Pengalokasian Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Bagi Siswa Kurang Mampu SMPN 1 Bilah Hulu

milik orang dengan sistem bayar sewa kepada pemilik angkutan kota atau becak setiap harinya. Kalau becak biasanya kurang lebih sekitar Rp 30.000 - Rp 50.000 per harinya sedangkan angkutan kota kurang lebih sekitar Rp 50.000 – Rp 80.000 per harinya dan itu pun tergantung dari penghasilan tukang becak dan supir angkutan kota itu sendiri per harinya. Selain itu terdapat kuli bangunan sekitar 11,4 yang dimaksud adalah kuli yang diajak bekerja tidak tetap dengan pemborong, itu pun ketika ada borongan baru kuli tersebut ikut dengan pemborong. Responden orang tua siswa yang memiliki profesi terbanyak di SMPN 1 Bilah Hulu adalah petani sekitar 28, petani yang dimaksud adalah mereka yang menggarap tanah orang lain dengan syarat bagi hasil dengan pemilik tanah. Tanaman yang di tanam yaitu berupa sayur mayur, padi, dan cabai. Sedangkan responden kedua yang memiliki pekejaan paling banyak adalah buruh sekitar 22,9. buruh disini terdapat beberapa jenis, yaitu buruh cuci, pembantu rumah tangga, tukang sapu jalan raya, buruh harian di kebun masyarakat, dan buruh harian lepas di PTPN III.

5.2. Pengalokasian Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Bagi Siswa Kurang Mampu SMPN 1 Bilah Hulu

Dalam pengalokasian dana Bantuan Opersional Sekolah BOS, seluruh siswa mendapatkan jatah yang sama. Pada tahun 2011 dana yang dialokasikan kepada siswa sebesar Rp 570.000 yang diberikan pemerintah pusat melalui rekening bank sekolah setiap triwulan atau tiga bulan sekali. Jadi, dana yang dialokasikan sudah tertera dalam Rencana Kerja Akhir Sekolah RKAS sebelum mengirimkan proposal atau pengajuan anggaran sekolah ke pusat pendidikan di Jakarta. Dana yang diajukan pihak sekolah ke pusat tidak boleh lebih dari jumlah siswa yang ada di sekolah ini. Sehingga sebelum dana di realisasikan, pihak sekolah mengadakan rapat untuk mendiskusikan apa saja yang di prioritaskan dalam pengalokasian anggaran sekolah setiap tahunnya agar semua kebutuhan sekolah dapat terlengkapi setiap tahunnya. Namun, apabila ada Universitas Sumatera Utara sebagian dana yang lebih dari anggaran yang dialokasikan pemerintah, maka pihak sekolah wajib mengembalikan dana tersebut kepada pemerintah. Pada tahun 2011, jumlah keseluruhan siswa kurang mampu di SMPN 1 Bilah Hulu sebanyak 232 siswa. Siswa yang mendapatkan dana khusus bagi siswa kurang mampu dari Bantuan Operasional Sekolah BOS kurang lebih 30 siswa yang benar-benar kondisi sosial ekonomi yang memperihatinkan. Akan tetapi berdasarkan informasi yang diperoleh dari kepala sekolah yaitu bapak Mukhlis Baizuri, S.Pd, mengatakan bahwa seluruh siswa kurang mampu pernah mendapatkan dana khusus bagi siswa kurang mampu berupa uang transportasi dari Bantuan Operasional Sekolah BOS setiap setahun sekali. Sekolah ini masih memiliki keterbatasan dalam pembagian dana yang dialokasikan untuk siswa kurang mampu. Karena masih banyak keperluan sekolah lainnya yang lebih dipriorotaskan sehingga yang mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS berupa uang transportasi untuk siswa kurang mampu harus memiliki tahap-tahap dalam merealisasikannya. Pihak sekolah memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS kepada siswa kurang mampu sebesar Rp 350.000 per siswanya berupa uang langsung tunai. Selain digunakan untuk siswa kurang mampu, pengadaan buku perpustakaan, pembangunan dan perbaikan infrastruktur, sekolah ini juga mengalokasikan dana pada kegiatan- kegiatan siswa dalam mengikuti perlombaan maupun latihan ekstrakulikuler. Dalam kegiatan perlombaan ada beberapa kegiatan yang mereka ikuti, yaitu olimpiade sains, turnamen bola kaki, karate, dan pramuka. Sedangkan kegiatan ekstrakulikuler berupa kegiatan keagamaan seperti isra’ mi’raj, maulid, penyambutan natal, lalu ada juga kegiatan pelatihan berupa les privat untuk siswa kelas tiga dalam menyambut ujian nasional. Universitas Sumatera Utara Pada saat pembagian raport, dana Bantuan Operasional Sekolah BOS juga digunakan sekolah untuk kebutuhan sekolah berupa dukungan moril yang dapat memberikan semangat kepada siswa maupun guru. Di akhir semester, setiap wali kelas diberikan “uang capek” atau upah mengisi raport siswa agar seluruh wali kelas dapat bekerja dengan semangat. Pihak sekolah memberikan dana sebesar Rp 50.000 per wali kelas. Selain itu, setiap siswa yang mendapatkan rangking satu diberikan hadiah berupa buku tulis dan pulpen agar siswa yang lain diharapkan termotivasi untuk lebih giat belajar atas penghargaan yang di terima temannya tersebut. Selain dari dana Bantuan Operasional Sekolah BOS, sekolah ini juga memiliki kebijakan dalam membantu siswa kurang mampu. Misalnya pada saat bulan puasa waktu lalu, pihak sekolah mengadakan pesantren kilat selama satu minggu. Dalam seminggu itu, guru-guru menginterupsikan kepada siswa-siswi yang memiliki latar belakang ekonomi yang mampu memberikan infaq seikhlas hati setiap harinya di sekolah tersebut. Tujuannya agar dapat membantu sesama teman yang memiliki ekonomi kurang mampu di bulan ramadhan. Setelah dana terkumpul, di puncak acara dana tersebut diserahkan kepada siswa-siswi kurang mampu yang berhak mendapatkannya. Dana yang diberikan kepada mereka waktu itu kurang lebih sebanya Rp 150.000siswa dengan jumlah siswa yang mendapatkan bantuan tersebut sebanyak 50 orang. Dalam hal ini sekolah mengajarkan kepada siswanya untuk saling berbagi dan saling tolong menolong sesama umat muslim.

5.3. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Siswa Kurang Mampu SMPN 1 Bilah Hulu