Asam amino, protein, dan enzim

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kepekaan terhadap INH yang disebabkan karena penggabungan INH –NAD akan menghambat aktivitas enzimatik InhA dan akan menghambat sintesis asam mikolat yang merupakan salah satu bahan utama sebagai pembentuk dinding sel Nofriyanda, 2010.

2.6 Asam amino, protein, dan enzim

Asam amino adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih gugus karboksil −COOH dan satu atau lebih gugus amino −NH2 yang salah satunya terletak pada atom C tepat disebelah gugus karboksil atom C alfa. Asam-asam amino bergabung melalui ikatan peptida yaitu ikatan antara gugus karboksil dari asam amino dengan gugus amino dari asam amino yang disampingnya Sudarmadji, 1989. Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non polar seperti eter, aseton, dan kloroform. Sifat asam amino ini berbeda dengan asam karboksilat maupun dengan sifat amina. Asam karboksilat alifatik maupun aromatik yang terdiri atas beberapa atom karbon umumnya kurang larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Demikian amina pula umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik Poejiadi, 1994. Gambar 2.6 Mekanisme kerja Isoniazid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ada dua struktur kimia asam amino, yaitu struktur yang tidak bermuatan dan struktur ion pada pH fisiologis. Gugus karboksil bersifat sebagai sebagai donor proton; gugus amino bersifat sebagai akseptor proton; dan gugus R yang dikenal sebagai rantai samping atau rantai cabang mempunyai sifat yang khas Sumardjo, 2008. Di alam, terdapat sekitar 300 jenis asam amino. Namun ternyata hanya 20 asam amino yang secara alami merupakan bahan pembangun protein. Asam amino pembangun atu penyusun protein adalah alfa asam amino, yaitu asam amino yang gugus anionnya terikat pada atom karbon alfa Sumardjo, 2008. Gambar 2.7 Struktur umum Asam Amino Sumardjo, 2008 Tabel 2.1 Asam Amino Sumardjo, 2008 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rantai samping atau rantai cabang asam-asam amino mempunyai sifat yang khas. Berdasarkan sifat yang khas tersebut, asam-asam amino diklasifikasikan menjadi tiga kelompok: asam amino yang bersifat basa yaitu asam amino dengan rantai samping mengandung gugus anion atau lingkar heterosiklik berupa hetero atom nitrogen; asam amino yang bersifat asam, yaitu asam amino dengan rantai samping mengandung gugus karboksil; dan asam amino netral, yaitu asam amino dengan rantai samping selain yang telah disebutkan Sumardjo, 2008. Protein merupakan makrobiomolekul asam-asam alfa amino dengan susunan yang kompleks dan berat molekulnya sekitar 5000 sampai beberapa juta. Struktur tiga dimensi protein tersebut dapat dijelaskan dengan mempelajari tingkat organisasinya, yaitu menyangkut struktur primer, sekunder, tersier, dan quartener. Struktur primer protein adalah jumlah, jenis, serta urutan asam amino yang membentuk rantai polipeptida. struktur primer menentukan sifat dasar berbagai macam protein. Struktur sekunder adalah struktur yang berikatan kovalen dan berikatan hydrogen dari polipeptida dalam molekul protein dan dapat berbentuk spiral α- heliks atau lembaran zig-zag. Tabel 2.2 Pengelompokan Asam Amino Sumardjo, 2008 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Struktur tersier terbentuk karena terjadi pelipatan rantai polipetida sehingga membentuk protein globular. Struktur kuartener protein dibentuk oleh dua atau lebih rantai polipeptida saling dihubungkan oleh ikatan elektrostatik dan ikatan hidrogren. Dalam struktur kuartener protein yang kompleks, gaya van der walls di antara atom-atom yang berdekatan kemungkinan ikut berperan Sumardjo, 2008. Enzim merupakan senyawa protein yang dapat mengkatalisis seluruh reaksi kimia dalam sistem biologis. Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini adalah protein. Aktivitas katalitiknya bergantung kepada integritas strukturnya sebagai protein. Enzim dapat mempercepat reaksi biologis, dari reaksi yang sederhana, sampai ke reaksi yang sangat rumit. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi sehingga mempercepat proses reaksi. Percepatan reaksi terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Enzim mengikat molekul substrat membentuk kompleks enzim substrat yang bersifat sementara dan lalu terurai membentuk enzim bebas dan produknya Lehninger, 1995. Penggolongan enzim secara internasional telah dilakukan secara sistematis. Sistem ini menempatkan semua enzim ke dalam enam kelas utama, masing-masing dengan sub kelas, berdasarkan atas jenis reaksi yang dikatalisa. Tabel 2.3 Penggolongan Enzim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.7 Enzim Inh A

Dokumen yang terkait

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat Melalui Reaksi Langsung dengan Iradiasi Microwave Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

4 31 104

Hubungan Kuantitatif Struktur Aktifitas Senyawa Nitrasi Etil P -Metoksisinamat Terhadap Aktivitas Anti Tuberkulosis Melalui Pendekatan Hansch Secara Komputasi

1 34 82

Amidasi senyawa etil p-metoksisinamat melalui reaksi langsung dengan iradiasi microwave serta uji aktivitas sebagai antiinflamasi

2 16 104

Modifikasi Struktur Senyawa Asam p-metoksisinamat Melalui Proses Amidasi Urea Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

1 7 92

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Secara In-Vitro

1 18 82

Hubungan kuantitatif struktur aktifitas senyawa nitrasi etil p -metoksisinamat terhadap aktivitas anti tuberkulosis melalui pendekatan hansch secara komputasi

0 9 82

Studi hubungan kuantitatif strukturaktivitas anti-tuberkulosis senyawa amidasi etil p-metoksisinamat dengan pendekatan hansch dan penambatan molekuler pada enzim inh a

0 6 101

Studi Hubungan Kuantitatif Struktur Aktivitas Dari Amidasi Senyawa Etil-P-Metoksisinamat Sebagai Antiinflamasi Dengan Pendekatan Hansch dan Komputasi

38 208 108

Studi Penambatan Molekul Senyawa-Senyawa Amidasi Etil Para Metoksisinamat Pada Peroxisome Proliferator- Activated Receptor- Gamma (PPARγ)

8 56 121

Optimasi Daya dan Waktu Reaksi Amidasi Etil P-Metoksisinamat dengan Dimetil Formamida Menggunakan Irradiasi Microwave

1 14 78