Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan. 2. Dipinjamkan kepada pihak lain. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat. 8. Membangun gedungruangan baru. Membeli bahanperalatan yang tidak mendukung proses pembelajaran. 10. Menanamkan

4. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa misalnya untuk fotocopypenggandaan soal, honor koreksi, ujian dan honor guru dalam rangka penyusunan rapor siswa; 5. Pembelian bahan-bahan habis pakai seperti buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koranmajalah pendidikan, minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah, serta pengadaan suku cadang alat kantor; 6. Pembiayaan langganan daya dan jasa, yaitu listrik, air, telepon, internet, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar sekolah. Khusus di sekolah yang tidak ada jaringan listrik, dan jika sekolah tersebut memerlukan listrik untuk proses belajar mengajar di sekolah, maka diperkenankan untuk membeli genset; 7. Pembiayaan perawatan sekolah, yaitu pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi sekolah, perbaikan lantai ubinkeramik dan perawatan fasilitas sekolah lainnya; 8. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer. 9. Pengembangan profesi guru seperti pelatihan, KKGMGMP dan KKSMKKS. Khusus untuk sekolah yang memperoleh hibahblock grant pengembangan KKGMGMP atau sejenisnya pada tahun anggaran yang sama tidak diperkenankan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS untuk peruntukan yang sama; 10. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah. Jika dinilai lebih ekonomis, dapat juga untuk membeli alat transportasi sederhana yang akan menjadi barang inventaris sekolah misalnya sepeda, perahu penyeberangan, dll; 11. Pembiayaan pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah BOS seperti alat tulis kantor ATK termasuk tinta printer, CD dan flash disk, penggandaan, surat-menyurat, insentif bagi bendahara dalam rangka penyusunan laporan Bantuan Operasional Sekolah BOS dan biaya transportasi dalam rangka mengambil dana Bantuan Operasional Sekolah BOS di BankPT Pos; 12. Pembelian computer desktopwork station dan printer untuk kegiatan belajar siswa, masing-masing maksimum 1 unit dalam satu tahun anggaran; 13. Bila seluruh komponen 1 sd 12 di atas telah terpenuhi pendanaannya dari Bantuan Operasional Sekolah BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana Bantuan Operasional Sekolah BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik, peralatan UKS dan mebeler sekolah. Dalam penggunaannya yang sudah ditetapkan pemerintah diatas, terdapat larangan yang tidak diperbolehkan pemerintah sama sekali untuk menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah tersebut. Adapun yang menjadi larangan dalam mengalokasikan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS tersebut adalah sebagai berikut.

1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan. 2. Dipinjamkan kepada pihak lain.

3. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour karya wisata dan sejenisnya. Universitas Sumatera Utara 4. Membiayai kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD kecamatankabupatenkotaprovinsipusat, atau pihak lainnya walaupun pihak sekolah tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut. Sekolah hanya diperbolehkan menanggung biaya untuk siswaguru yang ikut serta dalam kegaitan tersebut. 5. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru. 6. Membeli pakaianseragam bagi gurusiswa untuk kepentingan pribadi bukan inventaris sekolah.

7. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat. 8. Membangun gedungruangan baru.

9. Membeli bahanperalatan yang tidak mendukung proses pembelajaran. 10. Menanamkan saham.

11. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara penuhwajar, misalnya guru kontrakguru bantu. 12. Kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan operasi sekolah, misalnya iuran dalam rangka perayaan hari besar nasional dan upacara keagamaanacara keagamaan. 13. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihansosialisasipendampingan terkait program BOS yang diselenggarakan lembaga di luar dinas pendidikan provinsikabupatenkota dan kementerian pendidikan nasional. Dari penggunaannya sudah jelas tertera bahwa dana Bantuan Operasional Sekolah BOS sudah ada upaya pemerintah dalam peningkatan fasilitas sekolah, guru dan juga siswanya dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Akan tetapi disisi lain, amanat yang jelas-jelas memiliki dasar untuk dijalankan sesuai dengan pernyataan diatas bahwasanya masih ada yang melakukan tindak kecurangan dalam mengalokasikan diberikan pemerintah. Misalnya saja penyalahgunaan yang sudah jelas tidak diperbolehkan untuk penggunaan dana dalam kegiatan diatas. Sehingga terjadi disfungsi yaitu mengalami sebuah krisis pengetahuan karena telah membuat struktur dan sistem pendidikan kehilangan fungsinya. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh Robert K. Merton dalam Paul, 1990:153 tentang disfungsi laten atau masalah yang muncul dari tindakan manusia, banyak fungsi positif yang menguntungkan masyarakat atau diri seseorang sebagai individu berupa hasil produk sampingan yang tidak dimaksudkan dari tindakan-tindakan yang diarahkan pada tujuan-tujuan lain. Dengan kata lain bahwa fungsi kebijakan disalahgunakan oleh sistem dalam mencari Universitas Sumatera Utara keuntungan melalui dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Dari peraturan menteri pendidikan Republik Indonesia nomor 37 tahun 2010 sudah terlihat jelas bahwa kebijakan yang akan direalisasikan oleh pemerintah kepada sekolah dan siswanya namun terjadi penyelewengan serta kurangnya pengawasan dalam mengalokasikan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang dilakukan oleh oknum pendidikan yang tidak bertanggung jawab. Selain itu masih ada infrastruktur sekolah yang tidak layak pakai, masih ada beban siswa dalam pembelian buku pelajaran, gaji para honorer yang tersendat, dan dana khusus untuk siswa kurang mampu dipotong oleh pihak sekolah tanpa ada alasan yang jelas. Hal seperti inilah yang dinamakan disfungsi laten yaitu fungsi yang diharapkan masyarakat untuk dapat mengenyam pendidikan yang layak telah beralih fungsi menjadi kerugian dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah yang disalahgunakan oleh oknum yang terdapat di instansi pendidikan. Karena telah terjadi ketidakmerataannya pengalokasian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dari pemerintah maupun pihak sekolah terutama untuk siswa kurang mampu yang seharusnya memiliki bantuan secara eksklusif berupa uang transportasi tetapi kurang terealisasikan dengan baik. Sehingga dapat dikatakan pihak sekolah belum mampu menjalankan amanah yang sudah tertera pada peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 37 tahun 2010 dalam mengalokasikan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dengan baik. Hadirnya kebijakan dalam program Bantuan Operasional Sekolah BOS yang tujuannya sebagai pemerataan pendidikan dianggap positif dalam kehidupan masyarakat. Tetapi kebijakan tersebut tidak semua dipandang positif bahkan kebijakan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS bisa dianggap negatif apabila kebijakan tersebut digunakan sebagai alat untuk mencari keuntungan pribadi bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Masyarakat memandang negatif karena merasa telah dirugikan dan tidak Universitas Sumatera Utara sesuai lagi dengan apa yang dijanjikan oleh pemerintah. Misalanya tidak adanya bantuan yang di khususkan untuk siswa kurang mampu dan kurang tepatnya sasaran pihak sekolah dalam memberikan dana bantuan kepada siswa yang sebenarnya tidak layak mendapatkan dana khusus untuk siswa kurang mampu. Sedangkan fungsi latennya merupakan fungsi yang tidak dimaksudkan atau tidak diketahui perubahannya mengenai kebijakan Bantuan Operasional Sekolah BOS yang dapat dilihat dari pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS terhadap minat belajar dan prestasi siswa. Pada awalnya kebijakan ini hanya terlihat sebatas kebutuhan materi yang menjadi suatu wadah untuk memenuhi kebutuhan kegiatan belajar mengajar di sekolah, tetapi disatu sisi telah memiliki pengaruh terhadap perkembangan siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dinetralisir dengan cara meningkatkan fasilitas infrastruktur yang baik dan kebutuhan sekolah yang cukup lengkap demi membatu meningkatkan mutu pendidikan siswa terutama bagi siswa kurang mampunya. Selain itu Merton juga mengemukakan konsep nonfungsional yaitu sebagai akibat-akibat yang sama sekali tidak relevan dengan sistem yang sedang diperhatikan Ritzer Goodman, 2008:140. Kebijakan Bantuan Operasioanal Sekolah BOS dilihat berfungsi apabila seluruh sistem dan struktur sosial yang di dalamnya berjalan sesuai dengan fungsi yang diharapkan. Akan tetapi ketika sudah terjadi kesalahan yang bersifat nonfungsional di dalam sistem berarti salah satu sistem tidak berjalan karena adanya hambatan-hambatan yang terjadi dalam lembaga pendidikan maupun masyarakatnya. Misalnya ketika dana Bantuan Operasional Sekolah BOS merugikan sekolah-sekolah yang dikarenakan terbatasnya dana yang diberikan membuat pihak sekolah kewalahan dalam mengatur dana yang dialokasikan pemerintah sementara kebutuhan sekolah setiap saat bertambah mengikuti perkembangan pendidikan bagi peserta didiknya. Oleh Universitas Sumatera Utara karena itu sebagian pihak sekolah memandang bahwa dengan adanya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat merugikan mereka. Karena tidak adanya dana cadangan dalam menutupi segala kebutuhan sekolah, misalnya penambahan guru honor yang disebabkan oleh kurangnya tenaga pengajar yang ada di sekolah sehingga secara otomatis kebutuhan sekolah akan bertambah untuk menggaji guru honor tersebut sedangkan jatah yang diberikan pemerintah masih sesuai dengan jumlah siswanya maka kegiatan belajar mengajar pun dibatasi dengan kuantitas tenaga pengajar yang cukup minim.

2.2. Fungsi Pendidikan Sebagai Pengentasan Kemiskinan