C. Pengelolaan Keuangan Negara
1. Pengelolaan Kas Umum Negara
Keuangan negara adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan penerimaan dan pengeluaran negara beserta segala sebab dan akibat dari
penerimaan dan pengeluaran tersebut dalam bentuk hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang.
Dalam Undang-Undang No 17 Tahun 2003 Pasal 6 dikatakan bahwa pada hal Pengelolaan Keuangan Negara, Presiden adalah pemegang
kekuasaan umum pengelolaan keuangan negara yang pada praktiknya dijalankan oleh Menteri Keuangan sebagai Pengelola Fiskal dan wakil
pemerintah dalam kepemilikan kekayaan Negara. Sehingga dalam hal ini, Menteri Keuangan selaku bendahara umum
Negara berwenang mengatur dan menyelenggarakan rekening pemerintah. Dalam rangka penyelenggaraan rekening pemerintah, Menteri Keuangan
membuka Rekening Kas Umum Negara. Uang Negara disimpan dalam Rekening Kas Umum Negara pada bank sentral.
Dalam pelaksanaan operasional penerimaan dan pengeluran Negara, Bendahara Umum Negara dapat membuka Rekening Penerimaan dan
Rekening Pengeluaran pada Bank Umum dengan mempertimbangkan Asas Kesatuan Kas dan Asas Kesatuan Perbendaharaan, serta optimalisasi
pengelolaan kas. Akan tetapi, pada hal tertentu, Bendahara Umum Negara dapat membukan rekening pada lembaga keuangan lainnya.
72
Dari dua rekening tersebut, rekening penerimaan digunakan untuk menampung penerimaan Negara setiap hari yang penyetorannya wajib
dilakukan seluruhnya Pada Rekening Kas Umum Negara di bank sentral dan disetorkan secara berkala.
Sedangkan rekening pengeluaran, pada bank umum diisi dengan dana yang bersumber dari Rekening Kas Umum Negara pada Bank Sentral. Jumlah
dana yang disediakan pada rekening pengeluaran untuk berbagai kegiatan disesuaikan pada dengan rencana pengeluaran APBN.
2. Asas Umum Pengelolaan Keuangan Negara
Dalam melaksanakan pengelolaan keuangan negara Undang-Undang Keuangan Negara menetapka asas-asas umum dalam pengelolaan keuangan
Negara agar tujuan pengelolaan seluruh kebijakan, dan semua bentuk kegaitan yang berkaitan dengan penguasaan obyek keuangan Negara dapat
memberikan daya dukung penyelenggaraan pemerintah yang optimal. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
73
72
Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan. Sistem Administrasi Keuangan Negara I. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan, Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan, 2007 h. 59
73
Tim Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengelolaan Keuangan
Negara, h. 10
a. Akuntabilitas yang berorientasi pada hasil, maksudnya adalah setiap pengguna anggaran wajib menerangkan kinerja organisasi atas
keberhasilan atau kegagalan suatu program yang menjadi tanggung jawab;
b. Profesionalitas, seharusnya pengelolaan keuangan Negara harus di kelola oleh tangan-tangan yang profesional;
c. Proporsionalitas, alokasi anggaran dilaksanakan secara proporsional pada fungsi-fungsi kementrianlembaga sesuai dengan otoritas
tujuannya; d. Keterbukaan dalam pengelolaan Keuangan Negara, padahal
pembahasan, penetapan, perhitungan dan pengawasan oleh lembaga audit;
e. Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri, maksudnya Badan Pengawas Keuangan berwenang untuk
melaksanakan pemeriksanaan keuangan secara objektif dan independen. Asas-asas umum tersebut sangat diperlukan dan harus di praktikan
guna mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara serta menjamin terselenggaranya prinsi-prinsip pemerintahan negara.
Sehingga, pelaksanaan undang-undang tentang Keuangan Negara selain sebagai acuan dalam manajemen keuangan negara, tetapi juga dimaksudkan
untul memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia.
D. Implimentasi Penerbitan Sukuk Dalam APBN