Operasional Variabel Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Bagi Siswa Kurang Mampu

kebijakan publik mengandung makna bahwa kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah, bukan organisasi swasta. 6. Monitoring dan evaluasi kebijakan adalah kegiatan untuk melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan. Monitoring dilakukan ketika sebuah kebijakan sedang diimplementasikan. Sedangkan evaluasi dilakukan untuk melihat tingkat kinerja suatu kebijakan, sejauh mana kebijakan tersebut mencapai sasaran dan tujuannya. Monitoring diperlukan agar kesalahan-kesalahan awal dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan, sehingga mengurangi resiko yang lebih besar. Evaluasi berguna untuk memberikan input bagi kebijakan yang akan datang supaya lebih baik Subarsono, 2005:113. 7. Disfungsi yaitu sebagaimana struktur atau institusi dapat menyumbang pemeliharaan bagian- bagian lain dari sistem sosial, struktur, atau insitusi pun dapat menimbulkan akibat negatif terhadap sistem sosial 8. Nonfungsional yaitu sebagai akibat-akibat yang sama sekali tidak relevan dengan sistem yang sedang diperhatikan.

2.5. Operasional Variabel

Menurut Sofian Efendi dalam Singarimbun, 2008:46 bahwa unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel disebut sebagai defenisi operasional. Dengan kata lain defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Berdasarkan defenisi diatas, maka operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Universitas Sumatera Utara Yaitu ditujukan pada peggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS di SMPN 1 Bilah Hulu dan SMP Swasta Bina Widya Aek Nabara dengan cara mengatur pembagian dana tersebut guna untuk melengkapi kebutuhan sekolah, siswa, guru honor dan honorer lainnya. Dalam hal ini dapat dilihat indikator-indikator alokasi dana secara konkrit yaitu sebagai berikut: 1 Sekolah a. Perehapan dan pengadaan infrastruktur yaitu pengecatan dinding yang sudah kusam, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu jendela, perbaikan meja belajar, penambahan kursi belajar, pembelian mesin babat rumput, membuat sumur bor. b. Pembiayaan langganan daya dan jasa yaitu listrik, telepon, dan internet. c. Pembelian barang habis pakai, yaitu kapur tulis, kertas, tinta printer, spidol, pulpen, buku induk siswa, buku inventaris, langgan koran, air mineral untuk tamu. d. Penambahan alat olah raga dan keasenian misalnya gitar, bola kaki, bola voli, bola takraw, dan bola peluru. 2 Siswa a. Perlengkapan belajar, misalnya penambahan buku pelajaran, penambahan buku perpustakaan, pengadaan buku Lembar Kerja Siswa LKS, perlengkapan alat belajar seperti jangka, busur, rol, dan pensil. b. Perlengkapan kegiatan ekstrakulikuler, misalnya pembiayaan tryout dalam rangka menyambut ujian nasional siswa kelas 3, pembiayaan les tambahan untuk kelas 3, Universitas Sumatera Utara pembiayaan siswa yang ikut olimpiade, pembiayaan kegiatan maulid nabi, isra’miraj, penyambutan natal, dan pembiayaan pesantren kilat. c. Biaya penghargaan untuk siswa yang berprestasi setiap semesternya. d. Dana khusus bagi siswa miskin berupa uang transport. 3 Guru Honor a. Gaji guru berdasarkan jam ngajar selama sebulan. b. Uang kesejahteraan guru misalnya uang lelah guru mengisi raport siswa. c. Uang transportasi untuk mengajar ke sekolah terbuka. 4 Honorer Lainnya a. Gaji honorer yang bekerja di tata usaha. b. Gaji penjaga sekolah. c. Gaji petugas kebersihan sekolah. d. Gaji pelatih kegiatan ekstrakurikuler siswa misalnya pramuka, karate, dan bola. b. Siswa Kurang Mampu Yaitu ditujukan pada siswa kurang mampu yang pernah mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS selama di sekolah tersebut serta manfaatannya bagi siswa kurang mampu. Dalam hal ini kriteria siswa kurang mampu dapat dilihat dari kondisi sosial ekonomi keluarga dan status siswa kurang mampu di kalangan masyarakat maupun teman terdekatnya sehingga informasi yang di peroleh dari teman siswa kurang mampu bahwa Universitas Sumatera Utara memang benar siswa tersebut layak di bantu. Untuk melihat lebih jelas indikator-indikator variabel yang di teliti dapat dilihat sebagai berikut: 5 Kondisi Sosial Ekonomi a. Pendidikan terakhir orang tua dapat dilihat beberapa indikator yaitu SD, SMP, SMA, D1D2D3, dan S1. b. Jenis pekerjaan yaitu buruh harian lepas di perkebunan kelapa sawit ataupun perkebunan karet, tukang becak tidak memiliki becak sendiri, tukang cuci pakaian, pembantu, dan kuli bangunan. c. Penghasilan keluarga sebesar Rp 510.000 – Rp 1.000.000 per bulannya. d. Status kepemilikan rumah yaitu kepemilikan rumah tersebut berstatus milik sendiri, sewa, bebas sewa, dan milik orang tua. e. Model rumah, hal ini dapat dilihat dari jenis atap, jenis dinding, jenis lantai, penggunaan alat penerang, sumber air minum dan tempat buang air besar. f. Jenis kendaraan dan status kepemilikan kendaraan. g. Jumlah tanggungan ekonomi keluarga dimaksudkan kepada orang tua yang memiliki tanggungan minimal 2 orang. h. Pengeluaran keluarga sebesar Rp 510.000 – Rp 1.000.000 per bulannya. i. Jumlah tanggungan anak yang masih sekolah. j. Pengeluaran biaya pendidikan anak maksimal Rp 510.000 per bulannya. Universitas Sumatera Utara 6 Status Sosial Siswa Kurang Mampu a. Anak yatim ataupun piatu yang tidak memiliki harta benda peninggalan orang tua serta orang yang menaggung biaya hidupnya juga memiliki kondisi ekonomi yang lemah juga. b. Memiliki surat keterangan miskin dari kepala desa ataupun lurah. c. Memiliki pekerjaan sampingan untuk menambah biaya hidup keluarga. 7 Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Bagi Siswa Kurang Mampu a. Siswa menggunakannya untuk mengurangi beban ekonomi keluarga. Dalam hal ini dana yang di peroleh dapat bermanfaat dalam membantu kebutuhan hidup keluarga. b. Mengurangi biaya pendidikan keluarga, dengan kata lain dapat membantu orang tua siswa dalam mengeluarkan biaya pendidikan sehingga dapat di tabung untuk masa depan anak. c. Mempengaruhi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu meningkatkan nilai rata-rata raport siswa kurang mampu d. Merangsang kemauan siswa dalam meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler. 8 Sekolah formal adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini memiliki jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Universitas Sumatera Utara 9 Sekolah nonformal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis diluar sistem persekolahan yang mapan dan dilakukan secara mandiri atau mandiri yang merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian