Akad dan Perjanjian KPR Syariah

4. Konsumen membayar rumah yang sudah di beli bank dengan cara mencicil. Dari tahapan-tahapan tersebut, terdapat tiga kontrak perjanjian yang harus dilakukan agar Bai‘ Bithaman Ajil ini dapat berjalan. Perjanjian pertama adalah Perjanjian Pembelian Properti PBP, perjanjian ini melibatkan bank dengan penjual rumah. Perjanjian kedua adalah Perjanjian Penjualan Properti PJP, perjanjian ini melibatkan bank dengan konsumen yaitu Bank menjual rumah kepada konsumen pada akad yang telah disepakati didalam akad Bai‘ Bithaman Ajil. Perjanjian yang terakhir adalah Perjanjian Penjaminan PP, yang melibatkan bank dengan konsumen dalam hal penjaminan rumah. Konsumen menjaminkan rumahnya kepada bank sampai konsumen menyelesaikan pembayarannya. b. Akad Ijarah Muntahia Bittamlik IMBT Akad Ijarah Muntahia Bittamlik IMBT ini merupakan akad sewa ijarah dari suatu asset riil, yaitu pembeli menyewa rumah yang terlah di beli oleh bank, dan diakhiri dengan perpindahan kepemilikan dari bank kepada pembeli rumah. Didalam IMBT ini terdapat dua buah akad, yaitu akad jual-beli Al- Bai‘ dan akad IMBT sendiri, yang merupakan akad sewa menyewa yang di akhiri dengan perpindahan kepemilikan diakhir masa sewa. 10 Secara bahasa, IMBT memiliki arti dengan memecah dua kata didalamnya. Pertama adalah kata al-ijaarah, yang berarti upah, yaitu suatu yang diberikan berupa upah terhadap pekerjaan. Dan kata kedua adalah at-tamlik, secara bahasa memiliki makna yang dapat menjadikan orang lain untuk memiliki sesuatu. Sedangkan menurut istilah, at- 10 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan,Edisi Ketiga: Rajagrafindo Persada,2006 hal.149 tamlik bias berupa kepemilikan terhadap benda, kepemilikan terhadap manfaat, bias dengan imbalan atau tidak. 11 Akad Ijarah Muntahia Bittamlik ini dikenal juga dengan Ijarah Wa Iqtinah, yaitu rumah yang disewa telah disepakati di awal akan dibeli pada akhir masa sewa. Pembayaran yang dilakukan setiap bulan adalah biaya sewa rumah tersebut di tambah dengan harga rumah yang telah dibagi jangka waktu sewa yang disepakati. Harga rumah tersebut diperoleh dari harga beli rumah dari bank kepada si penjual rumah, dikurangi uang muka yang telah di bayar oleh pembeli rumah. Setelah jangka waktu sewa yang disepakati selesai, bank harus melakukan transfer kepemilikan rumah kepada pembeli. Akad Ijarah Muntahia Bittamlik ini memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Konsumen melakukan identifikasi dan memilih rumah yang akan dibeli 2. Bank membeli rumah dari penjual dengan cara tunai 3. Bank menyewakan rumah kepada konsumen dengan harga sewa dan jangka waktu yang disepakati 4. Konsumen membayar harga sewa rumah setiap bulan di akhiri dengan membeli rumah pada harga yang di sepakati di akhir masa sewa. Dari tahapan-tahapan tersebut , terdapat tiga kontrak yang harus dilakukan. Kontrak pertama adalah kontrak antara bank dengan penjual rumah yang mencakup proses jual-beli rumah dari penjual rumah kepada bank. Kontrak ini diatur di dalam suatu Perjanjian Pembelian Properti PBP. Kontrak kedua adalah Perjanjian Sewa Menyewa 11 Musyaiqih, Syaikh Kholid bin Ali. Al Ijarah al Muntahia bit Tamlik,Zaid bid Tsabit Center, Terjemahan Eko Mas Muri,2009Direktori-Islam.comtanggal akses 28 Maret 20110 PSM, yaitu perjanjian yang melibatkan bank dengan konsumen, yaitu bank menyewakan rumah kepada konsumen dengan biaya sewa per bulan dan jangka waktu sewa disepakati dalam kontrak ini. Dan perjanjian terakhir adalah Perjanjian Jual Properti PJP, yaitu bank menjual rumah yang disewakan tersebut kepada konsumen setelah masa sewa yang disepakati di awal berakhir. c. Akad Istisna wal Istisna Akad yang ketiga adalah akad istisna yang merupakan salah satu pilihan bagi produk KPR. Akad istisna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan permbuatan barang tertentu dengan criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual. 12 Pembayaran yang harus dibayarkan pun dapat dilakukan dengan cara cicilan. Akad istisna ini merupakann akad jual beli yang berbeda dengan murabahah yang penyerahan barangnya dilakukan pada awal kontrak dilakukan, sementara pada akad istisna, penyerahan barang dilakukan di akhir periode pembiayaan. Hal ini karena rumah yang dipesan belum dibangun sehingga pada saat kontrak, bentuk rumah beserta komponennya perlu disetujui dengan sangat rinci agar di bangun sesuai dengan harga yang disepakati. Akad Istisna wal Istisna merupakan gabungan dua akad istisna dalam suatu proses transaksi. Akad istisna wal istisna ini dapat diterapkan dalam kasus pembiayaan perumahan. 13 Tahapan dari akad Istisna wal Istisna adalah sebagai berikut : 12 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan,Edisi Ketiga: Rajagrafindo Persada,2006 hal.126 13 Ibid,hal.127 1. Konsumen melakukan identifikasi serta memilih lokasi tanah dan menentukan desain bangunan rumah yang diinginkan 2. Bank melakukan pemesanan untuk membangun rumah kepada developer dengan cara melakukan pembayaran bertahap sampai rumah selesai dibangun 3. Bank menjual jasa pembangunan rumah dengan mengambil keuntungan dari harga beli kepada developer 4. Konsumen melakukan pemesanan untuk membangun rumah kepada bank dengan cara melakukan pembayaran bertahap sampai rumah selesai dibangun. Dari tahapan- tahapan tersebut, terdapat dua kontrak perjanjian yang harus dilakukan agar akad Istisna wal Istisna ini dapat berjalan, Perjanjia pertama adalah Perjanjian antara bank dengan developer untuk memesan rumah yang harus dibangun terlebih dahulu sesuai pesanan dengan pembayaran bertahap yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan dari developer kepada Bank. Perjanjian kedua adalah perjanjian antara bank dengan konsumen, yaitu konsumen memesan rumah yang harus dibangun terlebih dahulu. Bank akan melakukan pembangunan rumahnya dan konsumen melakukan pembayaran bertahap yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan dari bank kepada konsumen. d. Akad Musyarakah Mutanaqisah Akad Musyarakah merupakan suatu bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk memiliki rumah, dengan membagi keuntungan dan kerugian sesuai dengan proporsi awal investasi,pada saat akad musyarakah dilakukan. Akad Musyarakah Mutanaqisah adalah akad yang terbentuk karena adanya kerja sama antara bank dengan pembeli rumah yang berbagi hak kepemilikann akan sebuah rumah yang diikuti dengan pembayaran kepemilikan setiap bulannya dan perpindahan kepemilikan sesuai dengan proporsi yang sudah dibayarkan. Dengan demikian akad ini dikatakan sebagai sebuah akad dengan konsep kemitraan berkurang. 14 Akad Musyarakat Mutanaqisah ini memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Konsumen melakukan identifikasi serta memilih rumah yang diinginkan 2. Konsumen bersama-sama dengan bank melakukan kerja sama kemitraan kepemilikan rumah sehingga bank dan konsumen sama-sama memiliki rumah dengan proporsi investasi yang dikeluarkan 3. Konsumen membayar biaya sewa perbulan dan dibayarkan ke bank sesuai dengan proporsi kepemilikan 4. Konsumen pun melakukan pembayaran kepada bank ataskepemilikan atas rumah yang dimiliki oleh bank. Dari tahapan-tahapan tersebut, akad Musyarakah Mutanaqisah memiliki dua kontrak perjanjian yang harus dilakukan agar akad ini dapat berjalan, perjanjian pertama adalah perjanjian kemitraan antara bank dengan konsumen untuk bersama-sama memiliki sebuah rumah. Dan secara bertahap, konsumen akan membayarkan sejumlah dana yang disepakati untuk membeli status kepemilikan rumah yang dimiliki oleh bank. Perjanjian yang kedua adalah perjanjian sewa menyewa ijarah, yaitu konsumen membayar biaya 14 Ahamed Kameel Mydin Meera amd Dzuljastri Abdul Razak, Home Financing through the Musharakah Mutanaqisah Contracts: Some Practical Issues,Kuala Lumpur: International Islamic University Malaysia,2005 sewa setiap bulannya kepada pemilik rumah. Karena pemilik rumahnya adalah bank dan konsumen, maka uang sewa tersebut dibagi sesuai proporsi kepemilikan rumah tersebut. Dan aktifitas ini dilakukan sampai konsumen memiliki proporsi kepemilikan sebesar seratus persen.

5. Manfaat KPR Syariah

a. Bagi Nasabah

Nasabah dapat memperoleh manfaat antara lain sebagai berikut : 1. Nasabah tidak perlu memiliki dana besar untuk memiliki rumah. Karena rumah merupakan asset yang bernilai tinggi dan tidak semua orang mudah menbeli dan memiliki rumah. Dengan adanya pembiayaan KPR Syariah ini akan memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah, asalkan lulus syarat-syarat KPR Syariah tersebut. 2. Nasabah dapat memiliki rumah dengan mencicil seharga rumah yang di minati tanpa ada hitungan bunga dan ketidak jelasan cicilan yang berubah-ubah. Pada KPR Syariah ini, nasabah hanya membayar cicilan sesuai dengan nilai rumah di tambah keuntungan untuk bank di bagi berapa lama nasabah mencicil, dan cicilan itu bersifat tetap, sehingga tidak ada yang di rugikan. 3. Nasabah bisa langsung menempati bahkan menyewakan rumah yang di cicilnya sehingga membantu dalam pembayaran tiap bulannya. 4. Nasabah bisa mencicil rumah selain untuk di tempati, bisa untuk di jadikan investasi. Karena rumah memiliki nilai yang sangat tinggi sehingga memberikan keuntungan yang cukup besar.

b. Bagi Bank

Bank dapat memperoleh manfaat antara lain sebagai berikut : 1. Bank dapat memprediksi keuntungan yang di dapat dalam jangka waktu yang sudah disepakati dan keuntungan yang juga sudah disepakati kedua belah pihak 2. Bank dapat memberikan pembiayaan ke semua kalangan sehingga keutungan yang didapat semakin banyak. 3. Bank dapat memiliki nasabah yang semakin banyak dalam menggunakan jasa ataupun produk bank Syariah Mandiri

6. Mekanisme KPR Syariah

a. Syarat Persyaratan bagi nasabah yang ingin mengajukan permohonan Pembiayaan Griya BSM antara lain: 1 WNI cakap hukum 2 Usia minimal 21 Tahun dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan 3 Maksimum pembiayaan 70 dari harga beli rumah 4 Besar angsuran tidak melebihi 40 dari penghasilan bulanan bersih b. Tahap analisa permohonan KPR Syariah c. Akad Pembiayaan d. Tahap pencairan dana dan pengembalian dana

B. PEMASARAN

1. Pengertian Pemasaran

Menurut Indriyo pemasaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengusahakan agar produk yang dipasarkannya itu dapat diterima dan disenangi oleh pasar. 15 Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. 16 Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa, untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. 17 Pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai product of value dengan orang atau kelompok lain. Definisi ini bedasarkan konsep-konsep berikut ini: kebutuhan, keinginan, dan permintaan; produk; nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar serta pemasaran dan pemasar. 18 Asosiasi pemasaran Amerika memberikan definisi formal yaitu pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan 15 Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1995, hal.1 16 Basu Swastha DH dan Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern, edisi III, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1998, hal.179 17 Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl McDaniel, Marketing, Jakarta: Salemba Empat, 2001, hal.6 18 Indo Yama Nasrudin dan Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen, Cet. I, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, hal.89