Dari gambar diagram diatas dapat dilihat bahwa pemerintah Indonesia telah banyak mendulang dana dari penerbitan sukuk. Sehingga, dapat
dikatakan bahwa penerbitan sukuk cukup berpotensi untuk membiayai APBN. Sekalipun penggunaan sukuk masih banyak menuai kritik dengan dalih bahwa
dana sukuk tidak dialokasikan kepada sektor riil.
F. Prospek Sukuk Dalam Membiayai APBN
Indonesia mempunyai banyak projek infrastruktur yang menjadikannya daya tarik luar bisaa bagi investor syariah. Industri energi
pertambangan, migas, industri berbasis sumber daya alam perkebunan, dan industri infrastruktur berpendapatan valas airport, seaport merupakan sektor
yang bisaanya paling diminati investor syariah. Dalam hal jangka waktu investasi, perilaku investor syariah juga agak berbeda. Investor syariah bisaanya
memilih dan memiliki horison investasi jangka panjang, 5 sampai 15 tahun. Perhatian utama investor ini adalah pada keutuhan modal, return yang
kompetitif, tetapi dengan horison investasi yang panjang, bukan pada return jangka pendek.
Untuk saat ini, penggunaan dana sukuk memang difungsikan sebagai pembiayaan dalam APBN dan tujuannya untuk menutupi defisit. Sekalipun di
media masa banyak yang mengkritisi pengalokasian dana sukuk yang lebih diutamakan penggunaannya untuk sektor riil. Akan tetapi, sejalan dengan
berkembangan pasar keuangan syariah dalam negeri dan pasar sukuk di dunia,
memberikan kesempatan bagi pemerintah Indonesia untuk tidak melewati dana segar yang bisa di dapat dari negara-negara GCC untuk membantu pembiayaan
dalam APBN. Pola penerbitan sukuk negara yang menggunakan akad ijarah dengan
struktur sale and lease back, tidak menghalangi arah alokasi dana sukuk. Secara terbuka Dewan Syariah Nasional menyatakan bahwa tidak ada keraguan bagi
investor yang ingin berinvestasi pada sukuk, karena MUI sudah menyatakan kehalalan sukuk.
80
Jika pada sub bab sebelumnya kita sudah mengetahui betapa pemerintah Indonesia juga mampu bersaing dalam penerbitan sukuk, maka dari
itu, kita berharap penerbitan sukuk yang akan datang tidak hanya akan menjadi salah satu sumber pembiayaan untuk menambal defisit APBN. Namun, sudah
seharusnya modal yang terkumpul melalui penerbitan SBSN dapat lebih dimanfaatkan pada sektor-sektor produktif, khususnya untuk pengembangan
proyek infrastruktur yang berdampak pada pertumbuhan sektor rill.
8 0
Redaksi Sinar Baru, “MUI: Investasi Sukuk Halal”, Artikel diakses pada tanggal 4 Mei 2010 dari http:hariansib.com?p=36039
BAB IV TINJAUAN EKONOMI ISLAM TERHADAP ALOKASI DANA SUKUK
DALAM APBN
A. Mekanisme Pengelolaan dan Alokasi Dana Sukuk SBSN Dalam APBN
Banyak negara kini berupaya menambah pemasukan negaranya dengan menerbitkan Surat Berharga Negara dengan prinsip syariah atau yang
dikenal dengan Sukuk. Sama halnya Indonesia yang juga berupaya menambah sumber pendanaan untuk mengoptimalkan berbagai pembiayaan guna
meningkatkan perekonomian dalam negeri. Di Indonesia, APBN itu ada 2, yaitu penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan adalah dimana pemerintah
menerima pemasukan kas negara dari berbagai sumber, sedangkan pengeluaran adalah belanja pemerintah untuk tujuan meningkatkan
perekonomian negara. Dalam hal penerimaan dan pengeluaran, tidak menutup kemungkinan bagi suatu negara terjadi defisit, defisit adalah selisih negatif
antara pendapatan dan pengeluaran. Sebagaimana yang telah diketahui oleh masyarakat pada umumnya,
implimentasi sukuk di Indonesia lebih di utamakan penggunaannya untuk menutup defisit APBN. Setiap tahunnya pemerintah mengalami defisit, hal ini
secara tidak langsung memberikan gambaran dan menandakan bahwa belanja pemerintah lebih besar dari pada pendapatan yang didapat. Sehingga
dikatakan wajar jika APBN kita terus mengalami defisit. Padahal jika melihat