Kelayakan Usahatani Kopra HASIL DAN PEMBAHASAN

pertaniannya, hal ini untuk mendapatkan kualitas hasil yang lebih baik, harga yang lebih tinggi dan pasti mendatangkan total penerimaan keuntungan yang lebih besar.

5.6. Kelayakan Usahatani Kopra

Kelayakan usahatani merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan atau kepantasan suatu usahatani dengan melihat beberapa parameter atau kriteria kelayakan tertentu. Dengan demikian suatu usaha dikatakan layak jika keuntungan yang diperoleh dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan. RC rasio adalah besaran nilai yang menunjukkan perbandingan antara penerimaan usahatani dengan total biaya.secara garis besar dapat diketahui bahwa suatu usahatani akan mendapatkan keuntungan apabila penerimaan lebih besar dibandingkan dengan biaya usahataninya. Penerimaan merupakan perkalian antara jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga produksi. Dengan demikian maka dapat diperoleh pendapatan atau penghasilan bersih dari petani kopra di derah penelitian, dapat disajikan pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 13. Rata-Rata Pendapatan dan RC Rasio Usahatani Kopra Per Tahun di Kecamatan Silau Laut, 2013 No. Uraian Rata-Rata Rp3,49 ha Produktivitas Rp1 ha 1 Penerimaan : 1. Kopra Putih a. Harga Kopra Putih Rp b. Produksi kg 2. Kulit a. Harga KulitTesta Rp b.Produksi kg 3. Sortiran a. Harga Sortiran Rp b.Produksi kg Total Penerimaan 4.200 8.761 700 1.031 1.200 515 38.134.632 4.200 2.510 700 295 1.200 148 10.923.983 2 Biaya Tetap : 1. Penyusutan Alat Rp 2. Pajak Lahan Rp Total Biaya Tetap 78.000 85.527 163.527 22.344 24.500 46.844 3 Biaya Variabel : 1. Tenaga Kerja Rp 2. Karung Rp Total Biaya Variabel 28.107.560 350.426 28.457.896 8.053.742 100.383 8.154.125 4 Pendapatan Bersih 9.503.318 2.723.014 RC rasio 1,33 1,33 Sumber : Data diolah dari Lampiran 17, 21, dan 22 Dari hasil perhitungan analisis kelayakan usahatani kopra di daerah penelitian diperoleh nilai RC rasio adalah sebesar 1,33, nilai ini diperoleh dari total penerimaan sebesar Rp 10.923.983ha dibagi dengan besaran total biaya sebesar Rp 8.200.969ha. Nilai RC rasio sebesar 1,33 dapat diartikan bahwa untuk setiap biaya yang dikeluarkan pada awal kegiatan usahatani sebesar Rp 1.000 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1.330 pada akhir kegiatan usahatani. Dari hasil RC rasio ini dapat dikatakan bahwa usahatani kopra di kecamatan Silau Laut yang merupakan daerah penelitian memperoleh keuntungan dalam melaksanakan kegiatan usahatani kopra dan layak untuk diusahakan karena memenuhi kriteria lebih besar dari satu. Dalam menghitung nilai RC rasio dapat Universitas Sumatera Utara dikatakan bahwa semakin besar nilai RC rasio, maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh. Sedangkan sebaliknya, jika nilai RC rasio lebih kecil dari satu maka kegiatan usahatani mengalami kerugian sehingga tidak layak untuk diusahakan, dan jika nilainya sama dengan satu maka akan mengalami nilai impas sehingga usahatani mengalami Break Event Point. Dari hasil analisis kelayakan usahatani diatas maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa usahatani kopra di Kecamatan Silau Laut layak diusahakan dapat diterima. Hal ini sesuai dengan landasan teori yang menyatakan bahwa Pendapatan usaha tani kopra dapat dijadikan ukuran kelayakan usaha tani. Usaha tani kopra dikatakan layak karena dapat menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kembali modal usaha tani kopra pada musim berikutnya, menghasilkan pendapatan untuk membayar seluruh biaya usaha tani, serta membayar upah tenaga kerja yang layak. 5.7. Strategi Pengembangan Usahatani Kopra 5.7.1. Analisis Faktor Internal