Penutup Perceraian sepihak tanpa melalui pengadilan ditinjau dari perspektif hukum Islam dan hukum Positif (studi kasus di Desa Kahiyangan, Kecamatan Pancalang, Kabupaten Kuningan)

16 berarti melepaskan ikatan, meninggalkan, dan memisahkan. Di jaman Jahiliyah istilah talak digunakan untuk memisahkan ikatan suami istri. 5 Pada Ensiklopedi Islam Indonesia diartikan sebagai pemutusan ikatan perkawinan yang dilakukan suami terhadap istri secara sepihak dengan menggunakan lafal ”thalaq” atau seumpamanya. 6 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata- kata cerai diartikan “Pisah” atau putus hubungan sebagai suami istri. 7 Dalam Kamus Istilah Agama, talak adalah melepaskan ikatan dengan kata-kata yang jelas atau sirih, atau dengan kata kata sindiran atau kinayah. 8 selanjutnya mazhab syafi’i mendefinisikan talak sebagai pelepasan akad nikah dengan lafal thalaq atau yang semakna dengan lafal itu. Sedangkan madzhab Maliki mendefinisikan talaq sebagai suatu sifat hukum yang menyebabkan gugurnya kehalalan hubungan suami istri. 9

B. Dasar Hukum Perceraian

Dalam menegakan mahligai rumah tangga, bisa terjadi kesalahpahaman antara suami istri, yang salah satu di antara mereka atau 5 Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1998 Cet ke-4, h 53. 6. Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama IslamProyek Peningkatan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi IAIN, 1987, Jilid 3, h. 940. 7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. 1998, Cet ke-1, h. 163. 8 Shalahudin Khairi Sadiq, Kamus Istilah Agama, Jakarta: CV Sient Tarama. 1983, h. 358. 9 Ensiklopedi Islam , “Talak” Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve. 1997. Cet ke-4. h. 53 17 keduanya tidak melaksanakan kewajiban sebagai mestinya. Bahkan, terkadang menimbulkan kebencian, kebengisan, dan pertengkaran yang terus menerus terjadi antara suami istri tersebut, melanjutkan perkawinan yang demikian akan menimbulkan perceraian yang lebih besar dan meluas diantara anggota-anggota keluarga yang telah terbentuk. 10 Dalam menjaga hubungan keluarga dan menghindari suatu pertengkaran yang terjadi terus menerus, maka agama membuka celah dengan adanya Syariat perceraian, dan ini bukan berarti agama Islam menganjurkan percerain, tetapi memandang perceraian sebagai suatu jalan keluar dari permasalahan. 11 Alasan perceraian menurut Kompilasi Hukum Islam yaitu terdapat pada pasal 116 yang berbunyi:” perceraian dapat terjadi karena atau alasan- alasan: a. Salah satu berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan. b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun tanpa izin pihak lain c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun. d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang dapat membahayakan pihak yang lain. e. Suami melanggar talik-talak 10 Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Nuansa Aulia.2008, Cet ke-1 11 Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, hal. 145 18 Adapun mengenai dasar hukum perceraian di sini penulis hanya mencantumkan beberapa ayat dan hadis yang menjadi dasar hukum perceraian yaitu: 1. Al-Qur’an: a. Q.S. Al-Baqarah ayat 229                                                    ر ا : “ Talak yang dapat dirujuki hanya dua kali. Sesudah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang patut atau yang menceraikan istrinya dengan baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali jika keduanya merasa khawatir tidak akan dapat menegakan hukum-hukum Allah. Maka jika kamu khawatir bahwa keduanya tidak akan dapat menegkan hukum-hukum Allah.maka tidak ada dosa atas keduanya tentang yang diberikan istrinya untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Dan barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim. Q.S. Al-Baqarah: 229 b. Q.S. al-baqarah :230                                  ر ا :