lain yang diperoleh diluar sukuk. Sehingga, peruntukkan dana sukuk itu tidak jelas alokasinya untuk menutupi defisit dibagian yang bisa dijelaskan secara
detail. Padahal, dalam Undang-Undang SBSN Bab III pasal 4 menyebutkan
bahwa tujuan penerbitan SBSN adalah untuk membiayai APBN yang termasuk juga membiayai pembangunan proyek.
10
Pembangunan proyek disini dijelaskan dalam penjelasan UU SBSN yaitu membiayai pembangunan
proyek-proyek yang telah mendapatkan alokasi dalam APBN, termasuk didalamnya proyek infrastruktur dalam sektor energi, telekomunikasi,
perhubungan, pertanian, industri manufaktur, dan perumahan rakyat. Dengan melihat dasar itulah, penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian, memberikan gambaran apa dan bagaimana mekanisme pengelolaan dana sukuk yang dalam APBN, sehingga penulis tertarik untuk mengambil
judul “TINJAUAN EKONOMI ISLAM TERHADAP ALOKASI DANA SUKUK DALAM APBN”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas, agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas dan keluar dari topik yang ingin dibahas, maka
10
Departemen Keuangan. “Undang-Undang No. 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara”
dalam penulisan ini penulis memfokuskan dan merumuskan pembahasan penelitian ini dalam bentuk pertanyaan berikut:
1. Bagaimana mekanisme pengelolaan dan alokasi dana sukuk dalam APBN?
2. Apakah alokasi dana sukuk telah sesuai dengan prinsip ekonomi islam?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dari adanya pembatasan dan perumusan masalah diatas, diharapkan penelitian ini mempunya tujuan yang bermanfaat untuk pribadi sediri atau
untuk orang lain. Diantara tujuan yang diharapkan adalah: a. Untuk mengetahui mekanisme pengelolaan dana sukuk dalam APBN
sehingga mampu untuk membiayai kegiatan produktif secara maksimal.
b. Untuk mengetahui kesesuaian alokasi dana sukuk pada APBN menurut ekonomi islam.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang bisa ditimbulkan dari penelitian ini, penulis ingin agar penelitian ini bisa memberikan manfaat:
a. Untuk menambah wawasan tingkat pemahaman dan pengetahuan bagi penulis sendiri khususnya, dan bagi para praktisi maupun akademisi
pada umumnya dalam memahami potensi penerbitan sukuk, pengelolaan dana sukuk dan alokasinya dalam APBN.
b. Sebagai khazanah ilmu pengetahuan untuk menambah referensi terkait pendanaan syariah melalui instrumen sukuk.
c. Menjadi masukan dan saran bagi para praktisi, akademisi dalam penelitian selanjutnya sehingga bisa menjadi perbandingan bagi
penelitian yang lain.
D. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam penelitian atau pembuatan skripsi, terkadang ada tema yang berkaitan dengan penelitian yang kita jalankan sekalipun arah tujuan yang
diteliti berbeda. Dari penelitian ini, peneliti menemukan beberapa sumber kajian lain yang telah lebih dahulu membahas terkait dengan sukuk,
diantaranya adalah: 1. Ani Khoironi, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. “Potensi Sukuk Bagi Pertumbuhan Investasi di Pasar Modal
Indonesia”. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif. Dalam penelitian Ani menyatakan bahwa disahkannya Undang-Undang
No. 19 Tahun 2008 tentang SBSN, memberikan payung hukum dan memberikan peluang baik bagi pertumbuhan investasi syariah pada pasar
modal di Indonesia. Di dukung dengan populasi muslim terbesar di
Indonesia dan banyaknya permintaan dari pasar internasional khususnya Timur Tengah, sehingga memungkinkan prtumbuhan instrument sukuk
berpengaruh bagi pertumbuhan pasar modal di Indonesia. Tidak menjelaskan tentang mekanisme pengelolaan dan alokasi dana sukuk
dalam APBN. 2. Fadlyka Himmah Syahputera Harahap, Jurusan Muamalat, Fakultas
Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. “Kebijakan Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara Sebagai
Instrument Pembiayaan Defisit APBN Analisis Kebijakan Fiskal Islam”. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa kebijakan pemerintah
dalam menerbitkan SBSN untuk pembiayaan defisit APBN dalam kebijakan fiskal islam dapat ditempuh ketika pendapatan negara dari
pengelolaan Badan Usaha Milik Negara, pendapatan dari pajak, infak, zakat dan derma sudah tidak dapat menutupi defisit APBN. Artinya
penerbitan SBSN boleh dilakukan hanya dalam keadaan darurat saja. Hasil penelitiannya juga menyatakan bahwa dana hasil SBSN
diprioritaskan untuk mengadakan pembiayaan infrastruktur dan sarana umum yang diharapkan dapat memberikan penjaminan kebutuhan pokok
masyarakat. Tidak menjelaskan tentang mekanisme pengelolaan dan alokasi dana sukuk dalam APBN.
3. Reva Arbano, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
“Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara SBSN Sebagai Alternative Pembiayaan Pembangunan Negara”. Penelitiannya
menggunakan studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Dari hasil penelitiannya menunjukkan tentang mekanisme penerbitan SBSN di
Indonesia menggunakan akad ijarah dengan mekanisme sale and lease back dengan metode penjualan bookbuilding. Kemudian menjelaskan
analisa SWOT dan strategi tentang penerbitan SBSN sebagai alternatif pembiayaan pembangunan di Indonesia. Tidak menjelaskan tentang
mekanisme pengelolaan dan alokasi dana SBSN dalam APBN ditinjau dari ekonomi islam.
4. Amelia Febriani, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.
Skripsinya berjudul “Obligasi Syariah; Studi Analisis Fatwa DSN-MUI”. Dalam penelitiannya mengungkapkan perbedaan mendasar antara obligasi
syariah dan obligasi konvensional, serta menjelaskan payung hukum yang menaungi kehalalan dan keabsahan obligasi syariah di Indonesia dan
dikeluarkannya Fatwa DSN-MUI No. 32DSN-MUIIX2002 tentang obligasi syariah. Dikeluarkannya fatwa tersebut beriringan dengan
perkembangan produk-produk syariah dalam negeri seperti produk- produk yang ada dalam perbankan, asuransi dan dana reksa syariah. Tidak
menjelaskan tentang mekanisme pengelolaan dan alokasi dana SBSN dalam APBN.
E. Kerangka Teori