Strategi pemasaran pembiayaan griya Bank Syariah Mandiri dalam menarik minat masyarakat

(1)

STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN GRIYA BANK

SYARIAH MANDIRI DALAM MENARIK MINAT

MASYARAKAT

(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PONDOK INDAH)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh:

Hutri Daeng Mardeka NIM : 205046100612

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 September 2011


(5)









RATNAGNEP ATAK

Puji dan syukur tak hentinya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas ridha dan limpahan Rahmat – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat serta umat-umatnya, yang Insya Allah kita merupakan termasuk didalamnya.

Selama proses penulisan skripsi ini penulis sangant menyadari bahwa dalam proses tersebut tidaklah lepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karenanya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suman, SH, MA, MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Euis Amalia, M. Ag., selaku Pembimbing Akademik, Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag selaku Ketua Koordinator Program Non Reguler dan Kak Mufidah, Kak Syafi‘I selaku staff Koordinator Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag sebagai Dosen Pembimbing Skripsi, atas waktu, perhatian, kerjasama dan doanya selama proses bimbingan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, semoga Bapak senantiasa diberi nikmat sehat dan selalu menjadi suri tauladan bagi kami.


(6)

4. Saudari Rima Violeta selaku Coordinator CFE Bank Syariah Mandiri cabang Pondok Indah, Ibu Fitri dan para pihak yang terkait di Kantor Bank Syariah Mandiri cabang Pondok Indah yang telah banyak membantu dan menyediakan waktu serta data-data primer dan sekunder kepada penulis dalam proses penelitian guna menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Kepala beserta seluruh staf Perpustakaan Syariah dan Hukum maupun Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas yang sangat membantu penulis selama proses penulisan skripsi ini.

6. Kedua Orang Tua yang teramat sangat penulis cintai dan sayangi, yang terhormat Bapak H. Rappotani Daeng Masenge dan Ibunda Hj. Martina Daeng Kira, dengan restu dan doanya yang selalu mengiringi, menyertai dan mendampingi penulis dalam setiap langkah sehingga proses penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik.

7. Suami tercinta, yang tersayang Aditya Rachman yang telah dengan setia mendampingi dan mendukung penulis dalam melalui tahap-tahap pembuatan skripsi sampai dengan akhirnya penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik.

8. Ananda Kaila Ditria Rachman dan Ananda Fadhil Hukama Rachman yang ikut turut serta mendukung dan membantu penulis dengan memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan pembuatan skripsi ini.

9. Kakak-kakak Penulis yang tersayang, Kak Dewi, Mas Obi, Kak Item, Mba Aan, Kak Ratna, Mas Eko, Kak Fitri, Mas Oji, Kak Yani, Mas Arif, yang juga telah mendukung penulis dengan doa-doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

10.Keponakan-keponakan penulis yang tersayang, Salsa, Urba, Agna, Naylan, Farel, Yasmin, Saskia, Dera, Haniy, Khanza, Sofie.


(7)

11.Keluarga besar mahasiswa/i Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun angkatan 2005, khususnya program studi dan Konsentrasi Muamalat dan Perbankan Syraiah. Khususnya anak-anak PS.B : Wiwie,Ayu,Sitrun, Wulan, Maria Ulfa, Naila, Fatah dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

12.Adik dan Kakak KelasMahasiswa/i khususnya yang turut bersama-sama penulis melakukan tahap-tahap pembuatan skripsi, komprhe, sampai sidang, sehingga bisa lulus bersama-sama.

Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikanan kontribusi positif untuk pihak-pihak terkait dan rekan-rekan mahasiswa/i Fakultas Syariah dan Hukum khususnya program studi Muamalat dan konsentrasi Perbankan Syariah dan mahasiswa/i Universigtas Islam Negeri Jakarta pada umumnya serta bagi seluruh mahasiswa/i seluruh Indonesia.

Penulis sadar bahwa terdapat kekuranganan dalam penulisan skripsi ini karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Demikian pengantar dan ucapan terima kasih penulis sampaikan. Atas semua perhatian yang diberikan, penulis sampaikan banyak terima kasih.

Jakarta, 22 September 2011


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

D. Kajian Terdahulu... 7

E. Kajian Pustaka... 7

F. Metode Penelitian... 10

G Sistematika Penulisan... 13

BAB II KONSEP KPR SYARIAH DAN PEMASARAN A. Kpr Syariah... 16

1. Pengertian KPR Syariah... 16

2. Dasar Hukum KPR Syariah... 17

3. Rukun dan Syarat KPR Syariah... 20

4. Akad Perjanjian KPR Syariah... 22

5. Manfaat KPR Syariah... 31

6. Mekanisme KPR Syariah... 32

B.Pemasaran... 33


(9)

2. Tujuan Dan Kegiatan Pemasaran... 37

3. Konsep Pemasaran ... 38

4. Nilai—Nilai Pemasaran Syariah... 41

5. Strategi Pemasaran... 42

6. Perbandingan Pemasaran Syariah dan Pemasaran Konvensional.. 47

BAB III GAMBARAN UMUM PEMBIAYAAN GRIYA BSM A.Sejarah dan Perkembangan Pembiayaan Griya BSM... 50

B. Produk-Produk Inovatif Bank Syariah Mandiri... 54

C.Efesiensi Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Griya BSM... 56

D.Kemudahan Prosedur Pencairan dan Pengembalian Dana... 59

E. Transparansi Prosedur Persetujuan Calon Nasabah Pembiayaan Griya Bank Syariah Mandiri... 61

BAB IV STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH MANDIRI A.Strategi Pemasaran Eksternal dan Internal Pembiayaan Griya BSM.... 62

B.Strategi Pemasaran Pembiayaan Griya BSM dengan Analisis SWOT... ... 89

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan... 97


(10)

DAFTAR PUSTAKA... 99 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 102


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bank Syariah yang semakin banyak bermunculan akhir-akhir ini semakin mengundang pertanyaan masyarakat akan perbedaan bank syariah dengan bank konvensional.Karena,banyak segelintir masyarakat yang berpikiran bahwa bank syariah dengan bank konvensioal sama – sama mengambil keuntungan dari nasabah yang hanya dibedakan dari nama system keuntungan tersebut di ambil.Bank Konvensional menyebutnya dengan system bunga, dan Bank syariah menyebutnya dengan Sistem Bagi Hasil.

Peranan bank syariah, pada umumnya, sama dengan perbankan konvensional, yaitu sebagai perantara (intermediary) antara unit-unit ekonomi yang mempunyai kelebihan (surplus) dana dengan pihak yang membutuhkan pembiayaan. Dengan peranan perbankan, termasuk juga perbankan syari‘ah, kelebihan dana tersebut dapat didistribusikan kepada pihak yang memerlukan pembiayaan dengan tujuan memperoleh kemanfaatan bagi kedua belah pihak. Dalam konteks ini, yang membedakan antara perbankan syari‘ah dengan perbankan konvensional adalah dalam hal distribusi keuntungan dan kerugian (transferability risk and return). Bank-bank konvensional, disamping sebagai lembaga perantara antara pemilik dana dengan dunia usaha, ternyata justru juga berperan sebagai penyekat antara pemilik dana dengan dunia usaha karena karena tidak adanya transferability risk and return. Sedangkan bank syari‘ah

berperan sebagai manajer investasi, wakil atau pemegang amanat (custodian) atas investasi di sektor riil.


(12)

Perbedaan lain yang juga menonjol apabila diperhatikan dalam hal hubungan antara pihak bank dengan investor. Konsep yang diterapkan oleh perbankan syari‘ah adalah mutual investor relationship (hubungan yang saling menguntungkan/harmonis). Sedangkan dalam perbankan konvensional konsep yang diterapkan adalah hubungan debitur dengan kreditur yang antagonis (debtor to creditor relationship). Begitu pula perbedaan dalam mengambil keuntungan, bank syariah menerapkan bagi hasil (profit and loss sharing) sebagai pengganti dari bunga yang diklaim haram.

Bank berdasarkan prinsip Syariah atau Bank Syariah atau Bank Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermedasi (intermediary institution), yaitu mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan.1

Pada tanggal 16 Juli 2008 UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah disahkan yang memberikan landasan hukum industri perbankan syariah nasional dan diharapkan mendorong perkembangan Bank Syariah yang selama lima tahun terakhir asetnya tumbuh lebih dari 65% per tahun namun pasarnya (market share) secara nasional masih dibawah 5%. Undang-undang ini mengatur secara khusus mengenai Perbankan Syariah, baik secara kelembagaan maupun kegiatan usaha. Beberapa lembaga hukum baru diperkenalkan dalam UU No. 21/2008, antara lain yakni menyangkut pemisahan (spin-off) UUS baik secara sukarela maupun wajib dan Komite Perbankan Syariah.2

Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia cukup menggembirakan. Per Desember 2008, tercatat ada lima Bank Syariah (Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Syariah BRI, dan Bank Syariah Bukopin), 28 Unit Usaha Syariah (UUS)

1

Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, cetakan III (Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti,2007) hal.1

2


(13)

dan 131 Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Dari jumlah ini, terdapat 951 kantor jaringan, belum termasuk jaringan kantor Office Channeling yang jumlahnya hampir mencapai 1.500 (Desember 2008). Dari sisi aset, perkembangan Perbankan Syariah juga menggembirakan. Pada tahun 2002, jumlah total aset Perbankan Syariah baru sekitar Rp 4 triliyun. Namun per Desember 2008, asetnya sudah menjadi Rp 49,5 triliyun atau dalam enam tahun mengalami penambahan 10 kali lipat.3

Berdasarkan data diatas,bank syariah semakin berlomba-lomba mengeluarkan produk-produk dan jasa-jasa yang sesuai dengan syariat islam yang memberikan kemudahan dan keuntungan bagi nasabahnya, salah satunya pembiayaan KPR Syariah Salah satu bank yang mengeluarkan pembiayaan KPR Syariah ini adalah Bank Syariah Mandiri. Namun pembiayaan KPR Syariah ini dalam Bank Syariah Mandiri dikenal dengan ―Pembiayaan Griya Bank Syariah Mandiri‖. Pembiayaan ini hampir sama dengan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) milik bank konvensional. Namun Pembiayaan Griya BSM ini tentunya menggunakan syariat-syariat islam dalam mewujudkan keinginan nasabah untuk memiliki rumah pribadi, ataupun merenovasi rumah pribadi agar menjadi lebih nyaman untuk di huni dan tetap berada di jalan Allah.

Namun, hingga kini untuk peminat Pembiayaan Griya BSM ini masih kurang, hal ini banyak disebabkan kurangnya komunikasi antara Bank yang bersangkutan dengan masyarakat diluar sana. Masih banyak masyarakat yang memilih menggunakan KPR dari bank konvensional, begitu pula dengan aspek property yang sangat jarang menggunakan KPR Syariah sebagai pilihan untuk konsumen membeli rumah secara kredit.

Dalam upaya meningkatkan Pembiayaan Griya BSM tersebut, tentunya perlu di adakan strategi-strategi khusus agar banyaknya konsumen atau nasabah yang tertarik memilih

3


(14)

Pembiayaan Griya BSM ini sebagai jalan keluar atau perantara dalam membeli rumah atau merenovasi rumah yang nyaman dan layak untuk di huni juga sesuai dengan syariat Islam. Maka dari itu, penulis berusaha untuk mengkaji lebih lanjut tentang pembiayaan KPR Syariah di Bank Syariah Mandiri yang di kenal dengan istilah ―Pembiayaan Griya BSM‖ dan bagaimana Strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri dalam menarik minat masyarakat, maka penulis mengajukan

sebuah skripsi yang berjudul : “STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN GRIYA BANK

SYARIAH MANDIRI DALAM MENARIK MINAT MASYARAKAT”. (Studi pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pondok Indah)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penulisan karya tulis ini, agar tidak meluas dan fokus pada permasalahan yang akan di bahas dan mencapai hasil yang diharapkan, maka penulis perlu membuat batasan. Batasan yang dimaksud adalah masalah tentang strategi pemasaran Pembiayaan Griya BSM dalam menarik minat masyarakat.

Atas dasar inilah, maka di cari jawaban atas masalah pokoknya yaitu strategi pemasaran dalam menarik minat masyarakat memilih Pembiayaan Griya BSM. Untuk itu perlu dirumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah Mandiri baik secara internal maupun eksternal untuk menarik minat masyarakat menggunakan Pembiayaan Griya BSM?

2. Bagaimana Analisis SWOT pada Strategi Pemasaran Pembiayaan Griya Bank Syariah Mandiri?


(15)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas, maka tujuan kajian skripsi ini secara umum adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi pemasaran Pembiayaan Griya BSM baik secara internal maupun eksternal dalam menarik minat masyarakat

2. Untuk mengetahui analisis SWOT pada Strategi Pembiayaan Griya BSM.

Selanjutnya dengan tercapainya tujuan tersebut diatas, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat diperoleh manfaat dan kegunaannya antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang Pembiayaan Griya BSM ini karena penulis telah melakukan penelitian secara langsung ke Bank Syariah Mandiri dan Masyarakat sekitar. Yang kemudian akan sangat berguna bagi penulis dalam menggunakan ilmu yang telah di pelajarinya selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah dan mempraktekkannya di bank-bank Syariah yang membutuhkan lulusan Perbankan Syariah ini untuk membangun Bank Syariah yang busa memenuhi semua keinginan Masyarakat.

2. Bagi Praktisi, membantu untuk lebih meningkatkan pelayanan serta memperluas usaha ke berbagai daerah dalam rangka melayani masyarakat serta dapat menentukan strategi yang akan diambil dalam peningkatan pemasaran produk bank tersebut,

3. Bagi akademisi, sebagai tambahan informasi dan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian lain yang juga meneliti tentang strategi pemasaran lembaga keuangan syariah serta produk-produknya yang sebelumnya lebih dahulu dikenal lembaga keuangan konvesional,


(16)

4. Bagi masyarakat, dapat menambah wawasan dan pengetahuan, dalam hal ini dapat memberikan masukan tentang perbedaan KPR Syariah dan KPR konvensional, serta memperoleh pengetahuan tentang pembiayaan KPR Syariah yang merupakan salah satu produk yang ada pada perbankan syariah.

D. Kajian Terdahulu

Selain dari kajian pustaka, peneliti telah melakukan penelitian pendahuluan di Bank Syariah Mandiri cabang Pondok Indah guna mengetahui lebih lanjut tentang beberapa informasi mendasar yang berhubungan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Dan hasil penelitian tersebut lumayan membantu peneliti untuk awal menulis penelitian ini

E. Kajian Pustaka

N0 Nama / Judul Skripsi

/ Tahun

Isi Skripsi Beda Dengan Penulis

1 Rifka Silvia, NIM :

20304601757 /

Strategi Periklanan

Dalam Meningkatkan

Jumlah Penjualan

Produk KPR Syariah dan Perluasan Pangsa Pasar Pada PT. Bank

Isi skripsi ini lebih

menunjukkan pada

strategi periklanan

PT.Bank Tabungan

Negara ( PERSERO)

Kantor Cabang Syariah

dalam meningkatkan

penjualan Produk KPR

Penelitian yang dilakukan

penulis jelas berbeda

dengan skripsi Rifka Silvia

karena penulis dalam

penelitian skripsi ini lebih

menekankan kepada

Strategi Pemasaran yang di Lakukan BSM pada


(17)

Tabungan Negara

(PERSERO) Kantor

Cabang Syariah/

2005-2006

Syariah dan Perluasan Pangsa Pasarnya

Produk Pembiayaan Griya

BSM dalam menarik

Minat Masyarakat baik

Internal Maupun

Eksternal,dan factor

dominan yang

mempengaruhi meningkatnya

Pembiayaan Griya BSM ini.

2 Helmi Haris /

Pembiayaan

Kepemilikan Rumah

(Sebuah Inovasi

Pembiayaan

Perbankan Syariah) / 2007

Dalam Jurnal Helmi Haris ini isina lebih

kepada Pembiayaan

Kepemilikan Rumah

secara umum yang di

miliki bank – bank

Syariah dan lebih

menekankan kepada

akad- akadnya juga

syarat- syarat dan

rukun-rukunnya. Lebih ke Mekanisme Umum

Beda dengan yang penulis tulis dalam Skripsi ini,

karena Penulis tidak

terlalu menekankan

kepada akad akad

pembiayaan Kepemilikan

Rumah ataupun

mekanismenya,

melainkan lebih

menekankan pada

Strategi Pemasaran yang dilakukan BSM dalam


(18)

Pembiayaan

Kepemilikan Rumah

yang dimiliki Bank –

Bank Syariah saat ini

menarik minat

masyarakat memilih

Pembiayaan Griya BSM ini , juga bagaimana dari segi

Masyarakat ang telah

menjadi nasabah

Pembiayaan Griya BSM ini.

3 Ibnu Hanim / Strategi

Pemasaran Pembiayaan

Musyarakah Dalam

Upaya Menarik Minat

Masyarakat (Studi

pada BMT Al-Fath

Pamulang) / 2006

Dalam Skripsi Ibnu

Hanim Ini, Beliau lebih

menekankan kepada

tingkat bagi hasil dan seberapa besar nilai pembiayaan yang di

berikan kepada

masyarakat dan

melihat hasil

perkembangan

Pembiayaan tersebut.

Skripsi Beliau berbeda dengan yang Penuis buat

karena penulis lebih

menekankan Strategi

Pemasaran Eksternal

maupun Internal yang

dilakukan BSM dalam

menarik minat

masyarakat memilih

Pembiayaan Griya BSM

sebagai pilihannya

membantu membangun rumah maupun membeli Rumah.


(19)

F. METODE PENELITIAN 1. Jenis penelitian

a. Penelitian Lapangan

Suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi penelitian, suatu tempat yang di pilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif sebagai terjadi di lokasi tersebut, yang dilakukan juga untuk penyusunan laporan ilmiah.4

Dalam Penelitian ini Peneliti mendatangi langsung Bank Syariah Mandiri Cabang Pondok Indah untuk mendapatkan keterangan dengan wawancara langsung pada pihak Bank Syariah Mandiri.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Format desain deskriptif kualitatif banyak memiliki kesamaan dengan desain deskriptif kuantitatif, karena itu desain deskriptif kualitatif bisa disebut pula dengan kuasi kualitatif atau desain kualitatif semu. Artinya, desain ini belum benar-benar kualitatif karena bentuknya masih dipengaruhi oleh tradisi kuantitatif, terutama dalam menempatkan teori pada data yang diperoleh.5

3. Sumber Data

Sumber data penelitian ini pada dasarnya diambil dengan dua cara:

4

Ibid, hal.96 5

M. Burhan Bungin, penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana,2007), hal.68


(20)

a. Primer, yaitu data yang didapat dari sumber pertama, dari individu seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang bisa dilakukan peneliti.6 Peneliti dalam hal ini melakukan wawancara langsung kepada pihak Bank Syariah mandiri. b. Sekunder, yaitu data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data primer yang

telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain.7 Peneliti mengambil data Sekunder dari para peneliti-peneliti terdahulu yang telah melakukan penelitian lebih dahulu yang masih berhubungan dengan apa yang peneliti teliti saat ini.

4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri Cabang Pondok Indah Jakarta, Komp. Ruko Pondok Indah Kav ll No. ll, Blok UA Jln. Taman Duta 1 Sektor ll, Jakarta Selatan,12310. Telp.021.7662029, 7662030.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah : a. Observasi

Metode observasi merupakan metode pengamatan yang didukung dengan pengumpulan dan pencatatan data secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti.

6

Dergibson Siagian dan Sugiarto, Metode Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), hal.16

7


(21)

Dalam penelitian ini metode observasi digunakan agar pokok permasalahan yang ada dapat diteliti secara langsung pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pondok Indah

b. Interview

Metode interview adalah metode pencarian data dengan melakukan wawancara yaitu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan berbagai pertanyaan secara langsung kepada seorang informan ataupun praktisi. Dalam Penelitian ini Peneliti akan mengajukan Pertanyaan Wawancara langsung kepada Kepala Cabang Bank Syariah Mandiri Cabang Pondok Indah.

c. Dokumentasi

Dalam sebuah penelitian lapangan dibutuhkan berbagai data sebagai dokumen pendukung, sehingga metode dokumentasi sangat perlu untuk mencari data yang terkait dengan berbagai hubungan atau variabel baik berupa buku-buku, catatan koran, majalah, makalah dan lain sebagainya. Dokumentasi ini digunakan untuk memperkuat terhadap hasil observasi dan interview.

6. Teknik Penulisan

Sebagai pedoman dalam penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada buku ―Pedoman Penulisan Skripsi‖ Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk lebih tersusun dan terarah serta memudahkan dalam pembahasan skripsi ini, maka penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab yang terdiri dari:


(22)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Terdahulu, Metode Penelitian, Kajian Pustaka, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini menguraikan tentang teoritis, meliputi Pengertian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah, Dasar Hukum Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah, Rukun dan Syarat Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah, Hukum Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah dan Dampaknya, Akad Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah, Manfaat Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah, Mekanisme Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah, Pengertian Pemasaran, Tujuan Pemasaran, Konsep Pemasaran, Sistem Pemasaran, Nilai-Nilai Pemasaran Syariah, Strategi Pemasaran, Perbandingan Pemasaran Syariah dan Pemasaran Konvensional.

BAB III : GAMBARAN UMUM PEMBIAYAAN GRIYA BSM

Bab ini menguraikan tentang Sejarah dan Perkembangan Pembiayaan Griya BSM, Produk-Produk Inovatif Bank Syariah Mandiri, Efesiensi Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Griya BSM, Kemudahan Prosedur Pencairan dan Pengembalian Dana, Transparansi Prosedur Persetujuan Calon Nasabah Pembiayaan Griya BSM.

BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang Konsep dan Strategi Pemasaran Eksternal Pembiayaan Griya BSM, Strategi Pemasaran Internal Pembiayaan Griya BSM,. Faktor dominan


(23)

mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah Pembiayaan Griya BSM,dan prospek Pembiayaan Griya BSM dengan Analisa SWOT.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dilihat dari uraian hasil penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.


(24)

BAB II

KONSEP KPR SYARIAH DAN PEMASARAN

A. KPR SYARIAH

1. Pengertian KPR Syariah

KPR Syariah merupakan salah satu produk pembiayaan Bank Syariah yang membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan rumah tinggal (konsumtif), baik baru maupun bekas. Nasabah dapat mengangsur pembayaran dengan jumlah angsuran yang tidak akan berubah selama masa perjanjian.

Dalam pandangan islam, KPR yang merupakan salah satu bentuk transaksi usaha yang perlu di kritisi dari sudut pandang islam. Islam di turunkan oleh Allah SWT untuk segala urusan di muka bumi. Penerapan aturan islam secara lengkap dapat memberikan petunjuk bagi manusia untuk semua permasalahan yang terjadi.

Dalam bidang ekonomi, islam telah memberikan petunjuk bagi manusia dalam melakukan berbagai aktifitas yang terkait di dalam cakupan ekonomi. Islam telah memberikan arahan bahwa di dalam setiap aktivitas ekonomi, motivasi setiap individu tidak hanya motivasi untuk hal yang bersifat duniawi, tetapi juga motivasi yang didasari petunjuk islam untuk urusan akhirat.

2. Dasar Hukum KPR Syariah

a. Landasan Syariah

Prinsip dasar ekonomi konvensional yang berkembang saat ini, motivasi utama individu dalam melakukan aktivitas ekonomi adalah pemuasan kebutuhan materi yang


(25)

sesungguhnya tidak terbatas. Banyak kegiatan ekonomi yang dilakukan hanya demi urusan keuntungan duniawi semata. Hal-hal yang telah dilanggar oleh islam pun telah banyak dilanggar, salah satunya penerapan riba, transaksi yang bersifat gharar, dan transaksi yang penuh spekulasi (maysir).

Dalam perspektif islam, KPR syariah memiliki skema yang sangat berbeda dengan KPR Konvensional. Dalam KPR Konvensional sangat jelas terlihat riba telah terjadi dalam bunga rata-rata 10,5% pertahun untuk 3 bulan cicilan dan setelah melewati waktu 3 bulan, bunga akan berubah meningkat maupun menurun tanpa bisa di prediksi, yang menurut islam transaksi tersebut mengandung gharar,yaitu ketidakpastian yang berdampak kepada terdzaliminya salah satu pihak. Hal tersebut jelas sangat berbeda dengan KPR Syariah, yang tidak mengandung unsur riba dan gharar didalamnya.

1. Al-Quran

Riba telah dilarang di dalam Al-Quran secara jelas di dalam ayat-ayat sebagai berikut :  (QS Ali-Imran 3:130).

                       

―Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan‖.

Yang dimaksud Riba di sini ialah Riba nasi'ah. menurut sebagian besar ulama bahwa Riba nasi'ah itu selamanya haram, walaupun tidak berlipat ganda. Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya


(26)

karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini Riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.

(QS.Al-Baqarah 2:276).

                      

―Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa‖.

Yang dimaksud dengan memusnahkan Riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. dan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya. Maksudnya ialah orang-orang yang menghalalkan Riba dan tetap melakukannya.

2. Hadist

لاق ع ها يضر رباج نع: ( ابرلا لكآ ملسو يلع ها ىلص للا لوسر نعل, ءاوس م :لاقو , يد اشو , بتاكو , لكومو ) ملسم اور

Jabir Radliyallaahu ‗anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‗alaihi wa Sallam melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, penulisnya, dan dua orang saksinya. Beliau bersabda: ―Mereka itu sama.‖ (H.R. Muslim).

ام يب نم ت خ ناخا ءاف بحاص ام حا ن ي ملام نيك شلا ثلاثانا ىل اعت ها لاق .

مكاحلا ا ا با ا ر .


(27)

Allah SWT telah berfirman (dalam hadits qudsinya) Aku adalah yang ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah seorang diantaranya tidak berkhianat terhadap temannya. Apabila salah seorang diantara keduanya berkhianat, maka aku keluar dari perserikatan keduanya. (HR.Abu Daud & Hakim)

Hadits diatas menggambarkan bahwa Allah akan menolong kemajuan perserikatan selama orang yang berserikat itu tetap ikhas. Tetapi apabila timbul pengkhianatan diantara mereka, maka Allah akan mencabut kemajuan perserikatan mereka.8

3. Rukun dan Syarat KPR Syariah

1) Rukun KPR Syariah secara umum adalah

- Pihak yang berakad : Penjual dan Pembeli

- Objek yang di akadkan : Barang diperjual belikan dan harga jual / keuntungan

- Akad/Sighat : Serah (ijab) dan Terima (Qabul)

2) Dengan mengacu pada skim murabahah, dapat disimpulkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam transaksi KPR Syari‘ah adalah sebagai berikut:

- Pihak bank harus memberitahukan biaya pembelian rumah kepada nasabah KPR Syari‘ah.

- Kontrak transaksi KPR Syari‘ah ini haruslah sah. - Kontrak tersebut harus terbebas dari riba

- Pihak bank syari‗ah harus memberikan kejelasan tentang rumah yang dijadikan obyek transaksi KPR Syari‗ah.

8


(28)

- Penjual harus menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan proses perolehan barang tersebut.

Sedangkan persyaratan yang ditetapkan oleh Majelis Ulama‘ Indonesia (MUI) tentang aplikasi murabahah dalam perbankan syari‘ah, yaitu:

- Bank dan nasabah harus mengadakan akad murabahah yang bebas riba. - Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh Syari‗at Islam.

- Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pemberian barang yang telah disepakati kualitasnya.

- Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, bukan atas nama pembeli atau nasabah dan pembelian ini harus sah dan bebas dari riba. - Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya,

jika pembelian dilakukan secara hutang.

- Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pesanan) dengan harga jual senilai harga perolehan (harga beli ditambah dengan pajak pertambahan nilai/ PPN, biaya angkut dan biaya lain yang terkait dengan pembelian) ditambah dengan keuntungan. Dalam kaitan ini, bank harus memberitahukan secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.

- Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

- Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian secara khusus dengan nasabah.


(29)

- Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang sendiri dari pihak ketiga, maka akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip milik bank

3) Syarat umum KPR Syariah adalah sebagai berikut :

- WNI

- Usia minimal 21 tahun

- Memiliki penghasilan yang dapat menjamin kelangsungan pembayaran kewajiban

- Tidak memiliki pembiayaan bermasalah dengan bank manapun

- Memiliki NPWP (Nomor Pajak Wajib Pajak)

4. Akad dan Perjanjian KPR Syariah

Dalam islam, pembiayaan untuk membantu masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan akan rumah pun bias menjadi prioritas dalam mewujudkan keadilan sehingga target pasarnya pun tidak hanya orang-orang yang memenuhi criteria bank, tidak hanya orang yang mampu saja yang berhak mendapatkan pinjaman, tetapi juga masyarakat yang tidak mampu pun berhak untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan KPR Syariah ini.

Sebuah instrument pembiayaan perumahan syariah ini harus memenuhi akad atau perjanjian yang sesuai dengan aturan syariah. Akad – akad tersebut adalah Ba‘I Bithaman Ajil, Ijarah Muntahia Bittamlik, Istisna wal Istisna, dan akad Musyarakah Mutanaqisah. Keseluruhan akad tersebut tidak mengandung riba, maysir dan gharar.


(30)

Bai‘ Bithaman Ajil (BBA) secara definisi terdiri dari tiga kata berbeda. Al-Bai‘ berarti jual, thaman berarti harga, dan ajil berarti menunda. Akad Bai‘ Thaman Ajil merupakan akad transaksi jual beli, dengan melakukan penjualan pada tingkat keuntungan yang disepakati, dengan pembayaran yang di tunda. Jadi, BBA bukan merupakan transaksi pinjaman.9 Dengan kata lain, BBA merupakan akad murabahah dengan pembayaran yang di tunda.

Pada akad BBA ini, pembiayaan syariah dilakukan untuk membantu memfasilitasi masyarakat agar dapat memiliki rumah yang di inginkan sesuai kemampuan. Akad ini merupakan akad jual beli,yaitu bank melakukan pembelian rumah terlebih dahulu, dan menjualnya kepada konsumen dengan keuntungan yang disepakati. Apabila pembeli rumah tidak memiliki kemampuan untuk membayar penuh, maka bank dapat memberikan keringanan kepada pembeli rumah. Pembeli rumah berutang kepada bank untuk nilai uang yang disepakati setelah pembelian rumah dilakukan. Dan dari pinjaman ini, bank tidak diperbolehkan untuk mengambil riba berupa bunga dari pembeli rumah. Transaksi BBA ini biasa kita kenal dengan transaksi jual beli murabahah.

Akad Bai‘ Thaman Ajil ini memiliki tahapan sebagai berikut : 1. Konsumen melakukan identifikasi dan memilih rumah yang akan dibeli

2. Bank membeli rumah dari penjual dengan cara tunai

3. Bank menjual rumah kepada konsumen dengan harga jual merupakan penjumlahan harga beli di tambah besar keuntungan

9

Saiful Azhar Rosly, Critical Issues on Islamic Banking and Financial Markets, (Kuala Lumpur:Dinamas Publishing,2007), hal.87-88


(31)

4. Konsumen membayar rumah yang sudah di beli bank dengan cara mencicil.

Dari tahapan-tahapan tersebut, terdapat tiga kontrak perjanjian yang harus dilakukan agar Bai‘ Bithaman Ajil ini dapat berjalan. Perjanjian pertama adalah Perjanjian Pembelian Properti (PBP), perjanjian ini melibatkan bank dengan penjual rumah. Perjanjian kedua adalah Perjanjian Penjualan Properti (PJP), perjanjian ini melibatkan bank dengan konsumen yaitu Bank menjual rumah kepada konsumen pada akad yang telah disepakati didalam akad Bai‘ Bithaman Ajil. Perjanjian yang terakhir adalah Perjanjian Penjaminan (PP), yang melibatkan bank dengan konsumen dalam hal penjaminan rumah. Konsumen menjaminkan rumahnya kepada bank sampai konsumen menyelesaikan pembayarannya.

b. Akad Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT)

Akad Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT) ini merupakan akad sewa (ijarah) dari suatu asset riil, yaitu pembeli menyewa rumah yang terlah di beli oleh bank, dan diakhiri dengan perpindahan kepemilikan dari bank kepada pembeli rumah. Didalam IMBT ini terdapat dua buah akad, yaitu akad jual-beli (Al-Bai‘) dan akad IMBT sendiri, yang merupakan akad sewa menyewa yang di akhiri dengan perpindahan kepemilikan diakhir masa sewa.10

Secara bahasa, IMBT memiliki arti dengan memecah dua kata didalamnya. Pertama adalah kata al-ijaarah, yang berarti upah, yaitu suatu yang diberikan berupa upah terhadap pekerjaan. Dan kata kedua adalah at-tamlik, secara bahasa memiliki makna yang dapat menjadikan orang lain untuk memiliki sesuatu. Sedangkan menurut istilah,

10

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan,(Edisi Ketiga: Rajagrafindo Persada,2006) hal.149


(32)

tamlik bias berupa kepemilikan terhadap benda, kepemilikan terhadap manfaat, bias dengan imbalan atau tidak.11

Akad Ijarah Muntahia Bittamlik ini dikenal juga dengan Ijarah Wa Iqtinah, yaitu rumah yang disewa telah disepakati di awal akan dibeli pada akhir masa sewa. Pembayaran yang dilakukan setiap bulan adalah biaya sewa rumah tersebut di tambah dengan harga rumah yang telah dibagi jangka waktu sewa yang disepakati. Harga rumah tersebut diperoleh dari harga beli rumah dari bank kepada si penjual rumah, dikurangi uang muka yang telah di bayar oleh pembeli rumah. Setelah jangka waktu sewa yang disepakati selesai, bank harus melakukan transfer kepemilikan rumah kepada pembeli.

Akad Ijarah Muntahia Bittamlik ini memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Konsumen melakukan identifikasi dan memilih rumah yang akan dibeli

2. Bank membeli rumah dari penjual dengan cara tunai

3. Bank menyewakan rumah kepada konsumen dengan harga sewa dan jangka waktu yang disepakati

4. Konsumen membayar harga sewa rumah setiap bulan di akhiri dengan membeli rumah pada harga yang di sepakati di akhir masa sewa.

Dari tahapan-tahapan tersebut , terdapat tiga kontrak yang harus dilakukan. Kontrak pertama adalah kontrak antara bank dengan penjual rumah yang mencakup proses jual-beli rumah dari penjual rumah kepada bank. Kontrak ini diatur di dalam suatu Perjanjian Pembelian Properti (PBP). Kontrak kedua adalah Perjanjian Sewa Menyewa

11

Musyaiqih, Syaikh Kholid bin Ali. Al Ijarah al Muntahia bit Tamlik,(Zaid bid Tsabit Center, Terjemahan Eko Mas Muri,2009)Direktori-Islam.com(tanggal akses 28 Maret 20110


(33)

(PSM), yaitu perjanjian yang melibatkan bank dengan konsumen, yaitu bank menyewakan rumah kepada konsumen dengan biaya sewa per bulan dan jangka waktu sewa disepakati dalam kontrak ini. Dan perjanjian terakhir adalah Perjanjian Jual Properti (PJP), yaitu bank menjual rumah yang disewakan tersebut kepada konsumen setelah masa sewa yang disepakati di awal berakhir.

c. Akad Istisna wal Istisna

Akad yang ketiga adalah akad istisna yang merupakan salah satu pilihan bagi produk KPR. Akad istisna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan permbuatan barang tertentu dengan criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual.12 Pembayaran yang harus dibayarkan pun dapat dilakukan dengan cara cicilan. Akad istisna ini merupakann akad jual beli yang berbeda dengan murabahah yang penyerahan barangnya dilakukan pada awal kontrak dilakukan, sementara pada akad istisna, penyerahan barang dilakukan di akhir periode pembiayaan. Hal ini karena rumah yang dipesan belum dibangun sehingga pada saat kontrak, bentuk rumah beserta komponennya perlu disetujui dengan sangat rinci agar di bangun sesuai dengan harga yang disepakati.

Akad Istisna wal Istisna merupakan gabungan dua akad istisna dalam suatu proses transaksi. Akad istisna wal istisna ini dapat diterapkan dalam kasus pembiayaan perumahan.13

Tahapan dari akad Istisna wal Istisna adalah sebagai berikut :

12

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan,(Edisi Ketiga: Rajagrafindo Persada,2006) hal.126

13


(34)

1. Konsumen melakukan identifikasi serta memilih lokasi tanah dan menentukan desain bangunan rumah yang diinginkan

2. Bank melakukan pemesanan untuk membangun rumah kepada developer dengan cara melakukan pembayaran bertahap sampai rumah selesai dibangun

3. Bank menjual jasa pembangunan rumah dengan mengambil keuntungan dari harga beli kepada developer

4. Konsumen melakukan pemesanan untuk membangun rumah kepada bank dengan cara melakukan pembayaran bertahap sampai rumah selesai dibangun.

Dari tahapan- tahapan tersebut, terdapat dua kontrak perjanjian yang harus dilakukan agar akad Istisna wal Istisna ini dapat berjalan, Perjanjia pertama adalah Perjanjian antara bank dengan developer untuk memesan rumah yang harus dibangun terlebih dahulu sesuai pesanan dengan pembayaran bertahap yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan dari developer kepada Bank. Perjanjian kedua adalah perjanjian antara bank dengan konsumen, yaitu konsumen memesan rumah yang harus dibangun terlebih dahulu. Bank akan melakukan pembangunan rumahnya dan konsumen melakukan pembayaran bertahap yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan dari bank kepada konsumen.

d. Akad Musyarakah Mutanaqisah

Akad Musyarakah merupakan suatu bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk memiliki rumah, dengan membagi keuntungan dan kerugian sesuai dengan proporsi awal investasi,pada saat akad musyarakah dilakukan. Akad Musyarakah


(35)

Mutanaqisah adalah akad yang terbentuk karena adanya kerja sama antara bank dengan pembeli rumah yang berbagi hak kepemilikann akan sebuah rumah yang diikuti dengan pembayaran kepemilikan setiap bulannya dan perpindahan kepemilikan sesuai dengan proporsi yang sudah dibayarkan. Dengan demikian akad ini dikatakan sebagai sebuah akad dengan konsep kemitraan berkurang.14

Akad Musyarakat Mutanaqisah ini memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Konsumen melakukan identifikasi serta memilih rumah yang diinginkan

2. Konsumen bersama-sama dengan bank melakukan kerja sama kemitraan kepemilikan rumah sehingga bank dan konsumen sama-sama memiliki rumah dengan proporsi investasi yang dikeluarkan

3. Konsumen membayar biaya sewa perbulan dan dibayarkan ke bank sesuai dengan proporsi kepemilikan

4. Konsumen pun melakukan pembayaran kepada bank ataskepemilikan atas rumah yang dimiliki oleh bank.

Dari tahapan-tahapan tersebut, akad Musyarakah Mutanaqisah memiliki dua kontrak perjanjian yang harus dilakukan agar akad ini dapat berjalan, perjanjian pertama adalah perjanjian kemitraan antara bank dengan konsumen untuk bersama-sama memiliki sebuah rumah. Dan secara bertahap, konsumen akan membayarkan sejumlah dana yang disepakati untuk membeli status kepemilikan rumah yang dimiliki oleh bank. Perjanjian yang kedua adalah perjanjian sewa menyewa (ijarah), yaitu konsumen membayar biaya

14

Ahamed Kameel Mydin Meera amd Dzuljastri Abdul Razak, Home Financing through the Musharakah Mutanaqisah Contracts: Some Practical Issues,(Kuala Lumpur: International Islamic University Malaysia,2005)


(36)

sewa setiap bulannya kepada pemilik rumah. Karena pemilik rumahnya adalah bank dan konsumen, maka uang sewa tersebut dibagi sesuai proporsi kepemilikan rumah tersebut. Dan aktifitas ini dilakukan sampai konsumen memiliki proporsi kepemilikan sebesar seratus persen.

5. Manfaat KPR Syariah

a. Bagi Nasabah

Nasabah dapat memperoleh manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Nasabah tidak perlu memiliki dana besar untuk memiliki rumah. Karena rumah merupakan asset yang bernilai tinggi dan tidak semua orang mudah menbeli dan memiliki rumah. Dengan adanya pembiayaan KPR Syariah ini akan memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah, asalkan lulus syarat-syarat KPR Syariah tersebut.

2. Nasabah dapat memiliki rumah dengan mencicil seharga rumah yang di minati tanpa ada hitungan bunga dan ketidak jelasan cicilan yang berubah-ubah. Pada KPR Syariah ini, nasabah hanya membayar cicilan sesuai dengan nilai rumah di tambah keuntungan untuk bank di bagi berapa lama nasabah mencicil, dan cicilan itu bersifat tetap, sehingga tidak ada yang di rugikan.

3. Nasabah bisa langsung menempati bahkan menyewakan rumah yang di cicilnya sehingga membantu dalam pembayaran tiap bulannya.


(37)

4. Nasabah bisa mencicil rumah selain untuk di tempati, bisa untuk di jadikan investasi. Karena rumah memiliki nilai yang sangat tinggi sehingga memberikan keuntungan yang cukup besar.

b. Bagi Bank

Bank dapat memperoleh manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Bank dapat memprediksi keuntungan yang di dapat dalam jangka waktu yang sudah disepakati dan keuntungan yang juga sudah disepakati kedua belah pihak

2. Bank dapat memberikan pembiayaan ke semua kalangan sehingga keutungan yang didapat semakin banyak.

3. Bank dapat memiliki nasabah yang semakin banyak dalam menggunakan jasa ataupun produk bank Syariah Mandiri

6. Mekanisme KPR Syariah

a. Syarat

Persyaratan bagi nasabah yang ingin mengajukan permohonan Pembiayaan Griya BSM antara lain:

1) WNI cakap hukum

2) Usia minimal 21 Tahun dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan 3) Maksimum pembiayaan 70% dari harga beli rumah

4) Besar angsuran tidak melebihi 40% dari penghasilan bulanan bersih b. Tahap analisa permohonan KPR Syariah


(38)

d. Tahap pencairan dana dan pengembalian dana

B. PEMASARAN 1. Pengertian Pemasaran

Menurut Indriyo pemasaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengusahakan agar produk yang dipasarkannya itu dapat diterima dan disenangi oleh pasar.15 Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.16

Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa, untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.17 Pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai (product of value) dengan orang atau kelompok lain. Definisi ini bedasarkan konsep-konsep berikut ini: kebutuhan, keinginan, dan permintaan; produk; nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar serta pemasaran dan pemasar.18

Asosiasi pemasaran Amerika memberikan definisi formal yaitu pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan

15

Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1995), hal.1 16

Basu Swastha DH dan Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern, edisi III, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1998), hal.179

17

Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl McDaniel, Marketing, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hal.6 18

Indo Yama Nasrudin dan Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen, Cet. I, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hal.89


(39)

menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamya.19 Menurut pendapat Philip Khotler menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.20

Kotler dan AB Susanto memberikan definisi pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.21

Swasta dan Irawan menjelaskan bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan – kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan , menentukan harga, mempromosikan dan mendisribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik pada pembeli yang ada maupun pada pembeli yang potensial.22

Sehingga secara umum pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses sosial yang merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan dalam rangka memberikan keputusan yang optimal kepada pelanggan.23 Dari pengertian tersebut diatas dapat diuraikan bahwa pemasaran merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa. Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, maka setiap perusahaan perlu melakukan riset pemasaran, karena dengan

19

Philip Kotler, Marketing Management, (New Jarsey: Prentice Hall, 2000), hal. 8 20

Philip Kotler, Manajemen pemasaran,edisi Milenium I, Jilid ke satu,(Jakarta: Pehallindo 2002), hal 9 21

Philip Kotler dan AB Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, (Jakarta: Salemba empat, 2000), hal.7

22

Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty,1998), hal.5

23


(40)

melakukan riset pemasaran inilah bisa diketahui keinginan dan kebutuhan konsumen yang sebenarnya.24

Dalam syariah marketing, perusahaan tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, namun turut pula berorientasi pada tujuan lainnya yaitu keberkahan. Perpaduan konsep keuntungan dan keberkahan ini melahirkan konsep maslahah, yaitu suatu perusahaan syariah akan berorientasi pada pencapaian maslahah yang optimal. Konsep keberkahan bagi sebagian pihak merupakan konsep yang abstrak karena secara keilmuan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, namun inilah salah satu konsep inti dari pada syariah marketing yang menjadi landasan pada suatu perusahaan berorientasi syariah.25

Pemasaran syariah sendiri menurut definisi adalah penerapan suatu disiplin bisnis strategi yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW. Menurut Hermawan Kertajaya, nilai inti dari pemasaran syariah adalah integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, bukan karena diskonnya atau iming-iming hadiah belaka.26

Semua definisi diatas, maka secara garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran bukan hanya merupakan kegiatan menjual saja, melainkan suatu proses atau rangkaian kegiatan yang terus-menerus dan terpadu, yaitu mulai dari kegiatan untuk mengidentifikasi produk atau jasa apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, menentukan harga yang sesuai, menentukan cara promosi yang efektif, sampai dengan kegiatan menyalurkan barang dan jasa tersebut kepada konsumen.

24

Kasmir, Pemasaran Bank, Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2008), hal.53 25

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta,2010), hal.19 26


(41)

2. Tujuan Dan Kegiatan Pemasaran

Tujuan dari setiap pemasaran ialah untuk meraih calon-calon pembeli agar membeli produk atau jasa secara memadai, agar penjual mendapatkan keuntungan yang layak serta menimbulkan kepuasan bagi konsumen.27

Dalam praktiknya tujuan suatu perusahaan dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya hanya bersifat sementara dan juga dilakukan sebagai langkah untuk mencapai tujuan jangka panjang. Demikian pula dalam hal menjalankan kegiatan pemasaran suatu perusahaan memiliki banyak kepentingan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Secara umum tujuan pemasaran bank adalah untuk:28

1). Memaksimumkan konsumsi, atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secar berulang-ulang.

2). Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada nasabah lainnya melalui ceritannya.

3). Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula.

4). Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efesien.

27

Firdaus, Kewirausahaan Santri, (Jakarta: PT. Citrayudha Alamanda Perdana, 2000), hal.81 28


(42)

3. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah sederhana dan secara intiusi merupakan filosofi yang menarik. Konsep pemasaran menyatakan bahwa alasan keberadaan sosial dan ekonomi bagi suatu organisasi adalah memuaskan kebutuhan konsumen dan keinginan tersebut sesuai dengan sasaran perusahaan.29

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.30 Menurut Kotler konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tesebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.31

Konsep inti dari kegiatan pemasaran sesuai syariah ialah:32 a. Kebutuhan, keinginan dan permintaan

Sifat dari kebutuhan adalah sunatullah, artinya sudah built-in dalam setiap diri manusia. Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual. Permintaan adalah keinginan manusia yang didukung oleh daya beli. Keinginan dapat berubah menjadi permintaan bilamana disertai dengan daya beli.

b. Produk (jasa dan barang)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimilki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan.

29

Charles W. Lamb, Joseph F. Hair dan Carl McDaniel, Marketing, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hal.8 30 Basu Swastha DH dan Ibnu Sukotjo W, Pengantar Bisnis Modern, Edisi III, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1998) hal.181

31

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Millenium, (Jakarta: PT Indeks, 2004), hal.22 32


(43)

Produk yang dijual pada industri perbankan adalah produk yang sifatnya jasa, sehingga pemasar harus mampu melakukan inovasi pemasaran yang cocok untuk pemasaran jasa.

c. Nilai, Biaya dan Kepuasan

Nilai dapat didefenisikan sebagai perbedaan antara nilai yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut. Nilai disini ada yang diartikan sebagai nilai nominal, yaitu harga dari produk tersebut.

d. Pertukaran, transaksi dan hubungan

Pertukaran yang merupakan konsep inti dari pemasaran, mencakup perolehan produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Sifat pertukaran merupakan sifat sunatullah dari manusia, terlihat dari bentuk pertukaran yang dilakukan mulai dari barter –pertukaran barang dengan barang- sampai dengan pertukaran barang dengan uang yang kita lakukan saat ini dalam transaksi sehari-hari.

e. Pasar

Konsep pertukaran mengarah ke suatu pasar, dimana pasar adalah perangkat pembeli yang aktual dan potensial dari sebuah produk. Untuk mencapai pasar sasaran, ada tiga jenis saluran pemasaran yang dapat digunakan, yaitu saluran komunikasi, saluran distribusi dan saluran jasa.

f. Pemasaran, Pemasar dan Prospek

Pemasaran berarti mengelola pasar untuk menghasilkan pertukaran dengan tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah pihak yang memasarkan atau menawarkan manfaat suatu produk kepada pihak lain yang menjadi pasar sasaran dari produk


(44)

tersebut. Sementara prospek adalah pihak yang merupakan target pasar potensial dari produk yang ditawarkan oleh pemasar.

Pada dasarnya pengertian konsep pemasaran mempunyai pemasaran dengan konsep pemasaran bank. Konsep pemasaran (produksi) berorientasi pada kebutuhan konsumen, sedangkan konsep pemasaran berorientasi pada konsumen (nasabah). Konsep pemasaran bank mengandung arti:33

a. Mempunyai falsafah yang mantap dan bertanggung jawab b. Berorientasi pada nasabah di satu pihak

c. Menguntungkan perusahaan di lain pihak

Menurut Kotler, konsep bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat P(4P), yaitu :34

1. Product (Produk) 2. Price (Harga) 3. Place (Tempat) 4. Promotion (Promosi)

Sedangkan Boom dan Bitner menambah dalam bisnis dan jasa, bauran pemasaran disamping 4P seperti yang dikemukakan diatas, ada tambahan dengan 3P,yaitu :35

1. People (Orang), yaitu semua orang yang terlibat aktif dalam pelayanan dan mempengaruhi persepsi pembeli, nama, pribdi pelanggan dan pelanggan-pelanggan lain yang ada dalam lingkungan pelayanan.

33

Ibid, hal.11 34

Kasmir, Pemasaran Bank Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana,2008), hal.119 35


(45)

2. Physical evidence (bukti fisik), adalahh terdiri dari adanya logo atau simbol perusahaan, moto, fasilitas yang dimiliki, seragam karyawan, laporan, kartu nama, dan jaminan perusahaan.

3. Process (Proses), merupakan keterlibatan pelanggan dalam pelayanan jasa, proses aktivitas, standar pelayanan, kesederhanaan atau kompleksitas prosedur kerja yang ada di bank yang bersangkutan.

4. Nilai—Nilai Pemasaran Syariah

Ada beberapa nilai-nilai dalam pemasaran syariah yang mengambil konsep dari keteladanan sifat Rasulullah SAW, yaitu:36

a. Ishiddiq, artinya memiliki kejujuran dan selalu melandasi ucapan, keyakinan, serta perbuatan berdasarkan ajaran Islam.

b. Fathanah, berarti mengenai, memahami, dan menghayati secara mendalam segala hal yang terjadi dalam tugas dan kewajiban.

c. Amanah, memiliki makna tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban.

d. Tabligh, artinya mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam setiap gerak aktivitas ekonomi yang dilakukan sehari-hari.

e. Istiqamah, artinya konsisten. Hal ini memberikan makna seorang pemasar syariah dalam praktik pemasarannya selalu istiqomah dalam penerapan aturan syariah.

36


(46)

5. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen pasar yang dijadikan target oleh seorang pengusaha.37 Strategi pemasaran adalah kegiatan menyeleksi dan penjelasan satu atau beberapa target pasar dan mengembangkan serta memelihara suatu bauran pemasaran yang akan menghasilkan kepuasan bersama dengan pasar yang dituju.38

Distribusi kadang kala dihubungkan dengan tempat, sehingga memberikan kita 4P dari bauran pemasaran: Produk (product), tempat (place), promosi (promotion), dan harga (price). Seorang manajer pemasaran dapat mengontrol tiap komponen dari bauran pemasaran, tetapi strategi untuk keempat komponen tersebut harus dipadukan untuk mencapai hasil yang optimal.39

a. Strategi Produk, biasanya bauran pemasaran di mulai dari produk ―P‖. Inti dari bauran

pemasaran, yang merupakan langkah awalnya, adalah penawaran produk dan strategi produk. Sangat sulit untuk mendesain suatu strategi distribusi, memutuskan kampanye promosi, atau menentukan harga tanpa mengenali produk yang akan dipasarkan.

b. Strategi Distribusi, berkaitan dengan upaya membuat produk tersedia kapan dan dimana konsumen membutuhkannya. Tujuan dari distribusi adalah untuk memastikan bahwa produk tiba dalam kondisi layak pakai pada tempat yang ditujukan pada saat diperlukan.

c. Strategi Promosi, promosi terdiri dari penjualan perseorangan, periklanan, promosi penjualan, dan humas. Peran promosi dalam bauran promosi adalah menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju melalui penyampaian, informasi mendidik, membujuk, atau mengingatkan mereka akan manfaat suatu organisasi atau suatu produk .

37

Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1995), hal.124 38

Charles W. Lamb, Joseph F. Hair dan Carl McDaniel, Marketing, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hal.54 39


(47)

d. Staregi Harga, harga adalah apa yang harus diberikan oleh pembeli untuk mendapatkan suatu produk. Harga sering merupakan elemen yang paling fleksibel diantara keempat elemen bauran pemasaran –yaitu elemen yang paling cepat berubah.

Strategi dalam marketing bertujuan untuk mencari atau menciptakan kondisi paling menguntungkan untuk menjual produk. Beberapa komponen dalam strategi marketing antara lain:40

a. Menentukan segmen pasar, yaitu menentukan siapa yang paling mungkin dan memastikan menjadi pangsa pasar dari produk yang kita jual.

b. Menetapkan target penjualan, yaitu merencanakan berapa jumlah produk yang paling optimal masuk ke segmen pasar.

c. Memberikan pemahaman pasar terhadap produk, yaitu upaya agar sedapat mungkin keunggulan produk kita mampu membentuk imej di masyarakat, sehingga produk kita mudah dikenal dan dikenang.

Ada beberapa taktik yang sering dijadikan acuan untuk keberhasilan marketing:41 1) Berani tampil beda terhadap pesaing, membuat konsumen memilih produk kita.

2) Menghasilkan mutu yang terbaik, artinya produk yang dihasilkan benar-benar memenuhi standar selera pasar.

3) Penetapan harga yang pas, yaitu menetapkan haraga setara dengan kualitas yang barang dijaminkan.

4) Melakukan promosi, yaitu upaya menyebarkan informasi, agar produk kita dikenal lebih luas.

40

Firdaus, Kewirausahaan Santri, (Jakarta: PT. Citrayudha Alamanda Perdana, 2000), hal.83 41


(48)

Dalam praktiknya strategi pertumbuhan memiliki dua dimensi waktu, yaitu strategi pertumbuhan saat ini dan strategi pertumbuhan untuk pasar baru. Strategi pertumbuhan pasar saat ini meliputi hal-hal sebagai berikut:42

d. Stategi Penetrasi Pasar (market penetration strategy), ada tiga pendekatan utama untuk meningkatkan pangsa pasar produk yang ada dalam pasar yang relevan.

e. Strategi Pengembangan Pasar, pertama, Musicale dapat mencari kelompok pemakai potensial dalam daerah pemasarannya yang minatnya dapat dirangsang. Kedua, perusahaan mungkin mencari saluran distribusi tambahan di lokasinya sekarang.

f. Strategi Pengembangan Produk, selain strategi penetrasi dan strategi pengembangan pasar, manajemen harus mempertimbangkan kemungkinan pada produk baru.

Kemudian strategi pertumbuhan untuk pasar baru, maksudnya pasar yang akan dimasuki benar-benar baru dan belum pernah dimasuki sebelumnya. Strategi pertumbuhan pasar baru meliputi 3 macam, yaitu:43

a. Pengembangan Pasar (market development strategy), yaitu strategi menawarkan produk yang sudah ada kepada pasar yang baru. Strategi ini dilakukan apabila pasar yang ada sudah mengalami stagnan, dimana tingkat persaingan yang demikian tinggi dan sulit untuk ditembus.

b. Strategi Ekspansi Pasar (market exspansion strategy), yaitu strategi yang dilakukan dengan cara memasuki wilayah atau geografi baru.ekspansi dapat dilakukan secara lokal maupun secara internasional, seperti multinasional, regional atau global.

42

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, (New Jersey: Prentice Hall,1997), hal.70

43


(49)

c. Diversifikasi (diversification strategy), strategi yang dilakukan dengan mengembangkan produk baru untuk memenuhi pasar yang juga masih baru. Strategi ini dilakukan jika pada saat ini tidak ada lagi peluang untuk pertumbuhan produk pada pasar saat ini.

Kemudian mengembangkan strategi selanjutnya, yaitu strategi konsolidasi yang meliputi tiga macam:44

1). Strategi Penciutan (retrenchment strategy), merupakan strategi yang dilakukan dengan cara menarik diri terhadap produk-produk yang gagal atau lemah dipasar dan memelihara serta memfokuskan kepada produk yang lebih memiliki prospek.

2). Strategi Pemangkasan (pruning strategy), merupakan strategi dengan cara mengurangi jumlah produk yang ditawarkan saat ini dalam suatu pasar yang ada. Strategi ini dilakukan jika suatu produk memiliki segmen yang terlalu kecil dan mahal untuk dilayani, sementara itu pesaing baru terus masuk ke segmen yang sama, sehingga turut memperkecil segmen yang ada.

3). Strategi Divestasi (divesment strategy), merupakan strategi dengan cara menjual sebagian bisnis perusahaan kepada perusahaan lainnya untuk menutup unit usaha tertentu yang dirasakan tidak lagi memiliki prospek.

6. Perbandingan Pemasaran Syariah dan Pemasaran Konvensional

Ada beberapa hal yang menjadi pembeda antara pemasaran syariah dan pemasaran konvensional.45

44

Ibid, hal.74 45


(50)

a. Konsep dan Filosofi Dasar

Perbedaan mendasar antara pemasaran syariah dan pemasaran konvensional adalah dari filosofi dasar yang melandasinya. Pemasaran konvensional merupakan pemasaran yang bebas nilai dan tidak mendasarkan keTuhanan dalam setiap aktivitas pemasarnnya. Dalam pemasaran syariah, seorang pemasar harus merasakan bahwasanya dalam setiap aktivitas pemasarannya ia selalu diawasi oleh Allah SWT, sehingga ia pun akan sangat berhati-hati dalam memasarkan produk yang dijualnya.

b. Etika Pemasar

Seorang pemasar syariah sangat memegang teguh etika dalam melakukan pemasaran kepada calon konsumennya. Seorang pemasar syariah akan secara jujur menceritakan kelebihan serta kekurangan produk yang ditawrkannya. Apabila dibandingkan dengan pemasaran konvensional yang cenderung bebas nilai sehingga seorang pemasar bebas menggunakan segala macam cara demi untuk mendapatkan konsumen bahkan dengan car-cara yang tidak dibenarkan oleh syariat.

c. Pendekatan Terhadap Konsumen

Konsumen dalam pemasaran syariah diletakkan sebagai mitra sejajar, dimana baik perusahaan sebagai penjual produk maupun konsumen sebagai pembeli produk pada posisi yang sama. Perusahaan tidak menganggap konsumen sebagai ―sapi perah‖ untuk membeli produknya, namun perusahaan akan menjadikan konsumen sebagai mitra dalam mengembangkan perusahaan. Dalam pemasaran konvensional, konsumen diletakkan sebagai obyek mencapai target penjualan semata. Konsumen dapat dirugikan karena antara janji dan realitas seringkali berbeda.


(51)

d. Cara Pandang Terhadap Pesaing

Dalam industri perbankan syariah tidak mengangap pesaing sebagai pihak yang harus dikalahkan atau bahkan dimatikan. Pada perusahaan konvensional yang menganggap pesaing sebagai pihak lain yang harus dikalahkan bahkan jika bisa dimatikan agar eksistensi perusahaan dapat semakin maju.

e. Budaya Kerja Dalam Institusi Bank Syariah

Perbankan syariah harus mempunyai budaya kerja yang berbeda dari perbankan konvensional, sehingga mampu menjadi suatu keunggulan yang dapat sebagai nilai tambah di pandang masyarakat. Budaya kerja yang harus ditanamkan pada setiap sumber daya insani yang berkerja di perbankan syariah haruslah budaya kerja yang meneladani sifat Rasulullah SAW.


(52)

BAB III

GAMBARAN UMUM PEMBIAYAAN GRIYA BSM

A. Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri

1. Sejarah Berdiri Bank Syariah Mandiri

Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

PT Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 – 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik.


(53)

Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, BankExim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Mandiri (Persero).

PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero).


(54)

PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.

Bank Syariah Mandiri telah mengeluarkan Pembiayaan Griya BSM sejak berdinya 1 nov 1999, namun untuk prosesnya sendiri dikelola oleh cabang masing-masing. Karena bertambah minat dari para nasabah, BSM mendirikan Customer Financing Bisnis Center (CFBC), serta mempusatkan proses pembiayaan giya sendiri di CFBC gedung BSM Hasanudin pada bulan Maret 2010 sampai sekarang. CFBC ini di bangun untuk centralisasi yang awalnya dilakukan percabang sehingga membutuhkan waktu lebih panjang dalam memproses pembiayaan Griya ini, terlebih lagi Pembiayaan Griya ini terbagi menjadi beberapa golongan yang harus dipisah-pisahkan dalam prosesnya, mulai dari pengajuan pembiayaannya sampai dengan pencairan dananya.46

Dengan adanya CFBC ini bisa menjadikan proses lebih cepat. CFBC ini berada tidak hanya di Jakarta, melainkan sudah ada pula di Surabaya dan Bandung. Dan Tahun 2011 ini rencananya akan di adakan pula CFBC di Makassar dan di Medan, srta ada juga CLBO di Tangerang dan di Bogor. Sehingga untuk prosesnya akan jauh lebih cepat dan lebih kompetitif.

2. Pelaksanaan Operasional Bank Syariah mandiri

Pelayanan Operasional bank syariah mandiri di dasarkan atas prinsip-prinsip syariah, diantaranya

46

Hasil wawancara pribadi dengan Rima Violeta (Coordinator CFE) pada tanggal 20 Juli 2011 di Gedung Bank Syariah Mandiri Pondok Indah


(55)

- Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah

- Berdasarkan prinsip Syariah dengan akad Wadiah

- Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah. Mudharabah muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah

- Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadi’ah yaddhamanah

B.Produk-Produk Inovatif Bank Syariah Mandiri

Dengan Mempertimbangkan prinsip-prinsip Syariah tersebut, maka Bank Syariah Mandiri Mengeluarkan Produk-produk dan Jasa-jasa Perbankan, yaitu ;

1. Pembiayaan47

a. BSM Implan

b. Pembiayaan Peralatan Kedokteran c. Pembiayaan Edukasi BSM

d. Pembiayaan Dana Berputar e. Pembiayaan Kepada Pensiunan f. Pembiayaan Umrah

g. Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya h. Pembiayaan Griya BSM,

i. Pembiayaan Talangan Haji

j. BSM Customer Network Financing

47


(1)

PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN GRTYA BSM YANG TELAH DICAIRKANOLEH

BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PONDOK INDAH PERIODE JANUARI S/D

JtiNr 2011

Rp2,000,000,000

Rp1,800,00Q000

Rp1,600,000,000

Rp1,400,000,000

Rp1,20Q000,000

Rp1,00Q000,000

Rp800,000,000

Rp60Q00O,000

Rp400,000,000

Rp200,000,000

Rpo

-.a-Pembiayaan

yang telah

dicairkan

{-Target

,J.oo*d*.fof J

Jakarta,2tl&rli 2011

A.n. Kepala Cabang Bank Syariah Mandiri

JANUARI2011

Rp 600.000.000

Rp 605.000.000

FEBRUARI20ll

Rp 600.000.000

Rp 618.000.000

MARET 2011

Rp 600.000.000

Rp 1.364.600.000

APRIL 2011

Rp 600.000.000

Rp 455.000.000

MEI2011

Rp 600.000.000

Rp 1.030.000.000

JIINI2011

Rp 600.000.000

Rp. 1.740.000.000


(2)

bsrn

'gnya

miliki

rumah

dengan

proses

cepat

dan

bebas

biaya

penalti

ffi *.*sy"rirt mandiri.co.id

maffi

'*


(3)

MilikiRumah

dengan

proses

Cepat

dan Bebas

Biaya

Penalti

rbiayaan

Gria BSM

adalah

fasilitas

yang disediakan

oleh BSM

* pembiayaan

pemilikan

rumah

tinggal.

rntukan:

ridu/Perorangan.

rfaat

rgsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan.

Untuk informasi

lebih lanjut, kunjungi kantor cons umer Financing

oses

yang mudah dan cepat. Dengan melengkapi persyaratan

Business

Citnter

(CFBC)

kami:

,kumen

dan mengisi

aplikasi.

. cFBCJakarta

.

:kibel untuk beli rumah baru atau bekas.

Jl. Hasanudin

No. 57 Jakarta

I 2160

silitasoutodebetdariTabungan

BSM.

Tlp. (021)

2701184,2701185

- Fax (021) 2301512

'bas

biaya

penaltibagi yang ingin mempercepat pefunasan.

'

9F?c qanqlp

ngka waktu pembiayadn

hingga l5 tahun.

Jl' Jenderal

Ahmad

Yani No' 252 Bandung

Ilp. (022) 7231344

"

CFBC

Surabaya

yaratah: . -

,-

Jl. Bukit Darmo Boulevard

No. B 20 Surabaya

Nl cakap

hukum.

Tlp.(031)

5674848,5679842,5677062

'ia karyawan

minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo

hsya allah segera

dibuka GFBC

baru di kota-kota

lainnya

lmbiayaan

usia

makimal 55 tahun atau belum pensiun,

dangkan

untuk wiraswasta

dan profesional

pada saat jatuh

mpo fasilitas

pembiayaan

usia maksimal 60 tahun.

Atau hubungi:

mandiri syariah

call (021

) 5299

77 55

www.syariahmandiri.co.id

Dokurnen'Nasabah

^arry3wcn

Prorusiimal

v,Ylra$ /a$:

Fotokopi KTP

Pemohon

Fotokopi K{P Suami/lstri

Fotokopi Kartu Keluarga

& Surat

Nikah (Bila Menikah)/Surat

Cerai

Fotokopi sluBTDP dan

Akta Pendirian

Peruiahaan

Fotokopi Laporan Keuangan

Fotokopi ljin Pnktek

Asli Slip Gaji dan Surat Keterangan

Pegawai

Tetap

Fotokopi Rekening

Koran atau

Tabungan

3 Bulan

Terakhir

Fotokooi NPWP

v

/

J

v

.t

^l

,l

V

J

I

V

V

umen

yang Diperlukan:

kumen Agunan

Rumah

Baru

Rumah

Bekas

okopiSertifikat

HGBAIM

okopi IMB dan Denah Bangunan

okopi PBB

(Tahun

Terakhir)

+?

manorn


(4)

bang

Countcr/Consumct Financitrg Exccutivc

Diterima

Tanggal

Dikembalikan

Pembiayaan

m a P e m o h o n

I U

mat Pemohon

O b y e k P e m b i a y a a n

fond

u k a n

Aplikasi (form) pembiayaan yang telah ditanda tangani Setoran biaya penilaijaminan (Khusus pengajuan > Rp 1,5 M ) Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku)

Fotocopy KTP Suaml dan lstri (yang masih berlaku) Fotocopy Surat Nikah/Surat Cerai

Fotocopy Kertu Keluarga

Fotocopy Surat Keterangan WNI (SKBRI) dan Ganti Nama (warga keturunan)

Asli Slip Gajl 3 bulan terakhir (Pemohon)

Asli Slip Ga.ii Suaml/lstri 3 bulan terakhir (Join Income)

SK Pengangkatan/Srt Keterangan Lama Bekerja & Jabatan (Pemohon) SK Pengangkatan/Srt Keterangan Lama Bekerja & Jabatan (Suami/lstri) Fotocopy NPWP & Srt Keterangan SPT (diatas Rp.50 juta)

Surat Pernyataan Kuasa Potong Ga.ii dari Bendahara /Juru Bayar Gaji Surat Pernyataan (Sl) Pemlndahan caji dari Bank Penerima Gaji

Fotocopy Rekening Tabungan 6 (enam) Bulan Terakhk (Pemohon) Folocopy Rekening Gko 3 (tiga) Bulan Terakhir (Suami dan lstri) Laporan Keuangan ln House Figure (untuk 2 tahun terakhir) Rekapitulasl Laporan Penjualaniolnset (untuk l2 bulan ierakhir)

Foto@py TOP

Fotocopy SIUP / SITU / SKDP / HQ&AMDAL / Surat ljin dari Instansi terkail Fotocopy NPWP & Surat Keterangan SPT (Perusahaan)

Fotocopy ljin Praktek

Fotocopy Surat Keterangan dari Asosiasi AD & ART perusahaan

Surat Penawaran Peniualan Rumah & Pembayaran Booking Fee Surat Penawaran Penjualan Kendaraan Roda Empat

Bukti Pefunasan Pembayaran Uang Muka (Down Payment) Rumah atau Mobil

Surat Konflrmasi Ulang Tentang Pembelian Rumah

m a n d r r l

5\r' ll l'l I l

EEuf,-r

lErfil-r

nnNllmr-r

EEfilmf

Emrlsr,t/rrfi f:ntir#FllillE[r

1 2 3 1 2 3 1 2 3

EEEEEEHEE

Rp

R p

1 2 1

,

4 5 1 5 6 7 1 4 1 5 o 1 J

ffi

ffi

E

E

ffi

ffi

E

E

ffi

ffi

E

E

E

E

E

E

E

E

E

E

E

ffi

E

E

E

E

ffi

ffi

E

E

ffi

ffi

E

E

ffi

ffi

E

E

r . r d i l ffi

gr

,,Ji,!]1;

1 Fotocopy Sertifikat HM/HGB 2 Fotocopy IMB

3 Fotocopy PBB Terakhk

4 Surat Pernyalaan dari Dealers tentang limit BPKB / Cover Note '1 Klitansi dari pihak ketiga ( untuk mobil bekas )

2 Menyertakan FC Sertifikat Rumah/Rek Listrlk/Rek Telpon (khusus PPI/1)

EEEEEEEEE

lliiYi l:n1ii

II

rl.-I ii:i ll

m

Documen : /Lamplran llConsumer Flnancing ExecutivF Ct,eck Lis//Sares CounterlcFBcl2olo 1 2 3


(5)

E o

E

. g s

9 P

o \ :

F : ' 0 b

* F i i H

Y c 6 s

E $ 1 E

; . q e ?

rEsi'

E ; H ]

: a F =

S c ! < * l o - E !

; F 5 E

' e = 5 d

? h d h ; 6 6 t s

; 9 < 9

{ t E o : r i

'i*

#,i E

I - E

r r E - a 3 i t l t E i{. L-r.'L -s

: ! i Z m

E

' q ! 9

E

6h ;

F> T

L L 4 S

E

:fi

E*=

x r o - c

; i c @ ; e c

. c I O F F : x x z 6 ' A i : E E o - \

3 i 5 $ g

t . = 4 d v

I E J 6 P

. = , i z Y ' = c + u E ! t F 3 6 O O Y O V T q > > > >

: a a & 8 s

o o o o o c Q o o o y o o o o 2 U 4 L U

rJ

&l

FI

HI

el

F G

:tr

o

z.

\<

o

z

r)

I I E :l

-E

o R s

z o X

< ; : N

< x @

- F P

I . ' , t

< N N

t

-V

z 8

< F

I c o o l\ l\

o o

V J E E \ c 6

E 9 E

r , i 5

6 a 6 6

6 9 € 1

* H E E

^ d

-U l *

4

- E : X ! q N U . F E o ^

-' ; u d

3:9 ( 4 s E

-a r * 4 I

* f f 5 ' E 6

' = J a t r c ! : . - f , N

- a , i i 6 5 t

H ; A s 4

+ 9 i ' 9 E . l t E r - +

i = d e 6 g

o

.e

o N '6 o E o u F I


(6)

o

E

t

6 6

Y C o \ : c ^ . ; : @ . = : v

g F i H

v c 6 c ; q r g

. i 5 e 5

- , : G

-; E i "-; g

c d c =

* - 8 *U r O d _

e * E =

e w . c

-S o r < . ' ; l o E !

; F s E

' G Z 6 0 o > d > q + Q -? 3 o E

; . P < €

< ' ; d d i

,:r-i.

r

S

{.$L

s

i : r

i

j : t l E - n

,Eb

:

fu; i

F> -=

L n s

it

E i

L 4 _ :

x r 6 9 & c t =

a , P F

" o i F , ^ c * ! x - 2 6 6 i :

t r c 6 :

e S a s F

5 - * E V

^ : H i : ; o

: , ; 2 v . =

c + E E v

E Y A i ; . d . u > > > >

' = d q d d

, s o o o o

b o o o o

= d ; n n d

z !

2 = i

H R i

z z .

S P I

2 Z t

; _ < i

Y t - { |

FE i

. i - r c r i < ! - v I i t ( J ,

2 z I

\ t : 1 ,

a z '

= z

'

€ p

I

a X ,

< A ;

v l

: - _ J

n a F 6 d I

o

z.

\<

o

z

o-F

E

:<

-)

E

Z R E < ; ; N < x 1 0 T r ' i < N N

U)

:<

2 9 4

< I F c o 6

o

v r E E

\ c o

> R E

t f i * l F

. E 6 > t :

8 . E ; q F

, = \ M

-€ ; = - " . c 6 - c A ; i

' 6

P E * . g

d . _ a : { ^

-F 3 -F d a :

i r g o E b =

tr iTEET

E f rsi€

A * E ; P F