1. Pelacuran Menurut Hukum Islam
Dalam Islam istilah pelacur masuk dalam kategori pezina, yakni melakukan hubungan seks diluar pernikahan baik untuk mencari uang ataupun tidak.
Sebagaimana yang dikutip oleh K.H. Sahal Mahfudz dalam bukunya Nuansa Fiqh Sosial, tentang pendapat para ulama madzhab dalam mendefinisikan zina adalah
sebagai berikut:
25
1. Menurut Syafi’iyah, zina adalah perbuatan lelaki memasukkan penisnya ke dalam liang vagina wanita lain bukan istrinya atau budaknya tanpa syubhat.
2. Menurut Malikiyah, zina adalah perbuatan lelaki menyenggamai wanita lain pada vagina atau duburnya tanpa syubhat.
3. Menurut Hanafiyah, ia adalah persenggamaan antara lelaki dan wanita lain di vaginanya, bukan budaknya dan tanpa syubhat.
26
Pengertian zina yang biasanya dikemukakan dalam kitab-kitab Fiqh adalah hubungan badan antara laki-laki dan perempuan yang tidak berdasarkan pada ikatan
perkawinan atau perbudakan yang sah menurut agama. Dalam Al-Qur’an, zina bisa terjadi antara orang yang sudah menikah Muhsanat dan belum menikah Ghairu
Muhsanat . Bagi setiap pemeluk Islam harus meninggalkan perbuatan zina.
Perbedaan makna antara prostitusi dengan perzinaan adalah setiap prostitutor adalah pezina dan setiap pezina belum tentu prostitutor. Maksudnya setiap praktek
25
Sahal Mahfudz, Nuansa Fiqh Sosial, h.95
26
ibid.
prostitusi bertujuan komersil dengan meraup upah, sedangkan pezina tidak selalu bertujuan materil.
Pandangan Islam tentang zina dan prostitusi sudah dimaklumi, bukan saja oleh kalangan Islam sendiri, tapi juga oleh masyarakat luas yang berlainan agama. Di
samping hukumnya haram dan termasuk dosa besar, Islam memandang perbuatan itu sebagai tindakan tercela dan punya sanksi berat.
2. Dasar Hukum Larangan Pelacuran menurut Hukum Islam
Al-Qur’an sebagai pedoman pertama dan utama agama Islam tegas-tegas melarang dan mengharamkan zina. Banyak ayat mengharamkan zina, bahkan
perbuatan yang mengarah zina pun dijelaskan dalam Al-Qur’an, ditambah keterangan Nabi Muhammad SAW melalui sabda beliau.
Beberapa ayat Al-Qur’an yang menyampaikan masalah zina, hal tersebut dijelaskan didalam Qs. Al-Isra’17: 32
+ , -
. 0
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya perzinahan itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”
1 ,2 3
3 4
56 37
892:; =2AB
C 2B
D 6
E,1FG I
J K L M
0MN2O P
QR 2B 1
P 2TU
, VW
595X O
= I ,
J YZ
[ V\2AB
M]22B .0
Artinya: “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah
belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan akhirat, dan hendaklah
pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang- orang yang beriman.”QS. An-Nur 24:2
Dari kedua ayat ini jelas dan tegas larangan mendekati zina. Zina tidak saja perbuatan yang merusak kehidupan manusia itu sendiri, tapi zina dinilai perbuatan
yang keji dan buruk. Allah SWT yang menciptakan manusia, tentu Maha mengetahui dan Maha memahami betul akibat zina yang dilakukan manusia di muka bumi. Kalau
tidak, mengapa larangan itu tegas dan jelas ditujukan pada umat manusia. Sabda Nabi Muhammad SAW mengenai zina
ﺹ +,
-. , 01
01 2 3
-. 4 5
,0 -. , 4 5
6 7 8
9
Artinya: “Dari Ubaidah bin Shomit dia telah berkata: Bersabda Nabi Muhammad SAW, ambillah dari padaku, sesungguhnya Allah telah
menetapkan bagi mereka yaitu perempuan perawan yang berzina dengan laki- laki bujangan hukuman mereka masing-masing didera 100 kali dera dan
diasingkan satu tahun, dan janda apabila berzina dengan duda hukumannya dera 100 kali ditambah rajam.” H.R. Muslim
27
Islam memang sangat hati-hati dan bijak dengan perbuatan zina. Untuk itu, pemeluknya diharapkan untuk mengendalikan naluri birahi nafsu seksnya. Sehingga
jangan sampai pemenuhan kebutuhan seks melalui praktek liar, kacau, dan melanggar
27
Muslim ibn al-Hajjaj, Shahih Muslim, ttp: Dar al-Fikr, tth, juz 3, h. 1324
fitrah manusia. Tapi Islam mengatur jalan yang luhur dan membawa kebaikan sesuai dengan ketinggian martabat manusia.
28
Adapun solusi yang diciptakan Islam dalam rangka mencegah terjadinya zina antara lain adalah lembaga perkawinan. Melalui lembaga ini diharapkan manusia
akan melakkuakan hubungan seksual dengan jalan yang baik dan lebih memiliki ikatan formal maupun etik dengan agama dan juga dengan pasangannya, sudah pasti
yang diharapkan adalah lembaga perkawinan yang mampu menciptakan keluarga yang mawaddah wa rahmah didasari oleh kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.
2. Pelacuran dalam Hukum Pidana