UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2 Penambatan molekuler 4.2.1 Penyiapan dan optimasi makromolekul enzim Inh A
Dalam proses penambatan molekul, hal yang harus disiapkan adalah makromolekul dan ligan yang akan ditambatkan, kemudian
dilakukan optimasi terhadap makromolekul dan ligan tersebut. Penyiapan makromolekul pada penelitian ini adalah dengan cara
mengunduh makromolekul enzim Inh A dalam 3D pada Protein Data Bank
http:www.rcsb.org. Enzim Inh A yang di unduh dengan format .pdb adalah makromolekul dengan kode 1ENY dan merupakan enzim Inh
A pada Mycobacterium tuberculosis yang diperoleh dari kristalografi sinar X dengan resolusi 2,20 Å. Pemilihan kode 1ENY mengacu pada
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Cohen et a.,2011, tentang penambatan molekul pada enzim Inh A.
Enzim Inh A yang telah diunduh kemudian dilakukan optimasi makromolekul. Optimasi bertujuan untuk menghilangkan molekul non
standar dan menargetkan ruang tambat ligan pada makromolekul. Molekul non standar seperti ligan dan molekul air yang ikut terunduh
dihilangkan dengan menggunakan program Discovery studio, dengan cara, Pilih Script
Selection
Select water molecul dan ligan
delete .
Dengan menghilangkan molekul air dan ligan, makromolekul nantinya akan tepat menambat pada senyawa uji ligan sampel. Enzim Inh A yang
telah teroptimasi dengan menggunakan program Discovery studio kemudian di simpan dalam format .pdb.
Optimasi kedua yang dilakukan adalah penambahan atom hidrogen dan penentuan grid box parameter menggunakan program Autodock
tools. Penambahan atom hidrogen penting untuk interaksi ligan dan reseptor. Atom hidrogen yang diperhitungkan adalah yang bersifat polar,
karena atom ini terlibat dalam ikatan hidrogen Yanuar, 2012. Proses penambahan atom hidrogen adalah, pilih Edit
Hydrogen
Add
Ok .
Setelah dilakukan penambahan atom hidrogen, dilakukan optimasi grid box parameter
. Optimasi grid box parameter berfungsi untuk membuat peta tiga dimensi interaksi protein dengan setiap jenis atom
yang terdapat pada ligan Yanuar, 2012.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Peta tiga dimensi tersebut merupakan ruang tambat antara makromolekul dan ligan. Penentuan grid box parameter bisa melalui
pencarian literatur atau melihat ruang tambat ligan yang berasal dari makromolekul itu sendiri.
Pada penelitian ini grid box parameter mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Cohen et al., 2011. Pengaturan pada grid box meliputi
center_x, center_y, center_z, untuk mengatur letak parameter box pada makromolekul. Kemudian size_x, size_y, size_z, dan spacing angstrom,
untuk menentukan ukuran grid box sebagai ruang tambat ligan tersebut. Hasil pengaturan grid box yang diperoleh adalah center_x = -3.609,
center_y = 37.853 center_z = 18.312, size_x = 37, size_y = 22, size_z = 22, dan spacing angstrom = 0,375. Cara pengaturan grid box adalah
dengan pilih Gridgrid boxatur grid box parameter yang adafileclose saving current. Setelah semua optimasi selesai,
makromolekul tersebut di simpan dalam format .pdbqt, untuk selanjutnya akan dilakukan proses penambatan molekul dengan program autodock
vina.
4.2.3 Penyiapan dan optimasi ligan senyawa uji
Ligan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 senyawa amidasi etil p-metoksi sinamat dengan kontrol positifnya adalah isoniazid.
Senyawa yang digunakan dianggap sebagai bukan pro-drug, sehingga tidak berikatan dengan NADH untuk berinteraksi dengan enzim Inh A.
Hal ini dikarenakan belum diketahui secara langsung bagaimana proses senyawa amidasi EPMS berinteraksi dengan enzim Inh A. Sedangkan
telah diketahui, suatu senyawa yang berinteraksi dengan enzim Inh A tidak selalu berikatan dengan NADH.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.13 Senyawa ligan yang akan di-docking
No. Nama Senyawa IUPAC
Kode Senyawa
1 2E-3-4-methoxyphenylprop-2-enamide
Amida_1
2 2E-N-hydroxy-3-4-methoxyphenylprop-2-enamide
Amida_2
3 2E-3-4-methoxyphenyl-N-methylprop-2-enamide
Amida_3
4 2E-3-4-methoxyphenyl-N,N-dimethylprop-2-enamide
Amida_4
5 2E-N-hydroxymethyl-3-4-methoxyphenylprop-2-enamide
Amida_5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6 2E-N,N-bishydroxymethyl-3-4-methoxyphenylprop-2-
enamide Amida_6
7 2E-N-2-hydroxyethyl-3-4-methoxyphenylprop-2-enamide
Amida_7
8 2E-N,N-bis2-hydroxyethyl-3-4-methoxyphenylprop-2-
enamide
Amida_8
9 2E-N-benzyl-3-4-methoxyphenylprop-2-enamide
Amida_9
10 ethyl 2E-3-4-aminophenylprop-2-enoate
Amida_10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11 2E-N,N-dibenzyl-3-4-methoxyphenylprop-2-enamide
amida_11
12 ethyl 2E-3-4-hydroxyphenylprop-2-enoate
EPHS
13 Isoniazid
INH
Senyawa tersebut dibuat dengan menggunakan aplikasi Marvin sketch, setelah proses pembuatan selesai, struktur yang dibuat kemudian
dilakukan clean 3D, dengan cara, pilih structure pilih cleaning
method fine with hydrogenize clean in 3D. Struktur kemudian
disimpan dalam format .mol. Untuk bisa dilakukan optimasi ligan dengan menggunakan program autodocktools, maka dilakukan
perubahan format .mol menjadi .pdb dengan menggunakan program open babel.
Struktur dengan format .pdb kemudian dioptimasi number of active torsion
-nya. Proses ini berfungsi untuk menentukan ikatan-ikatan aktif pada ligan yang dapat diputar selama proses docking berlangsung.
Proses pengoptimasian dengan cara, pilih ligandtorsion treeset number of torsiondismiss
. Kemudian di simpan dalam format .pdbqt, dengan cara pilih ligand
outputsave as pdbqt.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2.4 Penambatan molekul dengan Autodockvina
Setelah data makromolekul dan ligan selesai di optimasi dan di ubah format file menjadi .pdbqt. Kedua data tersebut kemudian di
pindahkan ke dalam folder vina yang terdapat pada local disc C:. Dalam folder vina kemudian juga ditambahkan file konfigurasi
menggunakan notepad, proses konfigurasi dapat dilihat pada lampiran 3. Data konfigurasi pada notepad, meliputi reseptor yang merupakan
makromolekul yang digunakan yaitu 1ENY.pdbqt dan ligan yang merupakan senyawa uji dengan format .pdbqt. Selanjutnya data
out.pdbqt merupakan hasil dari visualisasi docking ligan pada makromolekul dan log.txt merupakan nilai energi bebas
ΔG
bind
yang akan keluar setelah proses docking selesai. Dan terakhir adalah data
center_x, center_y, center_z, size_x, size_y, dan size_z yang merupakan grid box parameter yang sudah diatur sebelumnya. File
konfigurasi ini disimpan dengan nama ‘conf.txt.
’
Setelah semua data yang ada difolder vina sudah lengkap, yaitu 1ENY.pdbqt, Ligand.pdbqt, dan conf.txt, maka proses docking dapat
dimulai. Proses docking dijalankan dengan program Command Prompt. Melalui Command Prompt, masuk kedalam folder vina kemudian
dilakukan perintah dengan mengetik: Vina --config conf.txt --log log.txt
Proses docking pada penelitian ini berjalan selama 2-5 menit, kecepatan dari proses docking dipengaruhi oleh spesifikasi computer
dan bentuk ligan yang ditambatkan. Semakin tinggi spesifikasi atau semakin sederhana bentuk ligan, maka semakin cepat proses docking
berlangsung. Setelah proses docking selesai, akan muncul data baru pada folder vina, yaitu log.txt dan out.pdbqt. Data log.txt memberikan
hasil nilai afinitasenergi bebas ΔG
bind
dan RMSD dari hasil docking. Sedangkan data out.pdbqt merupakan bentuk hasil konformasi
ligan dengan ruang tambatnya pada makromolekul. Data tersebut dapat divisualisasi dengan program autodock tools, Pymol, dan Ligplot, untuk
dilihat interaksi ligan dengan asam amino pada makromolekul.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2.5 Analisa dan Visualisasi Penambatan Molekuler
Hasil yang didapat dari proses penambatan molekuler adalah nilai ΔG
bind
dan RMSD, serta visualisasi interaksi ligan dengan asam amino pada enzim Inh A. Nilai
ΔG
bind
merupakan energi konformasi hasil docking antara ligan dan makromolekul, energi konformasi tersebut
merupakan kontribusi dari ikatan van der waal, hidrofobik, ikatan hidrogen dari atom-atom netral, ikatan hidrogen atom-atom bermuatan,
dan jumlah ikatan berotasi Adelin et al., 2013
.
Sedangkan RMSD root mean square deviation
, merupakan nilai validasi dari hasil ΔG
bind
, semakin kecil nilai RMSD maka konformasi yang terbentuk
semakin baik, sehingga nilai RMSD yang diambil adalah mendekati
atau sama dengan 0.
Interaksi ligan dan asam-asam amino pada enzim Inh A yang terlihat melalui progam ligplot adalah adanya ikatan hidrogen dan
interaksi hidrofobik secara 2 dimensi, sedangkan pada program Pymol visualisasi yang terlihat adalah tempat penambatan ligan pada
makromolekulnya yang disebut dengan binding pocket secara 3 dimensi. Proses visualisasi pada Ligplot adalah dengan cara membuka
file ligan hasil docking dan makromolekul dengan format .pdb, dengan cara, filepdb filecari file yang akan divisualisasiOkRun.
Kemudian, visualisasi pada pymol dengan cara membuka file ligan out.pdbqt dan makromolekul 1ENY.pdbqt. Prosesnya dengan cara
pilih openpilih file out.pbqt dan 1ENY.pdbqtok, dan untuk melihat daerah binding pocket ligan dengan makromolekul dengan
cara all actionpresetligand sitepilih tampilan yang diinginkan
misalkan, solid betterklik kiri. Hasil visualisasi dengan program
Ligplot dan Pymol dapat dilihat pada Lampiran 4.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.14 Hasil Penambatan molekuler
Struktur ∆G
bind
Jenis asam amino Ikatan Hidrogen
Ikatan Hidrofobik
Amida_11 -9.4
Gly96 Thr39, Val65, Gly14, Ala198, Ser13, Leu63, Ile95,
Asp42, Ile15, Phe41, Ile47, Ile16 Amida_9
-8.4 Thr39
Leu63, Gly14, Ser13, Ile95, Val65, Phe97, Gly96, Asp42, Ile15, Ile16, Phe41, Met130
Amida_2 -7.2
Thr39, Gly14 Phe97, Phe41, Ser13,Ile95, Leu63, Ile122
Amida_7 -7.1
Gly14, Ala22, Ser94 Phe41, Val65, Gly96, Ile16, Ser20, Ile21, Ile95, Asp64
Amida_5 -6.9
Ile21, Ala22, ser94 Asp64, Ile95, Gly96, Ile16, Ser20, Gly14, Phe41
Amida_3 -6.7
Thr39 Leu63, Val65, Phe41, Phe97, Gly96, Ile95, Ser13,
Gly14, Met130 Amida_1
-6.6 Thr39, Gly14
Phe97, Phe41, Ser13,Ile95, Leu63, Ile122 Amida_4
-6.6 Thr39
Ser13, Gly14, Leu63, Phe41, Ile16, Ile95, Val65, Met130 Amida_8
-6.5 Gly14, Ala22, Ser94
Ile95, Ile122, Gly96, Ile16, Ser20, Thr196, Ile21, Phe41, Val65
Amida_6 -6.4
Gly14, Ala22, Ser94, Ile21, Gly96
Ile16, Phe41, Ile95, Ser20, Ile15, Asp42 Amida_10
-6.1 Thr39
Ile95, Leu63, Phe41, Phe97, Gly14, Val65 EPHS
-6.1 Thr39
Gly14, Phe41, Phe97, Val65, Ile95, Leu63 Isoniazid
-6 Thr39, Gly14
Ile22, Ser13, Gly40, Ile95, Leu63, Phe41, Val65
Dari tabel 4.14 nilai ∆G
bind
tiga senyawa terkecil adalah senyawa dengan kode Amida_11, Amida_9, dan Amida_2, dengan nilai energi
-9,4 kcalmol, -8,4 kcalmol, dan -7,2 kcalmol. Nilai ∆G
bind
kecil menandakan bahwa konformasi yang terbentuk antara ligan dengan
makromolekul merupakan kompleks yang stabil. Selain itu, bisa dilihat bahwa isoniazid yang merupakan kontrol positif pada docking memilki
nilai ∆G
bind
besar yaitu -6, hal ini membuktikan bahwa isoniazid memang harus berikatan dengan NADH untuk membentuk konformasi
yang stabil dengan enzim Inh A.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Senyawa Visualisasi Ligplot
Visualisasi Pymol INH
Amida_11
Amida_9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Amida_2
Keterangan: C=hitam,
O=Merah, N=biru, ikatan hidrogen=garis hijau,
dan ikatan hidrofobik= garis merah menyerupai alis
Keterangan: C=hijau, O=merah, N=biru, H=putih, P=jingga
Gambar 4.3 Visualisasi interaksi Makromolekul dan Ligan Isoniazid dan 3 senyawa uji dengan
∆G
bind
terendah
Dilihat dari residu asam amino yang berinteraksi, isoniazid berikatan hidrogen dengan Thr39 dan Gly14, sedangkan untuk yang
berikatan hidrofobik adalah dengan asam amino Ile22, Ser13, Gly40, Ile95, Leu63, Phe41, Val65.
Selanjutnya pada 3 senyawa dengan ∆G
bind
terendah. Amida_11 dan Amida_9 memilki jumlah residu asam amino yang sama yaitu 13
asam amino dan lebih banyak dari amida_2. Amida_11 berikatan hidrogen dengan Gly96, dan berikatan hidrofobik dengan Thr39, Val65,
Gly14, Ala198, Ser13, Leu63, Ile95, Asp42, Ile15, Phe41, Ile47, Ile16. Amida_9 berikatan hidrogen dengan Thr39, dan berikatan hidrofobik
dengan Leu63, Gly14, Ser13, Ile95, Val65, Phe97, Gly96, Asp42, Ile15, Ile16, Phe41, Met130. Sedangkan pada Amida_2 hanya berikatan
dengan 8 asam amino, yaitu Thr39 dan Gly14 yang berikatan hidrogen, serta Phe97, Phe41, Ser13,Ile95, Leu63, Ile122 yang berikatan
hidrofobik.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ikatan hidrogen merupakan ikatan antara atom H yang mempunyai muatan positif parsial dengan atom lain yang bersifat elektronegatifan
dan mempunyai sepasang oktet lengkap, seperti O, N, dan F. Adanya ikatan hidrogen dapat mempengaruhi sifat fisika kimia obat, sehingga
berperan penting terhadap aktivitas biologis obat. Sedangkan ikatan hidrofobik adalah ikatan yang menggambungkan
daerah non polar molekul obat dengan daerah non polar pada reseptor biologis Siswando, 2008. Oleh karena itu, ikatan hidrogen dan ikatan
hidrofobik mempengaruhi kestabilan konformasi yang terjadi antara ligan dan makromolekul. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Eghdami, et al 2015 tentang target ikatan isoniazid dengan enzim Inh A, menyatakan bahwa situs aktivitas enzim Inh A, dicirikan dengan
adanya 5 asam amino, yaitu G1y14, Thr39, Phe41, Leu63 and Ile95. Berdasarkan hal tersebut, Senyawa dengan nilai
∆G
bind
terendah yaitu amida_11 telah tepat menambat pada binding pocket enzim Inh A untuk
memberikan aktivitas anti-tuberkulosis. Tabel 4.15 Perbanding
∆G
bind
dan MIC prediksi
No. Struktur
Penambatan molekuler
HKSA ∆G
bind
Kcalmol MIC prediksi
μM
1 Amida_11
-9.4 0.008
2 Amida_9
-8.4 8.249
3 Amida_2
-7.2 601.082
4 Amida_7
-7.1 8619.5
5 Amida_5
-6.9 4519.21
6 Amida_3
-6.7 3856.26
7 Amida_1
-6.6 3530.95
8 Amida_4
-6.6 2518.77
9 Amida_8
-6.5 18581.1
10 Amida_6
-6.4 7410.95
11 Amida_10 -6.1
4587.2 12
EPHS -6.1
292.434
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dari tabel 4.15 terlihat bahwa senyawa dengan kode amida_11 selain memiliki nilai
∆G
bind
terendah -9,4 Kcalmol, juga memiliki MIC prediksi terkecil yaitu
0,008 μM. Diketahui bahwa MIC Isoniazid yang merupakan pengobatan lini pertama tuberkulosis adalah 0,03
–0,06 μgml Zhang et al, 2005, bila dikonversikan dalam satuan molar yaitu
membagi dengan berat molekulnya 137,14 gmol Depkes, 1995,
maka didapat MIC isoniazid adalah 0,219- 0,438 μM. Berdasarkan hal
tersebut, nilai MIC prediksi amida_11 memiliki aktivitas sekitar 100 kali lebih baik dari isoniazid.
Walaupun MIC prediksi amida_11 lebih kecil dari isoniazid, nilai tersebut hanya didapat dari perhitungan aktivitas senyawa yang
dibandingkan dengan sifat fisika-kimianya, sehingga perlu dilakukan uji selanjutnya, seperti uji in-vitro senyawa dengan kode amida_11 pada
Mycobacterium tuberculosis langsung. Karena tujuan dari penggunaan
model HKSA adalah proses awal dalam rancangan obat dalam usaha mendapatkan suatu obat baru dengan aktivitas yang lebih besar,
keselektifan yang lebih tinggi, toksisitas atau efek samping sekecil mungkin dan kenyamanan yang lebih besar, dengan biaya yang lebih
ekonomis, waktu yang lebih singkat, dan dapat menekan faktor coba- coba sekecil mungkin dalam sintesis kandidat senyawa uji, sehingga
jalur sintesis menjadi lebih pendek Siswandono, 2008.
63
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN