura II yang dikeluarkan untuk dana CSR ?

Jawab : 1 % - 3 %

22. Apakah setiap tahun mengalami peningkatan ?

Jawab : Untuk program kemitraan setiap tahun mengalami peningkatan, karena merupakan dana bergulir. Sedangkan untuk program Bina Lingkungan tidak karena habis di tahun yang bersangkutan, namun program kerja setiap tahun terus meningkat.

23. Menurut bapak, apakah dana CSR PT.(PERSERO) Angkasa Pura II yang telah disalurkan sesuai dengan aturan?

Jawab : Kami menyalurkan dana CSR sesuai dengan aturan yang tertera dalam KEP-236/MBU/2003 dan SE-433/MBU/2003.

24. Apakah dana CSR yang dikelola oleh PT.(PERSERO) Angkasa Pura II turut serta mensejahterakan masyarakat sekitar bandara Soekarno-Hatta ?

Jawab : Masyarakat yang menerima bantuan dana CSR PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama rata-rata mengalami peningkatan kesejahteraan.


(3)

Interviewee Interviewer

LEMBAR KUISIONER A. Data Pribadi

Nama :

Jenis kelamin :

Umur :

Status nikah :

Pendidikan Terakhir : a. SD/MI

b. SMP/Tsanawiyah c. SMA/Aliyah d. S1/Sarjana e. S2/Pascasarjana Jenis Usaha : a. Pedagang klontong b. Pedagang buah c. Pedagang sayur d. Warung nasi e. Lain-lain

Penghasilan : a. Kurang dari Rp.500.000,-

b. Rp.500.000,-Rp.1.000.000,-

c. Rp.1.000.000,-Rp.2.000.000,-

d. Lebih dari Rp.2.000.000,-

e. Lain-lain

B. Berilah tanda silang (X) pada pertanyaan-pertanyaan di bawah ini : 1. Bagaimana menurut pendapat Anda, prosedur peminjaman modal usaha dan

permohonan bantuan dana CSR PT.(PERSERO) Angkasa Pura II ?

a. sangat mudah d. tidak mudah

b. mudah e. sangat tidak mudah

c. abstain

2. Bagaimana pelayanan di PT.(PERSERO) Angkasa Pura II terhadap Anda sebagai peminjam dana?

a. sangat puas d. tidak puas

b. puas e. sangat tidak puas

c. abstain

3. Maaf sebelumnya, bagaimana kondisi ekonomi atau keuangan Anda sebelum mendapatkan Dana CSR, apakah bisa mencukupi kebutuhan keluarga ?


(4)

a. sangat cukup d. tidak cukup

b. cukup e. sangat tidak cukup

c. abstain

4. Bagaimana menurut pendapat Anda, apakah jumlah pinjaman dana CSR dapat mencukupi kebutuhan untuk modal usaha ?

a. sangat cukup d. tidak cukup

b. cukup e. sangat tidak cukup

c. abstain

5. Apakah dana Pinjaman program kemitraan yang Anda terima dari PT.(PERSERO) Angkasa Pura II sebagian untuk konsumsi ?

a. sering b. kadang-kadang c. jarang

6. Apakah dana Pinjaman program kemitraan yang Anda terima dari PT.(PERSERO) Angkasa Pura II sebagian untuk modal usaha ?

a. sering b. kadang-kadang c. jarang

7. Menurut pendapat Anda, apakah jangka waktu selama 2 tahun yang diberikan sudah cukup untuk mengembalian dana pinjaman program kemitraan ?

a. sangat cukup d. tidak cukup

b. cukup e. sangat tidak cukup

c. abstain

8. Maaf sebelumnya, apakah Anda lancar dalam mengangsur pembayaran dana pinjaman program kemitraan ?

a. sangat lancar d. tidak lancar

b. lancar e. sangat tidak lancar

c. abstain

9. Apakah dengan adanya modal usaha yang diberikan PT.(PERSERO) Angkasa Pura II dapat membantu usaha Anda lebih berkembang ?

a. sangat berkembang d. tidak berkembang b. berkembang e. sangat tidak berkembang c. abstain

10. Apakah dengan usaha Anda lebih berkembang maka pendapatan keuntungan lebih banyak, sehingga pendapatan meningkat ?

a. sangat meningkat d. tidak meningkat b. meningkat e. sangat tidak meningkat c. abstain

11. Apakah dengan pendapatan Anda meningkat sehingga dapat tercukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ?

a. sangat cukup d. tidak cukup


(5)

c. abstain

12. Menurut pendapat Anda, apakah penyaluran dana CSR PT.(PERSERO)Angkasa Pura II sudah tepat kepada orang yang membutuhkannya ?

a. sangat tepat d. tidak tepat

b. tepat e. sangat tidak tepat

c. abstain

13. Menurut pendapat Anda, apakah penyaluran dana CSR PT.(PERSERO)Angkasa Pura II sudah efektif untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat ?

a. sangat efektif d. tidak efektif

b. efektif e. sangat tidak efektif

c. abstain

Pewawancara Terwawacara

( ) ( )


(6)