Mangan Peroksidase Lakase Enzim Ekstraselular

16 Gambar 6. Reaksi enzim peroksidase dengan metilen biru www. genchem.rutgers.edu Reaksi positif LiP ditandai dengan adanya warna yang memudar pada medium jika diuji dengan metilen biru. Warna yang memudar terjadi karena enzim peroksidase mereduksi metilen biru menjadi leukometilen biru Gambar 6.

2.4.2. Mangan Peroksidase

Mangan peroksidase juga ditemukan dalam P. chrysosporium Kuwahara et al., 1984. Menyerupai enzim LIP, yaitu ekstraselular, glikosilasi dan mengandung heme sebagai gugus prostetiknya. Tapi masing-masing menggunakan Mn II dan Mn III sebagai substrat spesifik dan mediator. MnP juga dinyatakan dalam beberapa bentuk dengan MW dari 38-50 kDa. Di samping P. chrysosporium, MnP juga telah ditemukan di banyak jamur pelapuk putih lainnya dan basidiomycetes pembusuk sampah, tetapi tidak dalam jamur atau bakteri lain Fakoussa and Hofrichter, 1998. Uji kualitatif enzim mangan peroksidase digunakan medium padat yang ditambahkan MnCl 2 .4H 2 O. Medium yang mengandung MnCl 2 .4H 2 O menunjukkan bintik-bintik coklat kehitaman setelah masing-masing kapang 17 diinokulasi beberapa hari. MnP mengkatalisis oksidasi MnCl 2 menjadi MnO 2 sehingga menghasilkan spot berwarna coklat hitam TAO et al., 2009.

2.4.3. Lakase

Lakase ditemukan pada kapang, khamir, dan bakteri. Enzim ini tidak membutuhkan H 2 O 2 tetapi menggunakan molekul oksigen. Lakase mereduksi oksigen menjadi H 2 O dalam substrat fenolik melalui reaksi satu elektron membentuk radikal bebas yang dapat disamakan dengan radikal kation yang terbentuk pada reaksi MnP Kersten et al., 1990. Aksi lakase pada aromatik fenolik menghasilkan pembentukan radikal fenoksi Fakoussa and Hofrichter, 1998. Beberapa indikasi yang diberikan bahwa lakase terlibat dalam konversi lignit oleh T. versicolor dan enzim ini dianggap sebagai agen yang bertanggung jawab pada kemampuan jamur untuk solubilisasi batubara pembentukan cairan hitam dari partikel batubara padat. Purifikasi lebih lanjut dari fraksi lakase menunjukkan terdapat dua protein, yang pertama menunjukkan aktivitas lakase, tetapi efeknya sedikit pada batubara, sementara yang lain memiliki sedikit lakase, tetapi aktivitas solubilisasi batubaranya tinggi Fakoussa and Hofrichter, 1998. Aktivitas lakase pada medium padat yang ditambahnkan tannin ditandai dengan terbentuknya difusi warna cokelat pada medium. Gambar 7. Reaksi oksidasi oleh enzim fenol oksidase www.brsquared.org. Difusi warna coklat muncul setelah masing-masing kapang diinokulasi beberapa hari dengan medium PDA yang ditambahkan tanin. Tanin adalah 18 senyawa fenolik kompleks yang memiliki berat molekul 500-3000. Tanin berfungsi sebagai pengganti batubara, karena dalam batubara juga mengandung senyawa fenol. Difusi warna cokelat muncul karena adanya proses oksidasi dari tanin oleh enzim fenol oksidase Gambar 7.

2.5. Metode untuk Penentuan Protein Ekstraseluler