Perbedaan Input dan Latar Belakang Pendidikan Mahasiswa PAI

3. Kurangnya Minat dan Motivasi Mahasiswa PAI untuk Belajar Kitab Kuning Secara Mendalam

Mahasiswa pendidikan agama Islam kurang memiliki kebiasaan membaca yang baik dikarenakan kemauan dan motivasi untuk membaca mahasiswa yang masih minim, sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhbib Abdul wahab: “...motivasi dan minat mahasiswa yang rendah, secara umum mahasiswa tidak antusias belajar mendiri, mereka hanya mau belajar ketika ada dosen dikelas... Sejauh ini belum ada inisiatif dari sebagian besar mahasiswa untuk belajar mandiri dan sungguh-sungguh. Mereka tidak akan bisa membaca dan memahami jika hanya belajar didalam kelas.” 53

4. Kedisiplinan Dosen untuk Konsisten Menggunakan Literatur dari Kitab-kitab Klasik

Para dosen mata kuliah yang berkaitan dengan materi keagamaan diwajibkan untuk menggunakan refrensi dari kitab-kitab klasik, hal ini agar mahasiswa terlatih dan terampil menggunakan referensi dari sumber aslinya. Tetapi tidak semua dosen disiplin menggunakan literatur dari sumber aslinya yang berbahsa Arab. “Jika dosennya tidak mendisiplinkan untuk menggunakan referensi sumber asli bisa berdampak kepada mahasiswa mereka juga tidak menggunakanya,.. Ada kebijakan dari jurusan PAI yaitu mengingatkan kepada dosen yang mata kuliah keagamaan untuk menggunakan referensi utama dari sumber aslinya kitab kuning. Adanya kebijakan itu adalah untuk meningkatkan kompetensi akademik mahasiswa PAI khususnya dalam membaca kitab... Kita selalu menyampaikan ulang kepada para dosen setiap rapat selalu mengingatkan kembali.” 54 Maka dari itu untuk dosen Jurusan PAI khususnya bidang keislaman harus mempunyai kompetensi dalam menguasai kitab kuning. “Dosen atau tenaga pengajarnya harus mampu menguasai kaidah-kaidah bahasa Arab dan juga kitab-kitab yang akan dipelajari oleh mahasiswa, dan selain itu juga 53 Wawancara dengan Muhbib Abdul Wahab, Dosen mata kuliah Qiroatul Kutub, Pada tanggal 4 Februari 2014. 54 Wawancara dengan Kajur PAI, Bahrissalim, MA . Pada tanggal 24 Januari 2014 tenaga pengajar atau dosen harus meluangkan waktunya untuk membimbing mahasiswanya. ” 55 Untuk bisa menguasai dan terbiasa menggunakan literatur keislaman khusunya kitab kuning yang berbahasa Arab, mahasiswa Jurusan PAI harus konsisten dan belajar sungguh-sungguh agar bisa dan terbiasa menggunakan literatur buku-buku turats. Perlu ada kesadaran dan kemauan dari dalam diri agar terlatih dan terampil menggunakan kitab kuning dengan baik, serta ada bimbingan dosen bidang keislaman maupun pihak civitas akademik untuk lebih memberikan perhatian dan pengajaran kitab kuning secara mendalam. 55 Wawancara dengan Abuddin Nata, Di ruang Dekan Fak. Dirasat Islamiyah. Pada tanggal 12 Februari 2014. 73

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan yang terkait dengan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, serta penulis memberikan beberapa saran dan implikasi penelitian yang terkait dengan kesimpulan skripsi ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Maka dapat diambil kesimpulan tentang penggunaan kitab kuning sebagai referensi skripsi mahasiswa PAI bidang keislaman. Kesimpulan yang diambil, merupakan jawaban dari perumusan masalah yang dibuat pada bab sebelumnya. Dalam penulisan skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya pada bidang keislaman yang berkaitan dengan literatur buku-buku turatsatau kitab kuning, mahasiswa PAI lebih banyak menggunakan buku-buku terjemah dalam referensi penulisan skripsi dibandingkan dengan literatur kitab kuning. Hal ini berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi yang penulis dapatkan. Dari 148 jumlah skripsi mahasiswa PAI secara keseluruhan pada tahun 2012, ada 25 skripsi bidang keislaman mayoritas skripsi tersebut menggunakan buku-buku terjemah dan buku-buku berbahasa Indonesia yang berisi ringkasan atau intisari dari buku-buku turats yang berkaitan dengan skripsi yang mereka teliti. Dan lebih banyak skripsi yang mengambil dari referensi buku-buku terjemah.