Pembinaan Majelis Taklim. Program Umum PENAMAS dalam Pengembangan Majelis Taklim

stasiun radio, ataupun media massa, misalnya; koran, majalah, dan buletin guna mensosialisasikan materi ajara atau ceramah yang disampaikan. Selain itu, suasana lingkungan kenyamanan dan akses menuju tempat pengajaran atau majelis taklim perlu dipertimbangkan, agar jamaah bisa mengikutinya dengan nyaman dan mudah. Berdasarkan laporan KASIE PENAMAS Th 2006 program pengembangan Sarana dan Prasarana Majelis Taklim, PENAMAS telah menyumbangkan beberapa peralatan pengajian, seperti buku-buku agama, yang meliputi buku tuntunan shalat, buku yasin, serta tenaga pengajarnya, dan juga terlibat dalam pengadaan sarana-sarana pendidikan yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan dalam Majelis Taklim.dan pengajuan bantuan kelembaga-lembaga terkait serta individu-individu simpati besar atas pembangunan Majelis Taklim, dengan mengajukan permohonan dana oleh Majelis Taklim yang bersangkutan yang akan di tujukan kepada kepala departemen agama untuk mensupport kegiatan serta pengadaan sarana Di Majelis Taklim, dan Pendistribusian buku-buku keagamaan yang disalurkan oleh penamas ke Majelis Taklim, metode yang digunakan adalah dengan memberdayakan penggurus Majelis Taklim untuk membuat satu proposal tentang pengadaan buku-buku keagamaan, proposal tersebut diajukan ke penamas kemudian dari penamas diajukan ke kantor kementrian agama kota depok untuk di tindak lanjuti, setelah di setujui oleh kepala kantor kementrian agama maka bantuan di kirim ke penamas yang kemudian disalurkan ke Majelis Taklim yang ada. Begitu pun juga dengan bantuan operasional masjid metode atau prosesnya sama seperti pengadaan buku-buku keagamaan. Sumber: laporan kegiatan PENAMAS tahun 2010 Menurut Penyuluh PENAMAS melalui tenaga penyuluhnya telah Memberikan Bantuan Operasional Majelis Taklim. Mendistribusikan buku-buku keagamaan ke berbagai Majelis Taklim. Sedangkan Menurut Jamaah Majelis Taklim H.j Siti Aisyah pimpinan Majelis Taklim nurul anwar mengatakan bahwa : penyuluh dari PENAMAS telah memberikan bantuan buku-buku keagamaan. c. Pengembangan Peran dan Fungsi Lembaga. Majelis Taklim diharapkan mampu memainkan peranan penting dalam mengemban misi dakwahnya membawa umat islam kearah kemajuan yang lebih baik sesuai dengan tuntutan syariat islam sebagai ummat terbaik khairu ummah. Untuk mencapai tujuan tersebut, Majelis taklim diharapkan dapat memperbaiki pola dakwahnya dengan memperbaharui isi kandungan materi dan metode penyampaian dakwah yang dibawakan agar selain tetap selaras dengan tuntutan syariah, juga mampu membawa ummat islam dari ketertinggalannya dalam menghadapi tantangan modernitas yang semakin kompleks. Peningkatan Peran dan fungsi Majelis Taklim seiring dengan perubahan yang terjadi dimasyarakat. Kedewasaan dan tingkat pendidikan yang semakin tinggi menuntut layanan Majelis Taklim yang lebih Optimal. Karena itu, pengembanga peran dan fungsi majelis taklim mutlak diperlukan. Pengembangan peran itu mencakup sembilan hal pokok utama, yaitu: 1 Memperkuat fungsi sebagai pengajaran Agama Islam secara luas, yang meliputi pengajian tentang pokok-pokok ajaran islam, kaitan islam dengan aktifitas dakwah dilapangan dan ilmu-ilmu umum terapan, seperti lingkungan, kesehatan dan kesenian, psikologi dan ilmu politik. 2 Meningkatkan fungsi Majelis Taklim dari tempat penyelenggaraan pengajian menjadi wahana melakukan kaderisasi ummat islam. Pengkaderan adalah suatu sistem untuk menyiapkan generasi yang akan datang. 3 Mengembangkan fungsi konseling kehidupan yang terlalu berorientasi kepada kemajuan dalam bidang material, seperti pemenuhan kebutuhan biologis, telah menelantarkan manusia sehingga terjadi kemiskinan ruhaniah dalam dirinya. Kondisi ini ternyata sangat rentan bagi munculnya masalah-masalah pribadi dan sosial yang terbebntuk dalam wujud suasana kejiwaan yang kurang nyamanseperti perasaaan cemas, stress, dan perasaan terasing, serta terjadinya penyimpangan moral dan sistem nilai. Majelis taklim tidak dapat melepaskan diri dari situasi kehidupan masyarakat, dan mempunyai tanggung jawab untuk membantu jamaah peserta didik baik sebagai pribadi, maupun sebagai anggota masyarakat. 4 Menjadikan Majelis Taklim sebagai pusat pengembangan keterampilan atau skill jamaah. 5 Meningkatkan peran pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan potensi ekonomi dan sosial. 6 Menjadikan Majelis Taklim sebagai wadah silaturrahim dan rekreasi rohani. 7 Mengembangkan fungsi sebagai pusat komunikasi dan informasi. 8 Mengembangkan peran sebagai tempat berkembangnya kultur atau budaya islam. 9 Menjadikan sebagai lembaga kontrol sosial. Dengan fungsi kontrol sosial ini, keberadaan Majelis Taklim menjadi semakin diperlukan ditengah-tengah masyarakat. Dalam hal ini PENAMAS bekerjasama dengan Majelis Taklim yang ada baik yang sudah dibentuk atau ditangani oleh penamas maupun Majelis Taklim yang belum ditangani oleh PENAMAS mengadakan beberapa kegiatan untuk memperjelas fungsi serta eksistensi Majelis Taklim, mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga dan pengembangan potensi masyarakat dan penyuluhan-penyuluhan tentang pengoperasioanalkan fungsi dan struktur lembaga tersebut. Menurut ibu Hj. Aisyah, Pimpinan Majelis Taklim Nurul Anwar, PENAMAS melakukan pembinaan rutin setiap minggunya melalui Penyuluh Honorer, dan setiap bulannya PENAMAS melakukan pembinaan kepada masyarakat melalui Peyuluh Utama pada pengajian bulanan di Kantor Kecamatan. Kadang PENAMAS mengusulkan guru Rawi yang mengajari lagam-lagam naghom baru untuk Barjanzi, meskipun untuk biaya, kami yang mengeluarkan, tapi kami sangat merasa terbantu. Dan itu membuat jamaah jadi bersemangat mengikuti pengajian, yang tadinya hanya berjumah 40an orang, sekarang jumlah jamaah bisa sampai 100 orang bahkan lebih, itu disetiap minggunya. d. Pengelolaan Administrasi Lembaga. Administrasi lembaga adalah kegiatan memberdayakan semua tenaga, biaya, dan fasilitas secara efektif dan efisien untuk menunjang tercapainya sebuah tujuan. Administrasi sangatlah penting dalam mengatur dan meningkatkan serta mengembangkan kinerja majelis taklim untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pekerjaan administrasi dapat dilakukan dengan menyusun dalam kerangka manajemen. Dengan demikian, manajemen administrasi majelis taklim merupakan proses yang secara sadar digerakkan oleh majelis taklim melalui berbagai tahapan yang bertujua untuk mencapai tujuan tertentu. Pelaksanaan manajemen dalam Majelis Taklim terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan masing masing tahap terdapat aspek aspek yang perlu diperhatikan : Pengorganisa Persona Sarana Biaya Pelaksana Aktivitas Lokasi Evaluasi Feedback Perencana Program Tujuan Waktu Pengawasan Auditing Pelanggara Saran Sumber daya pengurus, ustadzah, dan Jamaah sangat menetukan kegiatan majelis taklim. personel Majelis Taklim dapat dilihat dari latar belakang mereka dan bagaimana track record serta bagaimana personel itu melaksanakan kegiatan Majelis Taklim. semua ini akan mempengaruhi penyelenggaraan Majelis Taklim. Agar bisa menjalankan administrasi dengan baik,majelis taklim hendaknya memperhatikan dan mengikuti kaidah atau prinsip prinsip sebagai berikut : 1 Administrasi harus praktis tidak ruwet dan dapat dikerjakan dengan mudah. 2 Administrasi harus bisa berfungsi sebaggai sumber informasi dari seluruh kegiatan majelis taklim 3 Administrasi harus dilaksanakan menurut sistem yang telah ditetapkan sebelumnya. Tentunya hal itu supaya masyarakat atau pengurus Majelis Taklim memahami dan menjalankan program pengadministrasian peranan penyluh sangalah penting. Menurut laporan penamas, koordinator Pelaksana Majelis Taklim. H.j. Aliah.S.Pdi,MM. progam ini yang sering tidak berjalan, dikarenakan sumber daya manusianya sebagai pengelola Majelis tersebut dinilai masih rendah. Mengenai administrasi Majelis Taklim, Penamas belum memiliki peran dalam pengembangan administrasi majelis taklim, dikarenakan Sumber Daya Manusia dalam organisasi tersebut sangat terbatas, Menurut Penyuluh mengatakan bahwa Pengurus dan Anggotanya mayoritas Ibu rumah tangga dan lansia, yang hanya mengikuti apa yang sudah menjadi kebiasaan dan budaya yang apa adanya, cukup dengan menghadiri dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh kiaiustadzmu’allimguru, tidak ada keinginan untuk memajukan organisasi, karena mereka pada umumnya hanya menganggap majelis taklim hanya tempat untuk ibadah, bukan untuk dipaksakan berkembang. Sehingga Majelis Taklim di kota Depok sulit berkembang seperti Majelis Taklim - Majelis Taklim di Kota-Kota Besar lainnya. e. Penguatan Partisipasi Masyarakat dan Kerjasama. keterlibatan masyarakat dalam kegiatan majelis taklim bersifat mutlak, karena tiada arti Majelis Taklim tanpa dukungan masyarakat. Hanya saja sejauh mana masyarakat dilibatkan dalam Majelis Taklim, apakah hanya sekedar sebagai Jamaah, sementara terkait dengan pengambilan kebijakan dan pengelolaan tidak dilibatkan. Sudah saatnya Majelis Taklim menerapkan manjemen berbasis masyarakat MBM, yaitu suatu upaya pengkoordinasian dan penyerasian sumberdaya yang dilakukan oleh majelis taklim dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait secara langsung dengan proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan kualitas dan untuk mencapai tujuan majelis taklim dalam kerangka pembangunan masyarakat indonesia. Menurut Penyuluh minimnya kegiatan yang dilakukan Di Majelis Taklim juga mempengaruhi keterlibatan dan penguatan jamaah Majelis Taklim, kedepan memang harus di lakukan kegiatan secara rutin dan di cek perharinya. f. Pembinaan dan Pengembangan Program. Pembinaan Majelis Taklim terdiri dari pembinaan struktural dan fungsional. 1 Pembinaan struktural dilakukan oleh pembina yang memiliki hubungan struktural dengan majelis taklim. 2 Pembinaan fungsional dilakukan oleh pihak yang memiliki hubungan fungsional dengan majelis taklim.

2. Pembinaan Kurikulum dan Pembelajaran

Dalam program pembinaan kurikulum dan pembelajaran, di turunkan dalam bentukk program, program itu meliputi: a. Paradigma keilmuan Majelis Taklim Dalam islam, setidaknya terdapat terdapat dua fungsi yang melekat, secara ex-officio pada diri manusia, pertama fungsi kehambaan secara personal kepada tuhannya. Kedua fungsi manusia sebagai khalifah alam raya. Sebagaimana makna asal katanya, khalifah disini sebagai wakil tuhan, untuk mengurus dan memanfaatkan apa yang ada dimuka bumi. b. Muatan Kurikulum dan Pembelajaran Materi atau bahan taklim adalah apa yang hendak diajarkan dalam Majelis Taklim. Dalam hal ini, materi taklim sebagaimana yang berjalan selama ini adalah ajaran islam dengan berbagai aspeknya. Biasanya materi atau bahan taklim sudah tersusun secara sistematis dalam bentuk kurikulum. Adapun, isi kurikulum adalah mata pelajaran, beriku bab dan bahasan yang tertuang didalamnya atau berupa judul atau pokok bahasan berikut sub judul sub pokok bahasan yang terdapat didalamnya. Secara umum, materi atau bahan taklim dibagi menjadi dua kelompok, yaitu materi yang menyangkut ilmu ilmu agama, dan materi yang menyangkut pengetahuan atau wawasan keagamaan. Materi taklim yang berupa ilmu agama adalah materi yang secara langsung membahas atau membicarakan tentang dasar-dasar atau ajaran tentang suatu ilmu agama seperti tauhid, akidah, syari’ah, fiqih, tafsir dan akhlak. Sementara itu materi berupa pengetahuan atau wawasan keagamaan adalah materi yang membahas tentang persoalan- persoalan hidup masyarkat kontemporer yang dikaitkan dengan sudut pandang ajaran islam, seperti keluarga sakinah, masyarakat ramah lingkungan, pendidikan agam, dan lain sebagainya. c. Pengembangan Bahan Ajar Bahan ajar yang dikembangkan dalam Majelis Taklim adalah semua bahan bacaan yang mendukung atas suatu pokok bahasan. Bahan bacaan tidak hanya bersumber dari kitab kuning yang biasa digunakan pada lembaga pendidikan pesantren, tetapi juga dapat dikembangkan dari literatur kontemporer. Namun demikian kitab-kitab kuning yang biasa digunakan dipesantren itu hendaknya tetap dijadikan bahan rujukan. Literatur kontemporer sesungguhnya memiliki ruang yang sangat baik. Disamping dapat dijadikan sebagai bahan yang mendukung atas temuan temuan yang berdasarkan ilmu pengetahuan kekinian, juga dapat melengkapi pandangan pandangan alternatif. Oleh karenanya, mualim yang akan mengajar Di Majelis Taklim hendaknya tetap banyak mengakses bahan bahan yang beragam. d. Metodologi Pembelajaran Metode adalah cara menyampaikan bahan pengajaran dalam majelis taklim, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagi majelis taklim, banyak cara atau metode yang bisa dilakukan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Tentunya cara atau metode tersebut tidak bisa disamakan sepenuhnya dengan lembaga pendidikan keagamaan yang bersifat formal, artinya, ada hal hal yang harus diperhatikan dalam menentukan metode pengajaran Majelis Taklim. Hal hal yang harus diperhatikan dan