memiliki falsafah hidup yakni “Yathum Ure, Yawerum Kellir” yang berarti bahwa etnis India Tamil harus saling menjaga budaya dan tingkah laku mereka dengan
membina hubungan baik dan saling tolong menolong dengan masyarakat dimanapun mereka tinggal sehingga tidak menimbulkan perselisihan yang dapat
mengurangi perasaan aman. Kebanyakan etnis India Tamil bekerja di bidang perdagangan dan beberapa
dari mereka juga bekerja menjadi kontraktor dan pegawai pemerintah walaupun dengan jumlah yang masih sedikit Lubis, 2005. Beberapa isu diskriminasi
muncul terhadap etnis India Tamil dimana mereka terkesan “dianaktirikan” oleh pemerintah daerah kota Medan yaitu sulitnya mencari akses lapangan kerja,
pembuatan KTP, hingga masuk ke Perguruan Tinggi Negeri.
b. Kebudayaan etnis India Tamil
Etnis India Tamil merupakan kelompok etnis bangsa Dravida yang memiliki kebudayaan dari India Selatan Nuriah, 1990. Kebanyakan etnis India
Tamil memeluk agama Hindu, tetapi ada juga yang memeluk agama Islam, Kristen, Khatolik, dan Budha Lausanne, 1989. Etnis India Tamil dapat dengan
mudah dikenali dari ciri-ciri fisiknya seperti memiliki kulit yang berwarna hitam atau gelap, dengan jambang atau bulu dada, di samping memiliki gigi yang putih
bersih dan juga hidung mancung, berkumis lebat merupakan ciri khas dari etnis India Tamil. Biasanya bagi perempuan Tamil ada ciri-ciri lain yaitu adanya tanda
bulat yang diletakkan di dahi dengan warna seperti kuning, merah, hitam, biru, dan lain-lain yang disebut dengan potte Nuriah, 1990.
Universitas Sumatera Utara
Budaya India Tamil mengenal adanya 4 masa penting kehidupan yakni brachmacharya yang dimulai sejak individu lahir sampai usia 25 tahun, grhastha
dari usia 26 tahun sampai dengan 50 tahun, sannaya yang dimulai dari usia 51 tahun sampai dengan 75 tahun, dan fase terakhir yakni vanaprastha yang dimulai
dari usia 75 tahun keatas. Menurut fase ini, orang yang berada di bawah usia 25 tahun harus mencari pengetahuan untuk memperoleh kebenaran dan mampu
mencapai atman yakni pengaturan diri yang baik Loon Laal, 2005. Dalam kehidupannya sehari-hari, etnis India Tamil telah mengikuti
kebiasaan lokal Indonesia pada umumnya, makan-makanan Melayu, Batak, Jawa, dan juga Tamil, serta menggunakan pakaian Indonesia sehingga mereka jarang
memiliki konflik dengan etnis non India Tamil lainnya. Walaupun demikian, etnis India Tamil masih mempertahankan budaya dan adat istiadat mereka Mani,
1993. Etnis India Tamil memiliki berbagai macam kebudayaan dan adat istiadat
yang sampai sekarang masih dijalankan oleh etnis India Tamil di kota Medan maupun di kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti perayaan Adhi Tiruvilla
upacara tolak bala dan Navaratri penghormatan kepada tiga dewi yaitu Dewi Durga, Dewi Laksmi, dan Dewi Saraswathi Pina, 2010. Selain itu, etnis India
Tamil juga dikenal dengan kesustertaan, yang dibagi ke dalam 3 kelas yakni aksara, musik, dan drama. Bahkan musik dan tarian menjadi suatu tradisi yang
dilakukan dalam kegiatan ibadah Pang EK Sng, 1991. Pada kebudayaan India, sifat yang paling kuat ialah susunan kasta. Sistem
kasta ini telah ada sejak berabad –abad yang lalu, yang disebut Yati, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
sistemnya disebut Varna. Satu-satunya jalan untuk menjadi anggota yaitu melalui kelahiran atau keturunan. Kasta pada masyarakat India tersusun dari atas ke
bawah, yaitu sebagai berikut : a. Brahmana, yaitu kasta para pendeta agama Hindu, yang merupakan lapisan
tertinggi pada masyarakat. Pendidikan bertujuan untuk menguasai kitab suci sebagai sumber kebenaran dan pengetahuan yang universal.
b. Ksatria , yaitu kasta para bangsawan dan tentara. Pendidikan bertujuan untuk memiliki pengetahuan teoritis yang berkaitan denga pengaturan
pemerintahan. c. Waisya, yaitu kasta para pedagang. Kasta ini dianggap sebagai kelompok
lapisan menengah pada masyarakat. d. Sudra , yaitu kasta yang dimiliki oleh orang kebanyakan atau rakyat jelata.
Pendidikan bertujuan agar individu
memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup, sesuai dengan pekerjaan yang secara turun
temurun misalnya keterampilan bercocok tanam, pelayaran, perdagangan, seni pahat dan sebagainya.
Individu yang berada pada lapisan bawah jarang memiliki cita –cita yang tinggi karena masyarakat akan melecehkannya atau terkadang keberhasilan yang
ditempuh seseorang tidak diakui. Dengan demikian, kedudukan yang dimiliki setiap individu sebagai anggota masyarakat relatif bersifat permanen. Begitu pula
hubungan yang dilakukan dengan sesama anggota masyarakat yang berlainan lapisan harus dibatasi sesuai dengan kedudukan sosial yang dimiliki. Sistem
Universitas Sumatera Utara
lapisan sosial tertutup ini sering disebut sebagai sistem yang kaku atau ekstrim. Sebagai akibatnya, kemampuan pribadi tidak diperhitungkan dalam menentukan
tinggi rendah kedudukan seseorang dalam masyarakat Waluya, 2007. Etnis India Tamil mempercayai ajaran Karmaphala atau hukum karma
untuk mempertebal keyakinan agar tidak melakukan tingkah laku yang menyimpang. Ajaran ini mengajarkan tentang hubungan antara perbuatan atau
tingkah laku manusia itu sendiri. Apabila berbuat jahat atau berfikiran jahat maka akibat buruk yang didapat dan sebaliknya apabila berbuat baik makan kebaikan
yang akan didapat. Selain itu, Etnis India Tamil juga percaya bahwa keharmonisan diri dengan alam dan lingkungan sekitar merupakan bagian dari
keagamaan yang harus dilaksanakan karena manusia tidak dapat hidup sendiri dan tidak dapat hidup tanpa alam sekitar, jadi harus adanya hubungan yang harmonis
antara manusia dengan alam dan manusia dengan sesamanya Nuriah, 1990. Etnis India Tamil memiliki falsafah tersendiri dalam hal pendidikan yang
berbunyi “kovil la lathe idettie kudi irukke vendham”, artinya jangan tinggal ditempat yang tidak ada madrasahnya. Kesadaran akan pendidikan menjadi ciri
dan kecenderungan umum bagi etnis India Tamil. Pendidikan merupakan jembatan yang bisa mengatasi kemiskinan karena lewat pendidikan individu
berpeluang melakukan mobilitas Buana, 2007. Etnis India mementingkan hal yang bersifat universal, mengecilkan arti
individualitas, menganggap kepribadian manusia dari segi subjektif, tuntuk kepada hal universal, serta suka pada pemikiran introspektif dan metafisik Habib,
2004. Etnis India cukup santai terhadap waktu dan ketepatan waktu, menjunjung
Universitas Sumatera Utara
tinggi intuisi, sikap subjektif, sifat samar, sikap lepas dan mengupayakan penindasan keinginan Bahm, 2003.
C. Profil SMK SWASTA RAKSANA 2