22
Pada penelitian ini analisis produk biosolubilisasi batubara dilakukan dengan menggunakan spektroskopi sinar ultraviolet-visible UV-Vis dengan
merk Spectronic Genesys 2 Gambar 10. Spektroskopi UV-Vis dapat menentukan apakah ada ikatan tak jenuh dalam produk biosolubilisasi Shi et al.,
2009. Panjang gelombang yang digunakan yaitu 250 nm Shi et al., 2009 dan 450 nm Laborda et al., 1998. Lignit cair yang dianalisis menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 250 nm bertujuan untuk mengetahui adanya gugs fenolik, sedangkan pada panjang gelombang 450 nm
bertujuan untuk mengetahui apakah ada ikatan terkonjugasi atau tidak pada lignit cair tersebut Selvi and Banerjee, 2007.
Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Larutan pembanding ditempatkan, misalnya blangko dalam sel petrtama sedangkan larutan
yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian dipilih fotosel yang cocok 200 nm-650 nm agar daerah yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel
dalam keadaan tertutup ”nol” galvanometer dengan menggunakan tombol dark- curent. Fotosel dibuka dan dilewatkan berkas cahaya pada blangko dan ”nol”
galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian diatur besarnya pada 100. Berkas cahaya
dilewatkan pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel Khopkar, 2003.
2.8. Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa GCMS
Shi et al., 2009; Du et al., 2010 dan beberapa peneliti lainnya melakukan penelitian terhadap komponen-komponen yang terkandung dalam produk hasil
biosolubilisasi batubara. Mereka menggunakan GCMS untuk memisahkan
23
senyawa-senyawa produk hasil biosolubilisasi batubara. Kromatografi gas GC digunakan untuk memisahkan komponen-komponen kimia dalam produk-produk
hasil biosolubilisasi batubara . Struktur kimia dari masing-masing komponen kemudian diidentifikasi oleh spektroskopi massa MS Shi et al., 2009. Dalam
kromatografi gas, fase bergeraknya adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak dan fase
diam berupa cairan dengan titik didih tinggi tidak mudah menguap yang terikat pada zat padat penunjangnya Sedangkan spektroskopi massa adalah suatu
instrumen yang dapat menyeleksi molekul-molekul gas bermuatan berdasarkan massa atau beratnya Khopkar, 2003.
Gambar 11 . GCMS Dokumen Pribadi, 2010
Massa dari molekul-molekul gas bermuatan tersebut dapat diukur berdasarkan hasil deteksi berupa spektrum massa. Pada GC hanya terjadi
pemisahan untuk mendapatkan komponen yang diinginkan, sedangkan bila dilengkapi dengan MS berfungsi sebagai detektor akan dapat mengidentifikasi
komponen tersebut, karena bisa membaca spektrum bobot molekul pada suatu komponen, juga terdapat reference pada software.
24
Cara kerja GCMS secara singkat adalah sebagai berikut. Sampel diinjeksikan melalui suatu sampel injection port yang temperaturnya dapat diatur,
senyawa-senyawa dalam sampel akan menguap dan akan dibawa oleh gas pengemban menuju kolom. Zat terlarut akan teradsorpsi pada bagian atas kolom
oleh fase diam, kemudian akan merambat dengan laju rambatan masing-masing komponen. Komponen-komponen tersebut terelusi menuju ruang spektroskopi
massa yang berfungsi sebagai detektor Khopkar, 2003. Kemudian senyawa- senyawa yang terdeteksi ditampilkan pada komputer.
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, pada bulan April-Juni 2010 dan bertempat di Badan Tenaga Nuklir Nasional, Pasar Jumat, Jakarta dan di Pusat
Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.2.
Alat dan Bahan 3.2.1.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung reaksi, beaker glass, yellow tube, tabung Eppendorf,
short plate, spacer plate, spatula, ose, inkubator, timbangan analitik, mikropipet, refrigerator, sentrifus, vortex, pH meter, laminar air flow, spektrofotometer Uv-
vis bermerk Ionic Genesys 2, GCMS bermerk Shimadzu dengan tipe QP2010S, mini tank horizontal elektroforesis system, sisir pembentuk sumuran comb,
aluminium foil, plastik tahan panas dan bunsen.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tujuh isolat kapang dari pertambangan batubara Sumatera Selatan, tisu, kapas, alkohol 75 , minyak
spiritus, batubara, akuades, NaCl 0,85, medium Potato Dextrose Agar PDA, medium Minimal Salt Solution+ MSS+, larutan Lowry I dan II Lampiran 3,
larutan elektroforesis SDS PAGE Lampiran 4,