Pembinaan Kurikulum dan Pembelajaran

c. Pengembangan Bahan Ajar Bahan ajar yang dikembangkan dalam Majelis Taklim adalah semua bahan bacaan yang mendukung atas suatu pokok bahasan. Bahan bacaan tidak hanya bersumber dari kitab kuning yang biasa digunakan pada lembaga pendidikan pesantren, tetapi juga dapat dikembangkan dari literatur kontemporer. Namun demikian kitab-kitab kuning yang biasa digunakan dipesantren itu hendaknya tetap dijadikan bahan rujukan. Literatur kontemporer sesungguhnya memiliki ruang yang sangat baik. Disamping dapat dijadikan sebagai bahan yang mendukung atas temuan temuan yang berdasarkan ilmu pengetahuan kekinian, juga dapat melengkapi pandangan pandangan alternatif. Oleh karenanya, mualim yang akan mengajar Di Majelis Taklim hendaknya tetap banyak mengakses bahan bahan yang beragam. d. Metodologi Pembelajaran Metode adalah cara menyampaikan bahan pengajaran dalam majelis taklim, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagi majelis taklim, banyak cara atau metode yang bisa dilakukan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Tentunya cara atau metode tersebut tidak bisa disamakan sepenuhnya dengan lembaga pendidikan keagamaan yang bersifat formal, artinya, ada hal hal yang harus diperhatikan dalam menentukan metode pengajaran Majelis Taklim. Hal hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan terlebih dahulu dalam menentukan metode yang efektif dimajelis adalah : 1 Tujuan yang hendak dicapai oleh Majelis Taklim. 2 Materi yang akan disampaikan 3 Jamaah Majelis Taklim 4 Siuasi dan lingkungan 5 Fasilitas yang dimiliki 6 Kepribadian dan profesionalitas mualim. Dalam prakteknya, banyak faktor yang menyebabkan mualim pengajar tidak selalu bisa menggunakan metode yang tepat. Faktor itu biasanya berupa situasi dan kondisi para Jamaah taklim. Sehingga mualim terpaksa menggunakan metode alternatif sesuai kondisi Jamaah saat itu. Begitu juga dalam satu kali pertemuan mualim tidak selalu menggunakan satu metode, tetapi bisa digunakan lebih dari satu metode sekaligus. Dari sekian banyak metode, metode ceramah merupakan metode taklim yang paling membudaya dan dipraktekan oleh hampir semua majelis taklim yang ada. Berikut ini adalah beberapa metode yang sering digunakan dalam penyampaian materi taklim dimajelis taklim saat ini. a. Metode ceramah b. Metode tanya jawab c. Metode latihan d. Problem solving Metode diskusi adalah pembahasan suatu masalah melalui jalan diskusi melibatkan seluruh jamaah baik dari penyampaian masalah, pembahsan masalah, hingga solusi atu jawaban dari masalah yang muncul. e. Sistem Evaluasi Pembelajaran Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan kegiatan majelis taklim, perlu dilakukan penilaian ataupun evaluasi. Penilaian tidak saja dilakukan terhadap pengajaran taklim, tetapi juga terhadap layanan atau penyelenggaraan. Penilaian yang baik dimulai dari penentuan terlebih dahulu kriteria keberhasilan. Kriteria keberhasilan sebaiknya disusun ketika memulai membuat perencanaan. Semakin banyak kriteria keberhasilan yang dimiliki, semakin besar pula tingkat keberhasilan yang dicapai, baik dalam pengajaran maupun dalam pelayanan majelis taklim. Bagi majelis taklim, adanya penilaian ataupun evaluasi tersebut memiliki setidaknya dua keuntungan, yaitu : 1. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai 2. Untuk memperbaiki program atau tata kerja. Hasil penilaian tidak untuk mencari kesalahan atau perdebatan, tetapi untuk perbaikan. 20 20 Samarkondi H. Iding;Kementerian Agama RI;Regulasi Majelis Taklim, Pedoman Pembinaan Majelis Taklim:Bandung.2010.halaman45-60

3. Pembinaan TenagaUstadz dan ketenagaan Jamaah.

Guru merupakan komponen utama sekalligus ujung tombak dunia pendidikan, termasuk dalam pendidikan keagamaan majelis taklim. Dalam pendidikan islam terdapat satu konsep yang menyatakan : “al-madat khoir min al- thariqat, wa khair al a-madat al- mu’allim”, atau materi itu lebih dipentingkan dari pada metode, dan sebaik baiknya materi adalah guru. Dengan kata lain, sebaik apapun materi maupun metode belajar, tetap ditentukan dengan keberadaan guru yang mengajarkan materi dengan metode yang baik. Oleh sebab itu kiai, ustadz, mu’allim dan guru majelis taklim bukan semata mata berperan sebagai pentransfer ilmu namun juga pembimbing pada Jamaah majelis taklim. Untuk me nunjang keberhasilan peran kiai, ustadz, mu’allim dan guru majelis taklim dalam membimbing Jamaah nya itu sepantasnya pada diri mereka terpenuhi kompetensi kompetensi berikut ini : a. Kompetensi Pedagogik Adalah kemapuan mendidik dan mengelola taklim dimasyarakat yang meliputi : pemahaman terhadap peserta atau Jamaah, merancang dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar, mengevaluasi hasil belajar, mendorong Jamaah untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pernyataan ini merupakan kaidah umum kompetensi pedagogik. b. Kompetensi Kepribadian Adalah karakter kepribadian kiai, ustadz , mu’allim dan guru majelis taklim yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, berakhlakul karimah, serta bisa menjadi teladan bagi masyarakat. Pernyataan ini merupakan kaidah umum kompetensi kepribadian c. Kompetensi Sosial Adalah kemampuan kiai, ustadz, mu’allim dan guru majelis taklim dalam hal berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan Jamaah, dan masyarakat luas. Pernyataan ini merupakan kaidah umum kompetensi sosial. d. Kompetensi Profesional Adalah kemampuan kiai, ustadz , mu’allim dan guru Majelis Taklim dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang memungkinkannya untuk membimbing Jamaah menjadi manusia seutuhnya yang soleh pribadinya dan soleh sosialnya. Pernyataan ini merupakan kaidah umum kompetensi profesional. 21 Dalam pelaksanaan tindakan PENAMAS guna mengembangkan majelis taklim, ada program yang belum terlaksana dan ingin di wujudkan oeh penamas adalah, mengadakan pelatihan manajemen Majelis Taklim secara rutin setiap bulan, yang terdiri dari; pengelola Majelis Taklim sebagai peserta, para penyuluh dan orang-orang ahli di bidang manajemen majelis taklim sebagai pengisi materi. Kegiatan ini belum terlaksana dikarenakan dana yang belum memadai. Program umum penamas dalam pengembangan Majelis Taklim, secara garis besar ada tiga hal pokok yaitu pembinaan kelembagaan dalam hal ini 21 Samarkondi H. Iding;Kementerian Agama RI;Regulasi Majelis Taklim, Pedoman Pembinaan Majelis Taklim:Bandung.2010.halaman63-68 Majelis Taklim, pembinaan kurikulum dan pembinaan ketenagaan Pengajar Ustadz Dan Jamaah. Dalam program pengembangan Majelis Taklim PENAMAS mempunyai tugas yang meliputi 6 daerah yaitu: Kecamatan sukmajaya, Kecamatan Sawangan, Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Beji, Kecamatan Limo . untuk mewujudkan tugas tersebut maka perlu adanya program konkrit. Untuk menjalankan program-program tersebut diatas, maka PENAMAS menyiapkan tenaga-tenaga untuk memberi penyuluhan-penyuluhan tentang pembangunan Majelis Taklim, secara garis besar program tersebut adalah pembinaan, yang kemudian pembinaan tersebut di konkritkan dalam hal pembinaan kelembagaan, pembinaan kurikulum dan pembelajaran serta pembinaan ketenagaa, santri maupun jamaah Majelis Taklim. Untuk mengintensifkan dan memaksimalkan peranannya dalam pengembangan Majelis Taklim Di Kota Depok, PENAMAS merekruit tenaga- tenaga penyuluh Pendidikan Agama Islam, perekrutan tersebut melalui prosedur sebagai berikut: 1. Kantor Kementrian Agama mengusulkan calon penyuluh Agama Islam pada tingkat provinsi kepada kanwil Depag Provinsi Jawa Barat berdasarkan kemampuan dan ilmu pengetahuanya maupun karena keteladan dalam pengamalan kagamaan sesuai kreteria. 2. Usulan Kantor Kementrian Agama kepada PENAMAS meliputi dua komponen penyuluh, yaitu penyuluhan agama fungsional dan penyuluh Agama honorer, adapun tugas penyuluh agama funsional di beri