benar-benar untuk pembiayaan pada sektor riil, bukan hanya untuk menabal defisit.
Dalam konteks ekonomi islam, pemerataan tingkat ekonomi menjadi saran utama bagi masyarakat dalam suatu negara. Jika orienasi penerbitan
SBSN di upayakan untuk mendorong pertumbuhan pada sektor riil, upaya ini dapat menstimulasi tingkat pemerataan dan pertumbuhan ekonomi. Sehingga
sukuk negara bisa dijadikan sebagai gerbang investasi di sektor riil, termasuk dalam pembangunan infrastruktur, transportasi dan pembangunan industri yang
dapat memberikan peluang terciptanya lapangan baru dengan mengoptimalkan pemanfaatan Sumber Daya Alam yang dimiliki Indonesia.
76
E. Potensi Dana Sukuk SBSN Untuk Membiayai APBN
Indonesia sebagai Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara mempunyai peluang menjadi hubungan
keuangan Islam di Asia Tenggara, bahkan bisa menjadi pusat keuangan dunia dimasa mendatang. Khususnya dalam pemanfaatan sukuk sebagai sumber
pembiayaan pembangunan. Untuk saat ini, secara global Malaysia dan Arab Saudi masih
menduduki tingkat teratas dalam penerbitan sukuk. Indonesia pun bisa
76
Irfan Syauqi Beik. “Optimalisasi Sukuk Sebagai Pintu Investasi”. Artikel di akses pada tanggal 12 Mei 2010 dari
http: suarapembaca.detik. comread20091117175559 1243578471optimalisasi-sukuk-sebagai-pintu-investasi
menyusul untuk menjadi Negara terbesar dalam penerbitan sukuk. Pasalnya terdapat permintaan yang cukup besar terhadap sukuk dari beberapa Negara
seperti Amerika Serikat dan Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa investor sukuk lebih luas dari pada investor obligasi konvensional.
Seorang pakar ekonomi syariah sekaligus Kepala Prodi Muamalah Fakutas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta, Dr.Euis Amalia,
M.Ag menyatakan, semua itu tidak terlepas bahwa berinvestasi dengan sukuk akan aman karena resikonya ditanggung pemerintah. Terlebih lagi jaminan
mengenai transaksi sukuk telah dijamin dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang SBSN.
77
Selain itu, proyeksi sukuk kedepannya sangat bisa menyeimbangkan dengan obligasi konvensional dengan catatan adanya good corporate
governance dan transparansi pengelolaan dana sukuk kemana arahnya. Banyaknya proyek-proyek pembangunan, infrastruktur, ataupun proyek
pengembangan lainnya, sangat memberikan potensi bagi Indonesia untuk meningkatkan penerbitan sukuk untuk mendapatkan dana segar dari para
investor dalam atau luar negeri. Banyaknya proyek-proyek infrastruktur seharusnya menjadikan
Indonesia mempunyai daya tarik luar bisaa bagi investor syri’ah. Apalagi sektor infrastruktur bisaanya paling diminati investor syri’ah. Hal ini dikarenakan
77
Bella Donna. “Sukuk Bisa Melampaui Obligasi Konvensional”. Artikel diakses pada tanggal 12 Mei 2010 dari
http:www.vibiznews.comarticles_ last.php?id=1118 sub=articlemonth=Marettahun=2010page=bondsmutual
investor syri’ah bisaanya memilih dan memiliki horizon investasi jangka panjang, antara 5 sampai 15 tahun.
78
Gambar 3.2: Realisasi Penerbitan SBSN sampai dengan 7 Mei 2010
79
Total Outstanding SBSN Rp. 35,1 Triliun
Sukuk Ritel Rp. 13.590 T IFR Rp. 9.671 T
SDHI Rp. 6. 028 T SNI Rp. 5864 T
Total Penerbitan SBSN Rp. 15,07 T
Sukuk Ritel Rp. 8,033 T IFR Rp. 3,694 T
SDHI Rp. 3,342 T
78
Artikel diakses pada tanggal 16 November 2009 dari
http:faiz2006. wordpress.com20090420sukuk
‐untuk‐pembiayaan‐infrastrukturkendala‐dan –
beberapa ‐langkah‐strategis
79
Agus P Laksono, “Sukuk Negara SBSN: Instruemn Investasi Pembiayaan dan Investasi Berbasis Syariah”, h. 32
Dari gambar diagram diatas dapat dilihat bahwa pemerintah Indonesia telah banyak mendulang dana dari penerbitan sukuk. Sehingga, dapat
dikatakan bahwa penerbitan sukuk cukup berpotensi untuk membiayai APBN. Sekalipun penggunaan sukuk masih banyak menuai kritik dengan dalih bahwa
dana sukuk tidak dialokasikan kepada sektor riil.
F. Prospek Sukuk Dalam Membiayai APBN