5 SPV melakukan perjanjian keagenan Serving agency agreement
dengan pemerintah dimana pemerintah ditunjuk sebagai agen yang antara lain bertanggung jawab untuk melakukan perawatan dan
perbaikan serta penyediaan asuransi terhadap aset SBSN.
Gambar 2.3 Pembayaran Imbalan
Pemegang Sukuk Investor
SPV Pemerintah
Obligor
1 Obligor membayar sewa Imbalan secara periodik kepada SPV selama
masa sewa. Imbalan dapat bersifat tetap fixed rate ataupun mengambang floating rate.
2 SPV melalui agen yang ditunjuk akan mendistribusikan imbalan kepada
investor. Gambar 2.4 Saat Jatuh Tempo
1 2
SPV Pemegang Sukuk
Investor Pemerintah
Obligor
1 Penjualan kembali aset oleh SPV kepada obligor sebesar nilai nominal
sukuk, pada saat sukuk jatuh tempo. 2
Hasil penjualan aset, digunakan oleh SPV untuk melunasi sukuk kepada investor.
b. Perbedaan Obligasi Syariah Sukuk Dengan Obligasi
Konvensional
Ada banyak sisi yang membedakan antara sukuk dengan obligasi konvensional:
57
57
Departemen Keuangan Republik Indonesia, “Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara Sukuk Negara Instrumen Keuangan Berbasis Syar’ah”. Jakarta: Direktorat
Kebijakan Pembiayaan Syari’ah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2007, h. 11.
1. Sukuk merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat beneficial title dari suatu aset yang menjadi
dasar penerbitan sukuk, sedangkan obligasi merupakan instrumen utang;
2. Penerbitan sukuk memerlukan adanya underlying transaction sebagai dasar penerbitan, sedangkan obligasi tidak
memerlukan; 3. Penghasilan yang diberikan sukuk bukan berupa bunga
melainkan berupa imbalansewa, bagi hasil atau margin, sedangkan penghasilan obligasi berupa bunga yang
merupakan harga dari uang; 4. Penerbitan sukuk pada umumnya memerlukan SPV sebagai
penerbit, sedangkan obligasi diterbitkan secara langsung oleh obligor;
5. Sukuk merupakan instrumen penyertaan sementara obligasi adalah instrumen utang;
6. Penerbitan sukuk memerlukan adanya akad dan dokumen syariah, sedangkan penerbitan obligasi hanya memerlukan
dokumen pasar modal; 7. Penggunaan dana hasil sukuk tidak dapat bertentangan
dengan prinsip syariah. Sementara, procced obligasi dapat
digunakan secara bebas tanpa memperhatikan ketentuan syariah.
Tabel 2.2: Perbandingan Sukuk dan Obigasi Konvensional
58
Deskripsi Sukuk NegraSBSN
Surat Utang Negara Prinsip dasar
Surat berharga yang diterbitkan berdasarkan
prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian
penyertaan terhadap Aset SBSN
surat berharga yang merupakan surat pengakuan utang yang
diterbitkan dalam periode tertentu, dengan tujuan untuk
meningkatkan modal melalui pinjaman tanpa harus
menjaminkan suatu aset
Underlying Asset Harus Ada
Tidak
FatwaOpini Syariah
Harus Ada Tidak
Penggunaa Dana
Dana hasil penjualan SBSN harus
dialokasikan untuk pembiayaan yang sesuai
dengan syariah;
Sumber pembiayaan APBN;
Pembiayaan proyek pemerintah
Sumber pembiayaan APBN
Return Imbalan, bagi hasil,
margin Bunga, capital gain
58
Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah, Direktorat Jendral Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, Opcit, h. 8
Secara prinsipil, sukuk dengan obligasi konvensional tidak jauh berbeda dengan kebanyakan bisnis syariah lainnya, diantara pebedaan
tersebut adalah:
59
1. Dari sisi orientasi, obligasi konvensional hanya memperhitungkan keuntungan semata. Tidak demikian bagi
sukuk, disamping memperhatikan keuntungan juga harus memperhatikan sisi halal-maram, dalam artian harus benar-
benar sesuai dengan prinsip syariah; 2. Obligasi konvensional, keuntungannya didapat dari besaran
bunga yang ditetapkan, sedangkan sukuk keuntungan akan diterima dari besarnya marginfee ataupun bagi hasil yang
didasarkan pada asset dan produksi; 3. Pada setiap transaksi sukuk, ditetapkan akadnya. Baik itu
mudharabah, ijarah, musyarakah, salam atau istishna. Hal ini untuk menyesuaikan return yang akan diberikan emiten
kepada investor.
3. Tinjauan Fatwa Dewan Syariah Nasional Mengenai Obligasi Syariah