melakukan kegiatan pengaitan kelapa dan juga pengupasan sabut dengan menggunakan alat berupa sula. Upah panen dibayar dengan sistem borongan sebesar
Rp 300 per kg sudah termasuk pengupasan sabut. Biaya panen yang dikeluarkan dalam usahatani kelapa sebesar Rp 2.603.672 per hektar per tahun.
Pendapatan usahatani kelapa dalam penelitian ini dihitung per satuan luas tanaman hektar per tahun, untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 10.
Tabel 9. Pendapatan Rata-Rata Usahatani Kelapa Komponen
Nilai Rp
Biaya Tenaga Kerja Rp 2.839.675
Biaya Penyusutan Rp 15.859
Biaya PBB Rp 24.500
Total Biaya Rp 2.880.034
Penerimaan Rp 4.631.250
Pendapatan Rp 1.751.216
Sumber : Data diolah dari Lampiran 6, 7, dan 8. Dari Tabel 9 dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja merupakan komponen
biaya produksi yang paling tinggi. Sedangkan biaya yang terendah adalah biaya penyusutan karena umur ekonomis alat pertanian yang sangat lama dan tidak
mudah rusak mencapai 10 tahun.
5.4. Pendapatan Kopra
Kopra merupakan daging buah kelapa yang telah dipisahkan dari testa atau kulit kelapa. Produksi kopra diawali oleh proses panen kelapa. Produksi kelapa per
hektar per tahun sebesar 3.473 kg. Selanjutnya kelapa dipisahkan dari tempurung sehingga hanya tinggal daging buahnya saja melalui proses pencungkilan. Daging
buah kelapa yang telah dicungkil dari tempurung beratnya menjadi 2.952 kg per hektar.
Universitas Sumatera Utara
Daging buah kelapa ini masih terdapat kulit ataupun testa dibagian luarnya yang berwarna cokelat. Kulit ataupun testa ini harus dikupas melalui proses
pengoncekan. Rata-rata jumlah kulit dari daging buah kelapa sebesar 10 persen sehingga berat kulit terpisah sebesar 295 kg per hektar.
Dalam proses pemisahan kulit terdapat daging buah kelapa yang berukuran kecil yang termasuk dalam sortiran. Rata-rata jumlah sortiran pada proses pemisahan
kulit sebesar 5 persen sehingga diperoleh jumlah sortiran sebanyak 148 kg per hektar. Adapun kopra putih yang diperoleh dari proses pengolahan ini adalah
sebanyak 2.510 kg per hektar. Penerimaan usahatani kopra merupakan hasil perkalian dari total produksi kopra
putih, kulit, dan juga sortiran dengan harga masing-masing output produksi. Harga masing-masing output produksi diantaranya, untuk kopra putih Rp
4.200kg, kulit Rp 700kg, dan sortiran Rp 1.200kg. Total Biaya produksi dalam usahatani kopra merupakan penjumlahan seluruh
biaya-biaya usahatani kopra mulai dari pemeliharaan kebun hingga pengemasan kopra. Biaya-biaya tersebut berupa biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap
yaitu biaya penyusutan alat pertanian dan juga biaya pajak lahan. Biaya penyusutan yang dikeluarkan dalam usahatani kopra sebesar Rp 22.344 per hektar
per tahun, sedangkan pajak lahan sebesar Rp 24.500. Biaya variabel pada usahatani kopra berupa biaya tenaga kerja pemeliharaan,
panen, pengoncekan, pencucuian, dan juga biaya karung kemasan. Biaya pemeliharaan pada usahatani kopra samahalnya seperti biaya pemeliharaan pada
usahatani kelapa yaitu sebesar Rp 236.003 per hektar per tahun. Biaya panen pada
Universitas Sumatera Utara
usaha tani kopra merupakan biaya tenaga kerja borongan sebesar Rp 100kg. Dalam satu hektar per tahun biaya panen yang dikeluarkan sebesar Rp 867.891.
Biaya pembelahan sebesar Rp 200buah sehingga dalam satu hektar per tahunnya biaya pembelahan sebesar Rp 463.125. Biaya pencungkilan dibayar berdasarkan
jumlah daging buah yang telah dicungkil, upahnya sebesar Rp 200kg. Biaya pencungkilan daging buah per hektar per tahunnya sebesar Rp 590.484. Biaya
pemisahan kulit juga merupakan biaya tenaga kerja borongan yang diupah sebesar Rp 200kg. Biaya yang dikeluarkan Rp 5.720.571 per hektar per tahun. Biaya
pencucian sebesar Rp 70kg sehingga rata-rata biaya pencucian sebesar Rp 175.669 per hektar per tahun. sedangkan biaya karung Rp 2.000 per satuan
sehingga rata-rata biaya karung sebesar Rp 100.383 per hektar per tahun. Pendapatan usahatani kopra dalam penelitian ini dihitung per satuan luas tanaman
hektar per tahun, untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel di bawah ini:
Tabel 10. Pendapatan Rata-Rata Usahatani Kopra Komponen
Nilai Rp
Biaya Tenaga Kerja Rp Biaya Karung Rp
8.053.742 100.383
Biaya Penyusutan Rp 22.344
Biaya PBB Rp 24.500
Total Biaya Rp 8.200.969
Penerimaan Rp 10.923.983
Pendapatan Rp 2.723.014
Sumber : Data diolah dari Lampiran 17 dan 22 Dari Tabel 10 dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja merupakan komponen
biaya produksi yang paling tinggi. Sedangkan biaya yang terendah adalah biaya penyusutan karena umur ekonomis alat pertanian yang sangat lama dan tidak
mudah rusak mencapai 10 tahun.
Universitas Sumatera Utara
5.5. Perbandingan Pendapatan Usahatani Kelapa dan Usahatani Kopra