F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mempermudah pembahasan dan penulisan pada skripsi ini, penulis mengklasifikasikan permasalahan dalam beberapa bab dengan sistemtika
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini memuat Latar Belakang Masalah, kemudian Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian, Review Studi Terdahulu, Sistematika Penulisan.
Bab II Kajian Teoretis Tentang Perceraian
Berisikan Pengertian Perceraian, Dasar Hukum Perceraian, Syarat- syarat Perceraian, Perceraian Ditinjau dari Hukum Islam dan
Hukum Positif.
Bab III Gambaran Umum Desa Kahiyangan
Letak Geografis dan Sejarah, Keadaan Sosial Ekonomi, Sosial Budaya, Agama, Pendidikan.
Bab IV Penjelasan Kasus Perceraian di Desa Kahiyangan
Berisikan Pandangan Masyarakat Desa Kahiyangan Terhadap Perceraian,Analisis Tentang Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian
Sepihak, analisis tentang perilaku masyarakat terhadap perc eraian sepihak.
Bab V Penutup
Berisi Kesimpulan dan Saran-Saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang dianggap penting
15
BAB II KAJIAN TEORETIS TENTANG PERCERAIAN
A. Pengertian Perceraian
Perceraian adalah penghapusan perceraian perkawinan dengan putusan Hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan.
1
Dalam hukum Islam perceraian sering disebut dengan istilah Talak yang menurut
bahasa artinya perceraian antara suami dan istri atau lepasnya ikatan perkawinan.
2
Sedangkan menurut istilah adalah melepas ikatan perkawinan atau putusnya hubungan perkawinan suami istri dengan mengucapkan
secara sukarela ucapan talak kepada istrinya. Dengan kata kata yang jelas dan dengan sendirinya.
Kata “talak” dalam bahasa Arab berasal dari kata ط
-- طي
- اط
yang bermakna melepaskan atau mengurangi tali pengikat, baik tali pengikat itu
bersifat konkret seperti tali pengikat kuda maupun bersifat abstrak seperti tali pengikat perkawinan.
3
Dalam al-Munawir Kamus Arab Indonesia, cerai adalah terjemahan bahasa Arab “Talak” yang secara bahasa artinya
melepaskan ikatan
4
Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa kata talak
1
. Subekti, Poko-Poko Hukum Perdata, jakarta: Inter Masa,1995, cet ke-27.h.42
2
. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007 cet-3, h 1126.
3
. Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi AgamaIAIN di Jakarta, Ilmu Fiqih, Jakrta: Departemen Agama,1985, Cet ke-2, h. 226
4
Ahmad Warsan Munawir, Al-Munawir, Kamus Arab Indonesia, Surabaya: Pustaka Progresif, 1997 Cet ke-14, h. 207
16
berarti melepaskan ikatan, meninggalkan, dan memisahkan. Di jaman Jahiliyah istilah talak digunakan untuk memisahkan ikatan suami istri.
5
Pada Ensiklopedi Islam Indonesia diartikan sebagai pemutusan ikatan perkawinan yang dilakukan suami terhadap istri secara sepihak dengan
menggunakan lafal ”thalaq” atau seumpamanya.
6
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata-
kata cerai diartikan “Pisah” atau putus hubungan sebagai suami istri.
7
Dalam Kamus Istilah Agama, talak adalah melepaskan ikatan dengan kata-kata yang jelas atau sirih, atau dengan kata kata sindiran atau kinayah.
8
selanjutnya mazhab syafi’i mendefinisikan talak sebagai pelepasan akad nikah dengan lafal thalaq atau yang semakna dengan lafal itu. Sedangkan
madzhab Maliki mendefinisikan talaq sebagai suatu sifat hukum yang menyebabkan gugurnya kehalalan hubungan suami istri.
9
B. Dasar Hukum Perceraian
Dalam menegakan
mahligai rumah
tangga, bisa
terjadi kesalahpahaman antara suami istri, yang salah satu di antara mereka atau
5
Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1998 Cet ke-4, h 53. 6. Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan
Agama IslamProyek Peningkatan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi IAIN, 1987, Jilid 3, h. 940.
7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. 1998, Cet ke-1, h. 163. 8 Shalahudin Khairi Sadiq, Kamus Istilah Agama, Jakarta: CV Sient Tarama. 1983, h.
358. 9 Ensiklopedi Islam
, “Talak” Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve. 1997. Cet ke-4. h. 53