3.2. Metode Pengambilan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto 2006 menyatakan bahwa populasi adalah seluruh subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
petani kopra Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan. Adapun yang dimaksud dengan sampel menurut Suharsimi Arikunto 2006. Sampel adalah “sebagian
atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh populasi. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh atau sensus, yaitu teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel Sugiyono, 2005. Ini sering dilakukan jika jumlah populasi yang relatif kecil. Namun ada kriteria dalam penentuan sampel dalam
penelitian ini yaitu, petani kopra merupakan petani yang mengusahakan kopra dari kegiatan pemeliharaan kelapa hingga kegiatan pasca panen.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan para responden berdasarkan kuisioner
yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari berbagai instansi atau lembaga terkait seperti BPS,
Dinas Perkebunan dan Kehutanan serta literatur yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Metode Analisis Data
Untuk tujuan penelitian 1, yaitu mengetahui teknik pengolahan kopra di daerah penelitian dianalisis secara deskriptif dengan mengumpulkan informasi dan
wawancara langsung dengan petani. Tujuan penelitian 2, yaitu mengetahui jumlah produksi kelapa petani per hektar
per tahun di daerah penelitian dianalisis dengan mengumpulkan informasi dan wawancara langsung dengan petani.
Sementara itu, untuk tujuan penelitian 3 dan 4 mengenai pendapatan usahatani kelapa per hektar per tahun dan pendapatan usaha tani kopra dari pengolahan
kelapa per hektar per tahun di daerah penelitian dianalisis dengan memperhitungkan pendapatan petani yang menjual hasil produk berupa buah
kelapa dan pendapatan petani yang menjual kopra. Pendapatan petani yang menjual kopra dihitung pula pendapatan di luar kopra seperti pendapatan menjual
testakulit kelapa dan sortiran kelapa. Adapun rumus menghitung pendapatan petani sebagai berikut :
I = TR - TC TR = P x Q
TC = TFC + TVC Keterangan:
I : Pendapatan Bersih Benefit
TR : Pendapatan Kotor
TC : Total Biaya
P : Harga Jual
Q : Jumlah Produksi
Universitas Sumatera Utara
TFC : Total Biaya Tetap
TVC : Total Biaya Variabel Soekartawi, 1995.
Secara teoritis, menurut Soekartawi 1995, apabila TR TC maka petani memperoleh keuntungan, apabila nilai TR = TC maka petani tidak untung dan
gtidak rugi, dan apabila nilai TR TC maka petani mengalami kerugian dalam usaha taninya.
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usaha tani kopra berupa biaya-biaya tenaga kerja, baik tenaga panen, mengupas sabut, mencungkil daging buah, biaya
pemisahan kulit, biaya pengemasan, serta biaya penyusutan alat-alat yang digunakan dalam usaha tani kopra.
Selanjutnya untuk menjawab tujuan penelitian 5, penulis membandingkan pencapaian pendapatan usahatani sebelum dan sesudah diolah menjadi kopra,
kemudian menginterpretasikannya ke dalam analisis uji beda berpasangan. Dengan menggunakan program SPSS. Adapun bentuk uji hipotesis yang diajukan
adalah uji hipotesis satu sisi one tailed-test karena parameter hipotesis dinyatakan lebih besar atau lebih kecil.
Menurut Sunyoto 2009, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum uji t dilakukan, persyaratannya adalah:
1 Data masing-masing berdistribusi normal,
2 Data dipilih secara acak,
3 Data masing-masing homogen.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria pengujian beda rata-rata adalah sebagai berikut: 1
Apabila t
hitung
≤ t
tabel
maka Ho ditolak, dan Ha diterima, artinya perbandingan pendapatan usahatani kopra lebih tinggi daripada pendapatan
usahatani kelapa. 2
Apabila t
hitung
t
tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya pendapatan usahatani kopra sama dengan pendapatan usahatani kelapa.
Analisis yang digunakan pada tujuan penelitian 6 yaitu studi kelayakan finansial digunakan analisis Return Cost Ratio RC rasio dengan rumus:
a = RC R = Py . Y
C = FC + VC a = {Py.YFC+VC}
Keterangan : a
= Nisbah antara Penerimaan dengan Biaya-Biaya R
= Penerimaan C
= Biaya Py
= Harga Output Y
= Output FC
= Biaya Tetap VC
= Biaya Variabel Indikatornya sebagai berikut :
1 Bila RC = 1 maka usaha tani tidak untung dan tidak rugi
2 Bila RC 1 maka usaha tani merugi
3 Bila RC 1 maka usaha tani menguntungkan
Soekartawi, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Untuk tujuan penelitian 7 yaitu menentukan strategi yang dapat diterapkan oleh usaha tani, digunakan analisis deskriptif, yaitu dengan matriks SWOT. Matrik ini
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi usaha tani kopra disesuaikan dengan kelemahan yang dimilikinya.
Analisis SWOT meyediakan pemahaman realistis tentang hubungan suatu organisasi dengan lingkungannya untuk mendapatkan terciptanya strategi yang
dapat memaksimunkan kekuatan dan peluang serta meminimunkan kelemahan dan ancaman yang ada. Dengan gambaran tersebut kita akan dapat melihat
bagaimana strategi pengembangan usaha tani kopra di Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan.
Langkah-langkah pembuatan SWOT : 1
Mengidentifikasi lingkungan eksternal peluang dan ancaman dan lingkungan internal kekuatan dan kelemahan usaha tani kopra.
2 Menganalisis lingkungan internal dengan menggunakan matriks IFE untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan utama usaha tani. 3
Menganalisis lingkungan eksternal dengan menggunakan matriks EFE untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman utama yang dihadapi usaha tani.
4 Memasukkan hasil analisis matrik IFE dan EFE ke dalam matriks IE untuk
menentukan posisi usaha tani. 5
Melakukan analisis dengan matriks SWOT dengan cara : 1.
Membuat daftar peluang eksternal usaha tani 2.
Membuat daftar ancaman eksternal usaha tani 3.
Membuat daftar kekuatan internal usaha tani 4.
Membuat daftar kelemahan internal usaha tani
Universitas Sumatera Utara
5. Mencocokkan kekuatan internal dan peluang eksternal dan mencatat
hasilnya dalam strategi SO 6.
Mencocokkan kelemahan internal dan peluang eksternal mencatat hasilnya dalam strategi WO
7. Mencocokkan kekuatan internal dan ancaman eksternal dan mencatat
hasilnya dalam strategi ST 8.
Mencocokkan kelemahan internal dan ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam strategi WT
Tabel 3. Matriks SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal Strength
Weakness
Opportunities Strategi SO
Menggunakan Kekuatan Untuk
Mengambil Peluang Strategi WO
Menggunakan Peluang Untuk Mengatasi
Kelemahan
Threats Strategi ST
Menggunakan Kekuatan Untuk
Mengatasi Ancaman Strategi WT
Meminimalisasi Ancaman dan
Kelemahan Sumber : Rangkuti, 2005
6 Menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan oleh usaha tani dengan
menggunakan matriks QSP, dengan cara : 1.
Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan usaha tani di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari matriks IFE dana
EFE.
Universitas Sumatera Utara
2. Memberi bobot pada masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot
ini identik dengan yang dipakai dalam matriks IFE dan EFE. 3.
Mengidentifikasi strategi alternatif yang diperoleh dari analisis SWOT. Kemudian mencatat strategi-strategi ini di bagian atas baris QSPM
4. Menetapkan attractiveness score AS untuk setiap strategi berdasarkan
peran faktor tersebut terhadap setiap alternatif strategi. Batasan nilai AS adalah : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = secara logic menarik, 4
= sangat menarik. 5.
Menghitung total attractiveness score TAS dengan mengalikan bobot dengan AS
6. Menghitung jumlah seluruh TAS untuk setiap alternatif strategi. Dari
beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggi menunjukkan bahwa alternative strategi itu yang menjadi
pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir.
Tabel 4. Matriks QSP
Faktor-faktor sukses kritis
Bobot a
Alternatif Strategi Strategi 1
Strategi 2 Strategi 3
Strategi 4 AS
b TAS
axb AS
b TAS
axb AS
b TAS
axb AS
b TAS
axb
Peluang Ancaman
Kekuatan Kelemahan
Jumlah Total Nilai Daya Tarik
Sumber : Rangkuti, 2006
Universitas Sumatera Utara
3.5. Definisi dan Batasan Operasional