Pada saat pembagian raport, dana Bantuan Operasional Sekolah BOS juga digunakan sekolah untuk kebutuhan sekolah berupa dukungan moril yang dapat memberikan semangat
kepada siswa maupun guru. Di akhir semester, setiap wali kelas diberikan “uang capek” atau upah mengisi raport siswa agar seluruh wali kelas dapat bekerja dengan semangat. Pihak sekolah
memberikan dana sebesar Rp 50.000 per wali kelas. Selain itu, setiap siswa yang mendapatkan rangking satu diberikan hadiah berupa buku tulis dan pulpen agar siswa yang lain diharapkan
termotivasi untuk lebih giat belajar atas penghargaan yang di terima temannya tersebut. Selain dari dana Bantuan Operasional Sekolah BOS, sekolah ini juga memiliki
kebijakan dalam membantu siswa kurang mampu. Misalnya pada saat bulan puasa waktu lalu, pihak sekolah mengadakan pesantren kilat selama satu minggu. Dalam seminggu itu, guru-guru
menginterupsikan kepada siswa-siswi yang memiliki latar belakang ekonomi yang mampu memberikan infaq seikhlas hati setiap harinya di sekolah tersebut. Tujuannya agar dapat
membantu sesama teman yang memiliki ekonomi kurang mampu di bulan ramadhan. Setelah dana terkumpul, di puncak acara dana tersebut diserahkan kepada siswa-siswi kurang mampu
yang berhak mendapatkannya. Dana yang diberikan kepada mereka waktu itu kurang lebih sebanya Rp 150.000siswa dengan jumlah siswa yang mendapatkan bantuan tersebut sebanyak
50 orang. Dalam hal ini sekolah mengajarkan kepada siswanya untuk saling berbagi dan saling tolong menolong sesama umat muslim.
5.3. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Siswa Kurang Mampu SMPN 1 Bilah Hulu
Dalam mengalokasikan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS, SMPN 1 Bilah Hulu mempunyai kebijakan untuk membantu siswa yang memiliki kondisi sosial ekonomi yang lemah
berupa dana khusus kepada siswa kurang mampu. Pihak sekolah atau khususnya guru di bidang
Universitas Sumatera Utara
kesiswaan melakukan penyeleksian dengan cara melihat latar belakang orang tua dari segi pendapatan ataupun kondisi ekonomi orang tuanya. Tidak hanya itu saja, untuk menguji
keabsahan ataupun kebenaran siswa tersebut miskin, maka guru yang bersangkutan mengintrogasi teman-teman terdekat siswa miskin tersebut. Karena teman terdekat itu di percaya
dapat mengetahui kondisi ekonomi siswa di rumah. Sehingga dapat memberikan kesimpulan apakah siswa tersebut layak dibantu atau tidak.
Dari hasil survei peneliti dalam melihat kondisi sosial ekonomi siswa kurang mampu di SMPN 1 Bilah Hulu dapat dilihat berdasarkan pekerjaan orang tua, biaya sekolah setiap hari dan
pekerjaan sampingan siswa dalam mencukupi biaya pendidikannya. Selain itu juga dapat dilihat pada latar belakang keluarga atau kondisi sosial ekonomi orang tua siswa yang dapat dilihat
pada aspek pendapatan keluarga per bulannya, pengeluaran keluarga per bulannya, jumlah tanggungan, model tempat tinggal, jumlah pengeluaran biaya pendidikan anak per bulannya dan
kesanggupan orang tua dalam menyekolahkan anak. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengetahui dan menganalisis siswa yang layak atau tidak layak dikatakan siswa kurang mampu agar
mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah maupun dari pihak sekolah. Meskipun kuesioner yang di berikan peneliti kepada siswa kurang mampu dan orang tua siswa memiliki kesamaan
dalam pertanyaan. Namun peneliti akan mendeskripsikannya dengan teliti sesuai dengan indikator-indikator yang terdapat pada operasional variabel yang diteliti. Berikut adalah jawaban
responden orang tua siswa kurang mampu SMPN 1 Bilah Hulu mengenai kondisi sosial ekonomi keluarga.
Universitas Sumatera Utara
5.3.1. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa Kurang Mampu SMPN 1 Bilah Hulu 5.3.1.1. Data Responden Berdasarkan Penghasilan Keluarga Selama Sebulan
Dalam melihat data responden berdasarkan penghasilan keluarga selama sebulan maka akan diketahui layak atau tidak layaknya keluarga siswa dikatakan masyarakat miskin. Hal ini
dapat dianalisis dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi dengan jumlah kejadian N sebesar 70. Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang penghasilan keluarga selama sebulan
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 18, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban berdasarkan
penghasilan keluarga selama sebulan. Responden yang memilih jawaban penghasilan ≥ Rp
2.010.000 sebanyak 4 responden atau 5,7, penghasilan Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000 sebanyak 3 responden atau 4,3, penghasilan Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000 sebanyak 26
responden atau 37,1, dan penghasilan Rp 510.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 37 responden atau 52,9. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa masih ada penghasilan keluarga
responden sebesar Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000, sekitar 4,3 dan ≥ Rp 2.010.000 sekitar
5,7. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah tanggungan keluarga dan biaya pendidikan anak yang harus terpenuhi setiap bulannya.
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 ≥ Rp 2.010.000
4 5,7
2 Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000
3 4,3
3 Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000
26 37,1
4 Rp 510.000 – Rp 1.000.000
37 52,9
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
5.3.1.2. Data Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Yang Menjadi Tanggungan Hidup Sehari-hari
Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi keluarga dapat dilihat juga berdasarkan jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan hidup sehari-hari. Adapun opsi yang
dimaksud yaitu dengan rincian 2 orang, 3 orang, 4 orang, dan lainnya. Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan hidup sehari-hari
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 19, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban 2 orang tanggungan sebanyak 14 responden atau 20, 3 orang tanggungan sebanyak 26 responden atau
37,1, 4 orang sebanyak 19 responden atau 27,2, dan responden yang memilih lainnya sebanyak 11 responden atau 15,7. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah tanggungan
keluarga sebanyak 11 responden memilih opsi pilihan jawaban lainnya yaitu memiliki 4,5,6,7 bahkan sampai 9 orang tanggungan dalam satu keluarga atau mencapai 15,7. Untuk dapat
melihat lebih jelas data jumlah tanggungan di masing-masing responden dapat dilihat pada lampiran 1 mengenai rekapitulasi kondisi sosial ekonomi orang tua siswa SMPN 1 Bilah Hulu.
No Uraian Frekuensi f
Presentase 1
2 Orang 14
20 2
3 Orang 26
37,1 3
4 Orang 19
27,2 4
Lainnya 11
15,7 Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
5.3.1.3. Data Responden Berdasarkan Pengeluaran Biaya Hidup Keluarga Selama Sebulan
Ketika berbicara pendapatan keluarga, tentu saja pasti berkaitan dengan pengeluaran keluarga selama sebulan dalam melihat kondisi sosial ekonomi responden. Untuk mengetahui
data responden mengenai pengeluaran biaya hidup responden selama sebulan dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang pengeluaran biaya hidup keluarga selama sebulan
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 20, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban berdasarkan
pengeluaran keluarga selama sebulan. Responden yang memilih jawaban pengeluaran ≥ Rp
2.010.000 sebanyak 2 responden atau 2,9, pengeluaran Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000 sebanyak 5 responden atau 7,1, pengeluaran Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000 sebanyak 33
responden atau 47,1, dan pengeluaran Rp 510.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 30 responden atau 42,9. Dari data ini diketahui bahwa masih ada pengeluaran keluarga responden sebesar
≥ Rp 2.010.000 sekitar 2,9 dan Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000, sekitar 7,1.
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 ≥Rp 2.010.000
2 2,9
2 Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000
5 7,1
3 Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000
32 45,7
4 Rp 510.000 – Rp 1.000.000
31 44,3
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
5.3.1.4. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Status Penguasaan Bangunan Rumah
Rumah merupakan salah satu sarana tempat berteduhnya suatu keluarga dan juga dapat mempengaruhi kondisi sosial ekonomi melalui status kepemilikan rumah. Untuk melihat status
penguasaan bangunan rumah secara rinci dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang status penguasaan
bangunan rumah
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 21, dapat dilihat berdasarkan status kepemilikan rumah bahwa responden yang
memilih jawaban milik sendiri sebanyak 30 responden atau 42,9, menyewa sebanyak 12 responden atau 12, bebas sewa sebanyak 4 responden atau 5,7, dan milik orang
tuasanaksaudara sebanyak 24 responden atau 34,3. Bebas sewa yang dimaksud adalah menumpang di perumahan karyawan perkebunan PTPN III. Dari hasil survei, dilihat berdasarkan
status kepemilikan rumah terbanyak adalah milik sendiri sekitar 37,2. Selain itu responden yang memiliki status rumah milik orang tuasanaksaudara sekitar 28. Yang dimaksud milik
orang tuasanak saudara adalah rumah yang masih dalam status kepemilikan orang tua dan menumpang tinggal di rumah saudara kandung dan di ladang orang karena tidak memiliki
rumah. Dapat disimpulkan bahwa 37,2 orang tua siswa memiliki rumah sendiri. No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Milik sendiri 30
42,9 2
Menyewa 12
17,1 3
Bebas sewa numpang 4
5,7 4
Milik orang tuasanaksaudara 24
34,3 Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
5.3.1.5. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Jenis Lantai Terluas
Jenis lantai yang dimaksud terdapat beberapa pilihan yang sudah di tetapkan yaitu keramik, semen, papan, dan tanah. Untuk melihat lebih jelas responden yang memberikan
jawaban berdasarkan jenis lantai terluas rumah keluarga dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang jenis lantai terluas
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 22, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban keramik sebanyak 3
responden atau 4,3, semen sebanyak 56 responden atau 80, papan sebanyak 1 responden atau 1,4, dan tanah sebanyak 10 responden atau 14,3. Jenis lantai papan dimaksud adalah
jenis rumah panggung.
5.3.1.6. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Jenis Dinding Terluas
Jenis dinding disini terdapat beberapa pilihan yaitu tembok, kayu, papan, dan lainnya. Untuk melihat lebih jelas responden yang memberikan jawaban berdasarkan jenis dinding terluas
dapat dilihat pada Tabel 23. No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Keramik 3
4,3 2
Semen 56
80 3
Papan 1
1,4 4
Tanah 10
14,3 Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 23. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang jenis dinding terluas Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 23, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban tembok sebanyak 20 responden atau 28,6, kayu sebanyak 49 responden atau 70, papanbambu sebanyak 1
responden atau 1,4, dan lainnya sebanyak 0 responden atau 0.
5.3.1.7. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Jenis Atap Terluas
Jenis atap sudah diberikan opsi oleh peneliti agar responden dapat memilih opsi yang telah di sediakan peneliti sesuai dengan jenis atap yang di miliki masing-masing responden.
Untuk mengetahui jawaban responden mengenai jenis atap rumah terluas dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang jenis atap terluas Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 24, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban genteng sebanyak 0 responden atau 0, seng sebanyak 68 responden atau 97,2, ijukrumbia sebanyak 1
responden atau 1,4, dan sirap sebanyak 1 responden atau 1,4. Ada beberapa jenis atap No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Tembok
20 28,6
2 Kayu
49 70
3 Papan
1 1,4
4 Lainnya
Jumlah 70
100
No Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Genteng 2
Seng 68
97,2 3
IjukRumbia 1
1,4 4
Sirap 1
1,4 Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
yang perlu diketahui bahwa ijukrumbia adalah jenis atap yang terbuat dari serabut pohon nira. Selain itu ada jenis sirap merupakan jenis atap yang terbuat dari pelepah atau daun sawit atau dau
kelapa yang dirancang khusus agar dapat dijadikan atap rumah.
5.3.1.8. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Sumber Air Minum Yang Digunakan Keluarga Setiap Hari
Sumber air minum sangat penting bagi kehidupan keluarga. Karena air minum juga dapat mempengaruhi kesehatan. Oleh sebab itu peneliti memberikan opsi jawaban yang sudah di
tentukan oleh responden agar responden dapat memilih sumber air minum keluarga yang ada di rumah mereka masing-masing. Adapun pilihan yang sudah ditentukan yaitu leding meteran,
sumur, air sungai, dan air hujan. Untuk mengetahui jawaban responden mengenai sumber air
minum yang digunakan keluarga setiap hari dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang sumber air minum yang digunakan keluarga setiap hari
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 25, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban leding meteran
sebanyak 3 responden atau 4,3, sumur sebanyak 66 responden atau 94,3, air sungai sebanyak 1 responden atau 1,4, dan air hujan sebanyak 0 responden atau 0. Dari hasil
survei peneliti bahwa 94,3 keluarga siswa kurang mampu menggunakan sumber air minum dari sumur.
No Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Leding meteran 3 4,3
2 Sumur
66 94,3
3 Air sungai
1 1,4
4 Air hujan
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
5.3.1.9. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Sumber Penerangan Utama Yang Digunakan Keluarga Setiap Hari
Sumber penerangan sangat penting bagi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Dalam hal ini peneliti memberikan beberapa pilihan yang mungkin dijadikan sumber penerangan keluarga
responden. Untuk mengetahui jawaban responden mengenai sumber penerangan utama yang digunakan keluarga setiap hari dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang sumber penerangan utama yang digunakan keluarga setiap hari
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 26, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban listrik PLN sebanyak
68 responden atau 97,2, listrik non PLN sebanyak 0 responden atau 0, petromak sebanyak 1 responden atau 1,4, dan pelitasentirlilin sebanyak 1 responden atau 1,4. Ternyata
97,2 keluarga siswa kurang mampu sudah memiliki sumber penerangan listrik PLN. Sedangkan 1,4 masih menggunakan lampu petromak, pelitasentirlilin. Ini dikarenakan
ketidakmampuan keluarga dalam memasukkan listrik PLN sebagai sumber penerangan.
5.3.1.10. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Bahan Bakar Yang Digunakan Keluarga Untuk Memasak Setiap Hari
Untuk mengetahui jawaban responden mengenai bahan bakar yang digunakan keluarga
untuk memasak setiap hari dapat dilihat pada Tabel 27.
No Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Listrik PLN 68
97,2 2
Listrik non PLN 0 3
Petromak 1
1,4 4
Pelitasentirlilin 1 1,4
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 27. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang bahan bakar yang digunakan keluarga untuk memasak setiap hari
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 27, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban gas elpiji sebanyak 9 responden atau 12,9, minyak tanah sebanyak 32 responden atau 45,7, batu bara sebanyak
0 responden atau 0, dan kayu bakar sebanyak 29 responden atau 41,4.
5.3.1.11. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Status Kepemilikan WC Keluarga
Untuk mengetahui jawaban responden mengenai status kepemilikan WC keluarga dapat
dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Distribusi jawaban responden tentang status kepemilikan WC keluarga
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 28, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban milik sendiri
sebanyak 53 responden atau 75,7, milik bersama sebanyak 8 responden atau 11,4, WC No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Gaselpiji 9
12,9 2
Minyak tanah 32
45,7 3
Batu bara 4
Kayu bakar 29
41,4 Jumlah
70 100
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Milik sendiri
53 75,7
2 Milik bersama
8 11,4
3 WC umum
3 4,3
4 Tidak memiliki WC
6 8,6
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
umum sebanyak 3 responden atau 4,3, dan tidak memiliki WC sebanyak 6 responden atau 8,6.
5.3.1.12. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Tempat Pembuangan Air Tinja Keluarga
Meskipun 8,6 responden tidak memiliki WC, tapi mereka memiliki tempat pembuangan tinja. Oleh sebab itu peneliti memberikan pilihan tempat pembuangan tinja yaitu
sepsiteng, kolamsawah, sungai, dan lubang tanah. Untuk mengetahui jawaban responden
mengenai tempat pembuangan air tinja keluarga dapat dilihat pada Tabel 29.
Tabel 29. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang bentuk pembuangan air tinja keluarga
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 29, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban sepsiteng sebanyak
33 responden atau 47,1, kolamsawah sebanyak 2 responden atau 2,9, sungai sebanyak 9 responden atau 12,9, dan lubang tanah sebanyak 26 responden atau 37,1. Dari hasil survei
diketahui bahwa responden yang memiliki WC sebanyak 75,7. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki WC meskipun tempat pembuangan tinja tidak hanya melalui
sepsiteng melainkan membuat lubang tanah dibelakang rumah mereka. Sedangkan yang tidak memiliki WC, responden membuangnya ke sungai dekat rumah atau WC umum terdekat.
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Sepsiteng
33 47,1
2 KolamSawah
2 2,9
3 Sungai
9 12,9
4 Lubang Tanah
26 37,1
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
5.3.1.13. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan
Dalam kepemilikan kendaraan diharapkan peneliti dapat mengetahui kondisi ekonomi keluarga siswa kurang mampu sebenarnya. Dalam hal ini peneliti telah mengambil beberapa opsi
yang layak berdasarkan informasi dari lapangan yaitu kepemilikan becak mesin, sepeda motor, sepeda, dan tidak memiliki kendaraan. Untuk mengetahui jawaban responden mengenai
kepemilikan kendaraan dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang kepemilikan kendaraan
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 30, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban becak mesin sebanyak 2 responden atau 2,8, sepeda motor sebanyak 62 responden atau 88,6, sepeda
sebanyak 3 responden atau 4,3, dan tidak memiliki kendaraan sebanyak 3 responden atau 4,3.
5.3.1.14. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Status Kepemilikan Kendaraan
Pada status kepemilikan kendaraan, jumlah kejadian N sebanyak 67 responden. Hal ini dikarenakan dari 70 responden terdapat 3 responden atau 4,3 tidak memiliki kendaraan.
Sehingga jumlah responden diambil berdasarkan jumlah kejadian N yaitu responden yang No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Becak Mesin 2
2,8 2
Sepeda Motor 62
88,6 3
Sepeda 3
4,3 4
Tidak Memiliki Kendaraan 3 4,3
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
memiliki kendaraan saja. Untuk mengetahui jawaban responden mengenai status kepemilikan
kendaraan dapat dilihat pada Tabel 31.
Tabel 31. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang status kepemilikan kendaraan Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 31, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban sepsiteng sebanyak 24 responden atau 35,8, kredit sebanyak 39 responden atau 58,2, sungai sebanyak 1
responden atau 1,5, dan milik orang tuasanaksaudara sebanyak 3 responden atau 4,5. Dari hasil survei membuktikan bahwa 35,8 responden memiliki kendaraan pribadi dan 58,2
responden memiliki kendaraan tapi masih kredit. Kendaraan yang masih kredit tersebut merupakan sepeda motor dan becak mesin. Dari data ini dapat diketahui bahwa responden
mampu membeli kendaraan meskipun dalam kondisi kurang mampu. Kendaraan tersebut dimaksudkan agar mempermudah responden untuk bekerja, akses menuju kota, mengantar anak
ke sekolah, serta digunakan untuk mencari nafkah.
5.3.1.15. Data Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Kepemilikan Surat Keterangan Miskin
Pada status kepemilikan surat keterangan miskin yang dilegalkan dari pemerintah daerah. Dalam hal ini jumlah kejadian N sebanyak 70 responden. Sehingga jumlah responden diambil
berdasarkan jumlah kejadian N. Untuk mengetahui jawaban responden mengenai status kepemilikan surat keterangan miskin dapat dilihat pada Tabel 32.
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Milik Pribadi
24 35,8
2 Kredit
39 58,2
3 Milik Perusahaandinas
1 1,5
4 Milik orang tuasanaksaudara
3 4,5
Jumlah 67
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 32. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang kepemilikan surat keterangan miskin
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 32, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban punya sebanyak 25 responden atau 35,8, belum punya sebanyak 12 responden atau 17,1 belum punya
dimaksud adalah masih dalam proses pengurusan, tidak punya sebanyak 28 responden atau 40, dan tidak tahu sebanyak 5 responden atau 7,1. Dari data ini dapat diketahui bahwa
responden yang diakui pemerintah daerah memiliki kondisi ekonomi yang miskin sekitar 35,8, sedangkan yang masih mengurus surat sebanyak 17,1. Selebihnya mungkin belum termasuk
kriteria keluarga miskin atau belum terdata oleh pemerintah daerah.
5.3.1.16. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Bantuan Raskin Yang Di Berikan Pemerintah
Untuk mengetahui jawaban responden mengenai bantuan raskin yang diberikan pemerintah dapat dilihat pada Tabel 33.
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Punya
25 35,8
2 Belum Punya
12 17,1
3 Tidak Punya
28 40
4 Tidak Tahu
5 7,1
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 33. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang bantuan raskin yang diberikan pemerintah
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 33, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban pernah sebanyak 40 responden atau 57,1, belum pernah sebanyak 9 responden atau 12,9, tidak pernah
sebanyak 17 responden atau 24,3, dan tidak tahu sebanyak 4 responden atau 5,7. Dari data ini diketahui bahwa 57,1 responden pernah mendapatkan beras raskin dari pemerintah.
5.3.1.17. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Kepemilikan Tabungan Masa Depan Keluarga
Kepemilikan tabungan masa depan keluarga sangat mempengaruhi masa depan keluarga terutama masa depan anak dalam mengenyam pendidikan selanjutnya. Untuk mengetahui
kepemilikan tabungan masa depan responden dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang kepemilikan tabungan masa
depan keluarga
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Pernah 40
57,1 2
Belum Pernah 9
12,9 3
Tidak Pernah 17
24,3 4
Tidak Tahu 4
5,7 Jumlah
70 100
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Memiliki Tabungan
7 10
2 Belum Memiliki Tabungan
18 25,7
3 Tidak Memiliki Tabungan
41 58,6
4 Tidak Tahu
4 5,7
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 34, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban memiliki tabungan sebanyak 7 responden atau 10, belum memiliki tabungan sebanyak 18 responden atau
25,7, tidak memiliki tabungan sebanyak 41 responden atau 58,6, dan tidak tahu sebanyak 4 responden atau 5,7. Dari data ini dapat diketahui bahwa 10 responden memiliki tabungan
masa depan untuk pendidikan anak, meskipun dengan kondisi sosial ekonomi yang lemah, responden masih bisa menyisihkan sedikit penghasilannya untuk masa depan. Sehingga
responden tersebut dapat dikatakan masih mampu dalam mencukupi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari. Sedangkan selebihnya sekitar 90 responden tidak memiliki tabungan
yang dikarenakan minimnya penghasilan atau pendapatan keluarga sehingga hanya cukup memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari saja.
5.3.1.18. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Kemampuan Menyekolahkan Anak Ke Jenjang Pendidikan Yang Lebih Tinggi
Untuk mengetahui lebih jelas jawaban responden mengenai kemampuan dalam menyekolahkan anak ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi responden dapat dilihat pada Tabel
35. Tabel 35. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang kemampuan orang tua dalam
menyekolahkan anak ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Mampu 2
Cukup Mampu 5
7,1 3
Kurang Mampu 30
42,9 4
Tidak Mampu 35
50 Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 35, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban mampu sebanyak 0 responden atau 0, cukup mampu sebanyak 5 responden atau 7,1, kurang mampu sebanyak
30 responden atau 42,9, dan tidak mampu sebanyak 35 responden atau 50. Dari hasil survei, ternyata 7,1 responden memilih cukup mampu dalam menyekolahkan anaknya ke
jenjang yang lebih tinggi. Dana yang digunakan untuk menyekolahkan anaknya dari tabungan keluarga, hasil pekejaan sampingan siswa, bantuan dari sanak saudara yang ditabung, dan
bantuan dari sekolah baik itu dari sumbangan teman sekolah siswa kurang mampu, dana Bantuan Operasonal Sekolah BOS maupun dari Beasiswa Siswa Miskin BSM.
5.3.1.19. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Jumlah Anak Yang Masih Sekolah Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Untuk melihat jumlah anak yang masih sekolah berdasarkan tingkat pendidikan dapat diambil pada jumlah kejadian N yaitu sebanyak 133 responden. Hal ini dikarenakan pertanyaan
yang diberikan kepada responden boleh memilih lebih dari 1 jawaban sesuai dengan kondisi yang ada di dalam keluarga responden. Dapat diketahui bahwa dari 70 responden, responden
yang memilih 1 jawaban saja dari pertanyaan ini sebanyak 22 responden sedangkan yang memilih lebih dari 1 jawaban sebanyak 48 responden. Sehingga jumlah kejadian N diambil
berdasarkan jumlah keseluruhan opsi yang diperoleh dari lapangan. Untuk mengetahui jawaban responden mengenai jumlah anak yang masih sekolah berdasarkan tingkat pendidikannya dapat
dilihat pada Tabel 36.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 36. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang jumlah anak yang masih sekolah berdasarkan tingkat pendidikan
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 36, dapat dilihat pada hasil survei penelitian bahwa responden yang memilih
jumlah tanggungan berdasarkan tingkat pendidikannya yaitu pada tingkat SD sebanyak 40 orang anak atau 30, tingkat SMP sebanyak 70 orang anak atau 52,7, tingkat SMA sebanyak 18
orang anak atau 13,5, dan tingkat kuliah sebanyak 5 orang anak atau 5,7. Dari data ini dapat diketahui bahwa orang tua siswa masih mementingkan pendidikan meskipun dalam
kondisi sosial ekonomi kurang mampu. Ternyata ada juga anak mereka yang kuliah di berbagai perguruan tinggi di kota Rantauprapat. Biaya kuliah diperoleh dari kerja sampingan anak seperti
jualan pulsa kecil-kecilan dan bekerja sebagai buruh harian dan ada juga yang berasal dari tabungan orang tua sendiri. Hal ini menjadi disfungsi dalam pengalokasian dana Bantuan
Operasional Sekolah bagi siswa kurang mampu yang kurang tepat pada sasarannya.
5.3.1.20. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Pengeluaran Biaya Pendidikan Anak Setiap Bulan
Pengeluaran biaya pendidikan anak sangat mempengaruhi keseriusan orang tua dalam menyekolahkan anak-anaknya walau dengan kondisi sosial ekonomi yang lemah sekalipun.
Tujuannya agar anak sebagai generasi muda diharapkan dapat merubah nasib sosial ekonomi keluarga kedepannya yang lebih baik. Sehingga biaya pendidikan sangat penting dalam
meneruskan perjuangan demi cita-cita anak maupun harapan orang tua. Pengolahan data dapat No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
SD 40
30 2
SMP 70
52,7 3
SMA 18
13,5 4
Kuliah 5
3,8 Jumlah
133 100
Universitas Sumatera Utara
menggunakan rumus distribusi frekuensi dengan jumlah kejadian N sebesar 70 yang diambil berdasarkan jumlah responden yaitu sebanyak 70 responden. Untuk melihat lebih jelas dapat
dilihat pada Tabel 37.
Tabel 37. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang pengeluaran biaya pendidikan anak per bulan
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 37, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban pengeluaran sebesar
Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000 sebanyak 2 responden atau 2,8, pengeluaran Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000 sebanyak 2 responden atau 2,8, pengeluaran Rp 510.000 – Rp 1.000.000
sebanyak 6 responden atau 6 dan pengeluaran ≤ Rp 500.000. Hasil survei menunjukkan
bahwa 85,7 biaya pendidikan anak yang diberikan orang tua siswa per bulannya masih ≤ Rp
500.000. Ini menunjukkan bahwa orang tua siswa masih membutuhkan biaya pendidikan anak yang lebih. Karena orang tua siswa tidak hanya mencukupi kebutuhan pendidikan saja melainkan
juga untuk mencukupi biaya hidup keluarga. Akan tetapi masih ada orang tua siswa yang mengeluarkan biaya pendidikan anak sebesar Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000 yaitu sekitar 2,8
dan Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000 yaitu sekitar 2,8 juga . No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Rp 1.510.000 – Rp 2.000.000 2
2,8 2
Rp 1.010.000 – Rp 1.500.000 2
2,8 3
Rp 510.000 – Rp 1.000.000 6
8,7 4
≤ Rp 500.000 60
85,7 Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
5.3.2. Kondisi Sosial Ekonomi Siswa Kurang Mampu SMPN 1 Bilah Hulu 5.3.2.1. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Status Pekerjaan Orang
Tua
Untuk melihat status pekerjaan orang tua dapat diperoleh melalui siswa kurang kurang mampu dapat dilihat pada Tabel 38.
Tabel 38. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang status pekerjaan orang tua
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 38, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban tetap sebanyak 43 responden atau 61,4 dan tidak tetap sebanyak 27 responden atau 38,6. Jenis pekerjaan
tetap yang dimaksud adalah karyawan perkebunan, supir angkutan antar kota, tukang becak, dan petani. Sedangkan jenis pekerjaan tidak tetap adalah buruh harian lepas, buruh cuci, pembantu
rumah tangga, dan kuli bangunan.
5.3.2.2. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Jumlah Anak Yang Masih Ditanggung Biaya Pendidikan
Dalam hal ini jumlah kejadian N diambil berdasarkan jumlah responden yaitu sebesar 70. Untuk mengetahui jumlah anak yang masih di tanggung biaya pendidikannya dapat diperoleh
dari siswa dapat dilihat pada Tabel 39. No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Tetap 43
61,4 2
Tidak Tetap 27
38,6 Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 39. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang jumlah anak yang masih ditanggung biaya pendidikan
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 39, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban 1 orang tanggungan sebanyak 32 responden atau 45,7, 2 orang tanggungan sebanyak 26 responden atau 37,1,
3 orang tanggungan sebanyak 7 responden atau 10, dan lainnya sebanyak 5 responden atau 7,2. Lainnya yang dimaksud adalah jumlah anak yang menjadi tanggungan biaya pendidikan
sebanyak 4 dan 5 orang tanggungan.
5.3.2.3. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Anak Ke Berapa Dalam Keluarga
Untuk melihat siswa kurang mampu dalam konteks anak ke berapa dari keluarga bersaudara dapat dilihat pada Tabel 40.
Tabel 40. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang anak ke berapa dalam keluarga
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
1 Orang 32
45,7 2
2 Orang 26
37,1 3
3 Orang 7
10 4
Lainnya 5
7,2 Jumlah
70 100
No Uraian Frekuensi f
Presentase 1
1 27
38,6 2
2 14
20 3
3 11
15,7 4
Lainnya 18
25,7 Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 40, dapat dilihat responden yang memilih jawaban anak ke 1 sebanyak 27 responden atau 38,6, anak ke 2 sebanyak 14 responden atau 20, anak ke 3 sebanyak 11
responden atau 15,7, dan lainnya sebanyak 18 responden atau 7,2. Lainnya yang
dimaksud disini adalah anak ke 4, 5, 6, dan 7. 5.3.2.4. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Kecukupan Kebutuhan
Hidup Keluarga Setiap Hari
Dilihat berdasarkan kecukupan kebutuhan hidup keluarga dari pendapatan orang tua setiap hari dapat diketahui melalui pernyataan yang diberikan siswa kurang mampu selaku
responden dalam penelitian ini. Untuk dapat mengetahui secara rinci tentang kecukupan kebutuhan hidup keluarga setiap hari dapat dilihat pada Tabel 41.
Tabel 41. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang kecukupan kebutuhan hidup keluarga setiap hari
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 41, dapat dilihat responden yang memilih jawaban sangat cukup sebanyak 3 responden atau 4,3, cukup sebanyak 21 responden atau 30, kurang mampu sebanyak 39
responden atau 55,7, dan tidak cukup sebanyak 7 responden atau 10. Dari data ini diketahui bahwa sekitar 4,3 siswa kurang mampu merasa sangat cukup dalam memenuhi
kebutuhan keluarga setiap hari dan 30 siswa kurang mampu merasa cukup dalam melihat terpenuhinya kebutuhan keluarga setiap hari. Hal ini dapat diketahui bahwa kondisi ekonomi
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Sangat Cukup
3 4,3
2 Cukup
21 30
3 Kurang Cukup
39 55,7
4 Tidak Cukup
7 10
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
siswa dapat dikatakan mampu dalam mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Sehingga terjadi sedikit kekeliruan dalam mengalokasikan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang
kurang tepat pada sasarannya.
5.3.2.5. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Pekerjaan Sampingan Untuk Membantu Ekonomi Keluarga
Dalam memenuhi biaya hidup keluarga, tentu saja ada sebagian siswa yang melakukan pekerjaan sampingan demi meringankan beban ekonomi orang tua. Oleh sebab itu peneliti ingin
mengetahui ada atau tidaknya pekerjaan sampingan siswa kurang mampu dalam meringankan beban biaya hidup keluarga. Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 42.
Tabel 42. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang pekerjaan sampingan untuk membantu ekonomi keluarga
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 42, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban ada sebanyak 10 responden atau 14,3 dan tidak ada sebanyak 67 responden atau 85,7. Jenis pekerjaan
sampingan yang di lakukan siswa adalah buruh kelapa sawit, tukang dorsmir kereta, penjaga toko sepatu, penjaga makanan ringan, dan berjualan di pajak.
5.3.2.6. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Kepemilikan Uang Saku Untuk Biaya Sekolah Setiap Hari
Untuk dapat melihat kepemilikan uang saku untuk biaya sekolah sehari-hari dapat dilihat pada Tabel 43.
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Ada
10 14,3
2 Tidak Ada
60 85,7
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 43. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang kepemilikan uang saku untuk biaya sekolah setiap hari
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 43, dapat dilihat responden yang memilih jawaban ada sebanyak 39 responden
atau 55,7, kadang-kadang sebanyak 28 responden atau 40, belum ada sebanyak 0 responden atau 0, dan tidak ada sebanyak 3 responden atau 4,3.
5.3.2.7. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Jumlah Uang Saku Yang Diberi Orang Tua Setiap Hari
Dalam hal ini jmlah kejadian N diambil berdasarkan jumlah responden yang memiliki uang saku saja. Dari 70 responden terdapat 3 responden yang tidak memiliki uang saku. Jadi
jumlah kejadiannya sebanyak 67 responden. Untuk melihat lebih jelas tentang jumlah uang saku yang di berikan orang tua setiap hari dapat dilihat pada Tabel 44.
Tabel 44. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang jumlah uang saku yang diberi orang tua setiap hari
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Ada 39
55,7 2
Kadang-kadang 28
40 3
Belum Ada 4
Tidak Ada 3
4,3 Jumlah
70 100
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 ≥Rp 16.000
2 Rp 11.000 – Rp 15.000
3 Rp 6.000 – Rp 10.000
6 9
4 Rp 1.000 – Rp 5.000
61 91
Jumlah 67
100
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 44, dapat dilihat responden yang memilih jawaban ≥Rp 16.000 sebanyak 0
responden atau 0, Rp 11.000 – Rp 15.000 sebanyak 0 responden atau 0, Rp 6.000 – Rp 10.000 sebanyak 6 responden atau 9, dan Rp 1.000 – Rp 5.000 sebanyak 61 responden atau
91. Dari jumlah uang saku yang dimiliki siswa, sekitar 9 memiliki uang saku sebesar Rp 6.000 – Rp 10.000. Selain digunakan untuk uang jajan, jauhnya akses jalan ke sekolah sehingga
siswa memakai jasa transportasi seperti becak dan angkutan antar kota sebagai jalan menuju rumah dan juga sekolah dengan menggunakan uang saku tersebut. Sedangkan 91 siswa
memiliki uang saku sebesar Rp 1.000 – Rp 5.000 yang digunakan sebagai uang jajan di sekolah dan juga jasa transportasi dengan cara patungan dengan teman-teman agar dapat mencukupi
biaya transportasi yang mereka pakai.
5.4. Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Bagi Siswa Kurang Mampu Dan Orang Tua Siswa SMPN 1 Bilah Hulu
Saat ini dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dalam fungsi manifesnya sudah terlihat jelas penggunaan dananya ditujukan kepada sekolah-sekolah yang membutuhkan dana
tersebut sesuai dengan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan mengenai pengalokasian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Begitu juga dengan dana berupa uang transportasi
yang diberikan ke siswa-siswa serta memiliki manfaat yang cukup jelas. Selain itu terdapat fungsi laten pada kebijakan dana Bantuan Opersional Sekolah BOS yang secara alami
mendorong siswa tersebut untuk lebih giat belajar dan prestasi siswa pun meningkat. Ini di karenakan tidak adanya kendala yang dialami siswa dalam menjalankan proses belajar
merupakan suatu langkah yang positif dalam dunia pendidikan. Meskipun tidak semua fungsi laten dalam kebijakan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS bersifat posistif.
Universitas Sumatera Utara
Disfungsi laten dari kebijakan Bantuan Operasional Sekolah BOS di SMPN 1 Bilah Hulu adalah dana tersebut tidak digunakan sesuai dengan apa yang diharapkan pemerintah,
misalnya pengalokasian dana tidak tepat sasarannya bantuan yang diberikan pihak sekolah kepada siswa kurang mampu. Siswa tersebut dianggap mampu tetapi mendapatkan dana khusus
bagi siswa kurang mampu. Contoh tersebut juga dapat dikaitkan sebagai disfungsinya kebijakan Bantuan Operasional Sekolah BOS yang disebabkan kurang ketelitian pihak sekolah dalam
menyeleksi siswa kurang mampu. Untuk dapat mengetahui lebih jelas manfaat apa saja yang di peroleh siswa kurang mampu setelah mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
dapat dilihat sebagai berikut
5.4.1. Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Bagi Siswa Kurang Mampu SMPN 1
5.4.1.1. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Awal Mula Mendapatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Dalam bagian ini jumlah kejadian N dalam menganalisis data statistik sebesar 70 yang diambil dari total keseluruhan responden. Hal ini tujuannya untuk dapat mengetahui sejak kapan
siswa kurang mampu mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dari pihak sekolah. Untuk dapat melihat lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 45.
Tabel 45. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang awal mula mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Semester 2 33
47,1 2
Semester 3 8
11,4 3
Semester 4 5
7,2 4
Semester 5 24
34,3 Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 44, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban semester 2 sebanyak 33 responden atau 47,1, semester 3 sebanyak 8 responden atau 11,4, semester 4 sebanyak
5 responden atau 7,2, dan semester 5 sebanyak 24 responden atau 34,3. Dari data ini dilihat bahwa siswa yang paling banyak memilih semester 2 sekitar 47,1 awal mendapatkan
dana Bantuan Operasional Sekolah BOS.
5.4.1.2. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Berapa Kali Mendapatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Untuk dapat mengetahui berapa kali responden mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat dilihat pada Tabel 46.
Tabel 46. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang berapa kali mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 46, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban 1 kali sebanyak 66
responden atau 94,3, 2 kali sebanyak 4 responden atau 5,7, 3 kali sebanyak 0 responden atau 0, dan 4 kali sebanyak 0 responden atau 0. Dari hasil survei, 94,3 siswa kurang
mampu mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS berupa uang transportasi hanya 1 kali saja dan yang 2 kali sekitar 5,7. Pihak sekolah memberikan dana Bantuan Operasional
Sekolah BOS bagi siswa kurang mampu setiap setahun sekali, tepatnya setiap semester genap. Hal ini menunjukkan bahwa pihak sekolah tidak bisa memberikan dana tersebut setiap saat yang
No Uraian Frekuensi f
Presentase 1
1 Kali 66
94,3 2
2 Kali 4
5,7 3
3 Kali 4
4 Kali Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
dikarenakan banyaknya kebutuhan yang lebih diprioritaskan demi kelancaran belajar mengajar di sekolah.
5.4.1.3. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Syarat Untuk Mendapatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Harus Memiliki Surat
Keterangan Miskin
Pada proses penyeleksian siswa kurang mampu, surat keterangan miskin mungkin dapat menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah. Tetapi di
SMPN 1 Bilah Hulu tidak mempermasalahkan syarat tersebut karena sekarang ini banyak masyarakat yang mampu sekalipun dengan mudah mengurus surat miskin. Dalam hal ini peneliti
telah menelusuri secara langsung kepada responden, apakah syarat untuk mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS harus memiliki surat keterangan miskin. Untuk mengetahui
keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 47. Tabel 47. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang syarat untuk mendapatkan
dana Bantuan Operasional Sekolah BOS harus memiliki surat miskin
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 47, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban ya sebanyak 3 responden atau 4,3, belum tentu sebanyak 13 responden atau 18,6, tidak sebanyak 54
responden atau 77,1, dan lainnya sebanyak 0 responden atau 0. Dari hasil survei menunjukkan bahwa 4,3 responden mengatakan surat miskin sebagai salah 1 syarat untuk
No Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Ya 3
4,3 2
Belum Tentu 13
18,6 3
Tidak 54
77,1 4
Lainnya Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan dana tersebut. Yang menjawab belum tentu sekitar 18,6 karena data siswa kurang mampu yang di dapat berdasarkan dari hasil pengamatan dan informasi yang diperoleh dari
pihak sekolah meskipun responden tersebut memiliki surat keterangan miskin sekalipun. Dan responden yang menjawab tidak sekitar 77,1. Menurut pihak sekolah, surat miskin bukanlah
syarat terpenting untuk mendapatkan dana Bantua Operasional Sekolah BOS karena pihak sekolah sudah mendata kondisi sosial ekonomi keluarga responden masing-masing sesuai dengan
kriteria yang di tetapkan sekolah.
5.4.1.4. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Syarat Lain Untuk Mendapatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Untuk mengetahui syarat lain mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat dilihat pada Tabel 48.
Tabel 48. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang syarat lain untuk mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 48, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban ada sebanyak 5 responden atau 7,1, dan responden yang menjawab tidak ada sebanyak 65 responden atau
92,9. Responden yang menjawab ada sekitar 7,1 yaitu berup formulir. Formulir ini diperuntukkan kepada siswa kurang mampu yang belum terdata secara spesifik oleh pihak
sekolah berupa latar belakang ekonomi keluarga. Isi formulir tersebut berupa jenis pekerjaan orang tua, penghasilan, dan biaya pengeluaran keluarga selama sebulan. Dan yang menjawab
tidak ada sekitar 92,9 merupakan siswa yang sudah terdata oleh pihak sekolah. No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Ada 5
7,1 2
Tidak Ada 65
92,9 Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
5.4.1.5. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Bantuan Lain Yang Di Dapat Selain Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Untuk melihat lebih jelas ada atau tidaknya bantuan lain dan seperti apa bantuan tersebut yang diperoleh responden dapat dilihat pada Tabel 49.
Tabel 49. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang bantuan lain yang di dapat selain dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 49, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban ada sebanyak 14 responden atau 20, dan responden yang menjawab tidak ada sebanyak 56 responden atau
80. Dari hasil survei, 20 responden menjawab ada bantuan lain selain dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. SMPN 1 Bilah Hulu juga memiliki bantuan lain dari sisdiknas
pendidikan dalam mensejahterakan siswa kurang mampunya berupa program Beasiswa Siswa Miskin BSM. Jumlah dana yang diberikan pemerintah per siswanya sebesar Rp 550.000 yang
langsung diberikan kepada siswa yang mendapatkannya. Syarat untuk mendapatkan dana BSM ini adalah apabila siswa tersebut lulus seleksi layak miskin berdasarkan penilaian dari guru atau
wali kelas. Setelah nama-nama siswa kurang mampu didata lalu berkas dikirim ke departemen pendidikan kabupaten Labuhanbatu lalu dikirim lagi ke Jakarta. Setelah itu, dinas pendidikan
pusat menyeleksi lagi data calon siswa yang mendapatkan BSM tersebut. Setelah diseleksi lalu nama-nama siswa yang lulus dikirim kembali ke daerah dan di umumkan di sekolah-sekolah
yang mengajukannya. Nama-nama siswa miskin tersebut tidak semuanya lulus, bahkan tidak sampai setengah siswa miskin yang di data mendapatkan beasiswa tersebut.
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Ada
14 20
2 Tidak Ada
56 80
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2011, pihak sekolah mengirimkan data siswa kurang mampunya ke departemen pendidikan pusat sebanyak 232 siswa untuk mendapatkan BSM. Namun yang lulus
mendapatkan beasiswa hanya 150 siswa dengan proses dua tahap. Maksudnya, nama-nama calon siswa kurang mampu yang layak dibantu tidak secara keseluruhan dikeluarkan oleh pemerintah.
Misalnya di tahap yang pertama nama-nama calon yang keluar hanya 70 siswa. Setelah itu pada tahap kedua nama-nama calon dikeluarkan pemerintah sebanyak 80 orang dan tentu saja dengan
siswa kurang mampu yang berbeda pula yang mendapatkannya. Hal tersebut dilihat dari kelayakan siswa miskin dalam mendapatkan beasiswa tersebut sangat teliti dilakukan oleh
pemerintah pusat. Dana yang diperoleh siswa tersebut tidak dikirim melalui dinas pendidikan daerah melainkan langsung di kirim ke rekening bank milik sekolah yang diatasnamakan oleh
kepala sekolah. Setelah dana tersebut cair, pihak sekolah langsung memanggil siswa yang lulus dalam penyeleksian dan diberikan uang tunai yang telah dijanjikan pemerintah sebesar Rp
550.000,-.
5.4.1.6. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Potongan Dana Dalam Pembagian Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Dalam pembagian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS tentu saja ada potongan
dalam merealisasikan dana tersebut. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 50.
Tabel 50. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang syarat lain untuk mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Ada 32
45,7 2
Tidak Ada 38
54,3 Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 50, dapat dilihat bahwa responden yang memilih jawaban ada sebanyak 32 responden atau 45,7, dan responden yang menjawab tidak ada sebanyak 38 responden atau
54,3. Adapun potongan yang dimaksudkan responden adalah pembayaran uang buku siswa yang tersendat dan pembayaran baju olah raga. Ternyata di SMPN 1 Bilah Hulu masih ada buku
pelajaran yang tidak gratis. Hal ini terjadi dikarenakan banyaknya kebutuhan sekolah yang belum terealisasikan. Apalagi perubahan kurikulum 5 tahun sekali membuat pihak sekolah harus
membeli buku dengan kurikulum terbaru. Sehingga kurikulum yang lama tidak layak dipakai lagi harus diganti dengan yang baru.
Menurut ibu Maryana, S,Pd selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum mengatakan bahwa
“sekolah ini masih memprioritaskan kebutuhan yang penting dulu misalnya pembelian buku LKS, penambahan buku perpustakaan, gaji guru honor, kebutuhan sekolah lainnya. Belum
semua buku pelajaran terpenuhi secara keseluruhan di sekolah ini. Sehingga untuk menyiasatinya guru-guru memberikan materi di dalam buku kurikulum lama kepada siswa tetapi mengikuti
silabus yang ada pada kurikulum baru. Karena materi yang diajarkan dari kurikulum lama tidak jauh beda dengan kurikulum baru, hanya saja peletakan silabus yang mengalami perubahan saat
ini.”
Walaupun demikian ada juga buku pelajaran yang benar-benar berubah sistem kurikulumnya sehingga mau tidak mau harus diganti agar materi yang disampaikan kepada siswa
tidak terdinggal oleh sekolah lainnya. Bantuan Operasional Sekolah BOS berupa buku-buku pelajaran yang saat ini masih
direalisasikan sekolah sesuai dengan jumlah siswa yaitu bahasa Indonesia, pendidikan jasmani, kesenian, dan agama islam maupun kristen, serta buku LKS. Tentu saja dalam pengalokasian
dana memiliki standar harga yang telah ditentukan pemerintah dan juga kerjasama pihak sekolah kepada penerbit buku. Misalnya buku LKS agama islam maupun kristen pihak penerbit tidak
boleh merubah harga standar harga diatas Rp 9.400 per bukunya. Sedangkan buku paket lainnya
Universitas Sumatera Utara
seperti matematika, bahasa inggris, biologi, IPA, IPS, dan fisika, siswa yang membelinya sendiri. Akan tetapi tidak diharuskan siswa kurang mampu untuk membelinya. Guru menyarankan siswa
membeli buku tersebut dengan cara patungan agar tidak terlalu memberatkan siswa. Menurut ibu Maryana, S,Pd, bahwa kebutuhan buku siswa masih dicicil pengadaan barangnya sesuai
dengan jumlah siswa. Karena dana yang ada saat ini belum cukup untuk melengkapi kekurangan buku pelajaran siswa.
5.4.1.7. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Pembagian Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Yang Tersendat
Untuk mengetahui pernah atau tidaknya siswa merasakan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang tersendat dapat dilihat pada Tabel 51.
Tabel 51. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang pembagian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang tersendat
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 51, dapat dilihat responden yang memilih jawaban berdasarkan pendapat siswa
tentang pembagian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang tersendat. Responden yang memilih jawaban pernah sebanyak 3 responden atau 4,3, belum pernah sebanyak 15
responden atau 21,4, tidak pernah sebanyak 32 responden atau 45,7, dan tidak tahu sebanyak 20 responden atau 28,6. Responden yang mengatakan pernah sekitar 4,3 karena
pada saat pihak sekolah melakukan penahanan dana yang dikarenakan hutang siswa yang ada No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Pernah
3 4,3
2 Belum Pernah
15 21,4
3 Tidak Pernah
32 45,7
4 Tidak Tahu
20 28,6
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
pada sekolah. Misalnya dalam pembelian buku dan pakaian olah raga siswa tersebut memiliki hutang kepada guru yang bersangkutan. Sehingga guru terlebih dahulu mengkalkulasikan hutang
siswa dan setelah itu sisa dana tersebut diberikan kepada siswa. Hal tersebut yang dimaksud siswa merasakan realisasi dana yang tersendat.
5.4.1.8. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Lamanya Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Yang Di Berikan Kepada Siswa Setelah
Masa Pendataan Dilakukan Pihak Sekolah
Dalam melihat lamanya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang di berikan kepada siswa setelah masa pendataan dilakukan oleh pihak sekolah lebih jelas dapat dilihat pada
Tabel 52.
Tabel 52. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang lamanya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS di berikan kepada siswa setelah masa pendataan dilakukan pihak
sekolah
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 52, dapat dilihat responden yang memilih jawaban 1 bulan sebanyak 28
responden atau 40, 2 bulan sebanyak 4 responden atau 5,7, 3 bulan sebanyak 4 responden atau 5,7, dan 4 bulan keatas sebanyak 34 responden atau 48,6. Responden yang
mengatakan 4 bulan keatas sekitar 48,6 karena pada saat pihak sekolah melakukan pendataan menggunakan tahapan-tahapan dalam menyeleksi siswa kurang mampu. Dan responden tersebut
No Uraian Frekuensi f
Presentase 1
1 Bulan 28
40 2
2 Bulan 4
5,7 3
3 Bulan 4
5,7 4
4 Bulan Keatas 34
48,6 Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
merupakan orang yang pertama masuk dalam pendataan tersebut sehingga responden merasa dana yang di turunkan sangat lama.
5.4.1.9. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Dalam menganalisis data mengenai penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dilakukan siswa kurang mampu diambil berdasarkan jumlah kejadian N sebesar 113. Ini
diperoleh berdasarkan jumlah keseluruhan pilihan jawaban responden yang boleh memilih lebih dari 1 jawaban. Dalam pertanyaan ini, dari 70 responden, 33 responden memilih 1 jawaban.
Sedangkan 37 responden lagi memilih lebih dari 1 jawaban. Untuk melihat lebih jelas lagi dapat dilihat pada Tabel 53.
Tabel 53. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Pada tabel 53, dapat dilihat responden yang memilih jawaban membeli perlengkapan
sekolah sebanyak 55 responden atau 48,7, membantu biaya keluarga sebanyak 10 responden atau 27,4, di tabung untuk biaya SMA sebanyak 17 responden atau 15,1, dan memilih
untuk uang jajan sekolah sebanyak 31 responden atau 8,8. Dari data ini diketahui bahwa 48,7 responden memanfaatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS untuk membeli
perlengkapan sekolah, 8,8 membantu biaya belanja keluarga, dan 15,1 ditabung untuk biaya SMA serta 27,4 digunakan untuk uang jajan sekolah. Walaupun 8,8 dana Bantuan
No Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Membeli perlengkapan sekolah 55
48,7 2
Membantu biaya belanja keluarga 10
8,8 3
Di tabung untuk biaya SMA 17
15,1 4
Uang jajan sekolah 31
27,4 Jumlah
113 100
Universitas Sumatera Utara
Operasional Sekolah BOS digunakan untuk membantu biaya belanja keluarga. Tapi cukup membantu siswa dalam melengkapi kebutuhan sekolahnya sehingga dapat dikatakan
pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS di SMPN 1 Bilah Hulu tepat pada sasarannya.
5.4.1.10. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Pengaruh Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Dapat Meringankan Beban Biaya Sekolah
Dalam proses analisis data statistik mengenai pengaruh dari dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat meringankan beban biaya sekolah atau tidak. Sehingga dapat diketahui
bahwa jumlah kejadian diambil dari jumlah responden sebanyak 70 responden. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 54.
Tabel 54. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat meringankan beban biaya sekolah
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 54, dapat dilihat responden yang memilih jawaban sangat meringankan sebanyak 17 responden atau 24,3, meringankan sebanyak 23 responden atau 32,8, cukup
meringankan sebanyak 28 responden atau 40, dan tidak meringankan sebanyak 2 responden atau 2,9. Dari data ini diketahui bahwa dengan hadirnya dana Bantuan Operasional Sekolah
BOS dapat meringankan biaya sekolah. Meskipun 2,9 menyebutkan bahwa dana Bantuan Operasional Sekolah BOS tidak sama sekali meringankan beban biaya sekolah, karena memang
belum bisa membantu secara keseluruhan biaya hidup siswa kurang mampu. No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Sangat Meringankan
17 24,3
2 Meringankan
23 32,8
3 Cukup Meringankan
28 40
4 Tidak Meringankan
2 2,9
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
5.4.1.11. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Pengaruh Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Terhadap Peningkatan Minat Belajar Siswa
Dalam melihat pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS tentu saja memiliki pengaruh bagi siswanya terutama kepada siswa kurang mampu. Oleh sebab itu, untuk
mengetahui pengaruh Bantuan Opersional Sekolah BOS terhadap peningkatan minat belajar siswa dapat diketahui melalui nilai rata-rata siswa berdasarkan jawaban yang telah dipilih oleh
responden nantinya. Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 55. Tabel 55. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang pengaruh dana Bantuan
Operasional Sekolah BOS terhadap peningkatan minat belajar siswa
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 55, dapat dilihat responden yang memilih jawaban sangat meningkat sebanyak
8 responden atau 11,4, meningkat sebanyak 28 responden atau 40, cukup meningkat sebanyak 28 responden atau 40, dan tidak meningkat sebanyak 6 responden atau 8,6. Dari
data ini dilihat bahwa hadirnya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS telah memberikan peningkatan pada minat belajar siswa. Sebanyak 91,4 minat belajar siswa kurang mampu
meningkat berkat hadirnya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang masuk ke sekolah ini. No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Sangat Meningkat 8
11,4 2
Meningkat 28
40 3
Cukup Meningkat 28
40 4
Tidak Meningkat 6
8,6 Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
5.4.1.12. Data Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Pengaruh Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Terhadap Tingkat Prestasi Belajar Siswa
Untuk melihat lebih jelas tentang pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS terhadap tingkat prestasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 56.
Tabel 56. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS terhadap tingkat prestasi belajar siswa
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 56, dapat dilihat responden yang memilih jawaban sangat naik sebanyak 4
responden atau 5,7, naik sebanyak 16 responden atau 22,9, cukup naik sebanyak 36 responden atau 51,4, dan tidak naik sebanyak 14 responden atau 20. Dilihat berdasarkan
rata-rata nilai raport siswa kurang mampu di SMPN 1 Bilah Hulu sebelum dan sesudah mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat dilihat pada lampiran 3 mengenai
rekapitulasi pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS bagi siswa kurang mampu. Dari data ini dapat diketahui bahwa dengan adanya Bantuan Opersional Sekolah BOS di
SMPN 1 Bilah Hulu, selain minat belajar siswa meningkat, sebanyak 56 responden atau sekitar 80 prestasi belajar siswa kurang mampu juga meningkat.
5.4.1.13. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Pengaruh Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Dapat Menambah Aktifitas Belajar Siswa
Untuk mengetahui pengaruh Bantuan Opersional Sekolah BOS dapat menambah aktifitas belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 57.
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Sangat Naik
4 5,7
2 Naik
16 22,9
3 Cukup Naik
36 51,4
4 Tidak Naik
14 20
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 57. Distribusi jawaban responden siswa kurang mampu tentang pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat menambah aktifitas belajar siswa
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 57, dapat dilihat responden yang memilih jawaban sangat bertambah sebanyak
8 responden atau 11,4, bertambah sebanyak 26 responden atau 37,1, cukup bertambah sebanyak 34 responden atau 48,6, dan tidak bertambah sebanyak 2 responden atau 2,9.
5.4.1.14. Jawaban Responden Siswa Kurang Mampu Berdasarkan Kegiatan Ekstrakurikuler Yang Diikuti Siswa Kurang Mampu
Dengan adanya Bantuan Operasional Sekolah BOS diharapkan kepada siswa kurang mampu dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler agar dapat lebih aktif dalam mengikuti segala
proses kegiatan belajar yang ada di sekolah. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam segala bidang, baik itu pendidikan, olah raga, seni bela diri, maupun sebagai pecinta alam.
Untuk mengetahui kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa kurang mampu dapat dilihat pada Tabel 58.
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Sangat Bertambah
8 11,4
2 Bertambah
26 37,1
3 Cukup Bertambah
34 48,6
4 Tidak Bertambah
2 2,9
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 58. Distribusi jawaban responden tentang kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa kurang mampu
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 58, dapat dilihat responden yang memilih jawaban kegiatan OSIS sebanyak 6
responden atau 8,6, olah raga sebanyak 5 responden atau 7,1, pramuka sebanyak 11 responden atau 15,7, dan tidak ada sebanyak 48 responden atau 68,6. Ternyata dari hasil
keseluruhan siswa kurang mampu, 31,4 siswa kurang mampu sudah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan siswa kurang mampu yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
sekitar 68,6. Hal ini dikarenakan terbatasnya biaya untuk mengikuti kegiatan tersebut. Sehingga membuat siswa kurang mampu tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat
di sekolah mereka. Tapi walaupun demikian, minat siswa kurang mampu untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 1 Bilah Hulu sudah cukup baik.
5.4.2. Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Bagi Orang Tua Siswa SMPN 1 Bilah Hulu
Di dalam pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS, tidak hanya dirasakan oleh sekolah maupun siswa saja. Tapi orang tua siswa juga pasti merasakan manfaat dari dana
Bantuan Operasional Sekolah BOS tersebut. Karena salah satu fungsi kebijakan tersebut adalah meringankan beban ekonomi keluarga siswa. Sehingga secara general fungsi kebijakan Bantuan
Operasional Sekolah BOS dapat mempengaruhi beban ekonomi orang tua. Untuk mengetahui manfaat yang dirasakan orang tua siswa kurang mampu dengan hadirnya Bantuan Operasional
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 OSIS
6 8,6
2 Olah Raga
5 7,1
3 Pramuka
11 15,7
4 Tidak Ada
48 68,6
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
Sekolah BOS di SMPN 1 Bilah Hulu dapat dilihat pada data yang telah diperoleh dari lapangan berikut ini.
5.4.2.1. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Pengetahuan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Untuk Siswa Kurang Mampu
Dalam melihat pengetahuan orang tua siswa tentang adanya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang diberikan untuk siswa kurang mampu dapat dilihat pada Tabel 59.
Tabel 59. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang pengetahuan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS untuk siswa kurang mampu
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 59, dapat dilihat responden yang memilih jawaban mengetahui sebanyak 65 responden atau 92,9 dan responden yang menjawab tidak mengetahui sebanyak 5 responden
atau 7,1. Dari pernyataan diatas bahwa 92,9 orang tua mengetahui adanya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS bagi siswa kurang mampu. Sedangkan 7,1 orang tua siswa tidak
mengetahui adanya Bantuan Operasional Sekolah BOS bagi siswa kurang mampu yang dikarenakan kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah maupun anak kepada orang tua
5.4.2.2. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Pengetahuan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Yang Di Berikan Sekolah Kepada Siswa Kurang
Mampu
Dalam melihat pengetahuan orang tua siswa mengenai sumber dana yang diberikan pihak sekolah kepada siswa kurang mampu dapat dilihat pada Tabel 60.
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Tahu
65 92,9
2 Tidak Tahu
5 7,1
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 60. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang pengetahuan orang tua terhadap dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang di berikan sekolah kepada siswa kurang mampu
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 60, dapat dilihat responden yang memilih jawaban mengetahui sebanyak 70 responden atau 100 dan responden yang menjawab tidak mengetahui sebanyak 0 responden
atau 70. Dari konfirmasi yang telah dijelaskan anak kepada orang tua tentang adanya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS bagi siswa kurang mampu, maka dapat diketahui bahwa
100 orang tua siswa mengetahui sumber dana yang diperoleh siswa kurang mampu berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah BOS.
5.4.2.3. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Oleh Orang Tua Siswa Kurang Mampu
Dalam menganalisis jawaban yang diperoleh, dapat diketahui bahwa jumlah kejadian N diambil berdasarkan jawaban responden yang bebas memilih lebih dari 1 jawaban dari
pertanyaan ini. Jadi jumlah kejadiannya sebesar 88. Dari 70 responden, 60 responden memilih 1 jawaban saja, sedangkan 10 responden lagi memilih lebih dari 1 jawaban. Untuk mengetahui
lebih jelas penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS oleh orang tua siswa dapat dilihat pada Tabel 61.
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Tahu
70 100
2 Tidak Tahu
Jumlah 70
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 61. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS oleh orang tua siswa kurang mampu
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 61, dapat dilihat responden yang memilih jawaban keperluan sekolah sebanyak 65 responden atau 73,8, keperluan rumah tangga sebanyak 10 responden atau 11,4, di
tabung untuk biaya masuk SMA sebanyak 8 responden atau 9,1, dan uang jajan anak sebanyak 5 responden atau 5,7. Dari hasil survei dapat diketahui bahwa sekitar 73,8 orang
tua lebih banyak memilih menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS sebagai keperluan sekolah anak. Meskipun sebagian menggunakannya sebagai keperluan rumah tangga,
tetapi dapat membantu beban biaya ekonomi dan pendidikan keluarga.
5.4.2.4. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Untuk Keperluan Keluarga
Dalam hal ini jumlah kejadian N dilihat berdasarkan jumlah responden yaitu sebesar 70 responden. Untuk mengetahui pernah atau tidaknya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
digunakan untuk keperluan keluarga dapat dilihat pada Tabel 62. No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Keperluan sekolah 65
73,8 2
Keperluan rumah tangga 10
11,4 3
Di tabung untuk biaya masuk SMA 8
9,1 4
Uang jajan anak 5
5,7 Jumlah
88 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 62. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS untuk keperluan keluarga
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 62, dapat dilihat responden yang memilih jawaban pernah sebanyak 23 responden atau 32,9, belum pernah sebanyak 14 responden atau 20, tidak pernah
sebanyak 32 responden atau 45,7, dan tidak tahu sebanyak 1 responden atau 1,4.
5.4.2.5. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Dalam Meringankan Beban Ekonomi Keluarga
Berhubung karena jumlah jawaban yang dipilih responden boleh lebih dari 1 sehingga dapat diketahui bahwa jumlah kejadian N diambil berdasarkan jumlah keseluruhan jawaban
responden yaitu sebesar 86. Dari 70 responden, 58 responden hanya memilih 1 jawaban saja. Sedangkan 12 responden lagi memilih lebih dari 1 jawaban. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat
dilihat pada Tabel 63. Tabel 63. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang penggunaan dana Bantuan
Operasional Sekolah BOS dalam meringankan beban ekonomi keluarga
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Pernah 23
32,9 2
Belum Pernah 14
20 3
Tidak Pernah 32
45,7 4
Tidak Tahu 1
1,4 Jumlah
70 100
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Membeli beras
11 12,8
2 Mengurangi beban biaya sekolah anak
58 67,4
3 Di tabung untuk masa depan anak
12 14
4 Menambah modal usaha keluarga
5 5,8
Jumlah 86
100
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 63, dapat dilihat responden yang memilih jawaban membeli beras sebanyak 11 responden atau 12,8, mengurangi beban biaya sekolah anak sebanyak 58 responden atau
67,4, ditabung untuk masa depan anak sebanyak 12 responden atau 14, dan menambah modal usaha keluarga sebanyak 5 responden atau 5,8.
5.4.2.6. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Pengaruh Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Dapat Mengurangi Beban Ekonomi Keluarga
Dalam hal ini jumlah kejadian dihitung berdasarkan jumlah responden yaitu sebesar 70 responden. Untuk mengetahui pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat
mengurangi beban ekonomi keluarga dapat dilihat pada Tabel 64. Tabel 64. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang pengaruh dana Bantuan
Operasional Sekolah BOS dapat mengurangi beban ekonomi keluarga Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 64, dapat dilihat responden yang memilih jawaban sangat berkurang sebanyak 8 responden atau 11,4, berkurang sebanyak 26 responden atau 37,1, cukup berkurang
sebanyak 33 responden atau 47,1, dan tidak berkurang sebanyak 3 responden atau 4,3. Dari data ini dapat diketahui bahwa dengan adanya dana Bantuan Operasional Sekolah BOS di
SMPN 1 Bilah Hulu dapat membantu biaya pendidikan keluarga. No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Sangat berkurang 8
11,4 2
Berkurang 26
37,2 3
Cukup berkurang 33
47,1 4
Tidak berkurang 3
4,3 Jumlah
70 100
Universitas Sumatera Utara
5.4.2.7. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Perlengkapan Sekolah Yang Di Belikan Untuk Anak Melalui Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Berhubung karena jumlah jawaban yang dipilih responden boleh lebih dari 1 sehingga dapat diketahui bahwa jumlah kejadian N diambil berdasarkan jumlah keseluruhan jawaban
responden yaitu sebesar 130. Dari 70 responden, 31 responden hanya memilih 1 jawaban saja. Sedangkan 39 responden lagi memilih lebih dari 1 jawaban. Untuk mengetahui perlengkapan
sekolah yang dibelikan untuk anak melalui dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat dilihat pada Tabel 65.
Tabel 65. Distribusi jawaban responden orang tua siswa tentang perlengkapan sekolah yang di beli untuk anak melalui dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Sumber: Data Primer kuesioner 2012
Dari tabel 65, dapat dilihat responden yang memilih jawaban membeli seragam sekolah sebanyak 40 responden atau 30,8, buku pelajaran dan alat tulis sebanyak 62 responden atau
47,7, membeli sepatu sekolah sebanyak 28 responden atau 21,5, dan membeli kendaraan sebanyak 0 responden atau 0.
No Uraian
Frekuensi f Presentase
1 Seragam Sekolah
40 30,8
2 Buku pelajaran dan alat tulis
62 47,7
3 Sepatu sekolah
28 21,5
4 Kendaraan
Jumlah 130
100
Universitas Sumatera Utara
5.4.2.8. Jawaban Responden Orang Tua Siswa Berdasarkan Perubahan Anak Yang Di Rasakan Orang Tua Setelah Mendapatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah
BOS
Dalam hal ini dapat diketahui bahwa jumlah jawaban yang dipilih responden boleh lebih dari 1 sehingga dapat diketahui bahwa jumlah kejadian N diambil berdasarkan jumlah
keseluruhan jawaban responden yaitu sebesar 83. Dari 70 responden, 53 responden hanya memilih 1 jawaban saja. Sedangkan 17 responden lagi memilih lebih dari 1 jawaban. Untuk
mengetahui lebih jelas lagi mengenai perubahan anak yang dirasakan orang tua setelah mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat dilihat pada Tabel 66.
Tabel 66. Distribusi jawaban responden tentang perubahan anak yang di rasakan orang tua setelah mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Sumber: Data Primer kuesioner 2012 Dari tabel 66, dapat dilihat responden yang memilih jawaban semakin giat belajar di
rumah sebanyak 36 responden atau 43,4, prestasi sekolah meningkat sebanyak 27 responden atau 32,6, tidak terlambat pergi ke sekolah sebanyak 11 responden atau 13,2, dan tidak
ada perubahan sebanyak 9 responden atau 10,8. Dari data ini dilihat bahwa 43,4 tanggapan orang tua responden mengatakan anaknya semakin giat belajar di rumah. Selain itu prestasi
sekolah meningkat yaitu sekitar 32,6 dengan rata-rata nilai raport sebelum dan sesudah mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yaitu nilai rata-rata dari 70 menjadi 85,
nilai rata-rata 75 menjadi 90, nilai rata-rata dari 65 menjadi 68, dari 77 menjadi 80, dari 82 No
Uraian Frekuensi f
Presentase 1
Semakin giat belajar di rumah 36
43,4 2
Prestasi Sekolah Meningkat 27
32,6 3
Tidak terlambat pergi ke sekolah 11 13,2
4 Tidak ada perubahan
9 10,8
Jumlah 83
100
Universitas Sumatera Utara
menjadi 85. Dapat dilihat bahwa dengan adanya Bantuan Opersional Sekolah BOS di SMPN 1 Bilah Hulu, orang tua dapat merasakan manfaatnya melalui prestasi anak serta minat anak untuk
belajar juga bertambah.
5.5. Karakteristik Responden Siswa Kurang Mampu Dan Orang Tua Siswa SMP Swasta Bina Widya Aeknabara