Pengalokasian Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS SMP Swasta Bina Widya

Tabel 73. Komposisi responden orang tua siswa SMP swasta Bina Widya berdasarkan pekerjaan Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 73 dapat dilihat bahwa terdapat beberapa jenis pekerjaan pada responden penelitian ini yaitu jenis pekerjaan sebagai petani berjumlah 6 responden atau 30, karyawan perkebunan 3 reponden atau 15, pedagang 2 responden atau 10, supir angkot 1 responden atau 5, tukang becak 3 responden atau 15, kuli bangunan 2 responden atau 10, dan buruh 3 responden atau 15. Jadi pekerjaan orang tua siswa kurang mampu di sekolah ini yang paling banyak adalah petani. Petani yang dimaksud disini adalah petani yang menggarap tanah orang lain dengan sistem bagi hasil dengan menanami jagung, sayur mayur dan cabai.

5.6. Pengalokasian Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS SMP Swasta Bina Widya

Sistematika pengalokasian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS di SMP swasta Bina Widya ini hampir sama dengan SMPN 1 Bilah Hulu. Hanya saja, ada beberapa kebijakan yang berbeda mengalokasikan dana kepada guru maupun siswanya. Berdasarkan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 31 tahun 2010 mengenai penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah dan sekolah adalah “penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS untuk transportasi dan uang lelah bagi guru PNS diperbolehkan hanya dalam rangka penyelenggaraan suatu kegiatan sekolah selain kewajiban jam mengajar. Besaransatuan biaya untuk transportasi dan uang lelah guru PNS No Pekerjaan Frekuensi f Presentase 1 Petani 6 30 2 Karyawan Perkebunan 3 15 3 Pedagang 2 10 4 Supir Angkot 1 5 5 Tukang Becak 3 15 6 Kuli Bangunan 2 10 7 Buruh 3 15 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara yang bertugas di luar jam mengajar tersebut harus mengikuti batas kewajaran. Pemerintah daerah wajib mengeluarkan peraturan tentang penetapan batas kewajaran tersebut di daerah masing-masing dengan mempertimbangkan faktor sosial ekonomi, faktor geografis dan faktor lainnya.” Dari pernyataan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 37 tahun 2010 dalam buku petunjuk teknis penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS tersebut, dapat dilihat perbedaan kedua sekolah ini dalam pengalokasian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS di SMP swasta Bina Widya memiliki kebijakan dalam mensejahterakan gurunya. Seluruh guru yang mengajar di sekolah ini diberikan kesejahteraan berupa uang tambahan sebesar Rp 5.000 per jam setiap mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa. Sehingga guru swasta dapat lebih meningkatkan kualitas mengajarnya kepada siswa agar menciptakan mutu pendidikan yang bagus. Dengan adanya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS, guru di SMP swasta Bina Widya mendapatkan gaji tambahan walaupun pemilik yayasan tidak lagi memberikan donasinya lagi ke sekolah ini. Sedangkan dalam pengalokasian dana Bantuan Operasional di SMPN 1 Bilah Hulu, pihak sekolah juga memberikan uang lelah kepada wali kelas pada saat pembagian raport sebesar Rp 50.000 per wali kelas. Hal ini boleh-boleh saja dilakukan pihak sekolah karena kedua sekolah ini masih menjalankan amanah yang sesuai dengan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 31 tahun 2010. Kebijakan SMP swasta Bina Widya dalam membantu siswa kurang mampu berupa uang transportasi sebesar Rp 375.000 per siswanya yang setiap tahunnya yang khusus dialokasikan kepada siswa kurang mampu. Pada tahun 2011, siswa yang mendapatkan dana tersebut sebanyak 20 siswa. Pihak sekolah menyeleksi mereka dengan cara melihat kondisi ekonomi orang tua siswa serta jarak tempuh mereka yang jauh dari sekolah. Berbeda di SMPN 1 Bilah Hulu yang Universitas Sumatera Utara memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS bagi siswa kurang mampu dialokasikan sebesar Rp 350.000 per siswanya setiap tahun. Proses pendataan siswa pun bermacam-macam, seperti melihat kondisi sosial ekonomi, menanyakan kepada teman siswa agar layak dibantu atau tidak, dan memiliki surat keterangan miskin walaupun tidak terlalu diperlukan oleh pihak sekolah. Pihak sekolah di SMP swasta Bina Widya berbeda dengan siswa SMPN 1 Bilah Hulu yang terbebas dari biaya pembangunan sekolah setiap bulannya. Sedangkan di SMP swasta Bina Widya masih tetap membebankan uang sekolah kepada setiap siswanya meskipun sudah mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah BOS. Karena menurut kepala sekolah SMP swasta Bina Widya yaitu ibu Zubaidah, mengatakan bahwa “dana Bantuan Operasional Sekolah BOS hanya bisa digunakan untuk melengkapi perlengkapan alat mengajar seperti penambahan buku perpustakaan, buku Lembar Kerja Siswa LKS, pembelian kapur tulis, pembayaran listrik, air, dan telepon, gaji guru honor, kegiatan siswa misalnya kegiatan maulid nabi isra’mi’raj, penyambutan hari natal, dan dana perpisahan, bantuan khusus siswa kurang mampu dan lain- lain. Tetapi tidak dapat memenuhi gaji guru di sekolah ini sehingga pihak sekolah masih memberikan beban kepada siswa untuk membayar uang sekolah setiap bulannya sebesar Rp 50.000siswanya.” Uang sekolah tersebut tentunya sudah disepakati oleh orang tua siswa dalam agenda rapat sebelum kegiatan belajar mengajar di sekolah ini dilaksanakan. Karena sebelum disepakati pihak sekolah sudah menjelaskan alasan-alasan apa saja yang membuat uang sekolah masih diadakan setiap bulannya meskipun dana Bantuan Operasional Sekolah BOS masuk di sekolah ini. Selain itu ada juga buku pelajaran yang terpaksa di beli siswa karena kurangnya dana yang di dapatkan dari pemerintah maupun donatur lainnya sehingga siswa masih dibebankan dengan pembiayaan buku pelajaran. Selain itu dana yang tidak ditanggung oleh pihak sekolah adalah Universitas Sumatera Utara dana kegiatan perpisahan siswa, akan tetapi orang tua siswa dapat memaklumi semua aktifitas yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan kegiatan sekolah. Kebijakan sekolah lainnya dalam membantu siswa kurang mampu, pihak sekolah terlebih dahulu melihat perkembangan seluruh siswanya. Apabila ada siswa yang kira-kira seragam sekolahnya tidak layak dipakai, maka pihak sekolah memanggil siswa tersebut dan menyuruh mengganti pakaian. Namun, apabila siswa tersebut tidak sanggup membeli seragam, maka pihak sekolah membelikan seragam kepada siswa kurang mampu tersebut dengan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS berupa uang transportasi yang diperoleh siswa kurang mampu. Dalam pengalokasian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS di dua sekolah ini memiliki beberapa persamaan yang telah melanggar peraturan menteri pendidikan nasional nomor 37 tahun 2010. Dalam penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Kebijakan yang dilakukan pihak SMP swasta Bina Widya dan SMPN 1 Bilah Hulu telah melanggar peraturan tersebut karena telah menggunakan dana tersebut untuk pembiayaan kegiatan kerohanian. Dalam larangan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS telah terlihat jelas pada poin 12 yaitu “larangan dalam menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS untuk kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan operasi sekolah, misalnya iuran dalam rangka perayaan hari besar nasional dan upacara keagamaanacara kerohanian.” Dari pernyataan tersebut sudah jelas bahwa kedua sekolah melakukan pelanggaran sistem yang telah dibuat pemerintah. Kalau di SMPN 1 Bilah Hulu menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS untuk kegiatan keagamaan seperti isra’ mi’raj, maulid nabi, dan penyambutan natal. Sedangkan di SMP swasta Bina Widya menggunakan dana tersebut untuk acara perpisahan dan kegiatan keagamaan seperti isra’ mi’raj, maulid nabi, dan penyambutan natal. Akan tetapi Universitas Sumatera Utara hal tersebut dianggap kedua pihak sekolah wajar karena tidak merugikan siswanya dalam menjalankan aktifitas sekolah.

5.7. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa Dan Siswa Kurang Mampu SMP Swasta Bina Widya