Pendidikan GAMBARAN UMUM DESA KAHIYANGAN

42 Kahiyangan masih rendah. Untuk itu perlu adanya bimbingan bagi masyarakat agar mereka dapat memahami pentingnya pendidikan bagi kehidupan.

E. Keagamaan

Masyarakat desa kahiyangan didominasi oleh umat Islam, hampir 100 masyarakat menganut agama Islam. Tabel 1 menunjukan kondisi tersebut : Tabel Jumlah penduduk berdasarkan pemeluk agama No Pemelik Agama Jumlah 1 Islam 1818 orang 2 Kristen - Orang 3 Hindu - Orang 4 Budha - Orang 5 Penganut kepercayaan - orang Sumber : Monografi Desa Kahiyangan Tahun 2011 Tabel 1 diatas menunjukan bahwa masyarakat desa kahiyangan sangatlah religius, masyarakat setempat dalam pengamalan terhadap agamanya sangat bervariasi, bahkan dapat terbilang unik, hal tersebut karena masih bercampurnya budaya lokal dengan pemahaman agama mereka. Sarana peribadatan bagi masyarakat setempat cukup memadai, mesjid ada 1 buah dan madrasah ada 1 buah, mushola ada 12 buah, 43 penghayatan terhadap agama yang mereka anut, terutama bagi Islam sangatlah minim. Dengan kata lain, mereka hanya mengamalkan ajaran agama dari warisan leluhurnya, bahkan masih dicampur adukan dengan hal-hal yang berbau mistis. 15 15 . Wawancara dengan Kiyai Dedi Mulyadi 09 Februari 2011 44

BAB IV HUKUM PERCERAIAN SEPIHAK

DALAM MASYARAKAT DESA KAHIYANGAN A. Pandangan Masyarakat Desa Kahiyangan tentang Perceraian Dari hasil wawancara dengan responden mengenai pemahaman masyarakat yang dilakukan pada warga masyarakat desa Kahiyangan, dapat diketahuai bahwa warga desa Kahiyangan umunya tidak memahami konsep talak yang diatur dalam Kompilasi Hukum Islam dan Undang-undang. Kebanyakan dari mereka belum pernah mendengar tatacara talak yang diatur dalam Kompilasi Hukum Islam dan Undang-undang seperti yang disebutkan dalam pasal 115 KHI, sedangkan dalam undang-undang disebutkan dalam pasal 39 Ayat 1 Tahun 1974 mereka hanya memahami thalaq sebatas apa yang mereka pahami dari kitab-kitab fiqih klasik yang pernah mereka pelajari atau dari kebiasaan atau doktrin yang ditanamkan orang tua mereka yang sampai sekarang mereka ikuti. Beberapa dari mereka bahkan bukan hanya tidak paham konsep talak dalam Kompilasi Hukum Islam dan Undang-undang, namun lebih parah tidak sedikit juga yang masih belum mengenal Kompilasi Hukum Islam dan Undang-undang itu sendiri, seperti bapa Madham yang mengaku sama sekali belum pernah tau apa itu Kompilasi Hukum Islam. Jika Kompilai Hukum Islam dan Undang-undang saja tidak tahu, apalagi konsep talak yang ada di dalamnya. Ketidak tahuanya ini, menurutnya, disebabkan sosialisasi yang 45 menurutnya belum pernah ada dari pihak pejabat yang berwenang 1 . Menurut ustad Sanu’i terjadinya perceraian di masyarakat khususnya di desa Kahiyangan ada beberapa hal dalam melakukan thalaq. Ada yang berpendapat jika kita mengucapkan, maka dengan ucapan itu terjadi talaq, dan ada yang berpendapat juga bahwa bila dilakukan di depan sidang pengadilan baru bisa terjadi talaq dengan me nghadirkan dua orang saksi. Bahkan ia bapak Syaf’i menambahkan jika tidak berhasil mendamaikan maka dikembalikan pada Al- Qur’an dan Hadis. Sedangkan akibat hukum yang terjadi setelah perceraian setahu bapak Syafi’i ini ada nafkah iddah dan nafkah anak 2 . Tidak berbeda dengan pendapat bapak kiyai Maksud. Ketika peneliti konfirmasi tentang pemahaman tentang undang-undang pasal 39 ayat 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam pasal 115 bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan agama setelah pengadilan agama tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Beliau sangat setuju bahwa perceraian itu harus dilakukan pengadilan, jangan bercerai dengan salah satu pihak saja 3 . Lain lagi menurut bapak Dedi Mulyadi yang mengaku belum pernah tahu sama sekali tentang Kompilasi Hukum Islam. Menurutnya, pantangan untuk mengucapkan talak walaupun saya tidak mengerti hukum. Setahu saya kalo udah cekcok terus menerus antara suami istri maka di situlah peran keluarga-keluarga yang lainnya untuk dapat 1 . Wawancara dengan bapak Madham di tempat, 10 Februari 2011 2 . Wawancara dengan bapa Syafi’i di tempat, 14 Februari 2011 3 . Wawancara dengan kiyai Maksud di tempat, 15 Februari 2011