a. Topografi Tanah
Kondisi topografi tanah sangat berpengaruh terhadap pengaturan pengeluaran maupun sirkulasi air di penggaraman. Topografi tanah yang ideal
adalah yang permukaannya landai dengan tingkat kemiringan yang kecil. Ketinggian tanah maksimal 3 meter diatas permukaan air laut dengan luas
minimal 1 Ha. b.
Sifat fisis Tanah Tanah harus kedap air sehingga air yang ditampung tidak bocor kedalam
tanah. Tanah liat memiliki tingkat permeabilitas yang kecil tetapi pada kondisi tingkat kelembapan yang rendah akan mudah retakpecah sehingga tingkat
kebocorannya tinggi. c.
Kehidupan Lahanareal yang digunakan sebagai penggaraman sebaiknya tak terdapat
kehidupan. Terdapatnya binatang yang hidup ditanah akan merusak penggaraman, sedangkan tumbuh-tumbuhan akan menghalangi sinar matahari. Dengan demikian
kedua hal tersebut sangat mempengaruhi produktifitas areal Burhanuddin, 2001.
2.3 Kegunaan dan Jenis Garam
Pengelompokkan tersebut khususnya di Indonesia dengan spesifikasi sebagai berikut :
A. Garam konsumsi
Garam dengan kadar NaCl = 97 atas dasar persen berat kering dry basis, kandungan impuritis Sulfat, Magnesium dan Kalsium = 2, dan kotoran
lainnya lumpur, pasir = 1 serta kadar air maksimal = 7. Kelompok
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan Garam konsumsi antara lain untuk konsumsi rumah tangga, industri makanan, industri minyak goreng, industri pengasinan dan pengawetan ikan.
B. Garam Industri Garam dengan kadar NaCl = 97,5 dengan kandungan impuritis Sulfat,
Magnesium dan Kalsium serta kotoran lainnya yang sangat kecil. Kelompok kebutuhan Garam industri antara lain untuk :
a Industri perminyakan, tekstil dan penyamakan kulit.
NaCl 97,5
Sulfat maksimal
0,5 kalsium
maksimal 0,2
Magnesium maksimal
0,3 Kadar air
maksimal 3 – 5
b CAP Chlor Alkali Plant Industri garam yang digunakan untuk proses
kimia dasar pembuatan soda dan chlor. NaCL
98,5 dry basis Sulfat
maksimal 0,2
kalsium maksimal
0,1 Magnesium
maksimal 0,06
c Garam dibidang farmasi NaCL
99,5 dry basis Impur itis
mendekati Burhanuddin, 2001.
2.4 Kegunaan Timbal
Universitas Sumatera Utara
Timbal merupakan salah satu logam yang populer dan banyak dikenal oleh orang awam. Hal ini dikarenakan timbal banyak digunakan dipabrik-pabrik baik
dalam bentuk murni maupun dalam bentuk campurannya dengan logam lain Darmono, 1995.
2.4.1 Toksisitas Timbal
Keracunan yang ditimbulkan oleh persenyawaan Pb dapat terjadi karena masuknya persenyawaan tersebut ke dalam tubuh. Proses masuknya Pb ke dalam
tubuh dapat melalui beberapa jalur, yaitu melalui makanan dan minuman, udara dan perembesan atau penetrasi melalui selaput atau lapisan kulit Palar, 2004.
Meskipun jumlah Pb yang diserap oleh tubuh hanya sedikit, logam ini ternyata menjadi sangat berbahaya. Hal ini disebabkan karena Timbal Pb adalah
logam toksik yang bersifat kumulatif dan bentuk senyawanya dapat memberikan efek racun terhadap fungsi organ yang terdapat dalam tubuh Suharto, 2005.
Gejala yang khas dari keracunan Pb antara lain Darmono, 1995 : 1.
Anemia: Pb dapat menghambat pembentukan hemoglobin Hb sehingga menyebabkan anemia. Selain itu, lebih dari 95 Pb yang terbawa dalam
aliran darah dapat berikatan dengan eritrosit yang menyebabkan mudah pecahnya eritrosit tersebut.
2. Aminociduria: terjadinya kelebihan asam amino dalam urin disebabkan
ikut sertanya senyawa Pb yang terlarut dalam darah lalu menuju ke sistem urinaria ginjal yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada saluran
ginjal. 3.
Gastroenteritis: keadaan ini disebabkan reaksi rangsangan garam Pb pada mukosa saluran pencernaan, sehingga menyebabkan pembengkakan, gerak
Universitas Sumatera Utara
kontraksi saluran lumen dan usus terhenti, peristaltik menurun sehingga terjadi konstipasi.
2.5 Kegunaan Tembaga