Letak Geografis dan Sejarah
35
tua disini karena paktor ekonomi terutama dalam masalah biaya untuk menyekolahkan ke jenjang tingkat yang lebih tinggi.
7
Untuk masalah kepercayaan, masyarakat Desa Kahiyangan masih percaya kepada Allah SWT, tetapi ada juga yang masih percaya dengan
guna-guna, pelet, pokonya hal-hal yang berbau mistis. Kepercayaan seperti itu sudah menjadi kebudayaan bagi masyarakat Desa Kahiyangan.
Kesenian di Desa Kahiyangan seperti alat musik yang sering mereka gunakan adalah gendang, genjring yang sering digunakan oleh
orang-orang sunda dan sering digunakan jika ada salah seorang masyarakat sedang mengadakan pernikahan atau khitanan maka sering
memanggil dangdutan atau tarian-tarian seperti jaipongan dan tarian rudat. Bukan hanya dari segi alat musik saja tapi kesenian yang masih digunakan
si desa ini yaitu tarian pancak silat.
8
Adat istiadat di desa ini dalam masalah pernikahan, jika ada salah satu dari masyarakat ini ada yang melakukan pernikahan maka sesudah
mereka resmi menjadi pasangan suami istri lalu panitia pernikahan melaklukan acara saweran yaitu sebuah acara pertanda mereka sudah
menjadi pasangan suami istri yang sah dengan menaburkan uang logam dan beras sebagai simbol kesejahteraan dan kemkmuran.
9
Selain itu ada juga yang sudah menjadi adat istiadat masyarakat disini, seperti dalam setiap hari-hari besar contohnya maulid Nabi SAW,
7
. Wawancara dengan bapak Dedi Mulyadi. 07 Februari 2011
8
. Wawancara dengan bapak Dedi Mulyadi. 07 Februari 2011
9
. Wawancara dengan bapak Dedi Mulyadi. 07 Februari 2011
36
bulan Rajab, dan bulan Syafar. Di saat bulan-bulan tertentu itu mereka mempunyai kebiasaan melakukan sedekahaan dan melakukan obor
keliling.
10
Setiap acara maulidan masyarakat mengeluarkan sedekah buat masyarakat sekitar, kemudin dikumpulkan di mesjid lalu makanan tersebut
di bagikan langsung kepada warga. Pada setiap bulan Rajab mereka melakukan sedekahan seperti itu. Membawakan atau memberikan
makanan kepada masyarakat sekitar, istilahnya mereka saling tukar- menukar makanan.
Jika menjelang bulan syafar, sama seperti Maulidan, Rajab, sama- sama memberikan sedekahan makanannya kepada masyarakat tetapi disini
yang bikin bedanya adalah setiap bulan syafar masyarakatnya memberikan sedekah makanannya berupa ketupat dan itu sudah menjadi tradisi.
Kalau kita lihat dari setiap acara hari-hari besar seperti yang diatas bahwa menggambarkan di Desa ini masih kuat agamanya tetapi kenapa
masih ada yang mempercayai dengan adanya dukun ataupun yang lainnya. Dalam masalah perceraian di Desa Kahiyangan ini pun sudah
menjadi tradisi mereka, setiap masyarakat yang melakukan percerian tidak melalui proses persidangan karena ada beberapa faktor penyebab yang
menurut mereka tidak bisa melakukan perceraiannya di depan persidangan. Salah satu faktor penyebab yaitu:
1. Faktor ekonomi
10
. Wawancara dengan bapak Dedi Mulyadi. 07 Februari 2011
37
2. Faktor perselingkuhan
3. Sudah menjadi kebiasaan
4. Masalah waktu
5. Faktor pendidikan
6. Kurangnya kesadaran hukum
11