Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa Dan Siswa Kurang Mampu SMP Swasta Bina Widya

hal tersebut dianggap kedua pihak sekolah wajar karena tidak merugikan siswanya dalam menjalankan aktifitas sekolah.

5.7. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa Dan Siswa Kurang Mampu SMP Swasta Bina Widya

Dalam melihat pengalokasian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS di SMP swasta Bina Widya yang ditujukan kepada siswa kurang mampu. Tentu saja pihak sekolah terlebih dahulu melakukan penyeleksian berdasarkan latar belakang orang tua siswa yang dilihat dari aspek sosial ekonomi. Hal ini dilakukan agar pihak sekolah dapat mengetahui siswa yang layak dibantu atau tidak. Data tersebut diperoleh melalui hasil penyeleksian pihak sekolah yang dilihat dari status sosial siswa dan kondisi sosial ekonomi keluarga. Dari data terakhir yang diperoleh pada tahun 2011, jumlah siswa kurang mampu di SMP swasta Bina Widya sebanyak 20 siswa dari jumlah siswa secara keseluruhan siswa di sekolah ini sebanyak 47 siswa. Hampir setengah dari jumlah siswa memiliki latar belakang ekonomi lemah. Kalau dilihat pada kondisi sosial ekonomi orang tua siswa yaitu dilihat dari segi pekerjaannya, penghasilan orang tua, dan jarak tempuh dari rumah ke sekolah, karena menurut mereka jarak rumah sangat mempengaruhi pengeluaran siswa. Jarak tempuh dari rumah siswa paling jauh ke sekolah ini adalah daerah Bunga Tanjung. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi orang tua siswa dan siswa kurang mampu dapat dilihat pada poin-poin di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 5.7.1. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa SMP Swasta Bina Widya 5.7.1.1. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Penghasilan Keluarga Selama Sebulan Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi siswa kurang mampu dapat dilihat berdasarkan penghasilan keluarga siswa kurang mampu per bulannya. Hal ini dapat dianalisis dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi dengan jumlah kejadian N sebesar 20. Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 74. Tabel 74. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang penghasilan keluarga selama sebulan Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 74, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban berdasarkan penghasilan keluarga selama sebulan. Responden yang memilih jawaban penghasilan ≥ Rp 2.010.000 sebanyak 0 responden atau 0, penghasilan Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000 sebanyak 4 responden atau 20, penghasilan Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000 sebanyak 8 responden atau 40, dan penghasilan Rp 510.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 8 responden atau 40. Dari data ini diketahui bahwa 20 penghasilan keluarga responden sebesar Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi keluarga siswa kurang mampu SMP swasta Bina Widya masih cukup terpenuhi setiap bulannya. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 ≥ Rp 2.010.000 2 Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000 4 20 3 Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000 8 40 4 Rp 510.000 – Rp 1.000.000 8 40 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara 5.7.1.2. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Yang Menjadi Tanggungan Hidup Sehari-hari Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi keluarga dapat dilihat juga berdasarkan jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan hidup sehari-hari. Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 75. Tabel 75. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan hidup sehari-hari Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 75, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban 2 orang tanggungan sebanyak 4 responden atau 20, 3 orang tanggungan sebanyak 4 responden atau 20, 4 orang sebanyak 5 responden atau 25, dan responden yang memilih lainnya sebanyak 7 responden atau 35. Responden yang memilih jawaban lainnya sekitar 35 tersebut memiliki jumlah tanggungan yang berbeda-beda, yaitu memiliki tanggungan 5,6, dan 9 orang.

5.7.1.3. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Pengeluaran Biaya Hidup Keluarga Sebulan

Untuk melihat lebih jelas mengenai pengeluaran biaya hidup keluarga selama sebulan dapat dilihat pada Tabel 76. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 2 Orang 4 20 2 3 Orang 4 20 3 4 Orang 5 25 4 Lainnya 7 35 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 76. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang pengeluaran biaya hidup keluarga Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 76, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban pengeluaran ≥ Rp 2.010.000 sebanyak 1 responden atau 5, pengeluaran Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000 sebanyak 2 responden atau 10, pengeluaran Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000 sebanyak 10 responden atau 50, pengeluaran Rp 510.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 7 responden atau 35.

5.7.1.4. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Status Penguasaan Bangunan Rumah

Untuk melihat status penguasaan bangunan rumah dapat dilihat pada Tabel 77. Tabel 77. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang status penguasaan bangunan rumah Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 77, dapat dilihat berdasarkan status kepemilikan rumah bahwa responden yang memilih jawaban milik sendiri sebanyak 5 responden atau 25, menyewa sebanyak 2 responden atau 10, bebas sewa sebanyak 5 responden atau 25, dan milik orang tuasanaksaudara sebanyak 8 responden atau 40. Dari data ini terlihat jelas bahwa sebanyak 40 orang tua siswa kurang mampu memiliki status rumah milik orang tuasanaksaudara. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 ≥Rp 2.010.000 1 5 2 Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000 2 10 3 Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000 10 50 4 Rp 510.000 – Rp 1.000.000 7 35 Jumlah 20 100 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Milik sendiri 5 25 2 Menyewa 2 10 3 Bebas sewa numpang 5 25 4 Milik orang tuasanaksaudara 8 40 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Sedangkan 25 terdapat rumah yang berstatus milik sendiri dan bebas sewa. Dapat diketahui bahwa status kepemilikan rumah orang tua siswa memiliki berbagai macam status kepemilikan rumah. Ternyata telah ditemukan status kepemilikan rumah keluarga yaitu milik sendiri. Hal ini membuktikan bahwa dalam penelitian ini status kepemilikan rumah belum termasuk dalam kriteria miskin yang dimaksud oleh Badan Pusat Statistik BPS meliankan berdasarkan penilaian pihak sekolah dalam menilai karakteristik kondisi sosial ekonomi yang ada di lapangan.

5.7.1.5. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Jenis Lantai Terluas

Selain status kepemilikan rumah, ciri-ciri bangunan rumah juga dapat mempengarui kondisi sosial keluarga siswa kurang mampu. Untuk melihat lebih jelas responden yang memberikan jawaban berdasarkan jenis lantai terluas rumah keluarga dapat dilihat pada Tabel 78. Tabel 78. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang jenis lantai terluas Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 78, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban keramik sebanyak 1 responden atau 5, semen sebanyak 19 responden atau 95, papan sebanyak 0 responden atau 0, dan tanah sebanyak 0 responden atau 0. Dari data ini dapat diketahui bahwa 95 jenis lantai terluas rumah responden adalah semen. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Keramik 1 5 2 Semen 19 95 3 Papan 4 Tanah Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara

5.7.1.6. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Jenis Dinding Terluas

Jenis dinding disini terdapat beberapa opsi jawaban yang telah di sediakan oleh peneliti yaitu tembok, kayu, papan, dan lainnya. Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 79. Tabel 79. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang jenis dinding terluas Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 79, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban tembok sebanyak 4 responden atau 20, kayu sebanyak 16 responden atau 80, papanbambu sebanyak 0 responden atau 0, dan lainnya sebanyak 0 responden atau 0. Dari data ini dapat diketahui bahwa 80 jenis dinding terluas rumah responden terbuat dari kayu dan 20 jenis dinding responden terbuat dari tembok.

5.7.1.7. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Jenis Atap Terluas

Jenis atap sudah diberikan opsi oleh peneliti agar responden dapat memilih opsi tersebut sesuai dengan jenis atap yang di miliki masing-masing responden. Adapaun pilihan yang di berikan peneliti sebagai jenis atap rumah adalah genteng, seng, ijukrumbia, dan sirap. Untuk mengetahui jawaban responden mengenai jenis atap rumah terluas dapat dilihat pada Tabel 80. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Tembok 4 20 2 Kayu 16 80 3 Bambu 4 Lainnya Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 80. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang jenis atap terluas Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 80, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban genteng sebanyak 0 responden atau 0, seng sebanyak 19 responden atau 95, ijukrumbia sebanyak 0 responden atau 0, dan sirap sebanyak 1 responden atau 5. Dari hasil survei yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa 95 jenis atap terluas yang di miliki responden adalah seng. 5.7.1.8. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Sumber Air Minum Yang Digunakan Keluarga Sehari-hari Peneliti memberikan opsi jawaban yang sudah di tentukan oleh responden agar responden dapat memilih sumber air minum keluarga yang ada di rumah mereka masing-masing. Untuk mengetahui jawaban responden mengenai sumber air minum yang digunakan keluarga setiap hari dapat dilihat pada Tabel 81. Tabel 81. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang sumber air minum yang digunakan keluarga sehari-hari Sumber: Data Primer kuesioner 2012 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Genteng 2 Seng 19 95 3 IjukRumbia 4 Sirap 1 5 Jumlah 20 100 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Leding meteran 1 5 2 Sumur 19 95 3 Air sungai 4 Air hujan Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 81, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban leding meteran sebanyak 1 responden atau 5, sumur sebanyak 19 responden atau 95, air sungai sebanyak 0 responden atau 0, dan air hujan sebanyak 0 responden atau 0. Dari hasil survei penelitian telah diketahui bahwa 95 keluarga siswa kurang mampu SMP swasta Bina Widya menggunakan sumber air minum dari sumur. 5.7.1.9. Data Responden Orang Tua Siswa Mengenai Sumber Penerangan Utama Yang Digunakan Keluarga Sehari-hari Dalam hal ini peneliti memberikan beberapa pilihan yang mungkin dijadikan sumber penerangan keluarga responden yaitu listrik PLN, listrik non PLN, petromak, dan pelitasentirlilin. Untuk mengetahui jawaban responden lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 82. Tabel 82. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang sumber penerangan utama yang digunakan keluarga sehari-hari Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 82, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban listrik PLN sebanyak 19 responden atau 95, listrik non PLN sebanyak 0 responden atau 0, petromak sebanyak 1 responden atau 5, dan pelitasentirlilin sebanyak 0 responden atau 0. Ternyata 95 sumber penerangan rumah responden orang tua siswa SMP swasta Bina Widya menggunakan listrik PLN. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Listrik PLN 19 95 2 Listrik non PLN 3 Petromak 1 5 4 Pelitasentirlilin Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara 5.7.1.10. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Bahan Bakar Yang Digunakan Keluarga Untuk Memasak Sehari-hari Untuk mengetahui jawaban responden berdasarkan bahan bakar yang digunakan keluarga untuk memasak setiap hari dapat dilihat pada Tabel 83. Tabel 83. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang bahan bakar yang digunakan keluarga untuk memasak sehari-hari Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 83, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban gas elpiji sebanyak 6 responden atau 30, minyak tanah sebanyak 8 responden atau 40, batu bara sebanyak 0 responden atau 0, dan kayu bakar sebanyak 6 responden atau 30. Dari data ini diketahui bahwa 40 keluarga siswa menggunakan minyak tanah dan 30 keluarga siswa menggunakan gaselpiji dan 30 kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasak sehari – hari.

5.7.1.11. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Status Kepemilikan WC Keluarga

Untuk mengetahui jawaban responden mengenai status kepemilikan WC keluarga dapat dilihat pada Tabel 84. Tabel 84. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang status kepemilikan WC keluarga Sumber: Data Primer kuesioner 2012 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Gaselpiji 6 30 2 Minyak tanah 8 40 3 Batu bara 4 Kayu bakar 6 30 Jumlah 20 100 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Milik sendiri 11 55 2 Milik bersama 6 30 3 WC umum 1 5 4 Tidak memiliki WC 2 10 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 84, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban milik sendiri sebanyak 11 responden atau 55, milik bersama sebanyak 6 responden atau 30, WC umum sebanyak 1 responden atau 5, dan tidak memiliki WC sebanyak 2 responden atau 10.

5.7.1.12. Data Responden Orang Tua Siswa Mengenai Bentuk Pembuangan Air Tinja Keluarga

Meskipun 10 responden tidak memiliki WC, tapi mereka memiliki tempat pembuangan tinja. Untuk mengetahui jawaban responden mengenai tempat pembuangan air tinja keluarga dapat dilihat pada Tabel 85. Tabel 85. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang bentuk pembuangan air tinja keluarga Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 85, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban sepsiteng sebanyak 3 responden atau 15, kolamsawah sebanyak 1 responden atau 5, sungai sebanyak 3 responden atau 15, dan lubang tanah sebanyak 13 responden atau 65. Dari data ini diketahui bahwa 65 bentuk pembuangan air tinja keluarga adalah lubang tanah.

5.7.1.13. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan

Dalam hal ini peneliti telah mengambil beberapa opsi yang layak berdasarkan informasi dari lapangan yaitu kepemilikan becak mesin, sepeda motor, sepeda, dan tidak memiliki No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Sepsiteng 3 15 2 KolamSawah 1 5 3 Sungai 3 15 4 Lubang Tanah 13 65 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara kendaraan. Untuk mengetahui jawaban responden mengenai kepemilikan kendaraan dapat dilihat pada Tabel 86. Tabel 86. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang kepemilikan kendaraan Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 86, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban becak mesin sebanyak 1 responden atau 5, sepeda motor sebanyak 17 responden atau 85, sepeda sebanyak 0 responden atau 0, dan tidak memiliki kendaraan sebanyak 2 responden atau 10. Dari data ini diketahui bahwa ternyata sekitar 80 keluarga siswa memiliki sepeda motor.

5.7.1.14. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Status Kepemilikan Kendaraan

Pada status kepemilikan kendaraan, jumlah kejadian N sebanyak 18 responden. Hal ini dikarenakan dari 20 responden terdapat 2 responden tidak memiliki kendaraan. Sehingga jumlah responden diambil berdasarkan jumlah kejadian N yaitu responden yang memiliki kendaraan saja. Untuk mengetahui jawaban responden mengenai status kepemilikan kendaraan dapat dilihat pada Tabel 87. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Becak Mesin 1 5 2 Sepeda Motor 17 85 3 Sepeda 4 Tidak Memiliki Kendaraan 2 10 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 87. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang status kepemilikan kendaraan Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 87, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban milik pribadi sebanyak 4 responden atau 22,2, kredit sebanyak 14 responden atau 77,8, milik perusahaandinas sebanyak 0 responden atau 0, dan milik orang tuasanaksaudara sebanyak 0 responden atau 0. Dari hasil survei bahwa 22,2 responden memiliki kendaraan pribadi dan 77,8 responden memiliki kendaraan tapi masih kredit. Sehingga dapat diketahui bahwa responden orang tua siswa kurang mampu SMP swasta Bina Widya mampu membeli kendaraan meskipun dalam pendataan sekolah memiliki kondisi sosial ekonomi yang rendah.

5.7.1.15. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Kepemilikan Surat Keterangan Miskin

Pada status kepemilikan surat keterangan miskin yang disahkan oleh pemerintah daerah. Dalam hal ini jumlah kejadian N sebanyak 20 yang diambil dari jumlah keseluruhan responden sebanyak 20 orang responden. Untuk mengetahui jawaban responden mengenai status kepemilikan surat keterangan miskin dapat dilihat pada Tabel 88. Tabel 88. Distribusi jawaban responden tentang kepemilikan surat keterangan miskin Sumber: Data Primer kuesioner 2012 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Milik Pribadi 4 22,2 2 Kredit 14 77,8 3 Milik Perusahaandinas 4 Milik orang tuasanaksaudara Jumlah 18 100 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Punya 8 40 2 Belum Punya 3 15 3 Tidak Punya 9 45 4 Tidak Tahu Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 88, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban punya sebanyak 8 responden atau 40, belum punya sebanyak 3 responden atau 15 belum punya dimaksud adalah masih dalam proses pengurusan, tidak punya sebanyak 9 responden atau 45, dan tidak tahu sebanyak 0 responden atau 0. Dari data ini diketahui bahwa responden yang diakui pemerintah daerah yang memiliki kondisi ekonomi yang rendah sekitar 40, sedangkan yang masih mengurus surat sebanyak 15. Selebihnya sekitar 45 mungkin belum termasuk kriteria keluarga miskin atau belum terdata oleh pemerintah daerah.

5.7.1.16. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Bantuan Raskin Yang Diberikan Pemerintah

Untuk mengetahui jawaban responden mengenai pernah atau tidaknya responden mendapatkan bantuan raskin dari pemerintah dapat dilihat pada Tabel 89. Tabel 89. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang bantuan raskin yang diberikan pemerintah Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 89, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban pernah sebanyak 10 responden atau 50, belum pernah sebanyak 3 responden atau 15, tidak pernah sebanyak 7 responden atau 35, dan tidak tahu sebanyak 0 responden atau 0. Dari data ini diketahui bahwa 50 responden pernah mendapatkan bantuan raskin. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Pernah 10 50 2 Belum Pernah 3 15 3 Tidak Pernah 7 35 4 Tidak Tahu Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara

5.7.1.17. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Kepemilikan Tabungan Masa Depan Keluarga

Kepemilikan tabungan masa depan keluarga sagat mempengaruhi masa depan keluarga terutama masa depan anak dalam mengenyam pendidikan selanjutnya. Untuk mengetahui kepemilikan tabungan masa depan responden dapat dilihat pada Tabel 90. Tabel 90. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang kepemilikan tabungan masa depan keluarga Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 90, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban memiliki tabungan sebanyak 4 responden atau 20, belum memiliki tabungan sebanyak 6 responden atau 30, tidak memiliki tabungan sebanyak 10 responden atau 50, dan tidak tahu sebanyak 0 responden atau 0. Dari data ini diketahui bahwa 20 responden memiliki tabungan masa depan untuk pendidikan anak, meskipun dengan kondisi sosial ekonomi yang lemah, responden masih bisa menyisihkan sedikit penghasilan kerja maupun dari bantuan orang lain, dan termasuk juga dari dana Bantuan Opersional Sekolah BOS yang diperoleh anak untuk masa depan. Sedangkan selebihnya sekitar 80 responden tidak memiliki tabungan yang dikarenakan minimnya penghasilan atau pendapatan keluarga sehingga hanya cukup memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Dalam hal ini peneliti menganalisis bahwa 20 keluarga siswa masih No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Memiliki Tabungan 4 20 2 Belum Memiliki Tabungan 6 30 3 Tidak Memiliki Tabungan 10 50 4 Tidak Tahu Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara mampu membiayai kebutuhan hidup keluarga karena memiliki tabungan dari hasil kerja keras keluarga untuk biaya masa depan mereka. 5.7.1.18. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Kemampuan Keluarga Dalam Menyekolahkan Anak Ke Jenjang Pendidikan Yang Lebih Tinggi Untuk mengetahui jawaban responden mengenai kemampuan orang tua dalam menyekolahkan anak ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dapat dilihat pada Tabel 91. Tabel 91. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang kemampuan keluarga dalam menyekolahkan anak ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 91, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban mampu sebanyak 2 responden atau 10, cukup mampu sebanyak 5 responden atau 25, kurang mampu sebanyak 10 responden atau 50, dan tidak mampu sebanyak 3 responden atau 15. Dari data ini diketahui bahwa 10 responden mampu dan 25 cukup mampu untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini dapat diketahui bahwa responden masih mampu memperjuangkan anaknya untuk tetap sekolah meskipun dengan keterbatasan dana yang dimiliki dengan cara menggunakan uang yang ditabung dari hasil kerja responden, pemberian sanak saudara, dan bantuan dari sekolah baik itu dari dana Bantuan Operasional Sekolah BOS maupun dari Beasiswa Siswa Miskin BSM. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Mampu 2 10 2 Cukup Mampu 5 25 3 Kurang Mampu 10 50 4 Tidak Mampu 3 15 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara 5.7.1.19. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Jumlah Anak Yang Masih Sekolah Berdasarkan Tingkat Pendidikan Untuk melihat jumlah anak yang masih sekolah berdasarkan tingkat pendidikan dapat diambil pada jumlah kejadian N yaitu sebanyak 41. Hal ini dikarenakan pertanyaan yang diberikan kepada responden boleh memilih lebih dari 1 jawaban sesuai dengan kondisi yang ada di dalam keluarga responden. Dapat diketahui bahwa dari 20 responden, responden yang memilih 1 jawaban saja dari pertanyaan ini sebanyak 6 responden sedangkan yang memilih lebih dari 1 jawaban sebanyak 14 responden. Sehingga jumlah kejadian N diambil berdasarkan jumlah keseluruhan opsi yang diperoleh dari lapangan. Untuk mengetahui jawaban responden lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 92. Tabel 92. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang jumlah anak yang masih sekolah berdasarkan tingkat pendidikan Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 92, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jumlah tanggungan berdasarkan tingkat pendidikannya yaitu pada tingkat SD sebanyak 16 orang anak atau 40, tingkat SMP sebanyak 20 orang anak atau 48,8, tingkat SMA sebanyak 5 orang anak atau 13,5, dan tingkat kuliah sebanyak 0 orang anak atau 0. Dari data ini dapat diketahui bahwa responden orang tua siswa masih memiliki tanggungan dari SD, SMP, dan SMA. Sedangkan anak yang masuk ke tingkat kuliah atau perguruan tinggi tidak ada. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 SD 16 39 2 SMP 20 48,8 3 SMA 5 12,2 4 Kuliah Jumlah 41 100 Universitas Sumatera Utara

5.7.1.20. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Pengeluaran Biaya Pendidikan Anak Per Bulan

Biaya pendidikan anak sangat mempengaruhi keseriusan orang tua dalam menyekolahkan anak-anaknya walau dengan kondisi sosial ekonomi yang lemah sekalipun. Tujuannya agar anak sebagai generasi muda diharapkan dapat merubah nasib sosial ekonomi keluarga kedepannya yang lebih baik. Untuk melakukan pengolahan data, peneliti menggunakan rumus distribusi frekuensi dengan jumlah kejadian N sebesar 20 yang diambil berdasarkan jumlah responden. Untuk mengetahui jawaban responden mengenai pengeluaran biaya pendidikan anak selama sebulan dapat dilihat pada Tabel 93. Tabel 93. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang pengeluaran biaya pendidikan anak per bulan Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 93, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban pengeluaran ≥ Rp 2.010.000 sebanyak 2 responden atau 10, pengeluaran Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000 sebanyak 1 responden atau 10, pengeluaran Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000 sebanyak 2 responden atau 10, dan pengeluaran Rp 510.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 15 responden atau 75 . Dari data ini dapat diketahui bahwa ternyata sekitar 10 biaya pengeluaran pendidikan anak sebesar Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000 dan Rp 510.000 – Rp 1.000.000, sedangkan 5 biaya pengeluaran pendidikan sebesar Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000. Hal ini merupakan suatu pengeluaran yang cukup besar karena penghasilan tidak sesuai dengan pengeluaran keluarga dan No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000 2 10 2 Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000 1 5 3 Rp 510.000 – Rp 1.000.000 2 10 4 ≤ Rp 500.000 15 75 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara pengeluaran biaya pendidikan anak yang masih sekolah. Kemungkinan responden kurag jujur dalam memberikan jawaban sehingga menjadi kelemahan peneliti juga dalam mengungkap data kondisi sosial ekonomi keluarga siswa kurang mampu. 5.7.2. Kondisi Sosial Ekonomi Siswa Kurang Mampu SMP Swasta Bina Widya 5.7.2.1. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Status Pekerjaan Orang Tua Untuk melihat status pekerjaan orang tua dapat diperoleh melalui siswa kurang kurang mampu dapat dilihat pada Tabel 94. Tabel 94. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang status pekerjaan orang tua Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 94, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban tetap sebanyak 13 responden atau 65 dan tidak tetap sebanyak 7 responden atau 35. Jenis pekerjaan tetap yang dimaksud adalah karyawan perkebunan, tukang becak, pedagang, dan petani. Sedangkan jenis pekerjaan tidak tetap adalah buruh harian lepas dan kuli bangunan. 5.7.2.2. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Jumlah Anak Yang Masih Ditanggung Biaya Pendidikan Untuk mengetahui jumlah anak yang masih ditanggung biaya pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 95. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Tetap 13 65 2 Tidak Tetap 7 35 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 95. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang jumlah anak yang masih di tanggung biaya pendidikan Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 95, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban 1 orang tanggungan sebanyak 7 responden atau 35, 2 orang tanggungan sebanyak 6 responden atau 30, 3 orang tanggungan sebanyak 5 responden atau 20, dan lainnya sebanyak 2 responden atau 7,2. Lainnya yang dimaksud adalah jumlah anak yang menjadi tanggungan biaya pendidikan sebanyak 4 dan 5 orang tanggungan.

5.7.2.3. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Anak Ke Berapa Dalam Keluarga

Untuk melihat siswa dalam konteks anak ke berapa bersaudara dalam keluarga dapat dilihat pada Tabel 96. Tabel 96. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang anak ke berapa dalam keluarga Sumber: Data Primer kuesioner 2012 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 1 Orang 7 35 2 2 Orang 6 30 3 3 Orang 5 25 4 Lainnya 2 10 Jumlah 70 100 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 1 11 55 2 2 5 25 3 3 2 10 4 Lainnya 2 10 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 96, dapat dilihat responden yang memilih jawaban anak ke 1 sebanyak 11 responden atau 55, anak ke 2 sebanyak 5 responden atau 25, anak ke 3 sebanyak 2 responden atau 10, dan lainnya sebanyak 2 responden atau 10. Lainnya yang dimaksud disini adalah anak ke 4, 5, dan 6. 5.7.2.4. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Kecukupan Kebutuhan Hidup Keluarga Setiap Hari Untuk dapat mengetahui secara rinci tentang kecukupan kebutuhan hidup keluarga setiap hari dapat dilihat pada Tabel 97. Tabel 97. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang kecukupan kebutuhan hidup keluarga setiap hari Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 97, dapat dilihat responden yang memilih jawaban sangat cukup sebanyak 0 responden atau 0, cukup sebanyak 6 responden atau 30, kurang mampu sebanyak 12 responden atau 60, dan tidak cukup sebanyak 2 responden atau 10. Dari data ini diketahui bahwa sekitar 30 siswa kurang mampu merasa cukup dalam melihat pemenuhan kebutuhan keluarga setiap hari. Dan 60 siswa kurang mampu merasa kurang cukup dalam melihat terpenuhinya kebutuhan keluarga setiap hari. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Sangat Cukup 2 Cukup 6 30 3 Kurang Cukup 12 60 4 Tidak Cukup 2 10 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara 5.7.2.5. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Pekerjaan Sampingan Untuk Membantu Ekonomi Keluarga Untuk melihat lebih jelas mengenai pekerjaan sampingan siswa kurang mampu dalam membantu ekonomi keluarga dapat dilihat pada Tabel 98. Tabel 98. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang pekerjaan sampingan untuk membantu ekonomi keluarga Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 98, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban ada sebanyak 7 responden atau 35 dan tidak ada sebanyak 13 responden atau 65. Dari data ini diketahui bahwa 35 siswa kurang mampu memiliki pekerjaan sampingan untuk mencukupi biaya hidup keluarga dan biaya pendidikannya. Jenis pekerjaan sampingan yang dimaksud adalah membantu orang tua menjadi buruh kelapa sawit, penjaga toko pakaian dan penjaga kedai makanan ringan atau snack. 5.7.2.6. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Kepemilikan Uang Saku Untuk Biaya Sekolah Setiap Hari Untuk dapat melihat lebih jelas mengenai kepemilikan uang saku siswa dapat dilihat pada Tabel 99. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Ada 7 35 2 Tidak Ada 13 65 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 99. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang kepemilikan uang saku untuk biaya sekolah setiap hari Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 99, dapat dilihat responden yang memilih jawaban ada sebanyak 15 responden atau 75, kadang-kadang sebanyak 3 responden atau 15, belum ada sebanyak 0 responden atau 0, dan tidak ada sebanyak 2 responden atau 10.

5.7.2.7. Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Uang Saku Yang Diberi Orang Tua Setiap Hari

Pada jumlah uang saku yang diberikan orang tua setiap harinya dapat diambil berdasarkan jumlah kejadian N sebanyak 18 responden. Hal ini dikarenakan dari 20 responden terdapat 2 responden tidak memiliki uang saku. Sehingga jumlah responden diambil berdasarkan jumlah kejadian N yaitu responden yang memiliki uang saku saja.Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 100. Tabel 100. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang jumlah uang saku yang di kasih orang tua setiap hari Sumber: Data Primer kuesioner 2012 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Ada 15 75 2 Kadang-kadang 3 15 3 Belum Ada 4 Tidak Ada 2 10 Jumlah 20 100 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 ≥Rp 16.000 1 5,6 2 Rp 11.000 – Rp 15.000 3 Rp 6.000 – Rp 10.000 4 22,2 4 Rp 1.000 – Rp 5.000 13 72,2 Jumlah 18 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 100, dapat dilihat responden yang memilih jawaban ≥Rp 16.000 sebanyak 1 responden atau 5,6, Rp 11.000 – Rp 15.000 sebanyak 0 responden atau 0, Rp 6.000 – Rp 10.000 sebanyak 4 responden atau 9, dan Rp 1.000 – Rp 5.000 sebanyak 13 responden atau 72,2. Dari hasil survei peneliti ternyata terdapat siswa kurang mampu yang memiliki uang saku ≥Rp 16.000 yaitu sekitar 5,6. Ini dikarenakan jauhnya lokasi rumah siswa untuk pergi ke sekolah yaitu di daerah Bunga Tanjung sehingga membuat siswa terpaksa menaiki angkutan antar kota untuk menempuh jalan ke sekolah. 5.8. Pemaanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Bagi Siswa Kurang Mampu Dan Orang Tua Siswa SMP Swasta Bina Widya Aeknabara Sebelum peneliti mengkomparasikan pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS bagi siswa kurang mampu antara SMPN 1 Bilah Hulu dengan SMP swasta Bina Widya, peneliti akan menganalisis terlebih dahulu mengenai kondisi sosial ekonomi antara kedua sekolah ini. Dari hasil survei yang dilakukan peneliti dalam aspek kondisi sosial ekonomi keluarga siswa kurang mampu di SMPN 1 Bilah Hulu dan SMP swasta Bina Widya ternyata kedua sekolah ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Karena dari aspek kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kedua sekolah ini belum sepenuhnya masyarakatnya jujur memberukan informasi mengenai kondisi keluarga yang sebenarnya kepada pemerintah maupun pihak sekolah. Pihak sekolah belum maksimal menyeleksi siswa sesuai dengan kriteria masyarakat miskin menurut Badan Puasat Statistik BPS. Walaupun tidak semuanya masuk kriteria yang ada di Badan Pusat Statistik BPS, tapi seharusnya mampu mendekati kriteria tersebut dalam mendata siswa yang layak dibantu. Hal ini dilihat dari penghasilan keluarga selama sebulan, kondisi rumah, kepemilikan kendaraan, jumlah tanggungan keluarga, jumlah tanggungan yang masih mengenyam pendidikan, pengeluaran keluarga selama sebulan, dan pengeluaran biaya Universitas Sumatera Utara pendidikan anak selama sebulan. Sehingga timbul asumsi bahwa telah terjadi disfungsi laten dalam pengalokasian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Hal ini dapat dilihat pada tabel 101 untuk melihat kondisi ekonomi keluarga mengenai penghasilan dan pengeluaran keluarga antara SMPN 1 Bilah Hulu dengan SMP swasta Bina Widya yang belum tepat sasaran. Tabel 101. Distribusi perbandingan data responden orang tua siswa SMPN 1 Bilah Hulu dengan SMP Swasta Bina Widya mengenai pengahasilan dan pengeluaran keluarga selama sebulan Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 101, dapat diketahui bahwa seharusnya kondisi sosial ekonomi yang dikatakan layak miskin menurut Badan Pusat Statistik penghasilan bersih minimal sebesar Rp 600.000 per bulannya. Penghasilan bersih merupakan penghasilan dari keseluruhan yang diperoleh dari satu keluarga selama sebulan tanpa ada potongan baik itu dari gaji, hasil panen, hasil dagang, maupun pemberian bantuan lainnya. Tetapi untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data maka peneniliti mengelompokkan pendapatan minimum berkisar Rp 510.000 – Rp 1.000.000 per bulannya. Dapat dilihat hasil survei di SMPN 1 Bilah Hulu bahwa responden yang memiliki penghasilan keluarga sebesar Rp 510.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 37 responden atau sekitar 52,9 sedangkan di SMP swasta Bina Widya, responden yang memiliki penghasilan Rp 510.000 – Rp 1.000.000 per bulannya sebanyak 8 responden atau sekitar 40. Berarti responden yang memiliki penghasilan keluarga selama sebulan diatas Rp 1.010.000 di SMPN 1 Bilah Hulu Nomor Uraian Penghasilan Keluarga Per Bulan Pengeluaran Keluarga Per Bulan SMPN 1 Bilah Hulu SMP Swasta Bina Widya SMPN 1 Bilah Hulu SMP Swasta Bina Widya F F F F 1 ≥Rp 2.010.000 4 5,7 2 2,9 1 5 2 Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000 3 4,3 4 20 5 7,1 2 10 3 Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000 26 37,1 8 40 32 45,7 10 50 4 Rp 510.000 – Rp 1.000.000 37 52,9 8 40 31 44,3 7 35 Jumlah 70 100 20 100 70 100 20 100 Universitas Sumatera Utara sebanyak 33 responden atau 47,1 sedangkan di SMP swasta Bina Widya sebanyak 12 responden atau sekitar 60. Selain itu kalau dilihat berdasarkan pengeluarannya di SMPN 1 Bilah Hulu responden yang memiliki pengeluaran Rp 510.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 31 responden atau sekitar 44,3 sedangkan SMP swasta Bina Widya sebanyak 7 responden atau sekitar 35. Dari data tersebut, peneliti telah menemukan ketimpangan dalam melihat penghasilan dan pengeluaran keluarga di dua sekolah selama sebulan karena belum sepenuhnya masuk ke dalam kriteria masyarakat miskin. Sebenarnya data tersebut belum sepenuhnya valid dalam melihat kondisi ekonomi keluarga melalui penghasilan dan pengeluaran karena di satu sisi terlihat bahwa pengeluaran lebih besar daripada penghasilan. Untuk menganalisis data ini agar lebih valid lagi dapat dilihat pada lampiran 5 dan lampiran 6 mengenai rekapitulasi penghasilan dan pengeluaran keluarga siswa kurang mampu di SMPN 1 Bilah Hulu dan SMP swasta Bina Widya selama sebulan. Ternyata di SMPN 1 Bilah Hulu terdapat 10 responden atau sekitar 14,3 pengeluaran lebih besar daripada penghasilan sedangkan di SMP swasta Bina Widya terdapat 3 responden atau sekitar 15 pengeluaran lebih besar daripada penghasilan. Berarti tingkat kesalahan pihak sekolah dalam menyeleksi siswa kurang mampu di dua sekolah ini yang paling besar adalah di SMPN 1 Bilah Hulu skitar 14,3. Dari data tersebut menunjukkan ternyata keluarga siswa kurang mampu sebanyak 10 responden atau sekitar 14,3 dari SMPN 1 Bilah Hulu dan 3 responden atau sekitar 15 dari SMP swasta Bina Widya belum jujur mengungkapkan penghasilan bersih keluarga selama sebulan. Selain penghasilan, peneliti juga menganalsis kondisi sosial ekonomi orang tua siswa yang dilihat dari status kepemilikan rumah dan kendaraan bermotor. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan peneliti di SMPN 1 Bilah Hulu dan SMP swasta Bina Widya menunjukkan Universitas Sumatera Utara pada tabel 20 dan tabel 76 dalam melihat status kepemilikan rumah responden. Pada tabel 20 peneliti menganalisis bahwa sebanyak 30 responden atau sekitar 42,8 orang tua siswa SMPN 1 Bilah Hulu memiliki kondisi rumah dengan status kepemilikan rumah milik sendiri, dan 6 diantaranya memiliki kondisi rumah yang baik dapat dilihat pada lampiran 1. Sedangkan pada tabel 76 menunjukkan bahwa 5 responden atau sekitar 25 orang tua siswa SMP swasta Bina Widya memiliki rumah sendiri dengan kondisi rumah kurang baik semua. Dari data tersebut maka dapat dianalisis bahwa sebanyak 44 responden atau sekitar 62,8 kondisi rumah orang tua siswa di SMPN 1 Bilah Hulu dapat masuk ke dalam kriteria masyarakat kurang mampu sedangkan 26 responden atau sekitar 37,2 dinyatakan tidak layak sebagai masyarakat kurang mampu karena memiliki status kepemilikan rumah milik sendiri. Di SMP swasta Bina Widya terdapat 5 responden atau sekitar 25 dinyatakan tidak layak sebagai masyarakat kurang mampu dan 15 responden atau sekitar 75 layak masuk ke dalam kriteria masyarakat kurang mampu karena tidak memiliki rumah sendiri walaupun kondisi rumahnya baik. Kalau dilihat dari kepemilikan kendaraan, di SMPN 1 Bilah Hulu sebanyak 64 responden atau sekitar 91,4 orang tua siswa memiliki kendaraan bermotor dengan status milik sendiri sedangkan di SMP swasta Bina Widya sebanyak 18 responden atau sekitar 90 orang tua siswa memiliki kendaraan bermotor dengan status milik sendiri. Berdasarkan kriteria miskin yang diambil peneliti dari Badan Pusat Statistik BPS mengenai kondisi sosial ekonomi kedua sekolah bahwa pendataan yang dilakukan pihak sekolah dalam melihat kondisi sosial ekonomi keluarga ternyata masih kurang tepat pada sasarannya. Karena masih ada keluarga siswa yang dianggap mampu baik itu dalam mencukupi biaya kehidupan keluarga, status kepemilikan rumah, maupun status kepemilikan kendaraan bermotor. Ada sekitar 47,1 orang tua siswa SMPN 1 Bilah Hulu masih mampu membiayai kebutuhan Universitas Sumatera Utara hidup keluarga setiap bulannya, sekitar 37,2 orang tua siswa memiliki rumah sendiri, dan sekitar 91,4 orang tua siswa memiliki kendaraan bermotor. Sedangkan di SMP swasta Bina Widya sekitar 60 masih mampu membiayai kebutuhan hidup keluarga setiap bulannya, sekitar 25 orang tua siswa memiliki rumah sendiri, dan sekitar 90 orang tua siswa memiliki kendaraan bermotor. Dalam hal ini ternyata secara fungsional alokasi dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang dilakukan pihak sekolah belum 100 akurat dalam melakukan pemerataan pendidikan berupa bantuan moril yang diterima oleh siswa kurang mampu. Karena telah terjadi disfungsi dalam pengalokasian kebijakan Bantuan Operasional Sekolah BOS yang seharusnya dikhususkan untuk siswa kurang mampu dan ternyata masih ada siswa mampu yang mendapatkan bantuan tersebut. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terlihat bahwa tingkat kejujuran masyarakat dalam aspek kondisi sosial ekonomi masih belum sepenuhnya benar-benar layak dikategorikan sebagai keluarga miskin. Pihak sekolah masih kecolongan dengan strategi yang dibuat sekolah untuk mendata siswa berdasarkan kondisi sosial ekonominya. Hal ini dapat merugikan pemerintah dan pihak sekolah karena telah memberikan bantuan kepada siswa yang tidak layak dibantu. Sehingga dapat menguntungkan siswa yang memiliki kondisi sosial ekonomi mampu yang seharusnya tidak layak mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS berupa bantuan khusus berupa uang transportasi bagi siswa kurang mampu. Ketika berbicara pemanfaatan tentunya sudah menyangkut hak siswa bagaimana cara untuk mengatur kebutuhan pendidikan melalui dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Akan tetapi pihak sekolah SMP swasta Bina Widya lebih berperan dalam memanfaatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang telah direalisasikan kepada siswa kurang mampu. Pihak sekolah semaksimal mungkin memanfaatkan dana tersebut sebagai keperluan sekolah setelah Universitas Sumatera Utara semua terpenuhi setelah itu sisanya diberikan kepada siswa. Untuk melihat lebih jelas manfaat dana Bantuan Operasional Sekolah BOS bagi siswa kurang mampu dan orang tua siswa dapat dilihat pada temuan data di bawah ini. 5.8.1. Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Bagi Siswa Kurang Mampu SMP Swasta Bina Widya Aeknabara 5.8.1.1. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Awal Mula Mendapatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Dalam bagian ini jumlah kejadian N dalam menganalisis data statistik sebesar 20 yang diambil dari total keseluruhan responden. Hal ini tujuannya untuk dapat mengetahui sejak kapan siswa kurang mampu mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dari pihak sekolah. Untuk dapat melihat lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 102. Tabel 102. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang awal mula mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 102, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban semester 2 sebanyak 16 responden atau 80, semester 3 sebanyak 1 responden atau 5, semester 4 sebanyak 3 responden atau 15, dan semester 5 sebanyak 0 responden atau 0. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Semester 2 16 80 2 Semester 3 1 5 3 Semester 4 3 15 4 Semester 5 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara 5.8.1.2. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Berapa Kali Mendapatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Untuk dapat mengetahui berapa kali responden mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat dilihat pada Tabel 103. Tabel 103. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang berapa kali mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 103, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban 1 kali sebanyak 10 responden atau 50, 2 kali sebanyak 4 responden atau 20, 3 kali sebanyak 6 responden atau 30, dan 4 kali sebanyak 0 responden atau 0. Dari data ini diketahui 50 siswa mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS sebanyak 1 kali. Sedangkan 50 lagi siswa mandapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS lebih dari 1 kali. Ternyata alokasi dana Bantuan Operasional Sekolah BOS di SMP swasta Bina Widya kepada siswa kurang mampu setiap tahun dilaksanakan. Karena pihak sekolah mengerti dengan kondisi siswa kurang mampu yang ada di sekolah tersebut. Hal ini berkaitan juga dengan iuran sekolah yang setiap bulannya harus dibayar kepada pihak sekolah sebesar Rp 50.000,- per bulannya. Sehingga dapat diketahui bahwa kepedulian pihak sekolah SMP swasta Bina Widya terhadap siswa kurang mampu cukup bagus dalam membantu biaya pendidikan keluarga. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 1 Kali 10 50 2 2 Kali 4 20 3 3 Kali 6 30 4 4 Kali Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara 5.8.1.3. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Syarat Untuk Mendapatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Harus Memiliki Surat Keterangan Miskin Untuk mengetahui syarat untuk mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS harus memiliki surat keterangan miskin atau tidanya dapat dilihat pada Tabel 104. Tabel 104. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang syarat untuk mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS harus memiliki surat miskin Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 104, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban ya sebanyak 3 responden atau 15, belum tentu sebanyak 4 responden atau 20, tidak sebanyak 13 responden atau 65, dan lainnya sebanyak 0 responden atau 0. Dari data ini diketahui bahwa 65 responden menjawab tidak ada syarat untuk mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. 5.8.1.4. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Syarat Lain Untuk Mendapatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Untuk mengetahui syarat lain mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat dilihat pada Tabel 105. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Ya 3 15 2 Belum Tentu 4 20 3 Tidak 13 65 4 Lainnya Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 105. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang syarat lain untuk mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 105, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban ada sebanyak 4 responden atau 20, dan responden yang menjawab tidak ada sebanyak 16 responden atau 80. Responden menjawab ada yang dimaksud adalah harus menunjukkan surat keterangan miskin dari kepala desa tempat siswa kurang mampu tinggal kepada pihak sekolah. 5.8.1.5. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Bantuan Lain Yang Diperoleh Selain Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Dalam pertanyaan ini diharapkan dapat mengetahui ada atau tidaknya bantuan lain dan seperti apa bantuan tersebut yang diperoleh responden. Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 106. Tabel 106. Distribusi jawaban responden tentang bantuan lain yang diperoleh selain dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 106, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban ada sebanyak 2 responden atau 10, dan responden yang menjawab tidak ada sebanyak 18 responden atau 90. Dari hasil survei yang telah dilakukan, 10 responden menjawab ada bantuan lain selain dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. SMP swasta Bina Widya juga mendapatkan dana No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Ada 4 20 2 Tidak Ada 16 80 Jumlah 20 100 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Ada 2 10 2 Tidak Ada 18 90 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara juga dari sisdiknas pendidikan khusus untuk siswa kurang mampu berupa Beasiswa Siswa Miskin BSM dengan jumlah dana yang didapat per siswanya sebayak Rp 550.000. Syarat untuk medapatkannya juga sama dengan informasi yang didapat dari SMPN 1 Bilah Hulu. Hanya saja siswa yang mendapatkan dana tersebut sangat sedikit. Dari laporan terakhir siswa pada saat semester terakhir yang mendapatkan dana tersebut paling banyak 6 siswa. Hal ini mungkin terjadi karena penilaian dari pemerintah pusat berbeda dengan penilaian pihak sekolah itu sendiri. 5.8.1.6. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Potongan Dana Dalam Pembagian Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Dalam pembagian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS kemungkinan ada potongan dalam mereliasasikan dana tersebut. Untuk mengetahui lebih jelas tanggapan dari responden siswa kurang mampu dapat dilihat pada Tabel 107. Tabel 107. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang syarat lain untuk mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 107, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban ada sebanyak 11 responden atau 55, dan responden yang menjawab tidak ada sebanyak 9 responden atau 45. Dana yang dialokasikan kepada siswa kurang mampu di sekolah ini sebesar Rp 375.000 siswanya. Akan tetapi pihak sekolah tidak memberikan seluruh dana tersebut langsung kepada siswa, melainkan siswa tersebut dipanggil beserta orang tuanya juga. Seperti yang dilihat pada hasil survei peneliti menunjukkan bahwa sebanyak 55 siswa mengatakan adanya potongan No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Ada 11 55 2 Tidak Ada 9 45 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara dalam mengalokasikan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Hal ini dilakukan pihak sekolah agar dana yang diperoleh siswa tidak terbuang sia-sia seperti dijadikan uang jajan, dipakai untuk kegiatan yang tidak bermanfaat. Oleh sebab itu, solusi yang diberikan pihak sekolah adalah memberikan pengawasan yang cukup efektif dan efisien. Misalnya, pihak sekolah melakukan negosiasi kepada siswa yang didampingi oleh orang tua apabila siswa tersebut memiliki hutang buku paket yang belum dilunasi maka siswa melunasinya melalui dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang di dapat. Ataupun dana tersebut digunakan untuk membayar uang sekolah baik itu sudah telat pembayarannya ataupun dibayar untuk bulan depan. Setelah lunas semua, lalu sisa dananya diberikan kepada siswa kurang mampu tersebut. 5.8.1.7. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Pembagian Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Yang Tersendat Untuk mengetahui pernah atau tidaknya siswa merasakan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang tersendat dapat dilihat pada Tabel 108. Tabel 108. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang pembagian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang tersendat Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 108, dapat dilihat responden yang memilih jawaban pernah sebanyak 0 responden atau 0, belum pernah sebanyak 3 responden atau 15, tidak pernah sebanyak 14 responden atau 70, dan tidak tahu sebanyak 3 responden atau 15. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Pernah 2 Belum Pernah 3 15 3 Tidak Pernah 14 70 4 Tidak Tahu 3 15 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara 5.8.1.8. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Lamanya Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Diberikan Kepada Siswa Setelah Masa Pendataan Dilakukan Pihak Sekolah Dalam melihat lamanya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang diberikan kepada siswa setelah masa pendataan dilakukan oleh pihak sekolah dapat dilihat pada Tabel 109. Tabel 109. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang lamanya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS diberikan kepada siswa setelah masa pendataan dilakukan pihak sekolah Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 109, dapat dilihat responden yang memilih jawaban 1 bulan sebanyak 5 responden atau 25, 2 bulan sebanyak 6 responden atau 30, 3 bulan sebanyak 2 responden atau 10, dan 4 bulan keatas sebanyak 7 responden atau 35. 5.8.1.9. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Dalam menganalisis data mengenai penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dilakukan siswa kurang mampu diambil berdasarkan jumlah kejadian N sebesar 24. Ini diperoleh berdasarkan jumlah keseluruhan pilihan jawaban responden yang boleh memilih lebih dari 1 jawaban. Dalam pertanyaan ini, dari 20 responden, 16 responden memilih 1 jawaban. Sedangkan 4 responden lagi memilih lebih dari 1 jawaban. Untuk melihat lebih jelas lagi dapat dilihat pada Tabel 110. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 1 Bulan 5 25 2 2 Bulan 6 30 3 3 Bulan 2 10 4 4 Bulan Ke Atas 7 35 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 110. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Pada tabel 110, dapat dilihat responden yang memilih jawaban membeli perlengkapan sekolah sebanyak 17 responden atau 70,8, membantu biaya keluarga sebanyak 6 responden atau 25, ditabung untuk biaya SMA sebanyak 1 responden atau 4,2, dan memilih untuk uang jajan sekolah sebanyak 0 responden atau 0. Dari data ini diketahui bahwa sekitar 70,8 responden menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS untuk membeli perlengkapan sekolah. 5.8.1.10. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Dengan Adanya Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Dapat Meringankan Beban Biaya Sekolah Dalam proses analisis data statistik mengenai pengaruh dari dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat meringankan beban biaya sekolah atau tidak. Sehingga dapat diketahui bahwa jumlah kejadian diambil dari jumlah responden sebanyak 20 responden. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 111. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Membeli perlengkapan sekolah 17 70,8 2 Membantu biaya belanja keluarga 6 25 3 Di tabung untuk biaya SMA 1 4,2 4 Uang jajan sekolah Jumlah 24 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 111. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang dengan adanya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat meringankan beban biaya sekolah Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 111, dapat dilihat responden yang memilih jawaban sangat meringankan sebanyak 5 responden atau 25, meringankan sebanyak 10 responden atau 50, cukup meringankan sebanyak 5 responden atau 25, dan tidak meringankan sebanyak 0 responden atau 0. Dari data ini diketahui bahwa hadirnya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS di SMP swasta Bina Widya ini telah meringankan beban biaya pendidikan para siswa kurang mampu. 5.8.1.11. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Pengaruh Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Terhadap Peningkatan Minat Belajar Siswa Untuk melihat lebih jelas tentang pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS terhadap peningkatan minat belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 112. Tabel 112. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS terhadap peningkatan minat belajar siswa Sumber: Data Primer kuesioner 2012 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Sangat Meringankan 5 25 2 Meringankan 10 50 3 Cukup Meringankan 5 25 4 Tidak Meringankan Jumlah 20 100 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Sangat Meningkat 3 15 2 Meningkat 5 25 3 Cukup Meningkat 12 60 4 Tidak Meningkat Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 112, dapat dilihat responden yang memilih jawaban sangat meningkat sebanyak 3 responden atau 15, meningkat sebanyak 5 responden atau 25, cukup meningkat sebanyak 12 responden atau 60, dan tidak meningkat sebanyak 0 responden atau 0. Dari data ini diketahui bahwa 100 dana Bantuan Operasional Sekolah BOS memiliki pengaruh dalam meningkatkan minat belajar siswa yang dikarenakan tidak adanya kendala dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah ini. 5.8.1.12. Data Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Pengaruh Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Di Terhadap Tingkat Prestasi Belajar Siswa Untuk melihat lebih jelas tentang pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS terhadap tingkat prestasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 113. Tabel 113. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS terhadap tingkat prestasi belajar siswa Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 113, dapat dilihat responden yang memilih jawaban sangat naik sebanyak 2 responden atau 10, naik sebanyak 6 responden atau 30, cukup naik sebanyak 12 responden atau 60, dan tidak naik sebanyak 0 responden atau 0. Dari data ini diketahui bahwa ternyata dengan adanya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS di SMP swasta Bina Widya telah meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa kurang mampu sekitar 100. Dilihat berdasarkan rata-rata nilai raport siswa kurang mampu di SMP swasta Bina Widya sebelum dan sesudah mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS nilai rata-rata No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Sangat Naik 2 10 2 Naik 6 30 3 Cukup Naik 12 60 4 Tidak Naik Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada lampiran 4 mengenai rekapitulasi pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS bagi siswa kurang mampu.

5.8.1.13. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Pengaruh Dana

Bantuan Operasional Sekolah BOS Dapat Menambah Aktifitas Belajar Siswa Untuk mengetahui pengaruh Bantuan Opersional Sekolah BOS dapat menambah aktifitas belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 114. Tabel 114. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat menambah aktifitas belajar siswa Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 114, dapat dilihat responden yang memilih jawaban sangat bertambah sebanyak 2 responden atau 10, bertambah sebanyak 6 responden atau 30, cukup bertambah sebanyak 10 responden atau 50, dan tidak bertambah sebanyak 2 responden atau 10. Dari data ini diketahui bahwa sekitar 90 responden merasakan pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat menambah aktifitas belajar. 5.8.1.14. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Kegiatan Ekstrakurikuler Yang Diikuti Siswa Kurang Mampu Untuk mengetahui kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa kurang mampu dapat dilihat pada Tabel 115. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Sangat Bertambah 2 10 2 Bertambah 6 30 3 Cukup Bertambah 10 50 4 Tidak Bertambah 2 10 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 115. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa kurang mampu Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 115, dapat dilihat responden yang memilih jawaban kegiatan OSIS sebanyak 3 responden atau 15, olah raga sebanyak 5 responden atau 25, pramuka sebanyak 2 responden atau 10, dan tidak ada sebanyak 10 responden atau 50. Dari hasil survei, terlihat bahwa minat siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sedkit. Hal tersebut terbukti sekitar 50 siswa kurang mampu tidak mempunyai kegiatan ekstrakurikuler. SMP swasta Bina Widya juga mengalokasikan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS untuk kegiatan ekstrakulikuler, hanya saja tidak sebanyak kegiatan yang ada di SMPN 1 Bilah Hulu. Karena dengan sedikitnya jumlah siswa bukan menumbuhkan minat siswa untuk berkreatifitas melainkan sebaliknya yang dikarenakan minimnya motivasi dan juga semangat siswa untuk melakukan kegiatan ekstrakulikuler. Misalnya saja kegiatan pramuka dulunya sering diadakan disekolah ini. Pada tahun 2009 kegiatan ini sempat vakum dikarenakan pelatih mereka menikah lalu berhenti menjadi pembina pramuka. Setelah dua tahun lebih vakum, pada tahun 2011, kegiatan pramuka diadakan kembali yang dilaksanakan setiap hari kamis. Tetapi minat siswa semakin menurun dengan alasan peserta pramuka sangat sedikit yaitu sebanyak kurang lebih 10 orang yang masih aktif. Padahal gaji pelatih telah ditanggung oleh pihak sekolah dengan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 OSIS 3 15 2 Olah Raga 5 25 3 Pramuka 2 10 4 Tidak Ada 10 50 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara 5.8.2. Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Bagi Orang Tua Siswa 5.8.2.1. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Pengetahuan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Untuk Siswa Kurang Mampu Dalam melihat pengetahuan orang tua siswa tentang adanya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang diberikan untuk siswa kurang mampu dapat dilihat pada Tabel 116. Tabel 116. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang pengetahuan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS untuk siswa kurang mampu Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 116, dapat dilihat responden yang memilih jawaban mengetahui sebanyak 20 responden atau 100 dan responden yang menjawab tidak mengetahui sebanyak 0 responden atau 0. 5.8.2.2. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Pengetahuan Orang Tua Terhadap Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Yang Diberikan Sekolah Kepada Siswa Kurang Mampu Dalam melihat pengetahuan orang tua siswa mengenai sumber dana yang diberikan pihak sekolah kepada siswa kurang mampu dapat dilihat pada Tabel 117. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Tahu 20 100 2 Tidak Tahu Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 117. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang pengetahuan orang tua terhadap dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang di berikan sekolah kepada siswa kurang mampu Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 117, dapat dilihat responden yang memilih jawaban mengetahui sebanyak 20 responden atau 100 dan responden yang menjawab tidak mengetahui sebanyak 0 responden atau 20. Dari data ini diketahui bahwa ternyata sekitar 100 orang tua siswa mengetahui sumber dana yang di dapat oleh siswa kurang mampu berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. 5.8.2.3. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Oleh Orang Tua Siswa Kurang Mampu Dalam menganalisis jawaban yang diperoleh, dapat diketahui bahwa jumlah kejadian N diambil berdasarkan jawaban responden yang bebas memilih lebih dari 1 jawaban dari pertanyaan ini. Jadi jumlah kejadiannya sebesar 22. Dari 20 responden, 18 responden memilih 1 jawaban saja, sedangkan 2 responden lagi memilih lebih dari 1 jawabanUntuk mengetahui lebih jelas penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS oleh orang tua siswa dapat dilihat pada Tabel 118. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Tahu 20 100 2 Tidak Tahu Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 118. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS oleh orang tua siswa kurang mampu Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 118, dapat dilihat responden yang memilih jawaban keperluan sekolah sebanyak 18 responden atau 81,8, keperluan rumah tangga sebanyak 0 responden atau 0, ditabung untuk biaya masuk SMA sebanyak 4 responden atau 18,2, dan uang jajan anak sebanyak 0 responden atau 0. Dari data ini diketahui bahwa orang tua yang lebih banyak memilih menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS sebagai keperluan sekolah anak sekitar 81,8. 5.8.2.4. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Untuk Keperluan Keluarga Dalam hal ini jumlah kejadian dihitung berdasarkan jumlah responden yaitu sebesar 20 responden. Untuk mengetahui pernah atau tidaknya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS digunakan untuk keperluan keluarga dapat dilihat pada Tabel 119. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Keperluan sekolah 18 81,8 2 Keperluan rumah tangga 3 Di tabung untuk biaya masuk SMA 4 18,2 4 Uang jajan anak Jumlah 22 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 119. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS untuk keperluan keluarga Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 119, dapat dilihat responden yang memilih jawaban pernah sebanyak 3 responden atau 15, belum pernah sebanyak 3 responden atau 15, tidak pernah sebanyak 14 responden atau 70, dan tidak tahu sebanyak 0 responden atau 0. 5.8.2.5. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Dalam Meringankan Beban Ekonomi Keluarga Berhubung karena jumlah jawaban yang dipilih responden boleh lebih dari 1 sehingga dapat diketahui bahwa jumlah kejadian N diambil berdasarkan jumlah keseluruhan jawaban responden yaitu sebesar 22. Dari 20 responden, 18 responden hanya memilih 1 jawaban saja. Sedangkan 2 responden lagi memilih lebih dari 1 jawaban. Untuk mengetahui penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dalam meringankan beban ekonomi keluarga dapat dilihat pada Tabel 120. Tabel 120. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dalam meringankan beban ekonomi keluarga Sumber: Data Primer kuesioner 2012 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Pernah 3 15 2 Belum Pernah 3 15 3 Tidak Pernah 14 70 4 Tidak Tahu Jumlah 20 100 No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Membeli beras 2 Mengurangi beban biaya sekolah anak 19 86,4 3 Di tabung untuk masa depan anak 2 9,1 4 Menambah modal usaha keluarga 1 4,5 Jumlah 22 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 120, dapat dilihat responden yang memilih jawaban membeli beras sebanyak 0 responden atau 0, mengurangi beban biaya sekolah anak sebanyak 19 responden atau 86,4, ditabung untuk masa depan anak sebanyak 2 responden atau 9,1, dan menambah modal usaha keluarga sebanyak 1 responden atau 4,5. Dari data ini diketahui bahwa 86,4 responden menjawab dengan adanya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat mengurangi beban biaya sekolah anak. 5.8.2.6. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Pengaruh Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Dapat Mengurangi Beban Ekonomi Keluarga Dalam hal ini jumlah kejadian dihitung berdasarkan jumlah responden yaitu sebesar 20 responden. Untuk mengetahui pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat mengurangi beban ekonomi keluarga dapat dilihat pada Tabel 121. Tabel 121. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat mengurangi beban ekonomi keluarga Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 121, dapat dilihat responden yang memilih jawaban sangat berkurang sebanyak 2 responden atau 10, berkurang sebanyak 10 responden atau 50, cukup berkurang sebanyak 6 responden atau 30, dan tidak berkurang sebanyak 2 responden atau 10. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Sangat berkurang 2 10 2 Berkurang 10 50 3 Cukup berkurang 6 30 4 Tidak berkurang 2 10 Jumlah 20 100 Universitas Sumatera Utara 5.8.2.7. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Perlengkapan Sekolah Yang Dibeli Untuk Anak Melalui Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Berhubung karena jumlah jawaban yang dipilih responden boleh lebih dari 1 sehingga dapat diketahui bahwa jumlah kejadian N diambil berdasarkan jumlah keseluruhan jawaban responden yaitu sebesar 29. Dari 20 responden, 12 responden hanya memilih 1 jawaban saja. Sedangkan 8 responden lagi memilih lebih dari 1 jawaban. Untuk mengetahui perlengkapan sekolah yang dibelikan untuk anak melalui dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat dilihat pada Tabel 122. Tabel 122. Distribusi jawaban responden tentang perlengkapan sekolah yang dibeli untuk anak melalui dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 122, dapat dilihat responden yang memilih jawaban membeli seragam sekolah sebanyak 10 responden atau 34,5, buku pelajaran dan alat tulis sebanyak 16 responden atau 55,2, membeli sepatu sekolah sebanyak 3 responden atau 10,3, dan membeli kendaraan sebanyak 0 responden atau 0. No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Seragam Sekolah 10 34,5 2 Buku pelajaran dan alat tulis 16 55,2 3 Sepatu sekolah 3 10,3 4 Kendaraan Jumlah 29 100 Universitas Sumatera Utara 5.8.2.8. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Perubahan Anak Yang Dirasakan Orang Tua Setelah Mendapatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Dalam hal ini dapat diketahui bahwa jumlah jawaban yang dipilih responden boleh lebih dari 1 sehingga dapat diketahui bahwa jumlah kejadian N diambil berdasarkan jumlah keseluruhan jawaban responden yaitu sebesar 24. Dari 20 responden, 16 responden hanya memilih 1 jawaban saja. Sedangkan 4 responden lagi memilih lebih dari 1 jawaban. Dan untuk mengetahui lebih jelas lagi mengenai perubahan anak yang dirasakan orang tua setelah mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat dilihat pada Tabel 123. Tabel 123. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang perubahan anak yang dirasakan orang tua setelah mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 123, dapat dilihat responden yang memilih jawaban semakin giat belajar di rumah sebanyak 11 responden atau 45,8, prestasi sekolah meningkat sebanyak 10 responden atau 41,7, tidak terlambat pergi ke sekolah sebanyak 2 responden atau 8,3, dan tidak ada perubahan sebanyak 1 responden atau 4,2. Dari data ini diketahui bahwa 45,8 tanggapan orang tua responden mengatakan anaknya semakin giat belajar di rumah. Selain itu prestasi sekolah siswa kurang mampu di SMP swasta Bina Widya lebih meningkat sekitar 41,7 dibandingkan siswa kurang mampu di SMPN 1 Bilah Hulu prestasinya meningkat sekitar 32,6. Dengan ini peneliti menganalisis bahwa kehadiran Bantuan Opersional Sekolah BOS di SMP No Uraian Frekuensi f Presentase 1 Semakin giat belajar di rumah 11 45,8 2 Prestasi Sekolah Meningkat 10 41,7 3 Tidak terlambat pergi ke sekolah 2 8,3 4 Tidak ada perubahan 1 4,2 Jumlah 24 100 Universitas Sumatera Utara swasta Bina Widya, orang tua siswa dapat merasakan manfaatnya melalui prestasi anak serta minat anak untuk belajar juga bertambah dari pada siswa di SMPN 1 Bilah Hulu. Pada pengalokasian kebijakan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS di SMPN 1 Bilah Hulu dan SMP swasta Bina Widya memiliki fungsi manifest dan fungsi laten. Dari hasil survei penelitian ini terlihat bahwa fungsi menifes di SMPN 1 Bilah Hulu dan SMP swasta Bina Widya mendapatkan nilai positif dari orang tua siswa kurang mampu. Hal ini terbukti dari adanya Bantuan Operasional Sekolah BOS, orang tua siswa tidak bersusah payah membiayai pendidikan anak. Misalnya saja beberapa buku paket dan buku LKS gratis, buku perpustakaan, fasilitas ruangan, biaya kegiatan ekstrakurikuler. Meskipun masih ada yang tidak bisa di gratiskan pihak sekolah dalam melaksanakan suatu kegiatan diluar Bantuan Operasional Sekolah BOS misalnya uang sekolah per bulannya untuk SMP swasta Bina Widya, uang perpisahan sekolah, pembelian buku paket, dan biaya kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka yang pergi berkemah ke suatu tempat yang biayanya ditanggung oleh siswanya. Namun orang tua dapat memakluminya dan sadar akan kebutuhan sekolah yang setiap harinya membutuhkan biaya belajar mengajar dan pembangunan sekolah. Ketika berbicara pengeluaran biaya pendidikan keluarga, peneliti tidak mampu menggali informasi lebih dalam mengenai pengeluaran biaya pendidikan anak yang duduk di tingkat SMP per bulannya yang dikarenakan orang tua tidak mengingat pengeluarannya secara spesifik dan selain itu sifat masyarakat yang masih tertutup dalam memberikan informasi pengeluaran biaya pendidikan anak per bulannya sehingga peneliti sulit untuk menggali informasi yang lebih jelas. Akan tetapi dari data yang diperoleh, orang tua siswa langsung mengakumulasikan pengeluaran biaya pendidikan dari keseluruhan jumlah anak yang masih sekolah per bulannya. Dalam menganalisis data mengenai pengeluaran biaya pendidikan anak dengan pemanfaatan dana Universitas Sumatera Utara Bantuan Operasional Sekolah BOS bagi siswa kurang mampu agar mendapatkan hasil yang valid dalam menganalisis data di SMPN 1 Bilah Hulu dengan SMP swasta Bina Widya dapat dilihat pada tabel 124 yaitu sebagai berikut. Tabel 124. Distribusi perbandingan data responden siswa kurang mampu SMPN 1 Bilah Hulu dengan SMP Swasta Bina Widya mengenai pengeluaran biaya pendidikan keluarga per bulan dengan pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dapat dilihat dari tabel 124, menunjukkan bahwa dari pengeluaran biaya pendidikan anak per bulannya memiliki beberapa variasi. Standarisasi pengeluaran biaya pendidikan siswa kurang mampu dalam penelitian ini adalah sekitar ≤ Rp 500.000 per bulannya. Tetapi dalam hasil survei di SMPN 1 Bilah Hulu dan SMP swasta Bina Widya pengeluaran biaya pendidikan anak ada yang dari Rp 510.000 sampai Rp 2.000.000 per bulannya. Responden yang memiliki pengeluaran biaya pendidikan anak sebesar ≤ Rp 500.000 di SMPN 1 Bilah Hulu sebanyak 60 responden atau sekitar 85,7 sedangkan di SMP swasta Bina Widya sebanyak 15 responden atau sekitar 75. Selain itu responden di SMPN 1 Bilah Hulu yang memiliki pengeluaran dari Rp 510.000 sampai Rp 2.000.000 per bulannya sebanyak 10 orang atau sekitar 14,3 sedangkan di SMP swasta Nomor Uraian Pengeluaran Biaya Pendidikan Per Bulan Nomor Uraian Pemanfaatan Dana BOS SMPN 1 Bilah Hulu SMP Swasta Bina Widya SMPN 1 Bilah Hulu SMP Swasta Bina Widya F F F F 1 Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000 2 2,8 2 10 Membeli perlengkapan sekolah 55 48,7 17 70,8 2 Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000 2 2,8 1 5 Membantu biaya belanja keluarga 10 8,8 6 25 3 Rp 510.000 – Rp 1.000.000 6 8,7 2 10 Ditabung untuk biaya SMA 17 15,1 1 4,2 4 ≤ Rp 500.000 60 85,7 15 75 Uang jajan sekolah 31 27,4 Jumlah 70 100 20 100 Jumlah 113 100 24 100 Universitas Sumatera Utara Bina Widya sebanyak 5 responden atau sekitar 25. Jadi, pengeluaran biaya pendidikan anak per bulan ≥ Rp 510.000 per bulan di SMP swasta Bina Widya sekitar 25 lebih besar dibandingkan dengan SMPN 1 Bilah Hulu sekitar 14,3. Sehingga kalau dilihat dari kelayakan siswa tersebut mampu atau tidak mampu dalam mencukupi biaya kebutuhan pendidikan di dua sekolah ini masih belum 100 tepat sasaran karena beberapa responden masih mampu membiayai kebutuhan sekolah anak. Dalam mencukupi kebutuhan pendidikan anak, peran dana Bantuan Operasional Sekolah BOS di dua sekolah ini 100 tepat sasaran karena telah mengurangi beban hidup keluarga. Siswa kurang mampu tersebut memanfaatkan dana yang diperoleh sudah tepat pada sasarannya meskipun pengalokasian di dua sekolah ini berbeda-beda keperluan sekolah yang dibutuhkan siswa kurang mampu. Misalnya dana Batuan Operasional Sekolah BOS digunakan untuk membeli buku pelajaran yang belum ditanggung pihak sekolah karena pihak sekolah belum mampu memfasilitasi buku pelajaran secara keseluruhan dengan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS, membeli perlengkapan sekolah, membantu biaya belanja keluarga, ditabung untuk biaya SMA, digunakan untuk uang jajan siswa atau untuk ongkos jasa transportasi, dan membayar uang SPP untuk di SMP swasta Bina Widya. Dengan adanya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS ini, siswa juga telah membantu orang tua untuk menutupi pengeluaran biaya pendidikan keluarga. Meskipun dari pengeluaran biaya pendidikan anak yang masih sekolah belum sesuai dengan yang diharapkan pemerintah, tetapi dari masing-masing pengeluaran biaya pendidikan sudah tertutupi dari dana Bantuan Operasional Sekolah BOS sesuai dengan kebijakan yang dibuat sekolah. Di SMPN 1 Bilah Hulu siswa kurang mampu mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS sebesar Rp 350.000 dan di SMP swasta Bina Widya sebesar Rp 375.000. Sehingga orang tua siswa kurang mampu menghemat Universitas Sumatera Utara pengeluaran biaya pendidikan anak dan dapat menggunakannya untuk kebutuhan keluarga yang lain. Dilihat dari aspek sosiologisnya, fungsi laten dalam penelitian ini adalah pengaruh dari kebijakan Bantuan Operasional Sekolah BOS terhadap minat dan prestasi belajar siswa kurang mampu yang telah meningkat. Hal ini disebabkan oleh tercukupinya dana untuk kebutuhan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan yang telah direalisasikan pihak sekolah. Ini dapat menjadi pengaruh pada biaya pendidikan anak untuk sekolah setiap harinya. Maka oleh sebab itu pemerintah menghimbau kepada sekolah-sekolah agar siswa tidak lagi resah dalam memikirkan biaya pendidikan yang cukup mahal agar aktifitas belajar siswa kurang mampu pun tidak terganggu. Untuk melihat lebih jelas perbandingan mengenai pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS terhadap peningkatan prestasi belajar siswa kurang mampu antara SMPN 1 Bilah Hulu dengan SMP swasta Bina Widya sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan dapat dilihat pada tabel 124. Tabel 125. Distribusi perbandingan data responden siswa kurang mampu SMPN 1 Bilah Hulu dengan SMP Swasta Bina Widya mengenai pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS terhadap peningkatan prestasi belajar Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dilihat pada tabel 125, terlihat perbandingan antara SMPN 1 Bilah Hulu dengan SMP swasta Bina Widya mengenai pengaruh dana Bantuan Operasional sekolah BOS terhadap Nomor Uraian Pengaruh dana BOS terhadap peningkatan prestasi belajar siswa kurang mampu SMPN 1 Bilah Hulu SMP Swasta Bina Widya F F 1 Sangat naik 4 5,7 2 10 2 Naik 16 22,9 6 30 3 Cukup naik 36 51,4 12 60 4 Tidak naik 14 20 Jumlah 70 100 20 100 Universitas Sumatera Utara peningkatan prestasi belajar siswa kurang mampu telah menunjukkan sekolah yang paling merasakan pengaruh dari dana Bantuan Operasional Sekolah BOS tersebut adalah di SMP swasta Bina Widya yaitu sekitar 100 mengalami perubahan dalam peningkatan prestasi belajar di sekolah dibandingkan dengan SMPN 1 Bilah Hulu yang hanya sekitar 80 saja mengalami peningkatan prestasi belajarnya yang dilihat dari nilai rata-rata raport. Untuk melihat lebih jelas peningkatan prestasi belajar siswa kurang mampu sebelum dan sesudah mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS melalui nilai rata-rata raport siswa dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4 mengenai rekapitulasi pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS bagi siswa kurang mampu. Dari hasil survei yang telah dilakukan, peneliti menganalisis bahwa minat belajar siswa kurang mampu di SMP swasta Bina Widya lebih baik daripada SMPN 1 Bilah Hulu. Meskipun dalam mengikuti kegiatan lomba karya ilmiah dan olimpiade jarang diikuti oleh siswa kurang mampu di SMP swasta tetapi dalam aspek kedisiplinannya SMP swasta lebih tegas menjalankannya. Hal ini disebabkan oleh kurang seriusnya pihak SMP negeri dalam meningkatkan mutu pendidikan anak di sekolah melalui kedisiplinannya sehingga dapat dikatakan bahwa terjadi disfungsi laten pada aspek kedisiplinan di SMPN 1 Bilah Hulu. Kedisiplinan merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam meningkatkan mutu pendidikan siswa. Kalau dilihat dari kedisiplinan siswa di dua sekolah ini yang paling tegas dalam mendidik siswanya adalah SMP swasta Bina Widya. SMP swasta Bina Widya memberikan pengajaran kepada siswanya dengan cara memberikan hafalan mengenai mata pelajaran yang telah diajarkan oleh guru dan setiap pagi sebelum masuk ke kelas, siswa tersebut diuji pihak sekolah kepada beberapa siswa. Apabila siswa tersebut tidak tahu maka diberikan hukuman kepada siswa dengan cara memungut sampah yang ada di pekarangan sekolah. Sedangkan di SMPN 1 Bilah Hulu Universitas Sumatera Utara masih belum sepenuhnya memiliki ketegasan dalam mendidik siswanya sehingga beberapa siswa sering melakukan pelanggaran peraturan yang dibuat sekolah misalnya saja ketika jam belajar sudah dimulai, siswa masih ada yang keluar masuk kelas karena guru belum masuk ke kelas bahkan ada yang tidak takut lagi dengan ancaman yang diberikan guru. Bahkan salah satu orang tua siswa SMPN 1 Bilah Hulu mengatakan “lebih baik di tingkatkan peraturan belajar siswa dan sistem pengajaran guru yang professional daripada mengurus dana yang tidak ada henti-hentinya dikucurkan pemerintah setiap tahunnya”. Hal seperti ini seharusnya pihak sekolah lebih meningkatkan ketegasan dalam mendidik siswanya agar lebih loyal dalam menjalankan peraturan. Dan wajar saja dengan hadirnya Bantuan Operasional Sekolah BOS telah mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswanya yang lebih besar pengaruhnya dirasakan oleh SMP swasta Bina Widya daripada SMPN 1 Bilah Hulu. Universitas Sumatera Utara

BAB VI Kesimpulan Dan Saran