olahan hilir jauh lebih tinggi dari produk primer, maka pendekatan pembangunan pertanian ke depan diarahkan pada pengembangan produk, dan
bukan lagi pengembangan komoditas. Secara lebih khusus pendekatannya lebih difokuskan pada pengembangan nilai tambah produk melalui pengembangan
industri yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara, produk semi akhir dan yang utama produk akhir yang berdaya
saing Deptan, 2009.
2.3. Kerangka Pemikiran
Usaha tani kopra adalah kesatuan unit yang terdiri dari faktor produksi seperti modal, tenaga kerja dan keterampilan sehingga proses produksi dapat terlaksana
dan menghasilkan output. Dalam usaha tani kopra ketersediaan faktor produksi merupakan suatu keharusan. Faktor-faktor produksi tersebut meliputi ketersediaan
buah kelapa, tenaga kerja dan pasar. Dimana faktor produksi ini akan membentuk suatu biaya yang disebut biaya produksi. Besarnya biaya produksi ditentukan
dengan besarnya harga yang berlaku. Untuk melihat seberapa besar pendapatan usaha tani kopra maka dihitunglah
selisih penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan diperoleh dari hasil perkalian penjualan dengan harga yang berlaku, sedangkan pengeluaran mertupakan total
biaya tetap dan biaya variabel. Penerimaan yang lebih besar daripada pengeluaran berdampak pada tingkat pendapatan yang lebih besar pula bagi usaha tani kopra.
Pendapatan usahatani kelapa butiran dengan pendapatan usahatani kopra memiliki selisih penerimaan. Terdapat biaya pengolahan kelapa menjadi kopra yang
menambah nilai buah kelapa itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Usaha tani kopra dikatakan layak atau tidak layak untuk dikembangkan pada waktu selanjutnya dianalisis dengan menghitung RC rasio. Jika usaha tani kopra
sesuai dengan kriteria kelayakan maka usaha tani ini patut untuk dikembangkan. Setelah diketahui kelayakan usaha taninya, perlu diketahui strategi pengembangan
usaha tani kopra tersebut. Adapun strataegi pengembangan usaha tani kopra ini diperoleh dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang
dihadapi oleh usaha tani kopra. Secara sistematis, kerangka pemikiran digambarkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan: Menyatakan hubungan
Kelayakan Usahatani
Analisis SWOT Strategi
Komparasi Kopra
Biaya Produksi
Pendapatan Pendapatan
Biaya Produksi Penerimaan
Penerimaan Kelapa
Usaha Tani Pengolahan Kopra
Harga Jual Harga Jual
Universitas Sumatera Utara
2.4. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis penelitian yang dapat diajukan berdasarkan identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
1 Tingkat pendapatan petani dengan menjual kopra lebih tinggi daripada
dengan menjual kelapa. 2
Usaha tani kopra di daerah penelitian layak diusahakan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian Singarimbun, 1989.
Dengan mempertimbangkan bahwa daerah ini merupakan salah satu sentra produksi tanaman kelapa yang mengolahnya menjadi kopra yang cukup potensial
di Sumatera Utara, yaitu di Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan dan disajikan dalam tabel 1 dan tabel 2.
Tabel 1. Luas Tanaman dan Produksi Kelapa Perkebunan Rakyat menurut Kabupaten 2010
No. Kabupaten
Luas Tanam Ha Produksi Ton
1. Nias
21474,00 17326,10
2. Mandailing Natal
2728,58 1255,97
3. Tapanuli Selatan
415,00 213,18
4. Tapanuli Tengah
5567,00 5055,00
5. Tapanuli Utara
351,85 270,15
6. Toba Samosir
37,50 31,18
7. Labuhan Batu
3159,00 2917,11
8. Asahan
24957,25 25363,62
9. Simalungun
2797,71 1854,92
10. Dairi
534,00 363,98
11. Karo
1253,00 861,70
12. Deli Serdang
4058,70 2690,74
13. Langkat
3896,00 3457,00
14. Nias Selatan
19308,00 13806,84
15. Hbg Hasundutan
330,50 146,65
16. Pakpak Bharat
97,90 34,40
17. Samosir
64,35 60,32
18. Serdang Bedagai
2330,15 2267,22
19. Batu Bara
4262,50 17838,60
20. Padang Lawas Utara
716,50 279,05
21. Padang Lawas
702,20 362,65
22. Labuhan Batu Selatan
54,00 43,00
23. Labuhan Batu Utara
6146,00 7086,68
24. Nias Utara
- -
25 Nias Barat
- -
Jumlah 108241,69
103606,06
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara